NovelToon NovelToon
Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Sistem
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

Kehidupan Jansen, seorang pemuda biasa, berubah secara drastis ketika ia secara tak terduga mendapatkan sesuatu yang misterius bernama "System". Sistem ini memberinya kekuatan untuk mengubah takdir hidupnya dan membawanya ke jalan kesuksesan dan kebahagiaan.

Dengan bantuan sistem ini, Jansen berusaha untuk meraih impian dan cinta sejatinya, sambil menghadapi berbagai rintangan yang menguji keteguhan hatinya.

Akankah Jansen mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai kehidupan yang ia inginkan, ataukah ia akan terjebak dalam keputusasaan karena kekuatan baru yang ia miliki?

Jansen mendapatkan beberapa kemampuan dari sistem tersebut, seperti kemampuan bertarung, peningkatan kecepatan dan kekuatan, serta kemampuan untuk mempelajari teknik baru lebih cepat. Sistem tersebut juga memberikan Hansen akses ke pengetahuan yang luas tentang dunia, sejarah, dan berbagai aspek kehidupan, yang membantu Jansen dalam menghadapi berbagai tantangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 11

"Aku tidak janji bisa datang," jawab Lorenza dengan ragu.

"Aku tahu kamu selama ini kesepian karena tidak memiliki teman bicara. Aku bisa menjadi teman, sahabat, bahkan saudarimu. Jadi, mari berteman dan kamu harus datang!" ucap Sanda dengan semangat, membuat hati

Lorenza terenyuh.

"Baiklah!" Lorenza akhirnya tergugah melihat kegigihan Sanda dan mengangguk mengiyakan.

"Sampai jumpa nanti sore, Renza!" Sanda melambaikan tangan dengan ceria, beranjak menghampiri beberapa wanita yang ia lihat, tersenyum sumringah sambil membagikan kartu undangan serupa yang dipegang oleh Lorenza.

Setelah menyaksikan Lorenza masuk ke dalam kampus, Sanda segera menghubungi seseorang. "Dia sudah berjanji akan datang!" lapor Sanda.

"Kerja bagus, Sanda. Periksa akun bank kamu nanti," kata seorang pria yang tak lain adalah Dony, nafsu tak tertahankan membakar dalam dirinya.

Dony menginginkan Lorenza sejak lama, telah mencoba segala cara, namun selalu gagal. Kini, dia merencanakan untuk menjebak Lorenza dengan undangan tersebut, lalu mewujudkan hasrat terpendamnya yang keji itu.

Ketika Dony tengah terbaring di kasur empuk, berfantasi berbagai adegan indah yang akan dilakoni bersama Lorenza, sebuah panggilan telepon menghentikan lamunannya. Wajahnya seketika mengeras saat melihat ID pemanggil. Dengan suara yang berat, ia mengangkat telepon, "Jika bukan hal penting, aku akan menghukummu!"

Andika merasa tersudut, namun ia tetap menyampaikan apa yang menjadi maksudnya. "Pagi ini aku melihat Jansen turun dari mobil Lorenza. Dia ternyata masih hidup."

"Masa sih? Itu Jansen bukan manusia super yang bisa ditabrak kereta lalu tetap hidup dan bisa beraktivitas seperti biasa. Apa kamu mabuk semalam sampai mulai berhalusinasi?" Dony mengejek dengan nada tak percaya. Andika pernah melaporkan hal serupa sehari sebelumnya, dan kini mengulang kembali cerita tentang Jansen yang masih hidup. Apa mungkin Andika melihat hantu? Gumam Dony dalam hati.

Dony segera memutuskan sambungan. Namun, sebelum meletakkan telepon di nakas, ia melihat pesan dari Andika dan membukanya. Sebuah video pendek pun diputar; memperlihatkan Jansen yang turun dari mobil

Lorenza, membuat Dony tercengang dan ragu. Benarkah Jansen masih hidup, atau ada hal yang tak diketahuinya?

"Kamu harus ke kampus untuk memastikannya sendiri," pesan Andika menggema di pikiran Dony.

Dengan tekad bulat, ia segera mengambil pakaian dan berganti. Beberapa saat kemudian, ia berlari menuju parkiran mobil bawah tanah dan tak lama, sebuah Mercedes-Benz melaju keluar dengan kecepatan tinggi.

Sementara itu, Jansen kini memasuki kelas, wajahnya tegang dan penuh keyakinan. Tidak ada yang tahu kejadian malam itu selain komplotan Dony, jadi ketika melihat Jansen masuk, mereka tidak melirik, tidak bertanya, dan tak terkejut sama sekali. Karena memang, dalam mata mereka, Jansen tidak lebih dari seonggok kebodohan.

Namun, saat Jansen hendak lewat, seseorang dengan tiba-tiba mengulurkan kaki. Biasanya, Jansen akan menghindari dan tidak mempermasalahkan tindakan itu. Tapi hari ini, dia tidak ingin menjadi pecundang lagi. Masa depan harus ia gapai, dan hidupnya

Harus berubah mulai sekarang. Dimulai dari sikap.

Dengan nada tegas dan berani, Jansen berkata, "Singkirkan kakimu!"

Sontak, orang-orang di kelas terkejut dan terdiam. Suara Jansen yang keras bagaikan guntur di pagi buta itu menggetarkan dinding kelas dan membuat kepala mereka bergemuruh. Siapa sangka Jansen, si lelaki pengecut, bisa bersikap tegas seperti ini.

"Apakah ada yang salah dengan otaknya pagi ini?"

Jansen berdiri tegak, tatapannya tajam memandang lelaki yang menjulurkan kaki itu. Sedangkan Lino, menatap balik dengan raut berang. Biasanya, Jansen dengan patuh akan membersihkan sepatu Lino yang kotor dengan bajunya sendiri. Namun, kali ini sesuatu berbeda. Sebelum itu terjadi, Jansen memberanikan diri untuk membentak balik.

"Rutinitas pagi yang biasa kamu lakukan belum dilakukan, aku menunggu pelayananmu!" ujar Lino.

"Jangan biarkan aku bertindak kasar,

Singkirkan kaki itu segera!" potong Jansen, keras. Di sekitarnya, tawa pecah, derai tawa mengejek mewarnai suasana. Tapi, Jansen tak bergeming. Ia berdiri seperti patung yang teguh dan takkan goyah oleh cemoohan.

"Aku ingin melihat apa yang bisa kamu lakukan pada kaki ini!" provokasi Lino.

Jansen tak butuh kata-kata lagi, hanya aksi. Dalam sekejap, ia mengangkat kaki dan menendang dengan kecepatan kilat. Lino terpental, tubuhnya berputar dan menghantam sejumlah kursi, terjungkal tak berkutik. Diam membisu, kesombongan terkubur seketika.

Jansen kemudian duduk di kursi sambil menghela nafas panjang dan mengeluarkan angin dari mulutnya, meniup debu yang ada di sekitarnya. Wajahnya tampak tegar dan percaya diri, sangat berbeda dari sosok kutu buku yang selama ini dikenal oleh teman-temannya. Sementara itu, orang-orang di sekitar mereka terbelalak, ternganga melihat apa yang baru saja dilakukan Jansen pada Lino. Mereka terkejut bukan main, karena ini merupakan pertama kalinya si kutu buku berkelakuan seperti itu.

Di luar kelas, Andika memperhatikan adegan itu bersama Dendi. Mata mereka melebar, tidak menyangka bahwa sosok pendiam seperti Jansen ternyata bisa berubah drastis. Andika kemudian berkata kepada Rendi, "Apakah kamu melihatnya? Dia bahkan sekarang berani menghadapi orang lain. Apalagi tendangannya itu sangat luar biasa, seolah-olah dia memiliki kekuatan super."

Rendi mengangguk-anggukkan kepala, masih terkejut dengan perubahan yang ada pada Jansen. "Aku tidak menyangka, apakah dia mendapatkan kekuatan super setelah kejadian kemarin? Atau mungkin dia selama ini hanya berpura-pura menjadi kutu buku dan sebenarnya memiliki kekuatan luar biasa?" gumam Rendi, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sementara itu, Jansen masih duduk di kursinya, merasakan kepuasan yang dalam karena berhasil mengejutkan teman-temannya. Wajahnya yang biasanya pucat dan lesu, kini bersemu merah, menunjukkan keberanian yang baru saja ditunjukkannya. Tak ada yang bisa meramalkan apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi satu hal yang pasti: hidup Jansen tak akan pernah sama seperti sebelumnya.

Tak lama kemudian, seorang dosen berjalan mendekati Andika dan Rendy yang sedang asyik berbincang di koridor. Dosen itu tampak angkuh dan serius, namun ada semacam keanehan pada pandangan matanya.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Dosen tersebut, suaranya tegas dan menuntut.

"Hehe, ternyata ada Pak Ardi. Maafkan kami!" jawab Rendi sambil tersenyum dan mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.

"Pak? Panggil aku Ibu Rini," ujar Pak Ardi sambil tersenyum simpul, mengejutkan Andika dan Rendy. Ia memang orang yang aneh, seolah memiliki kepribadian ganda yang bisa berubah kapan saja.

"Baik-baik, Bu Rini!" sahut Rendi dengan nada patuh, lalu menarik tangan Andika untuk menghindari pertanyaan lebih lanjut dari dosen tersebut.

Pak Ardi, atau Bu Rini, lalu masuk ke dalam kelas dengan langkah pasti. Ia adalah seorang lelaki yang tampak feminim, dengan rambut gondrong dan kumis tebal yang semrawut. Ia menatap semua orang di kelas satu per satu, mencari mangsa yang akan ia interogasi dan menguji dalam diskusi kelompok yang akan dimulai.

1
Pakde
lanjut thor
Pakde
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!