NovelToon NovelToon
SUAMIKU DI RANJANG SAHABATKU

SUAMIKU DI RANJANG SAHABATKU

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:102.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rizki Gustiasari

Aku mengenalnya sejak kuliah. Kami bertiga—aku, dia, dan sahabatku—selalu bersama.
Aku pikir, setelah menikah dengannya, segalanya akan indah.
Tapi yang tak pernah kuduga, luka terdalamku justru datang dari dua orang yang paling kucintai: suamiku... dan sahabatku sendiri.

Ketika rahasia perselingkuhan itu terbongkar, aku dihadapkan pada kenyataan yang lebih menyakitkan—bahwa aku sedang mengandung anaknya.

Antara bertahan demi anak, atau pergi membawa kehormatan yang tersisa.

Ini bukan kisah cinta. Ini kisah tentang dikhianati, bangkit, dan mencintai diri sendiri...

"Suamiku di Ranjang Sahabatku" — Luka yang datang dari rumah sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizki Gustiasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyiapkan esok yang menentukan..

Langit mulai menghitam ketika Aldi memarkir mobilnya di depan kontrakan Nayla. Lampu rumah belum menyala, hanya bayang remang dari tirai yang sedikit terbuka. Ia menghela napas, lalu mengetuk pelan pintu rumah itu. Suara langkah kaki terdengar dari dalam, diikuti suara kunci diputar.

Nayla membukakan pintu dengan wajah pucat dan mata sayu. Rambutnya dikuncir seadanya, dan ia mengenakan kaus polos serta celana panjang hitam. Aldi menatapnya sekilas, menilai semuanya dalam diam.

“Aku bawa beberapa berkas untuk sidang besok,” katanya, masuk tanpa diminta, meletakkan map di meja kayu kecil ruang tamu.

Nayla mengangguk, menutup pintu, lalu duduk di sofa tanpa berkata apa-apa.

Hening.

Aldi meliriknya, lalu membuka map. “Kita harus menyepakati beberapa hal buat sidang kedua besok. Hak asuh—”

“Anakku masih dikandungan, Aldi,” potong Nayla lelah. “Yang harus kuhadapi hanya luka.”

Aldi terdiam. Ia menutup map pelan dan menatap Nayla. “Kau nggak bisa masuk pengadilan dengan wajah seperti ini. Nanti hakim kasihan sama Raka.”

Nayla meliriknya tajam. “Maksudmu?”

“Maksudku,” Aldi berdiri, berjalan ke dapur, membuka kulkas dan kembali membawa dua botol air mineral. “Kau butuh sedikit tenaga. Dan… sedikit tawa.”

“Aldi, aku tidak sedang ingin bercanda,” katanya ketus.

Aldi mengangkat alis. “Justru itu. Orang yang sedang tidak ingin bercanda biasanya adalah orang yang paling butuh ditertawakan.”

Nayla memelototinya. “Kau mulai aneh.”

“Memang,” Aldi tersenyum kecil. “Tapi coba pikirkan ini. Bukankah hidupmu sudah cukup tragis? Kalau kamu terus tenggelam dalam ekspresi seperti di sinetron jam tujuh malam, nanti orang-orang berpikir kamu ikut casting.”

Nayla tak bisa menahan senyum miring. “Kau mencoba membuatku tertawa?”

“Sebagai pengacaramu, itu bagian dari strategi. Klien bahagia, performa di pengadilan lebih tajam. Penelitian membuktikan bahwa satu senyum bisa meningkatkan keberanian menghadapi eks.” Ia mengangkat botol airnya. “Cheers, Bu Nayla.”

Nayla tertawa kecil, menggeleng tak percaya. “Kamu gila.”

“Dan kamu perlu teman yang sedikit gila,” sahut Aldi sambil duduk kembali. Lalu, ia menarik map dan mulai membuka lembaran demi lembaran. “Sekarang serius. Kita perlu bahas konsep jawabanmu untuk pertanyaan hakim besok.”

Nada bicara Aldi berubah. Lebih tegas. Lebih fokus.

“Aku ingin sidang ini cepat selesai,” kata Nayla datar.

“Sidang kedua ini krusial. Kalau kamu goyah sedikit, hakim bisa mempertimbangkan mediasi lebih lanjut. Itu artinya Raka bisa masuk lagi ke celah keraguanmu.”

Nayla menggertakkan rahang. “Aku tidak goyah, Aldi.”

Aldi menatapnya dalam-dalam. “Yakin?”

“Yakin,” ucap Nayla pelan. “Tapi bukan berarti mudah.”

Aldi mencatat sesuatu di notepad-nya. “Besok kamu akan ditanya soal alasan tetap ingin bercerai meski pihak suami keberatan. Aku sarankan jawab dengan tenang, tidak menyerang, tapi tegas.”

“Aku bisa bilang kalau aku sudah kehilangan kepercayaan, dan itu adalah fondasi utama dalam sebuah pernikahan, kan?” tanya Nayla.

“Bagus,” Aldi mengangguk. “Kamu bisa tambahkan bahwa kamu sudah memberikan kesempatan berkali-kali, tapi tidak pernah dimanfaatkan.”

“Lalu?” Nayla menatapnya. “Bagaimana kalau Raka bermain drama seperti sebelumnya?”

Aldi menghela napas. “Aku akan pastikan itu tidak mengganggu jalannya sidang. Tapi Nayla… satu hal yang perlu kamu ingat.”

“Apa?”

“Di depan hakim, kamu bukan hanya perempuan yang terluka. Kamu adalah perempuan yang memilih untuk pulih. Berdiri di sana, bukan karena ingin kabur, tapi karena ingin melindungi dirimu sendiri. Jadi tunjukkan itu.”

Nayla terdiam. Air matanya nyaris jatuh, tapi ia tahan.

Aldi lalu menatap jam tangannya. “Aku harus pulang sebentar lagi. Tapi sebelum itu…”

Ia berdiri, membuka tas kerjanya, dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berisi tisu dan permen rasa mint.

“Apa itu?” tanya Nayla heran.

“Kit bertahan sidang,” sahut Aldi. “Tisu untuk air mata yang mungkin jatuh, permen buat jaga mulut tetap segar, dan aku—” ia menunjuk dirinya sendiri, “—adalah bagian ketiganya: pendorong moral sekaligus badut cadangan kalau suasana terlalu kelam.”

Nayla menatapnya lama, lalu mendekat dan mengambil satu permen. “Terima kasih, Aldi. Serius.”

Aldi tersenyum, kali ini tanpa candaan. “Aku di sini bukan cuma sebagai pengacara. Tapi juga… ya, teman. Dan sedikit pengacara berjiwa entertainer.”

“Aku bersyukur kamu yang mewakili aku,” bisik Nayla.

Aldi hendak menjawab, tapi ia tahu kata-katanya tidak akan cukup. Maka ia hanya tersenyum, merapikan dokumen, lalu bersiap pergi.

Sebelum melangkah keluar, Aldi menoleh. “Nayla.”

“Hm?”

“Kamu kuat. Dan besok, tunjukkan itu. Jangan buat rasa sakitmu jadi alasan untuk diam. Jadikan ia kekuatan untuk menutup bab ini.”

Nayla mengangguk. Tak banyak kata lagi yang bisa ia ucapkan. Tapi di dalam dadanya, sesuatu menghangat.

Esok mungkin bukan akhir segalanya. Tapi Nayla tahu, esok akan menjadi awal dari keberaniannya untuk benar-benar memilih dirinya sendiri.

1
Neng Saripah
semoga makin sukses dengan karya2mu selanjutnya kak 🤲👍💪
Cookies
semangat thor
Anonymous
tetep semangat ya kak, 🫶 terimakasih utk karya kakak yg luar biasa.
imel
Ceritanya benar benar relate dengan kehidupan nyata
imel
Terimakasih untuk karya luar biasa.. semoga makin banyak pembaca yang menemukan ceritamu kak.
Pemimpi: Seneng banget dengernya. Terimakasih sudah ikut menikmati ceritanya 🫶
total 1 replies
imel
kalimat apa yang bagus buat Raka?
bingung mo bilang apa
Novita Sr
rakaa rakaaa ..untung cuma dinovel kalo didunia nyata habis kau dirujuk emak² seindonesia
Isma Nayla
piye to kii...
tania kok gk kenal aldi padahal di persidangan aldi sempat mengasihani tania waktu bertengkar sama raka.
ceritamu kok kayak gk nyambung to thor.
Pemimpi: Hehe iya kak. Makasih udah perhatian sama detail ceritanya. Disitu Tania cuma tau Aldi sebagai pengacara Nayla, belum lebih dr itu.
total 1 replies
kalea rizuky
tukang selingkuh egois siapa mau. mungut sampah
imel
heran banget ni laki.
Ancela
Thor semangat dong up nya sekarang mulai lambat ya 🫶🙏
Pemimpi: huhu maaf kalau agak melambat ya kak. Aku lagi lemot kayak sinyal kadang. Tapi tenang, update tetep jalan terus kok. Makasih udah di semangatin ya kk
total 1 replies
imel
ngintil mulu
murni l.toruan
Karma tidak semanis kurma...enak mana bersama Nayla atau Tania... hidup penuh dengan pilihan, Raka kamu salah pilih
murni l.toruan
Lebih baik bercerai dari pada saling menyakiti, karma dibayar tunai
murni l.toruan
Aku berharap Tania menjadi menantu yang tidak dikehendaki
murni l.toruan
Wong edan nih Raka, pengen di ketok palu kepalanya
murni l.toruan
Sakitnya tidak terasa, tapi mental Nayla jatuh kejurang yang paling dalam. Lepaskan Nayla kalau kamu masih mencintainya, jangan menyesal jika Tania tidak waras
murni l.toruan
Para readers diobrak-abrik sama kakak Author
murni l.toruan
Aku berharap karma segera datang padamu pelakor jahat
Novita Sr
Nayla masih jaga hati si Raka 🤣 kasian Aldi jadii nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!