Tak pernah terbayangkan oleh Nabila saat ini, saat ini ia tengah bersanding dengan seorang laki laki yang mengisi hidupnya selama beberapa tahun
Rian Rivaldo, laki laki yang kini yang akan menjadi suami Nabila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Caramel_Machiato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Hari ini Nabila sengaja mengambil cuti untuk pergi kerumah sakit, hari ini juga ia akan menepati janjinya dengan Bara.
Nabila menoleh kearah rumah Rian, namun tak ada mobil Rian terparkir disana.
Semalam Nabila mendengar suara mobil yang pergi, kemungkinan itu adalah mobil Rian yang pergi dengan perempuan yang ia lihat semalam.
Nabila pergi dengan menggunakan ojek online, ia pergi kerumah sakit yang Bara sudah infokan.
Begitu sampai dirumah sakit Nabila langsung mengirimi pesan, ia pun menunggu sampai Bara datang.
" Nabil " panggil Bara
Nabila menoleh dan melihat Bara yang melambaikan tangan.
" Ayo, mumpung lagi santai " kata Bara dan Nabila mengangguk
Bara mengajak Nabila keruangan dokter yang Bara maksud, sebelum masuk Bara mengetuk pintu tersebut.
" Ayo masuk " ajak Bara dan Nabila mengangguk
Nabila dan Bara masuk bersamaan, dan betapa terkejutnya Nabila melihat Rian yang duduk kursi sana.
Bukan hanya Nabila, Rian pun ikut terkejut melihat perempuan yang Bara ajak bersamanya.
" Nabil kenalin ini Rian, Ri kenalin ini Nabila saudara gue. " ucap Bara
" Mas Bara, kayaknya gue lain kali aja yah. Lo ga bilang kalau dokternya cowo " ucap Nabila mencari alasan
" udah lo gausah khawatir, dia ini temen deket gue. Ayo udah duduk " Bara menarik tangan Nabila untuk duduk di kursi
Begitu Nabila duduk, kini keduanya saling bertukar tatapan.
" Ri, gue titip dulu yah " ucap Bara yang kemudian meninggalkan Nabila
Baru kali ini Nabila melihat Rian dengan jas dokternya, ketampanan Rian naik drastis dari biasanya.
" Jadi lo saudara Bara " ucap Rian
" HM " Nabila mengangguk
" Mas Bara ga bilang kalau ternyata lo dokternya, jadi gue terima aja "
" Emangnya kalau gue kenapa ? Gue juga dokter "
" Ya emang lo juga dokter, tapi gimana ya jelasinnya "
" Apa ? Karena gue mantan lo ? "
" Ya bisa di bilang gitu "
Rian menyandarkan punggungnya ke kursinya, ia tersenyum menanggapi ucapan Nabila.
" Yaudah anggap aja kita ga saling kenal, kita ga pernah ketemu. Sekarang lo berbaring, biar gue periksa " ucap Rian
Nabila menuruti apa yang Rian katakan, ia pun berbaring diatas kasur yang ada diruangan Rian.
" Gue, maksudnya saya tensi dulu " ucap Rian dan Nabila mengangguk
Nabila melihat kelain arah saat Rian memeriksa dirinya, bayangan tadi malam saat Rian tengah berpelukan dengan seorang wanita masih jelas diingatan Nabila.
" Ada yang lagi dirasa sekarang? " tanya Rian sambil duduk didepan komputer miliknya
" Sesak " jawab Nabila
" Sesak dibagian mana ? "
Nabila menunjuk kearah dadanya
Rian berjalan menghampiri Nabila, ia menyuruh Nabila untuk duduk.
" Selain sesak apa yang dirasa ? " Rian kembali bertanya
" Sakit " jawab Nabila
" Bil, jawab gue serius. Kalau kayak gini gimana gue mau tau apa yang lo rasa " ucap Rian dan Nabila menoleh menatap Rian
" Lo nanya kan apa yang gue rasain ? Yang gue rasain itu sakit Rian sakit, rasanya dada gue tuh nyesek. "
" Bertahun tahun gue coba lupain lo Ian, bertahun tahun juga gua coba lupain penghianatan yang lo lakuin. "
" Kemarin gue bener bener salah buat jalan sama Lo, harusnya gue tau kalau emang lo udah punya pacar dan harusnya juga lo gausah ganggu gue lagi "
Rian mencoba menenangkan Nabila, saat Rian hendak memeluk Nabila dengan cepat Nabila mendorong tubuh Rian.
" Gue udah engga mau berurusan sama lo Ian, dan stop buat perduli sama gue "
Nabila turun dari ranjang tersebut, saat Nabila keluar dari ruangan Rian ia melihat Bara yang berdiri.
Tanpa mereka ketahui sejak tadi Bara mendengarkan semuanya, Bara sengaja meninggalkan keduanya dan mendengarkan dari balik pintu.
" Mas anterin pulang yah " kata Bara mengejar Nabila
" Engga usah Mas, Mas bilang tuh ke temen Mas buat ga usah ganggu Nabil lagi "
Bara tak tau pasti mengenai apa yang sudah terjadi antara keduanya, namun kini Bara harus bertanya langsung kepada sahabatnya itu.
" Jadi lo sama Nabila itu pernah pacaran? Terus lo selingkuh? " ucap Bara kepada Rian
" Gue berani sumpah Bar, gue ga selingkuh. Ga pernah gue selingkuh, gue aja udah cinta mati sama Nabila. Karena dia Bar, karena dia gue ga bisa buka hati buat siapa siapa "
" Coba deh lo jelasin ke gue, kenapa bisa Nabila bilang kalau lo selingkuh "
" Gue ngerasa Nabila salah paham sama gue, dan gue belum pernah jelasin ke dia "
" Terus lo masih sayang sama dia ? "
" Masih Bar, gue masih sayang banget sama dia. Gue cinta sama Nabila Bar "
" Nanti gue coba ngomong, gue coba bantu buat lo jelasin ke dia "
" Thanks Bar "
Rian merasa lega karena Bara masih percaya kepada dirinya dan mau membantu dirinya, kini hanya Rian hanya perlu membuat Nabila percaya.
...
Malam hari saat Rian pulang, Rian melihat lampu rumah nambila yang masih gelap.
Rian tak tau apakah sang pemilik rumah ada didalam atau tidak.
Rian mencoba mencari tau, Rian ingat jika Nabila tak pernah mengunci pintu belakang miliknya.
Diam diam Rian mencoba masuk kedalam lewat pintu belakang, Rian berjalan mengendap mencari keberadaan Nabila.
" Engga ada dirumah "
Rian tak melihat Nabila disana, sudah dipastikan Nabila belum tiba dirumah
Rian kembali kerumahnya, ia mencoba menunggu hingga malam lagi.