Di jebak oleh sahabatnya sendiri?
Setelah melewati malam panas dengan Jenderal Hang, Jie Xieye mengandung anak dari suami sahabatnya sendiri —Hang Tianyu.
***
Tak kunjung hamil, membuat Le Chieli frustasi, karena selalu mendapat tekanan dari keluarga Hang. Hingga, kemudian ia menjebak suami dan sahabatnya sendiri.
Namun, yang tidak Le Chieli ketahui, jika dia telah menghancurkan kehidupan sahabatnya.
Ini bukan hanya tentang menjadi selir terabaikan, tapi juga tentang cinta dari musuh suaminya.
Lantas, bagaimana kehidupan Jie Xieye sebagai selir tak di anggap?
Follow akun Author.
ig: bella_bungloon
fb : XCheryy Bella
TIDAK SUKA BISA DI SKIP YA KAKAK-KAKAK ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bella Bungloon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11
Angin yang berhembus lembut, perlahan mulai terasa menusuk. Rembulan yang sedari tadi menggantung telan jang, perlahan diselimuti awan hitam, seakan tahu pertengkaran akan segera pecah di bawah cahayanya
“Tabib Jie....”
Suara itu terdengar dingin dan datar, seperti belati yang siap melukai. Hang Tianyu, pria itu berdiri tegak dengan sorot mata datar menatap wanita di depannya.
Jie Xieye, wanita itu menoleh perlahan. Tatapannya tenang, tapi jemarinya mengepal erat di sisi tubuhnya.
"Ada apa, Jenderal?" Meski nada suara nya terdengar lembut, tapi di telinga Hang Tianyu, terasa seperti bilah pisau yang sengaja menggores nya.
"Mengapa kau kembali bersama Shen Zhaoling?”
Jie Xieye menatap lurus ke mata Hang Tianyu. Alisnya berkerut, merasa konyol dengan pertanyaan pria itu.
“Memangnya mengapa?” tanya Jie Xieye balik.
Hang Tianyu mendengus pelan. Apakah wanita ini bod0h atau berpura-pura tidak tahu?
"Kau hanya perlu menjawab, Tabib Jie. Bukan balik bertanya." Nada bicaranya semakin dingin.
Namun wanita itu hanya tertawa pelan. Lalu menjawab dengan tenang. “Apa yang harus di jawab, Jenderal Hang? Seharusnya Wuxi sudah memberi tahu padamu tentang apa yang terjadi,"
"... Jenderal Shen hanya kebetulan lewat dan menyelamatkanku dari pembunuh bayaran. Kemudian memberiku tumpangan untuk kembali ke kediaman. Apa ada yang salah dengan itu, Jenderal Hang?"
Wajah pria itu menggelap. Dalam satu langkah panjang, ia mendekat, lalu mencengkram lengan wanita itu. Sorot matanya tajam, bagai elang yang mengincar mangsa nya.
“Tabib Jie,” bisiknya dengan nada tertahan.
“Apa kau tidak sadar dengan apa yang kau katakan? Ini bukan hanya tentang menyelamatkan atau memberi tumpangan!"
Jie Xieye meringis, cengkraman Hang Tianyu terlalu kuat. "Sakit...." Dengan sekuat tenaga, Jie Xieye melepaskan cengkraman Hang Tianyu.
“Shen Zhaoling menyelamatkanku!" Jie Xieye mengangkat wajahnya, menatap tajam pria di depannya. "Jika dia tidak datang, mungkin aku sudah ma ti! Kau seharusnya berterima kasih, bukan mencurigai kami seperti ini!”
Hang Tianyu terdiam sejenak. Tangannya masih mengepal, dan rahangnya mengeras. Perasaannya semakin berkecamuk mendengar wanita di hadapannya terus membela rival nya.
"Bagaimana semua orang tidak mencurigai jika kalian duduk di atas kuda tanpa jarak, dengan kau—" jari telunjuk pria itu menunjuk wanita di depannya, dadanya naik turun dan urat-urat nya mulai menonjol. "Dengan kau memakai jubah nya. Apa kau pikir semua orang yang menatap tidak akan curiga?"
Suasana berubah tegang, bahkan angin tak berani berhembus kencang. Dua pasang mata itu saling memandang, cukup lama hingga pasang mata bagai elang itu, melangkah maju.
“Sepertinya kau tidak peduli dengan itu, Tabib Jie," pria itu menunduk, berbisik di telinga Jie Xieye. "Bahkan kau tampak nya nyaman duduk dengan pria itu. Tidak peduli siapa dia. Dan tidak peduli siapa kau sekarang."
Jie Xieye mencelos. Napasnya tercekat. "Apa maksud mu dengan itu Hang Tianyu?' sorot matanya bukan hanya penuh amarah tapi sakit hati akan perkataan pria itu.
Hang Tianyu tersenyum miring melihat itu. "Ada Wuxi, ada pengawal lain juga yang bisa membawamu kembali. Tapi kau memilih pulang bersama laki-laki lain yang juga merupakan rival ku,"
“... Atau?" Pria itu melangkah, mengelilingi Jie Xieye. "Ini memang wajamu, Tabib Jie?"
"Cukup!" Jie Xieye berteriak. Tangannya menunjuk tajam ke wajah Tianyu. “Apa kau pikir aku semurah itu?!”
“Apa kau pikir aku wanita tanpa harga diri?! Aku hanya tidak ingin menyiksa pengawalmu yang sudah terluka. Tapi sepertinya, kepedulianku tidak berarti apa pun bagimu...." Jemari telunjuk itu perlahan turun, di iringi suaranya yang memelan.
Hang Tianyu hanya menatap dingin, tidak peduli meski wanita di depannya mulai menangis.
“Itu saja alasan mu, Tabib Jie? Seharusnya kau tahu betul, sudah menjadi kewajiban mereka melindungi majikan nya."
Jie Xieye tertawa pahit. Tangannya terangkat menghapus jejak air matanya.
"Bukankah majikan mereka adalah Anda, Jenderal Agung Hang Tianyu!? Mereka hanya setia padamu! Meski lisan mereka bersumpah setia padaku, hati dan raga mereka untukmu!"
Tubuh wanita itu semakin bergetar. Tangisnya kembali pecah. Bukan hanya karena amarah pada pria itu, tapi juga sakit hati karena sikap dan perlakuan Hang Tianyu.
Namun, Hang Tianyu hanya mengalihkan wajah. Menahan napas sejenak, lalu dengan kasar, ia menarik tali kudanya.
“Naik.” Perintahnya dengan nada dingin.
Jie Xieye memalingkan wajah, dan menolak. “Aku tidak mau.”
Mendengus dingin, Hang Tianyu berbalik menatap selir nya yang membuang muka.
“Tabib Jie. Naik. Jangan membuatku mengulang.”
Jie Xieye hanya berdiri diam, tidak menyahut. Dan itu membuat Hang Tianyu menghela napas keras, kemudian melepas jubah luarnya.
Pria itu melangkah ke arah Jie Xieye, memakaikan jubah itu di tubuh wanita itu sendiri.
Jie Xieye melebarkan matanya. "Apa yang— AKH!" Belum sempat terkejut dengan tindakan pria itu, kembali di buat terkejut saat tiba-tiba Hang Tianyu mengangkat tubuhnya.
“Jie Xieye, jika kau tak bisa memahami siapa dirimu di mataku, setidaknya... jangan membuatku terlihat seperti pria yang tak bisa menjaga miliknya sendiri.”
...***...
Di sisi lain ibu kota...
Seorang wanita muda duduk tenang di atas kursi ukiran giok. Hanfu hijaunya menjuntai lembut di lantai, dengan lengan panjang yang disilangkan rapi di pangkuannya. Wajahnya cantik dan tanpa cela, seperti pahatan dari batu giok hijau.
Langkah kaki terdengar di luar. Tak lama, pintu bergeser perlahan. Seorang pria paruh baya, berjubah panjang berwarna gelap, masuk dengan napas berat. Sorot matanya menyala di bawah cahaya lentera.
Tanpa berkata sepatah kata pun, ia langsung duduk di kursi seberang wanita itu. Meja bundar kecil dari kayu cendana memisahkan mereka.
“Apakah rumor itu benar?” tanyanya, suaranya dalam dan penuh tekanan. “Tianyu… mengangkat selir?”
Wanita berhanfu hijau itu mengangguk pelan. Gerakannya anggun dan tenang.
"Benar, Ayah. Aku dengar dia adalah seorang tabib."
Pupil mata pria itu mengecil. “Sembarangan!"
Tangannya menghantam sisi meja, membuat meja itu terlempar ke samping.
"Bagaimana bisa Tianyu mengangkat tabib menjadi selir nya!"
Wanita itu tak bergeming. Ia hanya melirik sekilas pada meja yang terlempar, lalu kembali menegakkan punggungnya.
"Tenanglah, Ayah," ujarnya datar, namun ada ketegasan di balik suaranya. "Tianyu bukanlah orang yang akan asal mengangkat selir. Apalagi dia di kenal dengan kesetiaannya pada Chieli."
Pria itu mengepalkan tangannya, lalu menarik napas kasar. Setelah beberapa saat, ia kembali duduk.
"Kau benar, Putriku. Lalu bagaimana rencana mu selajutnya?"
Rencana selanjutnya yaa? Wanita itu perlahan tersenyum miring.
“Sudah sangat lama aku menunggu kesempatan ini, Ayah. Jika Hang Tianyu Jenderal Agung kita yang terkenal setia dan menepati janjinya tiba-tiba mengangkat selir, itu pasti terjadi sesuatu di antara mereka,"
Wanita itu bangun dari duduknya, sorot matanya tajam menatap ke luar jendela.
“Aku akan pergi ke kediaman Hang. Sudah waktunya aku mengambil kembali tempat yang seharusnya menjadi milikku."
dan jika sekarang suaminya membuka hati untuk tabib jie apakah itu juga salah tabib jie??
jendral Hang khawatir pada anaknya atau ibunya
hanya author yg tau..🤔
aq malah ngeri membayangkan kehidupan xieye di sana bahkan nyawanya dan bayi yang dalam kandungannya pun jadi target 😩
aku kok gemesss😡😡
kira2 siapa pembunuh bayar itu ya?!🤔