cerita ini adalah kumpulan kisah nyata yang di ambil dari pengalaman horor yang dia alami langsung oleh para narasumber
-"Based On truth stories"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butet shakirah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part II
Ustadzah terus mencoba mengetuk pintu berkali – kali namun tidak ada tanda kehidupan yang akan membuka pintu tersebut namun pada ketukan terakhir barulah ada seseorang yang membukakan pintu kamar tersebut dan menghampiri kami dari dalam kamar
“wa’alaikum salam, ada apa ya ustadzah” tanya santri yang di ketahui bernama Dina sambil mengusap matanya karna terbangun mendengar ketukan pintu kamarnya.
“apa benar tadi ada yang berantem di sini?” tanya ustadzah.
“gk ada ustazah, kami habis belajar langsung tidur” jelas Dina keheranan mendengar penuturan Ustadzah.
“tuh kamu sendiri dengarkan tidak ada yang berantem, mungkin kamu salah dengar” ujar ustazah.
“gk ustazah, aku dengar jelas tadi ada berantem sampe pintunya gemetaran efek kena tendangan, trus d belakang toilet saya denger juga ada yang nangis” ucap Mira dengan yakin karna dia merasa tidak salah lihat dan mendengar.
“mustahil ada santri yang datang ke tempat itu, sebab gerbang mau ke belakang toilet sudah di kunci sebelum maghrib, takut ada yang kabur nanti” jelas ustadzah dengan tegas.
“hah yang bener ustadzah? Lalu suara apa yang aku dengar tadi itu?” tanya Mira sedikit panik.
“sudah tak usah di pikirkan sebaiknya kalian kembali istirahat” pinta ustazah
“baik ustazah” jawab Mira dan Dina serempak, kemudian Dina kembali menutup pintu dan Mira juga kembali masuk menuju ke dalam kamarnya.
Sesampainya Mira di kasurnya, dia tak bisa tertidur akibat memikir kejadian yang dia alami tadi. Namun Mira mencoba berusaha tidur dengan membaca buku sejenak sapa tau dia bisa tertidur. Namun tetap tak bisa hingga subuh tiba akhirnya Mira baru bisa tertidur. Hari itu Mira izin tak masuk sebab Mira mengalami demam dan sakit. Ketika teman – temannya datang menjenguk dirinya ke kamarnya
"Mir, gimana keadaan kamu? " tanya Aurel yang sedikit khawatir dengan keadaan Mira teman masa kecilnya.
"hmm udah mendingan kok, makasih ya udah jenguk aku" Jawab Mira dengan suara serak.
"ih kamu kek ngomong sama orang lain aja" ucap aurel yang sedikit lega
"akukan gk enak sama kalian, kalian ke sini gk ganggu belajarkan? " balas Mira tak enak melihat teman - temannya datang menjenguknya.
"gklah, lagian ini jam istirahat koq" jawab siska yang duduk di pojokan kasur Mira. Siska adalah teman sekelas Mira baru kenal di Pesantren.
"oh syukurlah, kirain kalian bolos kelas" Ujar mira sambil menghela napas.
"huh mana berani kami, yang ada kami kena hukum kalo ketahuan membolos taulah hukumannya mengerikan nanti kulit dan otak jadi keriting.... hehehe hehe" jelas Aurel sambil bercanda supaya tidak tegang
"ngomong ngomong koq bisa bisanya kamu mendadak sakit gini? perasaan semalem kamu sehat sehat aja deh? " tanya Rima yang masih penasaran dengan Mira mendadak sakit padahal kemarin masih sehat bertemu dengan orang tuanya dan masih ikut beribadah bersama - sama.
"hmm gimana jelasinnya ya ke kalian?"ucap Mira ragu akan menceritakan semua terjadi tadi malam tersebut.
"roman romannya ada sesuatu ya? " seru siska dengan ledekkan sambil tersenyum.
"ayo ceritain, kita kita penasaran banget ini" sahut Rima. masalahnya walaupun teman sekamar dia tidak cerita apa - apa kepadanya apalagi ada siap subuh sampai menjelang matahari mulai terbit dia berada di sana dan lanjut pergi ke kelas maka dari itu dia belum sempat mendengar penuturan Mira.
"hmm gini semalem tuh aku kebelet trus buru buru pergi ke toilet, pas aku lewat di depan kamar no 3 yang arah toilet itu aku denger ada yang banting banting barang" jelas Mira kepada temannya
"trus kaitannya sama kamu sakit apa?" tanya Nita tiba - tiba sudah berada dalam kamar dengan nada keheranan. Nita adalah teman sekamar Mira dan Rima tapi beda kelas dia.
"kamu ini, aku belum selesai ngomong udah di potong aja" ucap Mira sedikit kesal dan ketus.
"afwan ya ukhty, monggo di lanjutkan" seru Nita.
"nah tadi nya aku mau negur tapi masih segan, kan kita murid baru" ucap Mira sekali lagi
"trus aku lanjut deh buang hajat di toilet, pas dalam toilet aku denger ada yang nangis di belakang toilet, aku mikirnya orang berantem tadi keluar kamar trus nangis deket toilet, mau aku samperin gk jadi sebab aku segan lah, aku balik lagi ke kamar, baru juga mau sampe kamar kedengaran lagi kegaduhan di kamar no 3 parahnya aku sampe denger suara pintunya di tendang kencang, auto lari nyari ustadzah yang piket" lanjut Mira menjelaskannya
"trus ustadzahnya langsung negur tu anak anak kamar no 3"ucap Aurel dengan nada penasarannya.
"iya, kita berdua ke sana, tapi kata anak yang tinggal di kamar itu gk ada yg berantem, akhirnya aku di suruh masuk ke kamar sama ustadzah"jelas Mira
"berarti ustadzah gk percaya sama omonganmu dong" tegas Rima sambil membuka buah jeruk untuk diberikan ke Mira.
"bisa jadi sih, tapi ada yang aneh loh kata ustadzah area belakang toilet mustahil ada orang sebab tiap senja gerbang mau ke area belakang toilet pasti di kunci" lanjut Mira yang masih heran penuturan ustadzah tadi malam.
"apa jangan jangan kamu sakit gegara denger suara nangis itu ya" tegas aurel yang menebak - nebak apa yang terjadi sama Mira.
"iya bisa jadi itu tangis hantu lagi hiii serem ih" ucap Nita sedikit ketakutan.
"gk tau juga, tapi ya aku emang mimpi aneh semalem" kata Mira dengan mengangkat bahunya.
"mimpi apa emang" tanya Rima heran
"nah setelah aku masuk kamar aku tidur dan mimpi kalo aku tiba-tiba ada di dalam kamar asrama orang trus aku lihat ada 2 orang yang lagi berantem sambil teriak teriak, pas aku coba lerai tuh orang tanpa sadar ada yang nimpuk kepala aku pake benda keras, gara gara itu aku langsung kebangun sambil keringat dingin, makanya pas pagi aku langsung kena demam deh" lanjut Mira bercerita kepada teman - temannya.
" cerita kamu ini mirip dengan apa yang aku alami, bedanya aku gk dengar suara banting benda tapi suara orang saling berteriak tapi gk jelas apa yg di teriakin" ucap Nita dengan tegas dan dia merasa yakin ada kaitannya dengan cerita Mira.
"ha serius? koq kamu gk ada cerita sih? " tanya Rima sedikit kesal dan penasaran juga
"bagiku gk penting, makanya gk ku ceritakan hehehehehe" jelas Nita karna dia merasa itu bukan hal yang baik untuk diceritakan.
"ih kamu mah gk seru" seru Rima sekali lagi dengan muka cemberut.
"bodo amat" tegas Nita yang merasa ga penting untuk dibahas
"udah udah kalian gimana sih kita ke sini mau jenguk temen yang lagi sakit malah debat di sini" sahut Aurel dengan tegas sambil menengahi Rima dan Nita.
"iya nih, apa jangan jangan kalian yang jadi berantem beneran kek di mimpinya Mira, jelasnya kan kalian berdua satu kamar" ucap Siska sambil mengangguk - angguk kepala.
"gklah, tapi keknya ada yang aneh deh sama kamar itu kejadian yang di alami Mira dan Nita sama persis walaupun beda waktu" jelas Rima sekali lagi sambil memikirkan dan menyambungkan kedua cerita temannya.
"iya juga ya, gimana kalo kita selidiki tuh kamar?" tanya Siska dengan girang karna dia salah satu manusia terpenasaran sejagat raya.
"gk mau ih serem" jawab Nita, Mira dan Aurel dengan serempak. gini - gini mereka bertiga tidak seberani yang dilihat. berbeda Siska dan Rima pemberani karna mantan anak bela diri.
"huuu penakut banget sih, lagian kita rame gini trus d area pesantren jadi bisa minta bantu ustadzah kalo ada apa apa" sahut Rima dengan nada meledek ketiga temannya.
"bener tuh, kita cari bukti dulu kalo emang ada yang aneh sama kamar itu" ujar siska dengan meyakinkan teman - temannya.
"baiklah aku setuju, kebetulan aku sekelas sama salah satu anak di kamar no 3 ntar coba kita tanya tanya aja gimana" tegas Nita membantu siska untuk meyakinkan teman - temannya
"boleh deh, atur aja buat ajak temen sekelas mu itu ngobrol tapi tunggu aku sembuh dulu yah teman - teman. masih lemas ini" ujar Mira dengan mukanya masih pucat.
"ok siiip, ntar aku ajak dia ngumpul ama kita kita" ucap Nita
"nah, gitu dong sohib - sohib ku ,hahahahhha" seru Rima sambil memeluk mereka.
Akhirnya mereka menanyakan Dina perihal kamar yang dia tempati. Rupanya Dina dan teman sekamarnya mengalami kejadian mimpi buruk setiap hari dan setiap berniat ingin mengadu ke ustadzah malah Dina dan temannya seakan-akan melupakan niatnya. Untungnya saat Mira dan teman - temannya menanyakan kembali soal kamarnya, Dina jadi teringat lagi tentang niatnya mengadu ke ustazah. Akhirnya di lakukanlah proses pembersihan di kamarnya Dina dan meminta seluruh santri perbanyak tadarus tiap malam.