Miranda seorang wanita biasa yang selama hidupnya selalu merasa dirundung kemalangan... Dia selalu saja menyesali akan hidupnya. Padahal semua orang melihat Miranda hidup bahagia. Mempunyai suami yang tampan dan sangat menyayangi nya,.
Hingga dia sempat mengalami depresi dan ingin mengakhiri hidupnya.Apakah yang membuat Miranda mengalami depresi dan selalu melukai dirinya sendiri?..
Karena pernikahan nya kah? atau karena ada hal lain yang membuat Miranda seperti itu?..Rahasia apa yang disembunyikan oleh Miranda?.Akankah Miranda mampu bertahan dalam rumah tangganya yang begitu banyak cobaan, apalagi cobaan itu datang dari orang terdekat nya.
Ataukah dia akan memilih mengakhiri hidupnya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanie Famuzi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11. Terluka itu Menyakitkan
Yang namanya luka pasti akan terasa sakit, walau hanya luka kecil tetap saja kamu akan merasakan sakit juga, sekeras apapun kamu menahannya tetap saja akan terasa sakit,
Sama halnya jika kamu jatuh dan lututmu berdarah, tak lama lukamu pasti akan sembuh,tapi tetap saja akan ada bekasnya. Apalagi hati, jika hatimu terluka sudah tentu akan trasa sakit meskipun kamu berusaha terlihat baik-baik saja. Nyatanya sampai kapan pun luka itu akan selalu ada.Bahkan jika kamu sudah berdamai sekalipun, jika teringat pasti akan tetap terasa sakit.
Hanya dengan ikhlas yang paling dalam lah kamu akan mampu tersenyum didepan orang yang telah menyakitimu tanpa ada perasan sakit hati lagi. Jika senyummu masih palsu, tanyakan pada hatimu apa ikhlasmu sudah benar-benar ikhlas yang paling dalam dan tak berujung apa belum?.
Saat ini Miranda dan Jodi juga Malik sudah berada dirumah ibunya Mira,Maya.
“Ibu di dalam Yul?”.
“Iya, habis minum obat lalu tidur”.
“Kenapa lagi ibu bisa sampai tensinya naik lagi?, “
“ Ya biasa, seperti mbak Nda gak tau aja, ibu kalau sakit pasti lagi mikirin bang Rendi sama kak Rindi mbak!”.
“Memangnya kenapa lagi mereka”.
“ Entahlah setiap ibu dapat kabar dari mereka selalu saja, ibu pasti akan jatuh sakit”.
Miranda hanya menghembuskan nafas lelah.
“Ibu selalu saja begitu mbak, dipikiran ibu hanya ada bang Rendi dan kak Rindi.Kita berdua mah gak dianggap”.
“Jangan bicara seperti itu Yul,nanti kalau ibu dengar bisa tambah sakit dia”.
“Ya memang seperti itu mbak kenyataanya,dan mbak Nda pun tau itu .”
“ Sudah-sudah jangan mikirin hal itu lagi, cuma bikin kita pusing aja”.
“ Iya itu karna mbak Nda gak tinggal sama ibu, aku yang tiap hari kena omel , ibu masih suka marah -marah ga jelas,dan aku yang jadi sasarannya”.
“Terus kamu mau mbak gimana? nyuruh ibu tinggal sama mbak?. Memangnya ibu bakal mau?, “
“Apa bang Rendi dan kak Rindi ada ngomong sesuatu sama ibu, sampai ibu sakit gitu?”.
“ NGak tau, ibu ga ada bicara apapun , cuma ya gitu abis dapat telpon dari mereka ibu jadi sering ngelamun,terus jatuh sakit”.
Lagi-lagi Miranda hanya bisa menghela nafas berat.sedang dari tadi Jodi hanya menyimak saja pembicaraan istri dan adik iparnya. sedang Malik dia sedang asik sendiri bersama gadget nya,
bermain game, karena hanya jika libur sekolah saja Malik boleh bermain gadget nya dan itupun juga dibatasi hanya beberapa jam saja.
“Ya sudah mbak mau lihat Ibu dulu sebentar’...
Yulia menghampiri Malik yang sedang duduk tak jauh ddari Papanya.
“ Gimana kerjaan kamu Yul, sekarang ?” tanya Jodi pada Yulia yang kini sudah duduk di samping Malik.
“ Ga gimana gimana bang, gitu aja seperti biasa”.
“ TErus yang tadi siapa?”...
“Kita datang malah pergi”..
“ Temen jawab Yulia singkat”.
“Temen apa temen?, “
“Apaan sih bang Jodi,
“gak papa kali Yul, kalau emang itu pacar kamu”.
“ Bang Jodi rese ya,udah aku gak mau ngomong sama bang Jodi”.
‘Heh anak kecil, kamu dari tadi ngapain, main hp mulu,apa gak sakit tu mata?”.
“Jangan panggil aku anak kecil.Namaku Malik”.Jawab nya menirukan salah satu ucapan diserial kartun yang sering ia tonton di televisi.
Yulia hanya terkekeh mendengar jawaban dari keponakannya itu,dan malah menyentil dahi Malik.
“Sakit aunty,,,main sentil aja, ini dahi bukan kelereng”.
“Udah ikut aunty yuk, ?”
“Kemana?”.
“ Ke IndoApril”.
“Ayo”.. Malik langsung berdiri dari duduknya dan meletakan gadgetnya itu.
“Aku mau beli jajanan yang banyak ya aunty!!”.
“Serah kamu Malik”.
“Asyiik, aunty emang baik, aunty abis gajian ya,tumben ngajakin Malik”.
“ Banyak omong ya kamu anak kecil”.
“Dibilangin jangan panggil aku anak kecil”.
“Terus apa?. Malik, Malik, Malik, Malik, iya gitu?”.
“Aunty rese ya, lama -lama”.
****
Miranda berdiri di belakang pintu kamar ibunya, dari tadi dia melihat ibunya yang sedang tertidur itu.
tanpa mengatakan apapun di terus menatap sang Ibu.
“ Kenapa masih terasa sakit bu aku sudah berdamai dengamu, kenapa aku tidak pernah bisa melupakan apa yang pernah aku lihat waktu itu bu”..
“Apa ibu tahu, aku melihat semuanya bu, aku tau!!!. setiap melihat Ibu, aku selalu ingat akan bayang -bayang itu bu. Dan itu menyakitkan . Batin Miranda dalam hatinya.
“Apa ibu tahu bagaimana rasanya jadi aku, memendam semua perasaan itu seorang diri.”
Miranda memegangi dadanya yang kini terasa sesak dan nyeri.
“Nda kamu disini”.. ucap Maya ibunya yang ternyata sudah bangun.
“Bu, “ Miranda menghampiri ibunya, duduk disamping tempat tidurnya lalu mencium tangan ibunya.
“ udah baikan bu, kenapa bisa sampai tensi ibu tinggi, sampai sakit begini”.
“ Ibu cuma kecapen aja. Kamu kenapa baru datang, nunggu ibu sakit baru kesini!!”.
“ jangan mulai deh bu, ibu kan tau Malik sekolah, kalau ditinggalkan kasian.jadi Mira bisa kesini nya ya harus nunggu Malik libur dulu bu. ‘
“Selalu saja itu alasan kamu Nda”.
“Terserah ibu saja,Mira kesini mau jenguk ibu ya bukan mau berantem sama ibu”.
“ Abang kamu ahir bulan ini mau pulang , dia berhenti dari pekerjaannya, katanya sudah 2 bln gajinya ga dibayar, abang kamu bilang mau cari kerja disini”.Ucap Maya tiba-tiba.
“Kenapa bisa,bukannya gaji abang besar ya”..
“Ibu gak tau, terus kakak kamu Rindi dia habis kena musibah, suaminya kena tipu sama temannya.”
“Ibu sedih Nda, lihat abang sama kakak kamu”.
“ Jadi ibu sakit karena memikirkan abang sama kak Rin”.
“ Gimana ibu gak kepikiran Nda, mereka anak ibu”.
“ Iya anak mereka cuma bang Rendi dan kak Rindi, aku sama Yulia ga pernah dianggap sama ibu, kalau itu semua terjadi sama aku atau Yulia apa ibu akan sesedih ini sampai jatuh sakit”. dan itu hanya Miranda katakan di dalam hatinya.
“ Ya mau gimana lagi bu, mungkin ini cobaan buat bang Rendi dan kak Rindi”.
“Abang kamu itu seorang suami yang mempunyai istri dan anak yang harus dinafkahi Nda, bagaimana abangmu bisa menafkahi istri dan anaknya kalau dia tidak bekerja.”
sedangkan seorang anak laki-laki walaupun sudah menikah, dia akan tetap menjadi tanggung jawab ibunya, jika dia tidak bisa menafkahi anak dan istrinya itu semua beralih jadi tanggug jawab ibu Nda…”
“Apa iya begitu “ gumam Mira dalam hatinya.
“Sedang kamu tahu Nda, ibu hanya sendiri, ibu hidup hanya mengandalkan uang pensiun dari ayahnyaYulia.”
“Ditambah kakakmu , tiap hari dia menangis menghubungi ibu, semua uang tabungannya bahkan perhiasannya sudah habis dia jual untuk mengganti rugi uang yang dibawa kabur oleh teman suaminya itu.”
“ Lalu Mira bisa apa bu, Mira cuma bisa mendoakan semoga bang Rendi dan kak Rindi mereka bisa kuat menghadapi semua cobaan ini. Mira yakin mereka pasti bisa melalui ujian ini dengan baik, jika mereka ikhlas menjalaninya.Semua pasti ada hikmahnya bu, semua yang terjadi sudah ditetapkan oleh yang Maha Kuasa, kita sebagai hambanya hanya bisa berdoa dan berserah diri saja Bu.”
“Kamu beruntung Nda, punya suami seperti Jodi. kamu juga sudah punya rumah sendiri.Lihat abang dan kakak kamu sudah lama menikah tapi mereka masih belum juga punya rumah.”
“Ya belum waktunya saja kali bu, abang dan kakak belum punya rumah, nanti juga pasti mereka bakal punya rumah sendiri. Rejeki sudah ada yang atur bu”.
“gak usah khawatir. Sudah ibu istirahat lagi “
“ Yulia kemana Nda, ?”.
“Tadi ada bareng sama Malik sama bang Jodi lagi nonton Tv.., kenapa? Ibu butuh sesuatu?”.
“ Nggak,, ibu cuma tanya aja, “
“ Kalau gitu Mira keluar ya bu, kalau ibu perlu sesuatu panggil aja”.
Maya hanya menganggukan kepalanya saja.
Menatap sendu pada Miranda yang sudah berlalu pergi.
‘‘Maafkan ibu Nda”..
ini mah sad ending thor.
bener2 mah othor nih.
gak nyangka akhirnya seperti ini.
keren mah othor ini.
sehat selalu buat othor.
mau season dua nya thor.
penasaran sama nasib miranda trus keluarganya dan orang2 yg ngebully miranda gmna nasibnya thor.