NovelToon NovelToon
Bunga Plum Diatas Luka

Bunga Plum Diatas Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Balas Dendam / Action / Romantis / Obsesi
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: NurfadilaRiska

Dibawah langit kerajaan yang berlumur cahaya mentari dan darah pengkhianatan, kisah mereka terukir antara cinta yang tak seharusnya tumbuh dan dendam masa lalu yang tak pernah padam.

Ju Jingnan, putri sulung keluarga Ju, memegang pedang dengan tangan dingin dan hati yang berdarah, bersumpah melindungi takhta, meski harus menukar hatinya dengan pengorbanan. Saudari kembarnya, Ju Jingyan, lahir dalam cahaya bulan, membawa kelembutan yang menenangkan, namun senyumannya menyimpan rahasia yang mampu menghancurkan segalanya.

Pertemuan takdir dengan dua saudari itu perlahan membuka pintu masa lalu yang seharusnya tetap terkunci. Ling An, tabib dari selatan, dengan bara dendam yang tersembunyi, ikut menenun nasib mereka dalam benang takdir yang tak bisa dihindari.

Dan ketika bunga plum mekar, satu per satu hati luluh di bawah takdir. Dan ketika darah kembali membasuh singgasana, hanya satu pertanyaan yang tersisa: siapa yang berani memberi cinta di atas pengorbanan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurfadilaRiska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa dia??

Malam di Istana Zhenhua turun perlahan seperti tirai sutra gelap yang menutupi langit. Lampu-lampu minyak yang tergantung di lorong istana mulai meredup satu per satu, hingga hanya menyisakan cahaya lembut yang menari-nari di permukaan lantai batu putih. Hampir seluruh penghuni istana telah tertidur, namun satu sosok belum juga terlelap dan ia adalah Ju Jingnan.

Pikirannya masih teringat mimpi masa kecil tadi siang, tawa ibunya Jing Yue, senyuman lembut Jingyan kecil, dan kenakalan Mei Yin yang seolah masih tertinggal di dahinya. Ada sesuatu di dadanya yang terasa menggelisahkan. Seperti ada angin dingin yang berusaha memberi peringatan akan sesuatu yang akan datang. Ia tak mampu menjelaskan apa, tapi tubuhnya bergerak sendiri menuju halaman latihan.

Dengan pedang panjang di tangan, Jingnan berdiri di tengah halaman latihan yang kosong. Embun mulai turun, dan napasnya berpadu dengan udara malam yang dingin. Ia mengayunkan pedangnya perlahan, kemudian semakin cepat, setiap gerakannya teratur dan tegas merupakan buah dari latihan bertahun-tahun dan bakat alaminya sejak kecil.

“Tenang… hanya bayangan pikiran,” desisnya pada diri sendiri.

Namun hatinya menolak diam.

Saat Jingnan memutar tubuh dan mengayunkan pedang, sebuah suara halus, seperti gesekan langkah ringan, terdengar dari atap pavilion kanan. Refleknya tajam dan ia mendongak.

Di sana terlihat hanya sekejap sebuah bayangan hitam berlari di sepanjang atap dengan kecepatan tak biasa.

Mata Jingnan menyipit.

“Penyusup? Di istana?“

Ia tanpa ragu mengejarnya.

Kakinya menjejak ubin batu, tubuhnya melesat cepat bak anak panah. Bayangan itu melompat ke halaman samping, dan Jingnan mengikuti, pedang terhunus, tubuhnya ringan seperti angin. Di balik pohon plum, bayangan hitam itu berhenti sejenak, seolah menantangnya.

Jingnan menerjang.

Pedang mereka beradu—clang!—suara logam memecah kesunyian malam.

Penyusup itu gesit dan lincah. Gerakannya tidak seperti pembunuh biasa tapi ia seperti terlatih, namun menahan diri seolah tidak sungguh ingin melukai Jingnan, hanya ingin menguji atau memastikan sesuatu.

Jingnan mengarahkan tebasan rendah. Penyusup itu menghindar, tapi kain penutup wajahnya sempat tersingkap sedikit. Mata mereka bertemu.

Mata itu… tajam. Gelap.

Namun bukan mata kejam. Ada sesuatu yang lain—entah itu kesedihan atau beban rahasia yang berat.

Jingnan terpaku sepersekian detik.

“Nannan!!”

Suara Weifeng terdengar dari belakang. Jingnan menoleh sekilas.

Penyusup itu mengambil kesempatan emas. Dalam satu gerakan cepat, ia melompat ke dahan pohon plum, lalu menghilang ke atap seakan ditelan kegelapan.

“Dia kabur?!” Jingnan hendak mengejar, tapi tangan kuat menahan bahunya.

“Tidak malam ini,” ujar Weifeng, napasnya berat setelah berlari jauh mencarinya. “Ini sudah larut. Bahaya kalau kau sendirian.”

Jingnan menatap gelap malam itu lama, wajahnya tetap tegang.

“Aku harus tahu siapa dia…”

Weifeng menatapnya dengan cemas.

“Kau bahkan tidak memberi tahu siapa pun soal ini. Setidaknya… besok cerita pada pada Ibu Suri.”

Jingnan diam. Tidak. Ia tidak ingin kekhawatiran ibunya membebani keluarga lagi. Ia merasa penyusup itu datang bukan untuk membunuh, namun untuk mencari sesuatu. Atau… seseorang.

Dan itu membuatnya semakin penasaran.

Keesokan paginya, matahari baru saja naik namun pikiran Jingnan sudah melayang ke peristiwa semalam. Meski tubuhnya letih, ia menghabiskan pagi dengan mengelilingi halaman belakang, meneliti bekas-bekas jejak. Dan ada sedikit sobekan kain hitam tertinggal di ranting pohon plum,namun ia hanya menemukan itu.

Guratan khawatir muncul di wajahnya.

“Siapa pun dia… bukan orang biasa.”

Tanpa menceritakan apa pun pada Weifeng atau Jingyan, ia terus menyimpan potongan kain itu di dalam kantong bajunya. Rahasia kecil yang ingin ia pecahkan sendiri.

Sementara itu, Jingyan bersiap pergi ke pasar pusat Yunxi untuk menemui gurunya, seorang tabib tua yang tinggal di daerah pedagang obat dan rempah. Jingyan membawa beberapa gulungan catatan dan ramuan yang ingin ia bandingkan.

“Hati-hati di jalan tuan putri” kata salah satu pelayan, namun Jingyan hanya tersenyum lembut.

“Tenang saja, aku hanya pergi sebentar.”

Pasar Yunxi dipagi hari selalu ramai dan penuh suara pedagang, aroma rempah, dan riuh obrolan. Saat Jingyan sudah akan sampai ditempat gurunya, terdengar keributan di sisi lain jalan.

Seorang pedagang tua sedang diperas oleh dua orang pria kasar.

“Bayar pajaknya! Kau pikir kami menunggumu gratis?!”

“Aku… aku sudah membayar pekan lalu… tolong…”

Tanpa berpikir panjang, Jingyan berlari menghampiri.

“Berhenti! Kalian memeras orang tua ini!”

Para pria itu menoleh sinis.

“Dan kau siapa? gadis manja yang sok menjadi pahlawan?”

Namun sebelum mereka sempat menyentuh Jingyan, sebuah tangan memegang bahu salah satu pria itu… lalu mendorongnya pergi.

“Sebaiknya kalian tidak membuat keributan di sini,” suara itu tenang… tapi dingin.

Ling An atau Yao Ling Anyu dalam samaran tabib berdiri di sana dengan tatapan datar, mata gelapnya memantul cahaya matahari sore.

Jingyan terkejut.

“Kau… tabib Ling?”

Anyu hanya mengangguk kecil pada pedagang tua itu.

“Pergilah. Kau aman.”

Para pemeras ketakutan dan kabur, merinding setelah melihat kilatan tajam di mata Anyu seperti bukan milik tabib biasa.

Jingyan tersenyum lega.

“Terima kasih… kau cepat sekali.”

Anyu tidak menjawab. Hanya menatap Jingyan, sedikit lama… seolah membaca isi hatinya.

Tak jauh darisana, Jingnan berdiri di balik kerumunan, memperhatikan kejadian itu. Matanya tidak lepas dari kedua orang itu. Ada sesuatu pada pandangan tabib Ling… sesuatu yang aneh. Yang membuat ingatannya kembali pada penyusup semalam.

“Mata itu…” bisiknya.

Dan untuk pertama kalinya, Jingnan merasakan firasat yang lebih kuat

Penyusup semalam… dan tabib yang bersama Jingyan itu… mungkin orang yang sama??

1
Annida Annida
lanjut tor
Arix Zhufa
mampir thor
᥍hυׄnxıׂׅ' ᥍ ᵍᶠ › 🎀: Hi kak, makasii udah mampir💙💙💙
total 1 replies
Adis Suciawati
bagus kak
Adis Suciawati
beberapa lagi kakak kontrak nih kak
᥍hυׄnxıׂׅ' ᥍ ᵍᶠ › 🎀: iya kak💙
total 1 replies
Adis Suciawati
lala lama cinta akan datang sendiri nya
Adis Suciawati: ceritanya siga warga China ya kak
total 2 replies
Adis Suciawati
ini kasih nya seperti nama nama orang China ya ka
᥍hυׄnxıׂׅ' ᥍ ᵍᶠ › 🎀: betul kak, ceritanya juga memang china kak💙💙
total 1 replies
Adis Suciawati
bagus kak,kisah nya unik kak
Adis Suciawati: iya kak semoga kisah kita banyak peminat nya ya kak
total 2 replies
Mizuki : Bahriru Suraiya
Bagus kak mulai ada perkembangan 👍
semangat teruslah aku dukung🔥❤️
᥍hυׄnxıׂׅ' ᥍ ᵍᶠ › 🎀: Makasiii" 💙💙💙
total 1 replies
Mizuki : Bahriru Suraiya
mantap lah lanjutkan 💪, semangat terus author.
᥍hυׄnxıׂׅ' ᥍ ᵍᶠ › 🎀: Makasii yap💙💙
total 1 replies
Mizuki : Bahriru Suraiya
aku ngebayangin si Mei Yin🤣
᥍hυׄnxıׂׅ' ᥍ ᵍᶠ › 🎀: Mei Yin cantik" kelakuannya buat geleng-geleng😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!