Di hari ketika dunia runtuh oleh Virus X-Z, kota berubah menjadi neraka. Zombie berkeliaran, manusia bertahan mati-matian, dan pemerintahan hancur dalam hitungan jam.
Di tengah kekacauan itu, Raka, seorang pria yang seluruh hidupnya terasa biasa, tiba-tiba mendapatkan Zombie Hunter System—sebuah sistem misterius yang memungkinkannya melihat level setiap zombie, meningkatkan skill, dan meng-upgrade segala benda yang ia sentuh.
Saat menyelamatkan seorang wanita bernama Alya, keduanya terjebak dalam situasi hidup-mati yang memaksa mereka bekerja sama. Alya yang awalnya keras kepala perlahan melihat bahwa Raka bukan lagi “orang biasa”, tetapi harapan terakhir di dunia yang hancur.
Dengan sistemnya, Raka menemukan kendaraan butut yang bisa di-upgrade menjadi Bus Tempur Sistem:
Memperbesar ukuran hingga seperti bus lapis baja
Turret otomatis
Armor regeneratif
Mode penyimpanan seperti game
Dan fitur rahasia yang hanya aktif ketika Raka melindungi orang yang ia anggap “pasangan hidup”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Yudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Evolusi Terakhir
Udara bergetar.
Bukan sekadar dingin laboratorium bawah tanah—tetapi tekanan tak kasatmata yang membuat dinding seolah mengeluh. Lantai berderak, partikel debu melayang seperti tertarik ke satu titik: tubuh humanoid dengan mata putih kosong, kulit pucat seperti porselen, dan simbol berbentuk lingkaran di dadanya… GENESIS.
Alya memegang lengan Raka erat. “Raka… ini bukan mutan biasa.”
Raka mengangguk pelan. “Aku tahu.”
Pedangnya bersinar gelap, menyerap cahaya seperti lubang hitam kecil. Aura System Tidak Resmi mengalir liar di tubuhnya, seolah mempersiapkan diri untuk menghadapi sesuatu yang seharusnya tidak ada di dunia ini.
Genesis melangkah maju tanpa suara.
“Pengguna Sistem Tidak Resmi…” Suaranya seperti gema dari dalam logam berongga. “Keberadaanmu tidak tercatat dalam blueprint evolusi. Maka… harus dieliminasi.”
Raka menegakkan tubuh, menyembunyikan ketegangan di balik tatapan tajam. “Kau bilang dirimu evolusi terakhir? Dunia yang kau inginkan itu—tidak ada manusia di dalamnya, kan?”
Genesis memiringkan kepala. “Manusia… telah gagal. Dunia harus di-reset. Evolusi membutuhkan ruang, dan manusia adalah cacat dalam struktur itu.”
Alya menggertakkan gigi. “Ucapanmu sama seperti para ilmuwan Genesis Project! Kalian menganggap diri kalian Tuhan!”
Genesis menatapnya, namun tanpa emosi. “Ilmuwan hanyalah tangan. Aku adalah hasil akhir.”
Raka maju setengah langkah—sebuah gerakan yang membuat ruangan terasa lebih sempit.
“Kalau begitu…” ia mengangkat pedangnya, aura hitam mengalir bagai asap liar.
“…aku hancurkan evolusi terakhirmu sampai tidak tersisa.”
Benturan Pertama
Genesis menghilang.
Tidak ada suara. Tidak ada angin. Tidak ada getaran.
Satu detik kemudian—
DUAAAR!!
Raka terlempar lima meter, menabrak dinding hingga retakan menyebar seperti jaring laba-laba. Darah menetes dari sudut bibirnya.
“Astaga! Raka!” Alya berusaha mendekat, tetapi gelombang tekanan energi memaksanya mundur.
Genesis berdiri di tempat Raka tadi berdiri—tanpa gerakan… tanpa transisi.
“Kecepatan… teleportasi?” Raka mengusap debu, wajahnya menegang.
“Bukan,” Alya menatap monitor sistem yang berkedip-kedip. “Ini—akses manipulasi ruang kecil! Dia melipat jarak!”
Genesis melangkah lagi, dan ruangan bergetar.
“Kekuatan… harus disesuaikan.”
Lantai di bawahnya berubah bentuk, pecah menjadi pecahan kecil yang melayang seperti serpihan kaca.
Raka mengayun pedang.
CLANG—!
Benturan energi gelap dan energi putih menghasilkan kilatan besar. Gelombang kejut mengguncang ruangan, membuat panel-panel komputer beterbangan seperti kertas.
Genesis tidak bergeming.
Raka terdorong.
Perbedaan kekuatan terasa begitu jauh.
Namun… sorot matanya tidak padam.
Alya Mengambil Risiko
Alya memundurkan diri sambil membuka panel System Shop.
“Raka! Aku cari penyangga atau buff, tapi semuanya terlalu mahal!”
“Jangan dekat-dekat!” Raka berseru.
Genesis berbalik pada Alya. “Pengguna Sistem Terdaftar. Kau… kompatibel.”
Alya merasa seluruh tubuhnya dingin. “Kompatibel? Maksudmu—”
Tiba-tiba tubuhnya ditarik paksa ke depan oleh medan gravitasi buatan.
“ALYA!!”
Raka menerjang, tetapi Genesis mengangkat tangan—sebuah dinding energi putih muncul, menghalangi Raka seperti tembok baja tak terlihat.
Alya mengerang, tubuhnya terangkat di udara.
“Tubuhmu… bisa digunakan sebagai katalis evolusi berikutnya,” kata Genesis dengan ketenangan mengerikan.
Raka memukul dinding energi dengan pedangnya.
CRAASSHH!!
Dindingnya retak—tapi tidak cukup.
“Lepaskan Alya, dasar sampah tak berjiwa!”
Genesis tak menanggapi.
Alya menggigit bibir. “Kalau gitu… aku pakai ini!”
Ia membuka panel Shop.
[Item Khusus: Anti-Field Jammer (Satu-Kali-Pakai)]
Harga: 3.000 coin
Sisa coin-nya hanya 3150.
Dia menekan beli.
Alat kecil mirip kapsul muncul di tangan. Ia menempelkannya ke lengan Genesis.
BIP—!
Gelombang hitam meledak.
Genesis terdorong mundur satu langkah—sekilas seperti terganggu.
Alya jatuh ke lantai. Raka langsung menariknya menjauh.
“Gila! Kau hampir—”
“Tersedot jadi bahan eksperimen? Iya… aku juga tahu.”
Raka ingin memarahi… tapi tidak bisa. Karena Alya tersenyum canggung, meski jelas gemetaran.
“Raka… aku nggak mau jadi beban.”
Raka terdiam. Ada sesuatu di dadanya yang mengguncang—ketakutan kehilangan.
Tapi ia menguburnya.
“Bukan beban. Kau penyelamatku.”
Alya tersipu, tapi tidak sempat menjawab.
Genesis kembali berdiri tegak—meski sedikit goyah.
“Interferensi… menarik.”
Tubuhnya mulai memancarkan cahaya putih menyilaukan.
“Mode Adaptasi… diaktifkan.”
Raka Bangkit
Ruangannya berubah gelap. Bukan karena lampunya mati… tapi karena aura Raka menyerap cahaya lagi.
Pedangnya bergetar seolah hidup.
Alya memandangnya dengan terkejut. “Raka… pedangmu berubah! Ini—”
Sistem berbunyi.
[Weapon Awakening: Phase I]
[Darkbound Blade: Manifesting Core]
Raka menarik napas panjang.
“Alya… bertahan di belakangku.”
Alya mengangguk cepat.
Genesis mengangkat tangan.
Ruangannya terdistorsi. Seperti dunia sedang dilipat.
Raka mengerang.
“Aku tidak akan… kalah—!”
Dia menerjang, pedangnya memotong udara.
ZRAAAAK!!
Gelombang hitam menghempas ke depan seperti bilah bulan sabit.
Genesis mengangkat tangan untuk menahan—
Teknik itu memotong lengannya setengah.
Alya terkejut. “Raka! Kau berhasil!”
Lengan Genesis tumbuh kembali hanya dalam satu detik.
“Adaptasi… meningkat.”
Raka berkeringat dingin.
“Serius?”
Genesis melangkah maju lagi. Dunia seolah runtuh.
Teknik Terlarang Sistem Tidak Resmi
Pedang Raka berdenyut.
Suara mekanis samar muncul dari dalam pikirannya:
[Akses teknik terlarang: Fragmentum Shift]
[Peringatan: Risiko kerusakan tubuh 61%. Lanjutkan?]
Raka memejamkan mata.
Alya melihat tampilan aura Raka yang retak-retak seperti kaca.
“Raka… jangan lakukan sesuatu yang bodoh!”
Ia membuka mata.
“Terlambat.”
“LANJUTKAN.”
Suara sistem menggema:
[Fragmentum Shift… AKTIF.]
Udara di sekitar Raka pecah menjadi serpihan dimensi kecil—retakan-realitas yang berputar di sekelilingnya.
Genesis berhenti bergerak.
Alya ternganga. “Raka… apa itu…?”
Raka tersenyum tipis. “Kekuatan terlarang.”
Ia melesat—bukan berlari, bukan teleport… tetapi melompat antar serpihan ruang.
Genesis tidak sempat bereaksi.
BRAAAKKK!
Pukulan pedang mengenai dadanya, menembus pertahanan.
Untuk pertama kalinya, Genesis terlempar jauh.
Lantai retak panjang mengikuti jalur tubuhnya.
Titik Balik
Genesis bangkit pelan.
“Tidak terduga… Pengguna Tidak Resmi… mengakses ruang terputus…”
Matanya berubah merah.
Sistem alarm berbunyi.
Alya menegang. “Raka! Dia mengaktifkan Overclock!”
Genesis menghilang lagi.
Tapi kini Raka mengikuti jejak lipatan ruangnya.
Benturan terjadi dalam kecepatan yang tidak bisa diikuti mata manusia.
DUUM!
DRAAAAK!
ZRA—KRAAASH!!
Alya menutupi wajahnya dari serpihan runtuhan.
Genesis menyerang dengan pola berpola geometri—seperti serangan algoritma hidup.
Raka hampir tidak mampu menahan semuanya.
Tubuhnya mulai retak-retak dari efek Fragmentum Shift.
Alya berteriak, “Raka! Hentikan, tubuhmu—!”
“Belum… selesai…!”
Genesis melompat ke atas, membentuk tombak cahaya putih.
“Evolusi lama… berakhir di sini.”
Raka mengangkat pedang terakhir kalinya.
“Alya… tunggu aku.”
Ia menembakkan kekuatan Fragmentum Shift terkuatnya.
Dunia pecah menjadi ribuan serpihan…
Dan—
DUAAAAAR!!
Cliffhanger
Alya terdorong oleh gelombang ledakan, tubuhnya terhempas ke dinding. Debu menutupi seluruh pandangan.
“Raka—!!”
Tak ada jawaban.
Hanya suara listrik berderak dan serpihan logam jatuh.
Saat debu perlahan menghilang…
Alya melihat dua sosok berdiri:
Genesis dengan tubuh hancur sebagian, namun masih hidup.
Raka… berlutut, darah mengalir, pedangnya retak-retak, aura hitam terpecah seperti kaca.
Genesis mengangkat kepala.
“Pertarungan… fase kedua… dimulai.”
Alya meneteskan air mata.
“Raka… jangan mati…”
semangat thor