Setelah sang pahlawan mengalahkan Raja Iblis, dunia kembali damai. Tapi justru... para petualang, penyihir, guild, bahkan monster jadi nganggur.
Aku punya teman wanita, yang mana dia adalah wanita yang paling aku taksir sejak lama, tiba-tiba saja aku keceplosan untuk melamarnya, dan setelah itu...
Yang penting saksikan saja petualangan diriku yang seru dan santai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah raman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah Kecil Dunia Ini
Dari cara orang itu mengetuk pintu rumah tuanya Ani, aku bisa menebak akan ada masalah yang terjadi.
Ayahnya Ani berhasil menghindari pukulan itu.
5 orang itu akan segera menghabisi beliau.
Aku segera turun tangan.
Aku masih memiliki kemampuan bela diri tanpa senjata, meski dewa telah menghapus aliran Qi dari tubuh manusia.
4 orang menyerang, aku yang langsung saja menendang mereka hingga terpental.
Satu orang lagi akan menyerang diriku, kemudian aku menendang lelaki itu hingga tergeletak.
Aku segera melindungi Ani yang juga ikut ke sini.
"Hentikan pertarungan ini!" Teriak Ani.
5 orang penagih hutang takut dengan Ani.
"Sebenarnya apa salah ayah saya?" Ani telah bertanya.
Seorang lelaki bertubuh gemuk bangun secara perlahan.
"Begini... bagaimana saya menjelaskannya ya... pasti saja kedatangan kami karena hutang."
"Hutang apa?" Tanyaku menghadap lelaki gemuk itu... "aku bisa membayar itu sekarang juga dengan uang pensiun sebagai pendekar kerajaan."
.....
5 orang itu sudah pergi begitu saja.
Pada akhirnya aku telah duduk di dalam rumah calon istriku, dan sekarang aku menjadi sosok perhatian kedua orang tuanya.
"Ini siapanya kamu Ni?" Pak Budi sudah bertanya.
"Ini Arul, pacarku."
Aku segera menyalami tangan pak Budi yang sepertinya tampak kelelahan sehabis bertarung.
"Senang berkenalan denganmu... Namaku Budi, dan istriku namanya Putri."
Sepertinya aku mulai nyaman dengan keadaan ini.
Pak Budi menatapku serius.
"Sejak kapan kau berkenalan dengan Ani?" Tanya ibunya Ani.
"Saya teman berpetualang Ani."
"Jadi begitu... Aku mengerti kedatangan Ani ke rumah adalah sesuatu yang sangat langka." Ayahnya Ani sudah memastikan itu.
Jadi adalah orang yang telah lama meninggalkan rumah.
"Dia sudah bisa hidup mandiri ketika beranjak remaja, jadi mungkin kedatangannya ke sini ada sesuatu yang lebih penting." Puji ayahnya Ani.
Aku mengangguk saja karena faham tentang bagaimana jalan hidup calon istriku, yang mana dia adalah seorang petualang sama sepertiku.
"Ayah sudah mengerti apa yang aku dan pacarku inginkan... Tolong restui kami."
...
Aku sungguh tidak menyangka bahwa pesta pernikahan diriku dan Ani dihadiri oleh banyaknya masyarakat desa. Mereka bergantian untuk bersalaman denganku. Dalam hati terdalam mengingat, hari kemarin seakan berkenalan dengan Ani dalam Guild petualang, meski ada banyak senior yang lebih hebat dariku, tapi nyatanya Ani memilihku.
Masa-masa sulit hanya bertengkar dengan beberapa petualang, seniorku menganggap aku bodoh, tapi nyatanya aku menjadi penolong untuk mereka... berkat Ani, aku bisa menjadi seorang yang berada di garis netral sebagai petualang.
....
Cahaya matahari pagi mengenai kulitku, aku sudah bangun dari tidurku... Dan di sebelah ada istriku yang saat ini tersenyum.
"Selamat pagi." Katanya.
Aku membiarkan moment ini, rasanya tidak akan ada lagi moment malam dan pagi pertama saat aku bangun di hari libur bersama istri.
Satu minggu lagi aku dan Ani akan menjalani rutinitas.
Perlu banyak pengorbanan agar aku dan Ani bisa sampai ke tahap ini, aku memejamkan mata untuk ketenangan... mengingat masa aku melawan Kraken.
[Kilas balik]
Aku bersama regu petualang; dikelilingi oleh tentakel yang sangat besar, dalam sebuah gua di dalam laut.
Ada sekitar 10 orang, termasuk aku yang mencoba untuk lepas dari jebakan monster itu.
Aku memainkan pedang untuk menebas tentakel, pada saat itu ada penyihir yang hanya memakai sebuah tongkat, mengandalkan jeruji tongkat itu untuk melawan, tetapi itu tidak berhasil... seketika aku berlari untuk melindunginya, dialah Ani yang saat ini ada di pangkuanku.
Setelah kami menemukan kristal dari sarang Kraken, misi telah selesai... aku dan Ani memilih grup yang berbeda, dia bergabung sebagai healer untuk grup spesial wanita, sedangkan aku ada di grup khusus lelaki dengan aturan pelatihan yang sangat keras.
Dan sebuah wabah telah menginfeksi monster hingga lebih agresif menyerang manusia.
Namun dewa bertindak adil, dengan menghilangkan semua aliran Qi dari tubuh manusia, bahkan monster-monster juga ikut jinak karena tidak ada lagi aliran Qi yang tersisa dalam tubuh semua makhluk di dunia ini... akhirnya hidup menjadi damai.
Hanya ada masalah rumah tangga, pertemanan dan persahabatan... jika ada kriminalitas, itu mungkin bisa teratasi dengan sangat baik.
Formalitas masyarakat juga sudah mulai meningkat, meski ada sedikit kecerobohan, seperti perkelahian mertuaku soal jamu kuat, tapi ternyata pemikiran orang-orangnya semakin dingin.
[Kilas balik berhenti]
...
[Masa sekarang]
Setelah ini ada yang harus aku lakukan, yaitu mengajak Ani berbulan madu.
"Kita akan berbulan madu di mana sayang?"
Ani bergumam saat dia mengenakan baju dasternya.
"Laut," jawabnya.
Aku terheran, "kenapa harus laut?"
"Meski dulu kita pernah kewalahan melawan Kraken, tapi laut adalah tempat terindah yang pernah aku kunjungi."
Senyumnya indahnya membuatku berpikir bahwa semua ini akan berjalan lebih lancar ke depannya, pasalnya pergi ke laut akan memakan banyak waktu dan usaha dalam perjalananya.
"Apa kau takut?"
"Bukan begitu."
Aku tahu di tengah perjalanan akan ada bandit, binatang buas raksasa, atau organisasi apa pun yang akan mengganggu perjalanan kami.
Ani memegang rambutku.
"Jika aku terus takut, maka aku bukan seorang pejantan tangguh yang bisa melindungi kamu."