NovelToon NovelToon
Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romantis / Epik Petualangan / Reinkarnasi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nugraha

Cerita ini adalah kelanjutan dari Reinkarnasi Dewa Pedang Abadi.

Perjalanan seorang dewa pedang untuk mengembalikan kekuatannya yang telah mengguncang dua benua.

Di tengah upaya itu, Cang Yan juga memikul satu tujuan besar: menghentikan era kekacauan yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, sebuah era gelap yang pada awalnya diciptakan oleh perang besar yang menghancurkan keseimbangan dunia. Demi menebus kesalahan masa lalu dan mengubah nasib umat manusia, ia kembali melangkah ke medan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 : Domain Pedang

Segel tangan terakhir Cang Yan akhirnya terbentuk, dan dalam sekejap angin di sekitarnya berhenti seolah-olah waktu membeku. Sebuah tekanan tak kasatmata menyebar dari tubuhnya menyelimuti area pertempuran.

Domain Pedang mulai terbentuk, ditandai dengan munculnya bayangan pedang yang melayang di udara. Setiap bayangan memancarkan cahaya perak keemasan, membentuk lingkaran seperti bintang yang mengelilingi Cang Yan.

Kabut di sekitar hutan perlahan terpecah, terserap ke dalam domain yang sekarang mendominasi pertempuran. Di dalam domain ini, setiap elemen terikat pada kehendak pedang Cang Yan.

Udara terasa tajam, seolah-olah diisi oleh ribuan bilah pedang yang tak terlihat, dan ribuan bilah itu menunggu perintah tuannya.

Ratu Laba-Laba Putih mendesis dengan marah, seluruh tubuhnya yang besar saat ini merasakan kekuatan yang menekan keberadaannya.

Ia mencoba melancarkan serangan lebih dulu dan melepaskan benang-benang racun yang kini jumlah nya berlipat lipat ganda, masing-masing dari benang itu melesat dengan akurasi mematikan ke arah Cang Yan.

Namun, di dalam Domain Pedang, Cang Yan adalah penguasa absolut. Dengan sebuah gerakan kecil dari tangannya bayangan pedang di sekelilingnya berputar cepat, menciptakan perisai pelindung yang menangkis semua serangan itu. Setiap benang racun yang mendekat hancur sebelum sempat mencapai tubuhnya.

“Di dalam domain ini, semua teknik dan racunmu tidak berguna,” ucap Cang Yan sangat dingin, tatapannya tajam seperti bilah pedang.

Ratu Laba-Laba Putih meraung keras, matanya yang banyak bersinar merah darah. Tubuhnya membesar dan sisiknya mengeras menunjukkan transformasi terakhir menuju Binatang Buas Tingkat 5.

Ia menyerang lagi, kali ini dengan seluruh kekuatannya, tubuhnya melompat ke udara sambil melesatkan hujan benang racun yang menghitamkan langit.

Cang Yan tidak mundur. Dia mengambil pedang Huang Ming Jian dan mengangkatnya, dan dengan sebuah hentakan, domain itu seketika merespon. Ratusan bilah pedang ilusi muncul di udara, masing-masing bercahaya tajam. “Formasi Pedang Bintang Langit.” serunya.

Ini adalah salah satu dari lima formasi pedang legendaris yang dikuasai oleh Cang Yan, sebuah teknik yang diciptkannya sebagai seorang ahli pedang di masa lalu.

Tiba tiba bilah-bilah pedang itu melesat ke arah Ratu Laba-Laba Putih seperti meteor, menembus hujan benang racun dengan mudah. Setiap serangan menimbulkan ledakan kecil dan memaksa makhluk itu mundur.

Dalam sekejap, tubuh besar Ratu Laba-Laba Putih dipenuhi luka, dan darah hijau kental mulai menetes dari tubuhnya.

Namun, Ratu Laba-Laba Putih belum menyerah. Dengan sisa kekuatannya ia membuka mulut besar dan memuntahkan bola racun berwarna hitam pekat. Bola itu memancarkan energi berbahaya yang cukup kuat untuk menghancurkan seluruh area jika tidak dihentikan.

Cang Yan mengerutkan keningnya, Ia tahu bahwa racun itu tidak bisa dibiarkan mengenai tanah. Dengan gerakan cepat ia melompat ke udara kemudian pedangnya bersinar dengan terang. Dalam satu serangan vertikal, ia membelah bola racun itu menjadi dua. Racun itu meledak, tetapi ledakannya terkontrol oleh domain pedang, membuat energi destruktifnya terserap sepenuhnya oleh bilah-bilah pedang yang melayang di sekitar Cang Yan.

Melihat serangannya digagalkan dengan mudah, Ratu Laba-Laba Putih menyadari kekalahannya. Tetapi sebelum makhluk itu bisa melarikan diri, Cang Yan mengayunkan pedangnya sekali lagi. Sebuah bilah energi raksasa terbentuk dari domain pedang dan melesat dengan kecepatan luar biasa menebas tubuh besar Ratu Laba-Laba Putih. Makhluk itu meraung terakhir kalinya sebelum tubuhnya jatuh keras ke tanah tidak lagi bergerak.

Cang Yan berdiri dengan napasnya terengah-engah. Sorot matanya tetap penuh ketegasan meski tubuhnya tampak kelelahan. Domain Pedang perlahan menghilang dan bilah-bilah ilusi di sekitarnya kembali menjadi angin lembut yang meresapi hutan.

Ia memandang tubuh Ratu Laba-Laba Putih di depannya yang sudah tergeletak tak bernyawa, kemudian ia melangkah mendekat. Dengan hati-hati, Cang Yan mengambil inti monster yang bercahaya samar, sebuah bola kecil berwarna hijau keputihan.

Namun, keletihan yang melanda tubuhnya mulai terasa. Tubuhnya hampir roboh, tetapi ia menahan dirinya dengan bertumpu pada pedang Huang Ming Jian yang masih tertancap di tanah.

Cang Yan bergumam dalam hatinya, “Pertarungan ini benar-benar menguras energiku… Setelah kembali ke dunia ini, inilah pertarungan yang penuh resiko pertamaku. Tapi… aku menikmatinya.” Ia menatap ke arah cakrawala yang mulai memerah oleh sinar matahari senja, sebuah senyuman tipis muncul di bibirnya.

Setelah pertempuran berakhir, Xue Er yang sejak tadi bersembunyi dengan cemas akhirnya merasa lega. Ia berlari menghampiri Cang Yan yang terlihat sangat kelelahan.

“Senior, apa kamu baik-baik saja?” tanya Xue Er, suaranya dipenuhi rasa khawatir dan sedikit rasa bersalah.

Cang Yan menatap gadis itu dengan pura pura kesal. “Kamu tidak lihat aku hampir mati tadi?”

Xue Er kemudian menunduk, tidak sanggup untuk menjawab. Namun, saat ia mendengar suara lembut Cang Yan lagi, ia mengangkat kepalanya perlahan.

“Melihat seberapa berat pertarungan hari ini, aku rasa… hadiah yang kamu janjikan harus sepadan dengan usahaku,” ujar Cang Yan sambil tersenyum tipis.

Xue Er menatap Cang Yan dengan mata berkaca-kaca. “Baiklah Senior. Aku berjanji akan memberikan apa pun yang Senior minta.”

“Apa ini yang kamu cari?” Cang Yan kemudian mengeluarkan bola kecil berwarna hijau keputihan dari genggamannya. Ia kemudian menyerahkannya kepada Xue Er dengan tenang

Xue Er menatap bola itu dengan tubuh gemetar, perasaan bahagia terlihat di wajahnya. “Ini… ini inti monster dari Ratu Laba-Laba Putih?”

Cang Yan mengangguk. “Benar. Inilah inti monster dari laba laba putih. Sesuatu yang menurutmu sangat berharga.”

Xue Er menggenggam bola itu dengan hati-hati, rasa syukur menyelimuti hatinya. “Terima kasih Senior.”

Cang Yan termenung sejenak, pikirannya dipenuhi pertanyaan. "Apa benar inti monster Ratu Laba-Laba Putih ini bisa menyembuhkan racun?" Setahunya, setiap racun pasti memiliki penawarnya, biasanya dibuat oleh orang yang menciptakan racun tersebut.

Namun, jika inti monster ini disebut-sebut sebagai penawar, mungkinkah ayah wanita ini terkena racun yang berasal dari Ratu Laba-Laba Putih?

“Apa ayahmu terkena racun dari Ratu Laba-Laba Putih ini?” Tanya Cang Yan penasaran.

Xue Er menggeleng kepalanya pelan, raut wajahnya menunjukkan keraguan. “Aku tidak tahu pasti Senior. Tapi menurut teman lama ayah itu, inti monster dari Ratu Laba-Laba Putih ini bisa menyembuhkan racun yang menyerang tubuh ayah.”

Cang Yan mengangguk ringan tak ingin memperpanjang pertanyaannya. Ada sesuatu yang membuatnya ragu, tetapi dia memilih untuk menyimpan pikirannya sendiri. Setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan ke hal lain.

“Baiklah, Sekarang mari kita kembali ke topik tentang hadiah,” ujar Cang Yan menatap Xue Er dengan tenang.

Xue Er mendadak merasa tegang. Apa yang akan diminta oleh pria di depannya ini sebagai hadiah? Jantungnya berdebar membayangkan kemungkinan yang tidak terduga.

“Hadiah yang kuminta sebenarnya tidak sebanding dengan apa yang telah kulakukan hari ini.”

Xue Er menelan ludahnya, bingung dan gugup menunggu kelanjutan ucapannya.

1
Nanik S
bukankah Li Wei ada ditempat yang sama... kenapa tak ada yuh menyadari
Celestial Quill: harus di baca dulu bagian terakhir dari reinkarnasi dewa pedang abadi🤭
total 1 replies
Nanik S
Li Wei ternyata banyak gadis yang menunggu... gawat
Nanik S
lanjutkan Tor dan makin bagus
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Dominan Pedang
Nanik S
Laaaanhut
Nanik S
Teman makan teman
Nanik S
Good Joob
Nanik S
Beri saja Teknik dari langit
Nanik S
Siapa suruh mau membantu
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Cuuuuuus
Nanik S
Teruskan Tor
Nanik S
Mcnya kenapa begitu saja mau
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Ceritanya menarik sekali
Nanik S
Lanjut terus
Nanik S
Ceritanya Bagus Tor
Green Boy
Seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!