NovelToon NovelToon
Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:355
Nilai: 5
Nama Author: blue_era

Di Surabaya, berdiri Sebuah pesantren megah pesantren Al - Ikhlas, sebuah lembaga pendidikan Islam yg dikenal dgn tradisi kuat dan menghasilkan santri" yg berprestasi. cerita ini mengikuti perjalanan 5.285 santriwan dan santriwati pesantren Al - ikhlas. ada banyak santri yg berjuang meraih keinginan orang tua dan menggapai mimpi mimpinya. namun terkadang menimbulkan pro dan kontra akibat persaingan di balik semua perjuangan para santri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue_era, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

01. kepulangan Ning Azzahra

Mentari senja merayap malu di balik tembok tinggi Pesantren Al-Ikhlas, Surabaya. Cahayanya yang keemasan menimpa dedaunan pohon mangga yang tumbuh rindang di halaman ndalem, kediaman keluarga Kyai Ahmad Ghozali Al-Hasyimi. Suasana sore itu terasa lebih sepi dari biasanya. Para santri sudah bergegas menuju masjid untuk melaksanakan shalat Ashar berjamaah dan mengaji kitab kuning, sementara para mbak-mbak sibuk menyiapkan hidangan makan malam di dapur ndalem.

Di tengah kesibukan itu, sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan pintu ndalem. Seorang pria berjas rapi keluar dari mobil, diikuti oleh seorang laki laki yg umurnya tidak jauh beda dgn Gus Farhan yang tampak cemas. Mereka adalah Gus Ahmad Farhan Al-Hasyimi, putra ketiga Kyai Ghozali, dan adiknya, Gus Ahmad Rahman Al - Hasyimi.

"Assalamualaikum," ucap Gus Farhan sambil mengetuk pintu ndalem.

"Waalaikumsalam," jawab seorang mbak dari dalam. Pintu pun terbuka, dan mbak tersebut mempersilakan Gus Farhan dan Gus rahman masuk.

"Ada apa, Gus? Tumben sore-sore pulang ke pondok, biasanya ke kost" tanya mbak tersebut.

"Ning Azzahra sakit, Mbak. Kami jemput dari asrama," jawab Gus Farhan dengan nada khawatir.

Mendengar nama Ning Azzahra, mbak tersebut terkejut. "Ya Allah, Ning Azzahra sakit? Sakit apa, Gus?"

"Kata dokter, Ning Azzahra kecapekan dan kurang istirahat. Badannya panas tinggi dan kondisinya lemas sekali," jelas Gus rahman.

Mbak tersebut mengangguk-angguk prihatin. "Ya sudah, mari saya antar ke dalam. Abah Kyai dan umi Nyai pasti sudah menunggu."

Gus Farhan dan Gus rahman mengikuti mbak tersebut masuk ke dalam ndalem. Mereka melewati ruang tamu yang luas dan mewah, dengan perabotan antik dan hiasan kaligrafi yang indah. Di ruang tengah, Kyai Ghozali dan Nyai Afiqah sudah menunggu dengan wajah cemas.

"Assalamualaikum, Abah, Umi," ucap Gus Farhan sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam, Le. Bagaimana keadaan Aza?" tanya Kyai Ghozali dengan nada khawatir.

"Azzahra masih lemas, Abah. Ini kami bawa pulang ke ndalem supaya bisa istirahat dengan tenang," jawab Gus Farhan.

"Ya Allah, anak kesayangan Abah sakit," ucap Nyai Afiqah sambil mengusap air mata yang mulai menetes.

Tak lama kemudian, Ning Azzahra muncul dengan dipapah oleh Gus rahman. Wajahnya pucat pasi, bibirnya kering, dan matanya sayu. Tubuhnya dibalut selimut tebal, namun tetap saja menggigil kedinginan.

"Assalamualaikum, Abah, Umi," ucap Ning Azzahra dengan suara lirih.

"Waalaikumsalam, Ning. Ya Allah, anakku, kenapa bisa sampai sakit begini?" tanya Kyai Ghozali sambil memeluk Ning Azzahra dengan erat.

"Azzahra kecapekan, Abah. Tugas sekolah banyak sekali, ditambah lagi kegiatan pesantren yang padat," jawab Ning Azzahra dengan suara lemah.

"Sudah, jangan banyak bicara dulu. Sekarang Ning istirahat saja di kamar," ucap Nyai Afiqah sambil menuntun Ning Azzahra menuju kamarnya.

Kamar Ning Azzahra terletak di bagian belakang ndalem, menghadap ke taman yang asri. Kamar itu ditata dengan indah dan rapi, sesuai dengan selera Ning Azzahra yang feminin dan artistik. Di dinding kamar, terdapat lukisan-lukisan hasil karya Ning Azzahra sendiri, serta foto-foto kenangan bersama keluarga dan teman-temannya.

Nyai Afiqah membantu Ning Azzahra berbaring di tempat tidur. Ia menyelimuti tubuh Ning Azzahra dengan selimut tebal dan mengusap-usap rambutnya dengan lembut.

"Ning istirahat yang tenang ya. Umi akan selalu ada di sini menemani Ning," ucap Nyai Afiqah dengan penuh kasih sayang.

Ning Azzahra tersenyum lemah dan mengangguk pelan. Ia memejamkan matanya dan mencoba untuk tidur. Namun, rasa sakit di seluruh tubuhnya membuatnya sulit untuk terlelap.

Di luar kamar, Gus Farhan dan Kyai Ghozali sedang berbicara serius.

"Bagaimana ini, Le? Abah khawatir sekali dengan keadaan Azzahra," ucap Kyai Ghozali.

"Saya juga khawatir, Abah. Azzahra itu terlalu memaksakan diri. Dia ingin menjadi yang terbaik di segala bidang, tapi dia lupa dengan kesehatannya sendiri," jawab Gus Farhan.

"Abah sudah sering menasihati Azzahra untuk tidak terlalu memaksakan diri, tapi dia selalu saja ngeyel. Dia itu memang keras kepala seperti Abahnya," ucap Kyai Ghozali sambil tersenyum kecil.

"Mungkin sebaiknya Azzahra dikurangi kegiatannya di pesantren, Abah. Biar dia fokus dulu dengan sekolahnya," saran Gus Farhan.

"Abah setuju dengan usulmu, Le. Nanti Abah akan bicara dengan Ustadz dan Ustadzah di pesantren," jawab Kyai Ghozali.

Gus Farhan mengangguk lega. Ia berharap dengan mengurangi kegiatan di pesantren, Ning Azzahra bisa lebih fokus pada pemulihan kesehatannya.

Senja semakin larut, dan malam pun tiba. Lampu-lampu di ndalem mulai dinyalakan, menerangi setiap sudut ruangan dengan cahaya yang hangat. Di kamar Ning Azzahra, Nyai Afiqah masih setia menemani anaknya. Ia membacakan ayat-ayat suci Al-Quran dengan suara yang merdu, berharap agar Ning Azzahra bisa segera sembuh dan kembali ceria seperti sedia kala.

Di tengah keheningan malam, terdengar suara adzan Isya dari masjid pesantren. Kyai Ghozali bergegas menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah. Ia berdoa kepada Allah SWT agar anaknya segera diberi kesembuhan dan selalu dilindungi dari segala macam penyakit.

Kyai Ghozali tahu bahwa Ning Azzahra adalah anugerah terindah bagi keluarganya. Ia adalah anak yang cerdas, salehah, dan berbakat. Ia adalah harapan masa depan pesantren dan keluarga Al-Hasyimi. Oleh karena itu, Kyai Ghozali akan melakukan segala cara untuk menjaga dan melindungi Ning Azzahra dari segala macam bahaya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!