Zakia Amrita. gadis cantik berusia 18 tahun, terpaksa harus menikah dengan anak pemilik pesantren Kais Al-mahri. karena perjodohan oleh orang tua Kais. sendiri, karena Pernikahan yang tidak di dasari Cinta itu, harus membuat Zakia menelan pahitnya pernikahan, saat suaminya Kais ternyata juga tidak memilik cinta untuk nya.
Apakah pernikahan karena perjodohan ini akan berlangsung lama, setelah Zakia tahu di hati suami nya, Kais memiliki wanita lain?
yuk baca Sampai Happy Ending.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Kedatangan Ayunda.
Biarpun Umi Salimah sebenarnya tidak suka dengan Ayunda. tapi ia sudah memasakan beberapa menu makanan untuk menyambut kedatangan Ayunda. berharap wanita yang di cintai anaknya itu benar-benar aslinya baik, dan setidaknya sopan santun di depannya.
"Kais. bagiamana, apakah Ayunda jadi datang?" Umi Salimah memanggil Gus Kais yang sedang duduk di ruang tengah dekat meja makan.
"Jadi Umi, baru saja ia memberikan kabar kalau sebentara lagi sampai." Gus Kais nampak mengulum senyum manis berharap semua nantinya akan baik baik saja.
Karena ia lebih faham sifat Ayunda. bahkan sebelum datang Gus Kais sudah memberitahukan pada Ayunda agar nanti tidak ketingalan tatak rama dan sopan santu nya.
"Aduh panas banget udara disini." Ayunda memasang kacamata nya, saat sudah memasuki halaman gerbang pesantren.
Beberapa Santri putra langsung menundukan pandangan saat berpapasan dengan Ayunda.
"Astagfirullah. Mba jaga aurat Atuh ini di pesantren bukan mau nonton konser! kenapa mba malah pakai baju yang kurang bahan gini." tegur Melani saat berpapasan dengan Ayunda di gedung putri.
"Hello. memangnya kenapa kalau aku pakai pakaian gini masalah buat loh?" Ayunda mengintip dari balik kaca matanya. memandang Melani sewot karena berani menegur nya.
"Idih dasar aneh, berpenampilan yang sesuai tempat mba." Melani meladeni tidak kalah sengit.
"Dasar yah kamu Norak, kampungan ngak tahu model kah!" Ayunda mengangkat sebelah bibirnya.
Melani mengedikan bahunya kesal berhadapan dengan wanita satu ini. "Mba mau cari siapa sih? datang datang malah ngajakin ribut, udah berpakaian ngak sesuai tempat malah sok kecantikan kau mba!" Melani memutar bola matanya malas.
"Emang nya kamu ngak tahu siapa aku-hah?" Ayunda nampak begitu angkuh dan sombong.
Melani hanya menggerakan bahasa tubuhnya. pertanda ia nampak bodo amat dan ngak mau tahu betul siapa wanita aneh yang ada di hadapannya.
"Aku itu Ayunda Selebgram cantik muda dan tentunya terkenal." Ayunda nampak semakin sombong saja. "Dan kedatangan aku kesini itu. mau kerumahnya Gus Kais. dia itu pacar aku, dan kita pacaran sudah dua tahun jadi kamu ngak usah sok asik gitu sama aku!" Ayunda melipat tangan.
Melani yang mendengar itu tentu saja terkejut, tidak percaya anak kiyai nya memilik pacar yang aneh bahkan sangat tidak pantas kemana mana. "yang bener aja mahluk asing dari planet ini mau jadi istrinya Gus Kais ngaca dulu atuh ah, mendingan." Melani terlihat menertawakan Ayunda.
"Hihhhh ... dasar bocah tengik. awas aja nanti kalau aku udah jadi istrinya Gus Kais. kamu adalah orang pertama yang akan aku hajar" terlihat Ayunda mengancam Melani. sebelum ia pergi, wajahnya nampak begitu merah saat Melani meledek nya Make-up nya seperti badut.
"Dasar wanita sinting." gerutu Melani saat Ayunda sudah pergi, ia sampai lupa kalau tadinya keluar mau ngangkat jemuran malah sibuk meladeni Ayunda.
"Kenapa wajah mu di tekuk begitu?" Zakia Amrita. langsung menutup bukunya, saat melihat teman kamarnya Melani nampak cemberut.
"Sarung mu hilang lagi?" fikir Zakia sarung Melani hilang, karena nampak wajahnya begitu kesal.
"Ngak, kesel aja tadi di depan ada wanita gila." Nada Suaranya begitu kentara marah.
Zakia menggulung senyum tipis. "Memang nya ada orang gila masuk pesantren Lani?" ucap Zakia terkekeh, mendengarkan ucapan Melani.
"Sungguh Kia, ia sudah mirip orang yang tidak waras, masuk kedalam lingkungan pesantren malah pakai baju pendek yang udelnya kelihatan, kan ngak sopan yah. udah gitu ngakunya pacarnya Gus Kais lagi." Melani geleng-geleng.
"Mungkin memang benar ia pacarnya Gus Kais kan secara ngak langsung kehidupan Gus Kais memang ngak mau di lingkungan pesantren Lani. jadi biarkan saja kita tidak perlu ikut campur" ujar Zakia sembari membereskan buku-buku nya karena sebentar lagi kelas Diniah akan dimulai.
"Iya juga sih yah! memang bukan rahasia umum lagi, lagi pula untuk apa juga aku memikirkan hal yang tidak penting." Melani juga langsung ikut membereskan buku. tidak jadi ia melipat bajunya.
"Ayolah kita masuk kelas sebentar lagi Ustadz idaman kita tampil ini." Melani mengedipkan sebelah matanya sambil terkekeh, karena jika Ustadz Hisyam yang mengajar kelas Diniah para ciwi ciwi begitu semangat.
Sudah tampan Ustadz Hisyam juga sangat lemah lembut bahkan murah senyum, semua santri wati tidak ada yang tidak kagum. mereka semua sangat kagum dengan Ustadz Hisyam. bahkan diam-diam Melani dan Zakia juga mengagumi Ustadz Hisyam.
Pelajaran Nahwu dan Shorof yang menerangkan kata bahasa arab. karena Melani dan Zakia baru saja menginjak satu tahun ini mondok.
"Aku lupa bawa kitab Matan Alfiyah, sama kitab Nahwu Wadhih." Melani lupa membawa dua kitab itu, karena barusan saja ia terburu buru.
"Ya Allah. kenapa bisa lupa?" Zakia menoleh ke arah Melani karena mereka duduk berdua.
"Gara-Gara badut itu sih ... aku jadi lupa!" gerutu Melani Sambil memanyunkan bibirnya.
Sementara di dalam rumah Kiyai Syarif. Ayunda sudah datang dan benar saja ia sama sekali tidak punya tatak rama dan sopan santun nya.
"Hai sayang..." tampa ragu di hadapan Umi dan Abah. Ayunda malah memeluk Gus Kais. tentu saja Gus Kais sedikit menepis karena dia merasa canggung akan hal itu.
"Maaf Ayunda jangan seperti ini, disana ada Abah sama Umi." Gus Kais langsung membuka dekapan erat tangan Ayunda yang melingkar di lehernya.
Ayunda langsung menoleh ke belakang, terlihat Abah dan Umi menatapnya sedikit ragu karena ternyata Ayunda sama persis dengan di media sosial nya.
"Oh ... iya Umi, Abah, kenalin aku Ayunda." Ayunda menyalami Umi dan Abah, meskipun begitu Abah sedikit risih melihat Ayunda karena mengunakan baju anak usia lima tahun. yang udelnya kemana mana, bahkan ia memakai celana pendek memamerkan paha yang kulitnya juga eksotis.
"Ayo- Ayunda silahkan Duduk." Umi Salimah mempersilakan Ayunda duduk, meskipun ekspresi wajah nya nampak sungkan.
Sementara Abah tidak ikut menghadapi Ayunda. Abah langsung pamit kembali ke kantor Diniah karena hari ini kembali akan ada rapat kenaikan gajih para Ustadz
"Kamu yakin Umi mu bakalan suka sama dia?" bisik Abah Syarif pada Gus Kais sebelum pergi ke kantor Diniah.
Gus Kais menarik nafas berat "Bismilah saja Abah." lirih Gus Kais. langsung ikut duduk di tempat makan.
Sesekali Umi Salimah hanya melirik pandang, bibirnya juga sekali kali ia manyunkan saat Ayunda tidak melihatnya.
Rungan makan itu begitu hening, karena Ayunda benar benar tidak sopan, bahkan ia memainkan ponselnya mengambil Video untuk di Update di media sosial nya.
"Sayang udah dong kita mau makan, masa kamu ambil gambar terus." Gus Kais menahan tangan Ayunda agar ia tidak terus menerus mengunakan ponselnya.
"Aduh bentara dulu dong sayang. bawel banget deh kamu kebiasaan." Ayunda nampak protes yah memang ia sangat tidak bisa di atur
"Ekhmmm..." Umi Salimah sampai berdehem sambil geleng geleng melihat kelakuan Ayunda.
"Yah sudah Umi pamit udahan makanya yah, soalnya mau ada kajian di aula." Umi Salimah mengusap ujung bibirnya dengan angun, dan meningalkan mereka berdua di meja makan.
Gus Kais mengganguk sementara Ayunda nampak acuh masih sibuk dengan ponselnya.
"Awasi mereka berdua yah Nadia, Salma. jangan sampai mereka berdua berbuat aneh aneh." Umi Salimah meminta Nadia dan Salma mengawasi Gus Kais dan Ayunda.
"Siap Umi, Umi tenang saja." Salma dan Nadia adalah mbak ndalem mereka berdua sudah bekerja lama di rumah Bu Nyai Salimah dan Pak Kiyai Syarif