"Jadi begitu cara main dia. Baiklah, aku akan tujukkan bagaimana aku menjadi iblis betina seperti apa yang kamu katakan pada selingkuhan kamu itu!"
Mendengar kalimat yang amat menyakitkan dari ruang kantor milik suami ku itu membuatku teramat sakit hati.
Aku sengaja mengaktifkan perekam suara diruangan suami ku yang seharusnya menjadi ruangan ku itu, bukan karna tidak percaya atas kerjakerasnya. Melainkan sikapnya yang beberapa bulan ini terasa aneh dimata ku, terlebih saat laporan keuangan yang ku terima dari orang kepercayaanku yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang di laporkan oleh suami ku sendiri.
"Aku akan menjadi iblis bagi suamiku dan juga selingkuhannya, kita lihat kehancuran wanita murahan dan lelaki penghianat itu sebentar lagi!"
Tunggu ceritanya yaaa😇🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2
( Lihat saja mas, aku akan segera tau apa yang kamu lakukan selama ini dibelakangku!) gumam ku dalam hati.
Ku dengar suara ponsel milikku berbunyi. seperti biasa, Ibu mertua yang kerjaannya hanya merongrong diriku untuk memberikannya uang. Padahal selama ini Mas Leo sudah memberikan jatah bulanan yang cukup untuknya.
"Assalamualaikum bu,, ada apa bu?" tanya ku ketika sudah mengangkat panggilan telpon.
(Tidak nak, apa kamu sedang sibuk? Ibu hanya rindu dengan kamu) katanya membuatku memutar bola mata malas, karna jika sudah lembut dan perhatian seperti ini pasti akan UUD (Ujung Ujungnya Duit).
"Ahh,,, yaa bu, aku sedang tidak sibuk. Baru saja makan malam bersama Mas Leo, aku sedang ingin istirahat di kamar" jawabku berusaha mengimbangi.
(Ah begitu,, memang dimana Leo? apa dia masih belum menyelesaikan pekerjaanya sampai memintamu untuk istirahat lebih dulu?) tanyanya lagi.
"iyaa bu,,, Mas Leo masih banyak pekerjaan, apalagi pengeluaran perusahaan sangat membengkak. Jika Mas Leo tidak bisa memulihkan keuangan, perusahaan terancam bangkrut bu" kata ku dengan suara yang sengaja aku pelankan.
(Apa? Bangkrut? Mana mungkin perusahaan itu bisa bangkrut Re, perusahaan itu kan perusahaan besar) jawabnya membuatku sedikit kesal.
"tentu saja bisa bu, mau sebesar apapun perusahaan jika pengeluaran dan pemasukan tidak singkron tetap saja akan bangkrut. Apalagi selama hampir satu tahun ini Mas Leo tidak bisa mendapatkan tender satupun, bahkan proyek yang seharusnya aku tangani pun terancam mangkrak karna sampai sekarang belum rampung juga" jawabku sambil menghela nafas menunggu respon dari ibu mertua ku itu.
( Mengapa begitu? Apa selama ini Leo tidak bekerja dengan baik? Jika perusahaan terancam bangkrut lalu bagaimana dengan kehidupan kita nanti? Ahh,,, kamu pasti punya aset lain kan nak? Orangtua kamu pasti tidak akan membiarkan anaknya jatuh miskin dan tidak mungkin juga orangtua kamu tega membiarkan besannya hidup dalam kemiskinan. Kamu bisa minta bantuan mereka kan nak?) kata ibu mertua membuatku kesal dan sedikit berdecak kesal.
"entahlah bu,, aku juga tidak tau mereka mau membantuku atau tidak. Apalagi perusahaan itu sudah di serahkan sepenuhnya oleh Papi pada ku dan aku sudah menyerahkan sepenuhnya pada Mas Leo tanpa seizin Papi, aku yakin Papi akan marah besar jika Mas Leo tidak bisa menyelesaikan semua itu nanti. Apalagi pengeluaran terbesar langsung masuk kedalam rekening milik Mas Leo bu" kataku.
(Ap-Apaa maksud kamu nak?) tanyanya gugup.
"iyaa maksudku pengeluaran keuangan perusahaan membengkak itu kebanyakan masuk ke rekening Mas Leo bu, di luar gaji miliknya. Jadi, bisa saja Mas Leo di laporkan atas tuduhan penggelapan uang perusahaan oleh dewan direksi dan pemilik saham" kataku dengan sejelas-jelasnya.
Panggilan itu pun terputus, aku yakin disana ibu mertua pasti tengah kocar kacir. yang tadinya dia berniat menelpon ingin meminta uang langsung tidak jadi mendengar perkataanku itu.
( Ahh,, kenapa dimatikan, padahal aku masih ingin dengar bagaimana tanggapannya) gumamku.
Aku pun merebahkan diri diranjang setelah menaruh ponsel di atas nakas, sambil menunggu Mas Leo biasanya aku memakan buah yang tersedia di dalam kulkas yang sengaja aku taruh di kamar. Tapi malam ini, aku lebih tertarik untuk melihat e-mail yang sangat sudah lama tidak aku buka.
POV AUTHOR
Disalah satu rumah di perumahan tak kalah elite, Ibu mertua Rere yang berada didalam kamar terkejut mendengar perkataan yang keluar dari menantunya.
Ia segera keluar dari kamar setelah mematikan telpon sepihak dengan sang menantu, dengan jalan tergesa ia menemui anak perempuan pertamanya. Kakak dari Leo.
"Dini,,, Din, apa benar jika ketahauan aliran dalam kedalam rekening pribadi bisa di jadikan tuduhan penggelapan dana?" tanyanya pada sang anak yang tengah mengecat kuku.
"yaa iyaalah bu, ibu kenapa nanya begitu?" tanya anak perempuannya dengan wajah heran.
"ibu baru saja nelpon Rere,,,,"
"bagus dong bu, ibu minta uang berapa lagi sama dia? Bisalah nanti kita shoping lagi" kata Dini.
"shoping,,, shoping,, ibu belum selesai bicara! Adik kamu itu bodoh atau bagaimana ya, dia secara terang-terangan memasukkan uang perusahaan kerekeningnya langsung." Katanya dengan nada panik.
"yaa terus kenapa bu? Kan itu uang perusahaannya sendiri bu" jawab Dini dengan santai.
"uang perusahaannya sendiri bagaimana, itu uang perusahaan milik mertua adikmu. Bahkan saham diperusahaan itu masih milik mertua adikmu, Rere saja tidak memiliki hak atas saham itu. Ia memimpin perusahaan karna anak dari pemiliknya saham terbesar di perusahaan itu" jawab ibu mertua Rere.
"Jadi??" kata Dini sambil memiringkan kepalanya menatap ibu mertua Rere dengan serius.
"itu artinya adik kamu dalam bahaya Re, dia pasti akan di laporkan ke polisi atas tuduhan penggelapan dana perusahaan oleh direksi dikantornya" kata ibu Mertua Rere membuat Dini terkekeh.
"itu kalau ketahuan bu, kalau tidak ketahuan ya santai saja. Lagian tidak ada orang yang bersih di dunia ini, tinggal suap saja pasti selesai urusan" kata Dini.
"tapi Rere tau bodoh! Dia yang bilang sama ibu kalau adikmu itu terancam akan di polisikan atas tuduhan korupsi di kantor itu, kalau Rere tidak bilang mana mungkin ibu menanyakan hal ini padamu!" kata ibu mertua Rere dengan nada kesal.
"kalau begitu sebaiknya ibu tanyakan pada Leo, apa dia tau jika Rere sudah mengetahui kalau dia menguras uang perusahaan?" kata Rere yang langsung di angguki oleh ibu mertua Rere.
"baiklah, ibu harus telpon Leo. Kasian sekali anak itu, ibu yakin jika Rere berpura-pura tidak mengetahui apapun di depan Leo!" kata ibu mertua Rere sambil menghidupkan kembali ponselnya.
"Halo,, Leo, kamu sedang ada dimana? Apa kamu sedang berada di dekat Rere?" tanya ibu mertua Rere setelah telpon terhubung.
( Tidak bu,,, Leo tengah berada di ruang kerja, Ada apa ibu malam-malam begini menelpon Leo?) tanyanya dengan nada santai.
"Leo apa selama ini kamu bermain bersih dengan mengambil uang perusahaan milik orangtua Rere?" tanya ibu mertua Rere itu pada anaknya.
(tentu saja bu, aku selalu bermain bersih. Aku yakin tidak akan ada satu orang pun yang tau apa yang aku lakukan, apalagi saat ini aku sudah memiliki rekening baru khusus uang-uang itu) kata Leo membuat ibu mertua Rere itu menghela nafas lega.
"syukurlah kalau begitu, sebaiknya kamu lebih berhati-hati lagi Leo. Karna Rere sudah tau jika ada aliran dana ke rekening pribadi kamu selama ini" kata ibu mertua Rere membuat anak lelakinya sedikit terkejut.
( Apa? Ibu tidak sedang bercanda kan? dari mana ibu tau kalau Rere sudah mengetahui apa yang aku lakukan itu? Tau dari mana dia?) tanya Leo.
"Rere sendiri yang mengatakan itu pada ibu, bahkan ia mengatakan jika kamu terancam di laporkan polisi oleh dewan direksi nanti nya karna kamu sudah mengambil keuangan perusahaan sehingga membuat perusahaan diambang kebangkrutan. Ibu tidak mau ya Leo kalau kita jatuh miskin lagi seperti dulu, ibu tidak akan sudi!" kata ibu mertua Rere menegaskan pada anaknya.
(tidak akan bu, aku tidak akan membiarkan ibu hidup dalam kemiskinan lagi seperti dulu. Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan?) tanya Leo.
"sebaiknya kamu berikan uang kamu pada ibu secara cash, nanti uang itu akan ibu berikan rumah, mobil dan perhiasan. Dengan begitu tidak ada yang tau kemana aliran dana itu selanjutnya karna uangnya sudah kamu tarik secara cash, dan apa yang ibu beli itu akan ibu atas namakan ibu agar tidak bisa di sita jika kamu ketahuan!" kata ibu mertua Rere.
(kalau begitu, kalau aku ketahuan maka aku akan dipenjara dan ibu menikmati fasilitas itu. Begitu maksud ibu?) kata Leo dengan sinis.
"Astagaa Leo, setidaknya setelah kamu didalam penjara kita masih ada uang untuk ibu buka usaha kecil-kecilan. Kita juga punya rumah dan mobil, bahkan perhiasan sebagai tabungan nantinya. Dari pada kita kembali menjadi gembel, kamu mau?" kata ibu mertua Rere membuat Leo diam seketika.
(baiklah,, nanti akan Leo fikirkan!) jawab Leo pada akhirnya membuat ibu mertua Rere itu tersenyum lega.
"sebaiknya kamu jangan terlalu lama mikir, kita tidak tahu hari apes itu kapan terjadi" jawab nya. Setelah itu ia pun mematikan telpon dan menatap anak perempuannya yang hanya mengangkat kedua bahunya.
Bersambung....