Gita merasakan jika berada didekat suaminya merasa sangat emosi, dan begitu juga dengan sang suami yang selalu melihat wajah istrinya terlihat sangat menyeramkan.
Setiap kali mereka bertemu, selalu saja ada yang mereka ributkan, bahkan hal.sepele sekalipun.
Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Apakah mereka dapat melewati ujian yang sedang mereka hadapi?
Ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tas Koper
Niat Arka untuk mandi, justru berbaring diranjang. Ia ingin menghubungi sang istri tercinta, dan tentunya ia sangat merindukan Raihan - Puteranya yang berpipi gembul dan menjadi penyemangat dalam hidupnya.
Arka menggulir layar ponselnya, lalu mencari nama seseorang yang begitu ia cintai 'My Honey' , satu nama yang disematkan untuk panggilan kesayangan buat sang istri.
Panggilan video call tersambung. Terlihat wajah Gita yang sumringah saat menyambutnya. Ia terlihat lelah dengan semua aktifitasnya, tetapi tidak pernah mengeluh sama sekali.
"Papa, papa," suara seorang bocah laki-laki berusia dua tahun saat melihat ayahnya dalam layar ponsel.
"Iya, Sayang, sudah makan--kan?" pertanyaan yang selalu diutarakan oleh orangtua pada umumnya, meskipun si anak entah sudah yang keberapa kalinya makan.
"Dah, Papa," obrolan berlanjut, dan tanpa sadar karena lelah yang begitu kuat, akhirnya Arka tertidur saat dalam melakukan video call, dan Gita menggelengkan kepalanya karena itu sudah menjadi kebiasaan sang suami, dan ia mengakhiri panggilannya.
****
Arka terbangun saat waktu menunjukkan pukul lima subuh. Ia tertidur cukup lama, dan merasakan tubuhnya sangat segar.
Ia melirik ponsel yang tergeletak disisi kanannya, dan teringat telah meninggalkan panggilan begitu saja karena mengantuk. Ia menepuk keningnya, dan merasa bersalah akan hal itu.
Melihat waktu subuh telah hadir. Ia memilih untuk mandi, dan bersiap untuk shalat dan melanjutkan pekerjaannya. Ia berniat untuk menghubungi Gita siang nanti disela-sela jam istirahatnya.
Ia mengguyur tubuhnya dengan air, dan rasa segar kembali menghampirinya. Setelah selesai membersihkan tubuhnya, ia meraih handuk berwarna putih yang disediakan oleh hotel.
Ia mengeringkan tubuhnya, lalu melilitkan handuk tersebut kepinggangnya.
Setelah selesai, ia keluar dari kamar mandi, dan menuju koper untuk mengganti pakaiannya. Akan tetapi, saat membukanya, ia melihat isinya tidak sama.
Dimana ada bra berenda, underware berwarna merah terang yang juga berbahan renda dan bentuknya sangat menggairahkan.
Seketika ia tersentak kaget, dan mengingat jika kopernya tertukar dengan milik Riri, sebab warna dan bentuknya sama.
Ia menutupnya kembali, dan ingin menukarnya kepada sang sekretaris.
Dengan cepat ia membuka pintu kamar hotel, dan sepertinya ia lupa jika sedang mengenakan handuk saja, dan tentunya memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sixpack dan menggoda kaum hawa yang merindukan sebatang pisang untuk bersenang-senang.
Tok tok tok
Ia mengetuk pintu kamar hotel yang ditempati oleh RIri. Namun tak ada sahutan.
Ia mengetuknya kembali, namun masih sepi. Ia sangat takut jika akan tertinggal shalat subuh. Dan saat ia akan mengetuk untuk ketiga kalinya, terdengar suara derit yang diiringi dengan pintu terbuka sedikit saja.
Didepannya berdiri seorang wanita cantik yang sedang mengenakan pakaian lingire. Sangat aneh, untuk apa ia berpakaian seperti itu? Bukankah ia sendirian dikamar? Berbagai pertanyaan memenuhi benaknya, namun Arka mencoba tak perduli, toh--bukan urusannya.
"Eh, Pak Bos, ada apa pagi-pagi ke kamar saya, Pak?" ucapnya dengan nada serak khas bangun tidur. Ia tampak sangat mengantuk sekali, apa ia bekerja semalaman atau mungkin lembur dalam mempersiapkan suatu pekerjaan.
Arka menyodorkan koper tersebut kepada wanita yang terlihat baru saja bangun tidur dengan rambutnya yang acak-acakkan, namun tidak mengurangi kecantikannya.
"Kopernya tertukar, dan tolong ambilkan koper saya," ucapnya dengan tegas.
"Hah?! benarkah?" ia meraih kopernya, lalu memeriksa isinya, dan tersenyum tipis, lalu berjalan melenggok menuju ranjang tempat dimana koper miliknya ada diatas ranjang.
Sekilas Arka melihat ranjang milik Riri sangat berantakan, dan entah apa yang ia kerjakan semalaman ini? Arka melihat ada sebuah gunting yang tergeletak didekat koper miliknya.
Gadis itu sengaja membungkuk saat mengambil tas milik sang General Managernya. Hal itu tentu saja terlihat oleh Arka yang mana bokong bulat padat tersebut sengaja terpampang didepannya.
Seketika pria itu memalingkan wajahnya. Ia mencoba mengatur nafasnya yang tersengal, bagaimanapun ia pria normal, dan jika terus digoda pasti akan runtuh imannya.
Entah mengapa subuh ini Riri terlihat semakin cantik dan menggoda, jika saja tidak kuat imannya, mungkin ia akan menerkam sang sekretaris saat ini juga.
"Ini, Pak. Kopernya." Riri menyerahkan benda tersebut kepada General Manager yang bersikap sangat dingin dengannya.
Arka mengambilnya, lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan apapun. Jujur saja, jika berlama menghadapi Riri, yang ada ia akan terjerumus pada perbuatan nista.
Sedangkan Riri masih berdiri diambang pintu. Ia melipat kedua tangannya didepan dada, sembari memperhatikan punggung sang General Manager dengan deguban dadanya yang memburu.
Tubuh kekar dan wajah tampan yang merupakan paduan sempurna, dan anehnya sang istri yang memiliki wajah biasa saja, namun dicinta sepenuh jiwa, sungguh sangat langka pria seperti itu--bukan?
Wanita itu merasakan area sensitifnya berdenyut. Ia sangat berharap jika sang General Manager itu datang padanya, dan memenuhi hasratnya yang sudah membuncah.
Namun harapannya sia-sia. Pria itu masuk ke dalam kamar dan tidak memberikan respon apapun padanya.
Rasa tak diacuhkan membuat Riri semakin kesal. Selama ini tidak ad satupun pria yang dapat menolak kemolekan tubuhnya. Ia adalah impian banyak pria yang mencoba berlomba untuk dapat tidur seranjang dengannya, namun sang General Manager tidak memperlihatkan ketertarikan yang berarti.
Melihat pintu kamar dikunci, Riri menghela nafasnya dengan berat, lalu memilih masuk ke dalam kamar, dan menutupnya dengan kesal.
Wuuuuuuuss
Sebuah bayangan hitam memasuki kamar Arka, dan sosok itu memperhatikan sang pria yang saat ini sedang bersiap untuk shalat subuh.
Wwwwwuuus
Sosok bayangan hitam itu melesat ke arah Arka, lalu berdiri tepat dibelakangnya, dan hal itu tiba-tiba saja membuat sang pria sangat malas untuk melakukan ibadahnya.
Perasaan gelisah tiba-tiba datang dan membuatnya tidak tenang. Entah mengapa ia tetap melanjutkan shalatnya, meski tidak berkonsentrasi.
Wuuuuuusssh
Sosok itu menghilang, dan memilih menjauh dari Arka, namun tetap berada didalam kamar seolah sedang memantau apapun yang dialkukan oleh pria tersebut.
Setelah Arka selesai dengan shalatnya. Ia membuka pakaiannya dan menggantinya dengan pakaian kerja, sebab akan melakukan pertemuan diruang meeting yang juga berada dihotel yang sama tempat mereka menginap.
Wuuuuuuusssh
Sosok itu kembali mendekati sang pria. Ia berada dipunggung Arka, dan seolah sedang menempelinya.
Tiba-tiba saja ia merasakan sesuatu miliknya terbangun dan ia ingin menyalurkannya segera.
Ia tersentak kaget, dan merasakan jika hatinya seolah mengganjal dan tidak nyaman, ada sesuatu yang bersarang disana.
"Kenapa aku tiba-tiba jadi gelisah?" gumamnya dengan lirih. Ia sungguh tidak nyaman dan seolah merasa serba salah dalam melakukan apapun.
Ia berdiri, lalu berjalan mondar-mandir sembari menggigit ujung jemari telunjuknya, ia tidak tahu apa yang saat ini sedang ia rasakan.
xiexiexiexie.....
anak semata wayang yang dibangga-banggakan ternyata astaghfirullah ...
tp sayang nya si Minah belum nyadar diri ttg perbuatan anak nya itu ,, kasihan nya 🤣🤣🤣
msh penasaran aku kak Siti ,,, kira-kira apa yg terjadi pd 2 jalang itu yg pingsan di hutan,, apakah msh hidup atau mereka dh pd mati yaa ❓🤔
kak Siti maaf bukan nya kondisi Gita sdg menstruasi yaa , lalu knp Gita Sholat Subuh berjamaah dg Arka ❓🤔