"Apa kau tau, sebenarnya aku adalah istri pertama Aldan, dan kau adalah madu ku Aura" ujar Vega.
Aura terkejut dengan fakta yang di berikan Kakak ipar palsunya itu, selama 2 tahun mereka hidup bersama ternyata Aura membiayai kehidupan istri pertama suaminya. aura tidak bisa membalas perkataan Vega karenya tubuhnya sangat lemah berbicara pun sangat kesulitan.
"Aura apa kau tau kenapa kamu bisa selemah ini? kamu bisa selemah ini Karen obat ini, selama 2 tahun aku memberikannya kepada mu perlahan - lahan sampai kamu mati secara perlahan. dan Seseorang yang sangat membantu ku adalah!!"
seseorang masuk ke dalam kamar aura dan itu adalah Virsa Asisten nya di perusahan ternyata dia seorang penghianat.
"Apa wanita itu sudah mati sayang?" tanya Aldan
"Dia sedang sekarat sayang" balas Vega
di detik - detik kepergiannya semua orang yang dia anggap baik muncul dan menertawakan kepergiannya.
"Tuhan beri aku kesempatan sekali saja, dan membalas semua perlakuan mereka terhadap ku....."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duna Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aura
"Aura apa Lo tau sekarang siapa yang ada di depan Lo ini? Kakak ipar tersayang Lo kah?" ujar Vega sambil tersenyum palsu
"Kakak ipar? LO JAL*NG SI*LAN" Teriak Aura dengan sisa - sisa tenaga nya.
Plakkk......
Vega menampar Aura sampai dia muntah darah.
"Dasar wanita gak guna. Udah bagus Lo gak di buang dari rumah ini" emosi Vega
"Hahahahahah... Gak salah tuh. yang harusnya di buang dari sini, Lo sama curut - curut Lo itu?" balas Aura sambil tertawa nyaring.
Plakkkk......
Aura di tampar kembali oleh Vega yang emosi dengan suara tertawa Aura yang membuat dia kesal.
Cklekk....
"Ada apa sih sayang? kenapa teriak - teriak" tanya Aldan
"Ini nih sayang, wanita gak guna ini panggil aku j*lang" rengek Vega sambil bergelayut manja di tangan Aldan
"Heh wanita gak guna. Lo harusnya bersyukur, gak kita buang ke tumpukan sampah" emosi Aldan
"Gak salah tuh? yang seharunya di buang itu Lo sama keluarga Lo dari rumah gue inget dari rumah gue. Hahhh... Gue nyesel banget mungut sampah - sampah ini dari jurang kemiskinan eh ternyata pada gak tau diri" sindir Aura.
"Laki - laki miskin dan wanita j*lang memang klop banget" lanjut Aura
Mungkin sekarang Aura sudah merasa dia sudah ada di saat saat terakhirnya, dia akan melepaskan semua amarahnya kepada kedua orang yang paling tidak tau diri ini.
Aura sudah bodo amat jika dia nanti di bunuh langsung oleh Aldan, asal dia mengeluarkan semua amarah yang sudah dia pendam selama ini.
Aura sudah tau kebusukan mereka berdua selama 1 bulan ini, mereka menyiksa Aura dengan berhubungan badan di sampingnya di tempat tidurnya dengan keadaanya dia yang tidak bisa berbuat apa - apa.
Mereka selalu menggodanya dengan ekspresi menjijikan dan membuat Aura merasa jiji melihat mereka berdua saat bergelayut manja di ranjang yang sama dengan Aura.
Namun dia tidak bisa berbuat apa - apa karena tubuhnya yang sudah lumpuh hanya bisa berbaring di ranjang saja.
Bugg....
Plakk.....
Akhhh.....
Ugh.....
Plakk.....
Suara pukulan, tamparan dan teriakan menggema di dalam kamar Aura.
Aura di hajar habis - habisan oleh Aldan karena dia emosi mendengar Aura menyebutnya dengan sebutan sampah dan miskin.
15 menit Aldan menghajar Aura yang sudah tidak berdaya.
Dari bagian perut sampai wajah Aura, di penuhi dengan lebam berwarna ungu, di tambah dengan muntahan darah yang memenuhi wajah Aura membuat Aura tambah terlihat Tragis.
Akhhhhhh....
Rasa sakit dari dalam tubuhnya mulai terasa sangat menyakitkan membuat Aura tersiksa.
Akhhhh....
Dia hanya mengerang dan tidak bisa berbuat apa - apa dengan rasa sakit yang tiba - tiba muncul.
"Aku bersumpah akan membalaskan rasa sakit yang kalian berikan kepada ku. Aku akan membalas kalian dengan dua kali lipat dari rasa sakit yang kalian berikan kepada ku" ucap dalam hati Aura
Aura menutup rapat matanya mencoba mengendalikan rasa sakit yang semakin lama semakin bertambah membuat rasanya dia seperti akan mati.
Cklek...
"Apa dia udah mati?" tanya Rianti mertua Aura yang baru masuk ke dalam kamar Aura
"Sebentar lagi mah, rasa sakit nya baru muncul" jawab Vega dengan senyum jahatnya
"Bagus lah. Jadi mamah gak perlu pura - pura baik lagi sama dia, mamah udah gak mau ngurus j*lang ini. Dasar gak berguna" balas Rianti.
Rianti melihat ke arah Aura dia tersenyum sendang melihat Aura yang menutup matanya dan terlihat dari raut wajah Aura yang mencoba menahan rasa sakit yang mulai menyebar ke seluruh tubuh.
"Lihat wanita si*lan itu, dia sedang merasakan saat - saat terkahir nya" lanjut Rianti
"Apa Virsa bunuh aja kak? Udah gatel nih tangan" ujar Virsa asisten Aura.
Namun yang Aura tidak tau ternyata virsa adalah adik dari Vega, dan mereka memang sudah merencanakan ini semua untuk mendapatkan semua harta dari Aura.
Dengan ucapan Virsa Aura membuka matanya, dia sangat - sangat kecewa dan marah karena orang yang sangat dia percaya ternyata dia adalah orang yang paling semangat untuk membunuhnya.
Virsa yang sudah membuka mata langsung berjalan mendekati ke arah Aura yang masih terlentang di kasur.
Virsa duduk di samping Aura dan mendekat ke arah wajah Aura dengan tatapan mengejek.
"Selama satu tahun, aku memberi mu Racun ini, setetes demi setetes agar kau mati dengan perlahan. dan tidak akan ada orang yang mencurigai jika kamu mati dengan cara tragis seperti ini" ujar Virsa dengan senyum seringainya.
"Apa kau ingin tau Racun apa yang ku berikan kepadamu? Wanita si*lan" ucap Virsa
Virsa langsung mengeluarkan Racun itu dari saku celana, Racun itu ada di dalam botol kaca dan Racun itu berbentuk cairan bening jadi sulit untuk mendeteksi Racun ini, apa lagi mereka memberikan Racun ini kepada makanan yang Aura makan setetes demi sedikit membuat Aura tidak menyadari Racun ini.
"Apa kau ingin tau apa nama Racun ini? Nama Racun ini adalah Tetrodotoksin dan Racun ini yang membuat tubuh mu menjadi seperti ini" ujar Virsa
Tetrodotoksin adalah Racun yang ada di dalam ikan buntal, Racun ini secara perlahan akan mengganggu saraf ke otot dan menyebabkan kelumpuhan permanen apalagi jika di beri kan secara perlahan membuat kerusakan nya tidak terdeteksi dan membuat Racun ini tidak dapat terdeteksi saat di cek di rumah sakit.
Karena Virsa sudah tidak sabar untuk melihat Aura mati, dia langsung mengeluarkan pisau panjang dan langsung.
Bless...
Bless....
"Tuhan beri aku kesempatan lagi tuhan"
Pisau tajam itu langsung Virsa tusukan ke jantung Aura dan dia menusuk Aura secara membabi buta, entah berpa kali virsa menusuk nusuk tubuh Aura.
Perlahan lahan rasa sakit tadi hilang di ganti dengan cahaya yang terang mendekatinya.
"Mamah!! papah!!" ucap Aura
Saat cahaya itu semakin mendekat ternyata cahaya itu dari kedua orang tuanya yang seperti sudah menunggu dia datang.
"Kembali lah Aura.... hidup lah lebih baik, dan hidup lah dengan bahagia" ucap mamah Aura
"Nanti kita akan bertemu kembali, sekarang kamu harus kembali dan merubah takdir mu sendiri Aura. Anak ku sayang" ucap ayah Aura
"Aku tidak mau kembali. Aku ingin bersama kalian di sini" tangis pecah Aura
"Kembali lah. Perbaiki semuanya dan bahagia lah, setelah waktunya datang kita akan bertemu lagi anak ku sayang" ujar mamah Aura
Mereka pun tersenyum dan terasa Aura semakin jauh seperti di tarik seseorang untuk menjauh dari mereka.
Akhhhhh.....
Teriak Aura, Aura melihat ke sekeliling kamarnya.
"I-ini kamar utama? aku kembali!!" ucap Aura
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
dah tahu sibangsat tu ada dlm bilik bawa sekali yg dikehendaki oleh keluarga sibangsat sedih