Luna punya segalanya, lalu kehilangan semuanya.
Orion punya segalanya, sampai hidup merenggutnya.
Mereka bertemu di saat terburuk,
tapi mungkin… itu cara semesta memberi harapan baru..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHRESTEA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Fall
New York..
Arvella Hotel..
Malam itu, lampu-lampu di ballroom Hotel Arvella menyala terang. Kilatan kamera menyambut setiap langkah yang melintas di karpet merah, dan nama Luna Carter disebut berkali-kali seolah menjadi penyemangat para penonton.
Gaunnya berwarna biru perak, membiaskan cahaya setiap kali ia bergerak. Senyum itu masih sama,tenang, hangat, dan meyakinkan.
“Luna! Sini lihat ke kiri! Ke kanan! Senyum, Luna!” suara para fotografer bertubi-tubi.
Gadis itu menuruti, tersenyum lagi, menunduk sopan. Seolah semuanya baik-baik saja. Meskipun di dalam pikirannya malam itu hanya satu dari sekian banyak malam di mana dia harus berpura-pura. Menjadi seseorang yang dunia inginkan
Di sudut ruangan, Kai Donovan,CEO agensi internasional tempat Luna bernaung,berbicara dengan beberapa wartawan. Wajahnya tenang, senyum profesional tetap terpasang. Tapi matanya sesekali melirik ke arah Luna, memastikan artis andalannya tidak berbuat kacau.
Acara malam itu meriah,beberapa jam kemudian, pesta selesai. Luna memilih pulang sendirian ke apartemennya yang sepi di tengah kota New York. Dinding putih, kasur empuk, dan jendela besar yang memperlihatkan kemegahan kota. Ini menjadi satu-satunya teman selama tinggal disini.
Ia melepaskan sepatu haknya, menjatuhkan tubuh di kasur dengan kasar. Dalam keheningan matanya menatap lampu-lampu yang berkelap di luar sana.
Ponselnya bergetar,pesan masuk dari manajernya.
Luca : “Apa kamu sudah lihat berita? Jangan panik.”
Luna : "Aku belum lihat."
Dengan malas dia membuka internet. Dan saat itu terbuka,matanya menatap tajam ke layar ponselnya. Gambar dirinya,wajah yang sama, gaun yang sama, tapi dalam situasi yang bukan miliknya.
Ada Video pendek, suaranya disamarkan, tapi caption-nya jelas.
“Luna Carter terlibat skandal perselingkuhan dengan Raymond Blake.”
Tangannya bergetar. Nafasnya berat. dia mencoba menulis klarifikasi, namun semua di bantah. Apa pun yang dia katakan, orang-orang tidak percaya. Dunia tidak butuh kebenaran,mereka butuh cerita untuk dibenci.
Di sisi lain kota, Kai membaca berita yang sama. Wajahnya tegang, dia mengusap wajahnya kasar. Bahkan kepalanya di buat semakin pusing karena klarifikasi Luna tidak di terima.
“Ini buruk,” katanya pelan pada asistennya.
“Sangat buruk,Kai. Mungkin akan sulit untuk Luna kembali dalam waktu dekat ini."
Kai menghubungi Luna, gadis itu cepat menjawab.
"Halo.."
"Kamu tenang aja dulu, aku akan mencoba mencari tau dari mana asal berita ini dan gimana ada orang yang bisa mirip seperti kamu." ucap Kai.
"Tapi, itu benar-benar bukan aku! Aku tidak melakukan apapun disana!"
"Aku tau."
"Untuk sementara waktu, kamu jangan muncul di publik. Aku takut terjadi sesuatu sama kamu, kamu tau sendiri siapa istri Raymond Blake."
"Iya." jawab Luna menurut.
Panggilan tertutup, Luna menatap kearah luar jendela apartemennya. Langit yang tadinya cerah, sekarang turun hujan. Matanya sibuk menatap titik-titik air yang jatuh di kaca.
Dalam hatinya, meskipun dia lelah, tapi dia tidak boleh sampai kehilanggan pekerjaan ini. Di balik kesuksesannya sekarang ada pengorbanan besar yang sudah di lakukan orang tercintanya.
Luna meringkuk di atas kasurnya,meratapi nasibnya yang entah akan baik-baik saja atau tidak. Malam itu, kali kedua, Luna merasa jatuh ke dasar lubang gelap, tak berpenghuni.
Dunia memang kejam hanya cukup satu malam. Semua berubah,semua menjadi awal kehancuran Luna. Reputasinya, pekerjaannya, menghilang dalam sekejap mata.
