Ayra Khansa Adiba Dokter muda yang menjadi korban ke egoisan ke dua orang tuanya, ia hidup sendiri di ibu kota.
ia tak tau kemana ibunya pergi, sedangkan ayahnya sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya.
Ayahnya memang bertanggung jawab atas pendidikan dan kehidupan Ayra, namun itu semua tidak di sukai oleh Ibu sambung dan saudara tirinya.
Yang membuat Ayra geram dan jengkel, dan Ayra bertekad untuk mengembalikan, semua uang ayahnya yang di keluarkan untuk membiayai kuliahnya.
Namun satu hal terjadi karena ulah kakak tirinya,yang membuat hidup Ayra berubah,apakah hidup Ayra berubah lebih apa atau malah memburuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DCMGA 25
Setelah sholat isya, Ayra di antar oleh Alfarezeel menuju ke rumah sakit,Ayra juga sudah membawa beberapa baju yang akan di pindahkan ke apartemen sang suami.
" turun halte depan saja Gus" pinta Ayra pada suaminya.
Alfarezeel spontan menoleh ke arah sang istri yang meminta turun di depan halte bukan di rumah sakit, pasalnya ia juga akan ke rumah sakit, kemungkinan akan menginap di sana, menyelesaikan pekerjaannya.
" Kamu ada janji sama orang?atau kamu malu karena aku yang anter ?" tanya Alfarezeel.
Ayra tampak menggaruk rambutnya yang masih terurai walau tidak gatal, pasalnya tatapan tajam sang suami membuat ia takut.
" enggak sih Gus, kan di rumah sakit tidak ada yang tau kalau kita suami istri... yaa... takut aja jadi bahan gosip, aku kan masih baru di sini" jawab Ayra, Ayra dan Alfarezeel sepakat untuk saling mengenal lebih dalam antara satu sama lain.
" hmm"
Alfarezeel benar- benar menurunkan Ayra di halte, " terimakasih Gus atas tumpangannya" ucap Ayra.
" hm"
Saat Ayra ingin membuka pintu Alfarezeel membuka suaranya lagi " ada yang ketinggalan " ujar Alfarezeel.
" apa ?" tanya Ayra sambil mengecek barang bawaanya lagi.
Alfarezeel mengatungkan tangannya,Ayra tampak bingung, tak lama ia sadar dan memberi uang pecahan lima puluh ribu.
Alfarezeel menepuk jidatnya, Ayra fikir ia butuh uang apa ya?, " salim Ayra, saya enggak butuh uang kamu" ujar Alfarezeel.
" Oalah bilang dong Gus, lagian gus cuma mengatungkan tangan, saya kan enggak tau" Sahut Ayra meraih tangan suaminya.
deg...
Ayra merasakan ada benda kenyal yang menempel di keningnya cukup lama,jantung Ayra berdetak semakin kencang, ia diam sejenak, mencerna apa yang terjadi tadi.
" sudah itu hal lumrah bagi sepasang suami istri" ujar Alfarezeel santai .
Ayra mengaagukan kepalanya pelan, lalu keluar dari mobil sang suami, setelah Ayra keluar Alfarezeel kembali mengendarai mobilnya menuju rumah sakit.
"Aduh murahan banget sih jantung gue, cuma di cium udah deg- deg an" gerutu Ayra sambil memegang dadanya.
Ayra mulai berjalan menyusuri trotoar, hanya perlu jalan tiga menit untuk sampai di rumah sakit.
Ayra berjalan menuju lobby, ia melihat Sang suami yang masih berada di lobby sedang mengecek kembali dokumen.
" malam Dok, malam sus " sapa Ayra saat melewati sang suami dengan salah satu suster.
" malam Dokter Ayra, Dokter Ayra sakit ya? wajah Dokter Pucat sekali"balas Suster tersebut yang membuat Alfarezeel mengarahkan pandangannya kepada sang istri.
" Kamu sakit?" tanya Alfarezeel berusaha untuk tidak terlalu khawatir.
" enggak kok sus, dok, mungkin hanya kurang tidur saja, sama tadi belom sempet makan" jawab Ayra.
" mau saya pesenkan makanan dok? biar ada energinya soalnya ada 3 pasien yang sudah masuk ruang rawat dok, satunya sudah pembukaan aktif " tawar suster tersebut.
" Terima kasih sus atas tawarannya, saya habis ini mau ke kantin dulu, saya boleh minta data pasien yang akan melahirkan sus?"
" Sebentar dok saya ambilkan terlebih dahulu " Suster tersebut mencari data yang di minta Ayra.
Sedangkan Alfarezeel menatap Ayra seperti sedang mengitimidasi, sedangkan Ayra tampak acuh karena debar di dadanya,akibat ulah sang suami belum juga reda.
Tak selang berapa lama suster itu memberi data pasien yang akan di tangani oleh Ayra. " ini dok" ujar Suster tersebut menyerahkan data pasien.
" terima kasih yaa sus.. saya lihat dulu habis itu saya akan visit " ujar Ayra.
" sama- sama dok"
" kalau begitu saya permisi dulu sus, Dokter Al, mari" pamit Ayra kemudian menuju ke ruangnya.
Alfarezeel menatap sang istri sekejap lalu ia juga ikut pamit, " saya ada di ruangan saya, kalau ada apa- apa langsung hubungi saya saja, saya permisi" Pamit Alfarezeel dengan muka datarnya.
Alfarezeel mengikuti langkah sang istri hingga masuk ke dalam lift, di dalam lift hanya ada mereka berdua.
" ikut ke rungan aku sekarang" pinta Alfarezeel pada sang istri.
Ayra dengan cepat menggelekan kepalanya, saat Alfarezeel ingin mengeluarkan suara kembali lift terbuka dan tiba di lantai 6 di mana ruangan Ayra berada.
Alfarezeel menatap kepergian sang istri yang berjalan sedikit gontai.
Alfarezeel kemudian pergi keruagannya, dan memesan makanan lewat ojek online sejujurnya ia juga begitu lapar, tapi tadi ia sudah mengganjal perutnya dengan brownies dari toko sang istri.
Setelah itu Alfarezeel mengecek berkas- berkas keuangan rumah sakit dan beberapa usaha rumah makan serta Cafe miliknya, memang Alfarezeel memiliki usaha Cafe dan juga rumah makan.
Selang tiga puluh menit ruangan Alfarezeel di ketuk oleh seseorang dari luar.
tok...
tok....
tok....
" Masuk " pinta Alfarezeel
Seorang Satpam masuk dengan membawa beberapa tentengan berisi makanan.
" permisi Pak Al ini pesanan bapak" ujar pak Sugiman.
" oh yaa Pak, makasih pak saya ambil ini saja" ujar Alfarezeel mengambil plastik dengan berlogo selera rasa, salah satu resto miliknya.
" yang ini buat bapak, dan yang lainnya tolong bagikan yang jaga malam yaa pak.. nya tolong kasih yang jaga malam ya.. pak" pinta Alfarezeel.
Alfarezeel memang terkenal royal dengan para karyawannya, sering kali jika ia di rumah sakit hingga malam, ia akan mentraktir mereka walau tidak setiap hari.
" wahh terima kasih Pak Al, semoga rezekinya makin lancar, dapat jodoh yang baik dan di dekatkan dengan jodoh yaa pak.. supaya nyusul Dokter Zahira"
Alfarezeel hanya terkekeh mendengar doa pak Sugiman, toh dirinya sudah bertemu dengan jodohnya jadi ia tak perlu mengaminkan kecuali rezeki yang lancar akan ia Aamiinkan..
" kalau begitu saya permisi Pak Al sekali lagi terima kasih atas traktiranya" ucap pak Sugiman.
" Iya pak Sama- sama"
Sepening pak sugiman, Alfarezeel menyelesaikan pekerjaannya sebentar, lalu ia keluar dari ruangnya menuju ke ruangan sang istri.
Alfarezeel menyusuri lorong rumah sakit,tampak sunyi dan sepi, tak selang berapa lama ia tiba di depan ruangan di depan pintunya tertulis dr. Ayra Khansa Adiba Sp.OG.
tok...
tok...
tok...
Alfarezeel mulai mengetuk ruangan sang istri, namun tak ada jawaban dari dalam, kedua kalinya mengetuk sama sekali tidak ada jawaban.
Alfarezeel memutuskan membuka ruangan sang istri, tidak ada orang sama sekali.
" kemana dia?" tanya Alfarezeel pada dirinya sendiri.
Alfarezeel memilih untuk masuk dan menutup pintu, agar tidak ada yang curiga jika ada yang lewat dan melihatnya di ruangan Ayra.
Alfarezeel duduk di kursi yang biasanya Ayra duduk ia mengamati meja yang penuh berkas namun tertata rapi.
Entah mengapa tangannya ingin sekali membuka laci milik sang istri.
Deg..
Jantung Alfarezeel sedikit sesak saat melihat di laci sang istri masih banyak foto Ayra dengan mantannya yaitu Dokter Lucas.
" kenapa hati gue jadi sakit yaa.."
segitu GK pedulinya kah ia pd anak kandungnya .. selalu dapat ketidak adilan dr ibu/kakak tirinya
semangat ya!