NovelToon NovelToon
Harem Putri Bunga

Harem Putri Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Lain / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: rozh

Sering di-bully, hingga dikirim ke ruangan seorang dosen yang dikenal aneh, dia masuk ke dalam sebuah dunia lain. Dia menjadi seorang putri dari selir keturunan rakyat biasa, putri yang akan mati muda. Bagaimana dia bertahan hidup di kehidupan barunya, agar tidak lagi dipandang hina dan dibully seperti kehidupan sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1. Malam Tragedi

Di lorong kampus.

"Gendut!"

"Gentong!"

"Kerbau bodoh!"

"Uuuuu! dasar gajah bengkak, yang taunya makan saja!" Olok-olokan demi olokan di kerumunan pada seorang gadis gemuk berbobot 180 kg.

Dia jalan merunduk ke dalam ruangannya, dia baru saja masuk ke sebuah universitas terkenal, menjadi siswa undangan karena pintar, dia mengambil jurusan Hubungan Internasional, banyak yang mengejeknya sejak awal. Menganggap dia sangat tidak cocok untuk jurusan ini.

Saat dia melangkah ke dalam kelas, sebuah jebakan ia dapati, dia terjatuh. "Aauch!" ringisnya pelan.

"Aaaa, gempa bumi!" ejek beberapa orang yang tengah berkelompok, lalu tertawa bersama.

Untungnya, kejadian itu tak berlangsung lama, karena dosen segera masuk ke dalam kelas.

Saat pembelajaran usai, mereka semua berseru riang keluar, saling sikut dan dorong seperti anak kecil, sengaja agar wanita gemuk ini terjatuh lagi.

"Hei gendut, bantuin aku bawa ini dong ke ruangan dosen!" Salah satu gadis yang cantik dan populer di kampus itu memanggilnya.

"Bukan kamu aja kok, yang lain juga! Nih, kamu anter ke pak dosen Domi ya!" Tiga buah buku yang tebal diberikannya, sementara yang lain juga memegang buku, namun beda tempat tujuan dengan wanita gemuk ini.

Mereka berpisah jalan, wanita gemuk itu sendirian ke ruangan Pak dosen Domi yang terkenal aneh, misterius, dan mesum. Bahkan kabarnya, bapak itu suka meneliti tumbuhan dan bangkai hewan, dipajang di ruangannya, padahal jurusan yang di ajar dosen itu adalah Ekonomi Politik Internasional bukan sain atau biologi.

"Siang, Pak!" Wanita gemuk itu mengetuk pintu ruangan. "Bapak, saya mahasiswi dari jurusan hubungan internasional ingin mengantarkan buku Pak," ucap wanita gemuk itu.

"Halo, bapak!" Lagi, wanita itu mengetuk.

Tak ada sahutan sama sekali. "Apa mereka mengerjai aku lagi ya?" Wanita gemuk itu bergumam lalu menghela nafasnya. Hampir tiap hari dia di ejek, dihina, dibully dan dikerjai.

Tiba-tiba, daun pintu berderik, perlahan terbuka dan muncullah seorang dosen yang gagah dari balik daun pintu itu.

"Siang Pak Domi. Saya hendak mengantarkan buku ini." Dia menyodorkan buku itu.

"Oh, tolong letakkan di atas sana. Oh ya, tolong bantu bapak juga ya menyusun barang itu!" Pak dosen itu menunjuk beberapa buku yang berserakan di atas meja panjang.

Wanita itu mengangguk. "Baik, Pak."

Bapak itu mengeluarkan air di dalam botol dalam lemari es mini, air itu berwarna biru laut muda, ada serbuk hitam kecil seperti biji selasih. "Ini minuman, jika kamu haus, tolong bantu dulu ya, aku akan membereskan itu dulu."

"Iya Pak." Wanita gemuk itu tak tertarik dengan minuman yang diberikan dosen itu, dia malah curiga apalagi mengingat kabar yang beredar di kampus ini.

Dia hanya fokus membereskan tumpukan buku yang berserakan itu, menyusunnya sampai rapi, hingga matanya tertuju pada sebuah buku dengan cover berwarna biru dongker ke emasan.

"Kehancuran Raja Nerluc." Dia membaca judul buku tebal itu.

Perlahan dia buka buku itu, terlihat di awal ada sebuah mantra, dia tak ingin membacanya—skip saja, langsung membalik ke daftar isi.

"Bab satu, Raja Nerluc." Wanita itu membaca tentang awal kerjaan Nerluc itu berdiri, dari kecil menjadi kerajaan besar, kepemimpinan raja itu, memiliki banyak istri dan anak, hingga masuk pada halaman 114, Raja Nerluc memiliki seorang putri dari seorang rakyat jelata.

"Sedih sekali, malang sekali hidupmu dik, tak dianggap, terbuang, diabaikan, dibully dan akhirnya mati muda." Wanita gemuk itu sangat sedih saat membaca kisahnya. "Nasibmu hampir sama sepertiku, tapi sebenarnya kamu mempunyai kelebihan, apalagi ada sihir di dunia kerjaan Nerluc ini, sementara aku ... Aku hanya anak yatim piatu, hidup bersama nenek yang sangat miskin, mengandalkan makanan gratis, sekolah gratis, nenek juga sangat keras padaku."

"Jika kamu terlahir kaya dan punya kelebihan sihir seperti dia, apa yang akan kamu lakukan?" Sebuah suara terdengar.

"Eh?" Wanita gemuk itu menoleh, tak ada siapapun. "Apa aku berhalusinasi?"

Dia melanjutkan kembali membaca kisah-kisah itu, beberapa kisah kelahiran para putra dan putri raja Nerluc, bahkan kerajaan lainnya seperti kerajaan musuh, kerajaan sekutu dan lainnya.

"Wah, jika saja putri yang tadi ketemu dengan pangeran terbuang namun hebat ini, dia pasti berumur panjang dan selamat!" gumam wanita gemuk itu saat membaca bab tentang kerajaan sekutu Nerluc, pangeran yang besar di sebuah menara sihir terkenal.

"Kalau begitu, maukah kau menolongnya?" Lagi, dia mendengar sebuah suara.

Dia langsung menutup buku, berdiri dan melihat sekitar. "Pak?" Wanita gemuk itu berjalan, melihat sang dosen, namun tak menemukan sosok pria itu.

"Pak?" Wanita itu terus memanggil dan tak menemukannya, hingga dia kembali lagi ke tempat semula.

Lupa, karena kehausan mencari-cari dosen tadi yang tak dia temui, padahal tas dan laptop dosen itu masih terbuka diatas mejanya. Wanita gemuk itu meminum air berwarna biru yang diberikan pak dosen Domi tadi.

Setelah minum, kepalanya terasa berat, buku yang tadi dia tutup kembali terbuka, ada lembaran kosong masih berwarna putih tanpa noda di sana. Wanita gemuk itu mengucek matanya.

"Aduh, aku lupa, apa minuman ini beracun, apa aku akan di apa-apain sama Pak dosen ini? Malang sekali hidupku," gumamnya sambil memegangi kepala yang terasa begitu berat. Menyesal meminum minuman tadi.

"Kau akan menolongnya dan menjadi putri kecil itu, ukir lah kisahmu menjadi lebih baik dan indah, hidup berbahagialah di kehidupanmu yang baru!" Wanita itu mendengar jelas kalimat itu, hingga sebuah cahaya keemasan menyilaukan mata keluar dari buku yang ia baca, lalu ia pingsan tak sadarkan diri.

"Yang Mulia, hamba mohon, lepaskan hamba, hamba hanya pelayan rendahan dari kalangan rakyat biasa, umur hamba juga masih kecil yang mulia, umur hamba di bawah umur, hamba baru saja berumur 10 tahun dua hari yang lalu," ucap seorang pelayan kecil memohon di bawah kungkungan tubuh seorang raja perkasa.

"Hm." Raja itu hanya mendengus, dia memangku gadis kecil itu, lalu menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang kayu yang tidak empuk.

"Yang Mulia .... " Gadis kecil itu menangis ketakutan. "Hamba mohon Yang Mulia."

Namun, permohonan gadis kecil itu tak menghentikan sama sekali perbuatan sang raja, dia menggagahi gadis itu, memperkaosnya secara brutal. Entah berapa kali merudal paksa gadis kecil itu, Raja melakukannya sampai dia puas dan sadar.

Kepala sang raja begitu berat, dia melihat sang gadis kecil sudah pingsan, badannya memar bahkan tempat sensitifnya koyak dan mengeluarkan darah.

"Helios!" panggilnya.

Seseorang muncul bersama satu orang yang memakai baju seragam bayangan serba hitam, wajahnya juga tertutup, sementara satu lagi, memakai baju kebesaran seorang jendral.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa aku bisa menyentuh wanita di bawah umur ini!" hardik sang raja.

"Ampun yang Mulia, Kekuatan Anda meledak, kami tidak bisa menghentikan, bahkan kami baru saja sampai di sini dengan mencium aroma tubuh Anda, Anda menghilang dengan kekuatan super," jawabnya.

Sang Raja menatap sekeliling, sebuah gubuk buruk di belakang istana. "Ini daerah mana?" tanyanya.

"Daerah ini, kawasan istana Yarrow, selir ke-68 yang Mulia," jawabnya.

Raja ini bernama Casearix Nerluc, memiliki satu orang istri utama yang menjadi ratu, sembilan orang istri sah secara hukum kerajaan, 68 orang selir terdaftar dan beberapa wanita hanya sebagai teman tidur yang tidak terdaftar.

"Sial sekali! Ini adalah pantangan!" Dia memijit pelipisnya. Walaupun dia seorang raja, bahkan untuk naik tahta harus bersimbah darah saling membunuh antar saudara, namun tidak boleh menyentuh wanita di bawah umur 12 tahun.

"Ampuni kami Yang Mulia, hamba siap menerima konsekuensinya, bahkan jika ini dibayar dengan nyawa!" Mereka berdua berlutut, lalu sang jendral mengulurkan pedang agar kepalanya dipancung sebagai hukuman kepada sang raja.

1
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lina Hibanika
penasaran dengan kelanjutannya,, jangan lama-lama up nya ya author yg baik hati 🤗😉
Rozh: Oke. terimakasih sudah membaca cerita sederhana aku kak🌹🙏🏻
total 1 replies
Lina Hibanika
ceritanya seru
Lina Hibanika
beuh ngaku koki kelas satu,, ga taunya sungguh mengecewakan 😒
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Rozh: Oke. terimakasih sudah membaca cerita sederhana saya ya🌹🙏🏻 semoga suka dan selalu menarik, up nya setiap sore atau malam ya🌹
total 1 replies
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!