Sahara, si arwah penasaran yang sekarang sudah menjadi pendamping keluarga Darmawan masih harus terus berperang melawan para jin dan manusia yang masih ingin mengganggu keluarga itu.
Tapi sekarang dia tidak hanya di temani Rukmini atau Gandra saja, ada dua anaknya yang merupakan algojo yang mendampingi Dimas dan Kania yang terikat perjodohan darah. mereka adalah Argadana dan Anggadana.
Bintang dan Galuh juga masih terus membantu anak anak mereka agar bisa hidup dengan tenang dalam masa penyatuan perjodohan itu.
mampukah Sahara dan kedua anaknya melindungi keluarga Darmawan terutama Dimas dan Kania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan setelah tiga belas tahun
Rumah Bagaskara yang dulu menyimpan banyak misteri dan juga derita kutukan pemusnah darah Darmawan, sekarang terlihat lebih hidup dengan banyaknya anggota keluarga Darmawan yang telah terbebas dari kutukan, tapi semua itu belum berakhir sampai sang keturunan yang bernama Dimas bersatu dengan salah seorang keluarga pemberi kutukan, yaitu Kania Tatiana Raharja.
Berawal dari Bintang yang pindah kerumah itu karena perusahaan miliknya yang bangkrut, dia yang harus berhadapan dengan banyak hal mistis yang belum pernah dia temui selama di kota tempat dia tinggal dulu, juga kehadiran sosok penjaga yang selama ini menjaga keluarganya dan juga rumah yang di juluki rumah Bagaskara sang Kakek.
Tak hanya hal mistis, dia juga di teror oleh teluh keluarga Raharja yang selama ini membenci keluarga Darmawan, sampai ada satu kejadian yang membuat Galuh Raharja memilih untuk berdamai, yaitu saat darah Dimas yang berusia enam belas tahun di satukan dengan darah putri semata wayangnya yang saat itu berusia tiga tahun. Sejak saat itu, dua keluarga bersatu dan berdamai, kutukan itu juga Sirna dan hanya menunggu bersatunya dua pasangan yang di jodohkan melalui ikatan darah.
Tiga belas tahun pasca kejadian terakhir Bintang mengalahkan Gatra, kakak dari Galuh dalam sebuah pertarungan sengit, sekarang Dimas sedang menunggu sang calon istri yang saat ini sudah berusia enam belas tahun.
"Hanya menunggu dua tahun lagi Dimas, kamu sudah bersabar selama tiga belas tahun" ungkap Bintang yang saat ini sudah berada di depan pesantren Miftahul Huda milik almarhum Abah Khalid dan sekarang di pegang oleh Adrian Wijaya sang cucu.
"Assalamu'alaikum" sapa seorang perempuan muda yang masuk ke dalam rumah Adrian, dia terlihat sangat cantik dengan balutan gamis hitam dan kerudung berwarna coklat susu, gadis kecilnya sekarang sudah beranjak remaja dan Dimas tak pernah berhenti tersenyum setiap kali dia menatap Kania.
"Wa'alaikumussalam.. Alhamdulillah kamu baru selesai belajar? Sini, kamu tidak rindu Dimas? Kalian sudah lima tahun tidak bertemu karena Dimas bekerja di luar negri" ucap Galuh merangkul putrinya itu.
"Apa kabar Kania?" Tanya Dimas setelah Selama lima tahun ini dia bekerja di Korea sebagai engineering di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, dia kembali ke Indonesia setelah kontraknya selesai dan memilih untuk tinggal bersama orang tuanya dan juga adik adiknya.
Semua itu dia lakukan setelah Silvia jatuh sakit satu tahun lalu dan terpaksa harus menjalani operasi pengangkatan rahim karena di vonis memiliki kista di rahimnya.
"Alhamdulillah baik kak, kak Dimas apa kabar?" Tanya Kania dengan suara lembutnya
"Alhamdulillah kak Dimas juga baik" jawabnya
"Sepertinya ada yang sudah tidak sabar ingin melakukan ijab kabul" ledek Adrian
"Benar Opa, mungkin harusnya hari ini langsung ijab kabul saja" ucap Abidzar
"Kasihan Kania, dia masih kelas sepuluh" ucap Adrian
"Halalkan dulu mas, sama seperti kita dulu" ucap Sari
"Apa Kania bersedia?" Tanya Adrian karena dia tahu Kania banyak di lamar oleh para santri dan juga ustadz disana, tapi semuanya di tolak Adrian karena tahu kalau Kania terikat perjodohan darah dengan Dimas, dan jika mereka menyukai orang lain, maka orang tersebut akan meninggal.
"Kania masih ingin lulus sekolah dulu Abah" jawabnya
"Kamu juga akan tetap sekolah, hanya saja jika kamu sudah menikah, kamu sudah bisa keluar bersama Dimas tanpa harus melakukan banyak ijin sana sini, cukup pada Abah dan nyai saja" ungkap Sari.
Kania menatap Dimas tapi sedetik kemudian dia menundukkan pandangannya karena Dimas juga menatapnya dengan dalam. Ada perasaan berat tapi dia juga tahu kalau dirinya dan Dimas harus berjodoh, bahkan demi orang yang dia hormati agar bisa tetap hidup.
"Kania bersedia"
"Alhamdulillah..." Ungkap semuanya tapi Dimas melihat sedikit keraguan dari Kania dan dia ingin membicarakan ini terlebih dahulu dengan Kania.
"Bisakah Dimas bicara empat mata dengan Kania terlebih dahulu?" Tanya Dimas
"Tidak bisa" jawab semuanya
"Bawa Bintang bersama kalian, dia akan menjadi penengah kalian dan tidak akan memihak salah satu dari kalian" ucap Adrian
Dimas berjalan lebih dulu di susul oleh Bintang yang berjalan bersama Kania di sampingnya, mereka memilih gazebo yang berada tepat di bawah pohon mangga pesantren, Dimas duduk di sisi kanan Bintang begitupun Kania yang duduk di sisi kiri Bintang.
"Aku melihat keraguan Kania dan aku tidak mau menikahi orang yang ragu bersamaku" ungkap Dimas langsung membuat Bintang terkejut.
"Apa kamu punya seseorang yang menduduki hati kamu saat ini? Teman ataupun guru kamu mungkin?" Tanya Dimas
"Kania tidak berani melakukan itu kak" jawab Kania menunduk
"Tapi aku melihat keraguan meski kamu mengatakan kalau kamu bersedia tadi" ucap Dimas
"Kamu tahu Kania, saat di Korea aku juga sempat menyukai seseorang, dan aku sempat berharap bisa bersamanya, jadi kamu tidak perlu malu kalau kamu juga sempat menyukai seseorang dalam masa remaja kamu ini" ungkap Dimas
Bintang langsung menjewer telinga Dimas, dia sangat tidak suka Dimas melakukan itu, tapi Dimas hanya tersenyum saja dan mengangguk tanda kalau dia meminta maaf.
"Lalu kenapa kak Dimas mengatakan itu sekarang, apa kak Dimas tidak mencoba untuk menjadikan dia istri kak Dimas?" Tanya Kania
"Karena aku tahu, dia bukan jodohku, jadi aku singkirkan perasaan itu, karena kedudukan tertinggi di hatiku dari awal sampai akhir adalah kamu, bukan karena aku takut dia meninggal, tapi karena kamu adalah orang yang aku pilih" jawab Dimas
"Kania juga punya seseorang yang Kania kagumi, hanya sebatas kagum, tapi tidak sampai bermimpi ingin bersamanya meski dia sudah melamar Kania pada Abah Adrian, Kania juga tahu, kalau Kania hanya akan menikah dengan Kak Dimas" balas Kania
"Kalau kamu ingin menunggu dua tahun lagi, aku tidak masalah, aku sudah tiga belas tahun menunggu, jadi jika dua tahun lagi aku harus menunggu, itu tidak akan jadi masalah" ungkap Dimas jujur
Dimas akan memilih untuk menyibukkan diri di kebun ataupun di bengkel yang dia buka di samping rumahnya, apalagi sekarang kampung Curug sudah banyak berubah meski hal hal mistis dan berbau perdukunan masih banyak di temui disana.
"Tidak, Kania akan menikah dulu dengan kak Dimas, Kania juga ingin semua orang disini tahu kalau Kania sudah punya pasangan, jadi tidak akan ada yang mendekati Kania lagi" jawab Kania
"Alhamdulillah.." ungkap Dimas dan Bintang
"Hihihi... Akhirnya pacar Sahara menikah hari ini, lihat ayah angkat kamu nak, dia akan menikah" ucap Sahara yang sedang duduk bersama kedua anaknya di atas pohon mangga.
"Ayo Ibunda kita lapor pada ayahanda, dia pasti senang karena saingannya telah menikah sekarang" ajak Argadana
"Hihihi... Ibunda punya madu" ucap Sahara cekikikan dan Dimas juga Bintang hanya terkekeh saja karena Kania sama sekali tidak bisa melihat Sahara ataupun kedua anaknya.
"Ayo Ibunda, kerajaan ayahanda pasti akan geger dan ayah akan mengadakan pesta" ajak Anggadana
"Ayo.. ayo.. ayo.." jawab Sahara dan ketiganya langsung menghilang dari sana
"Sepertinya kerajaan Gandradana juga akan merayakan pernikahan kalian" ungkap Bintang
"Apa itu Sahara?" Tanya Kania
"Iya, dia Sahara, pelindung keluarga Darmawan setelah nenek Rukmini" jawab Dimas tersenyum lembut dan Kania juga membalas senyuman itu.
"Mahar apa yang kamu inginkan?" Tanya Dimas
"Apa saja yang penting tidak memberatkan kak Dimas dan juga tidak merendahkan Kania" jawab Kania
"Apapun yang aku berikan kamu akan ikhlas?" Tanya Dimas dan Kania mengangguk yakin
"Alhamdulillah... Aku siap menikahi kamu hari ini juga Kania Tatiana Raharja" ungkap Dimas
Di sisi lain sebuah tempat, tepatnya di balik sudut rumah Adrian, seorang lelaki sedang menatap tak suka pada Dimas, karena dia lah yang selalu menjaga Kania selama di dalam pesantren, bahkan dia di gadang gadang akan menjadi suami Kania di masa depan oleh para santri dan juga guru disana.
"Kenapa harus dia Kania, kamu harusnya memilihku yang punya ilmu agama lebih baik darinya, aku lulusan luar negri dan pasti akan lebih cocok berdampingan denganmu di banding dia" gumam Lelaki itu mengepalkan tangannya lalu pergi dari sana.