Gadis Berkerudung Merah
Jangan menjauh...
Kau kubunuh...
Jika selingkuh...
(Sepenggal lirik di akhir lagu)
Jreng... Jreng... Jreng...
(Alunan melodi gitar)
Bruug... Bruug... Cesss
(Suara hentakan drum)
Suara lengkingan khas roker mengakhiri lagu yang baru saja dinyanyikan seorang pria tampan berambut gondrong. Sekedar info, lagu itu adalah lagu ciptaannya sendiri loh.
Penasaran bagaimana lagunya? Lagunya enggak enak didengar dan berisik. Bikin perut mulas, kepala pening, mata buram dan telinga congean.
Eits, itu kalau pendapat dangduters atau orang yang tidak menyukai musik rock. Kalau menurut si vokalis dan kedua rekan ngeband-nya, tentu saja lagu mereka itu emejing ruarr biasa. Lagu rock masa kini ala Superman Is Dead kalau band lokal atau Green Day kalau band luar. Pernyataan ini pasti akan diamini oleh para pecinta musik rock.
Ialah Dewa bersama dua sahabatnya, mendirikan sebuah band beraliran rock yang diberi nama Lakotum Band.
Sang drumer adalah Jejed. Sebenarnya nama aslinya cukup keren yaitu Bima Sakti Bambang Pamungkas. Mau dipanggil Bima, postur tubuhnya kurus kering, tidak sesuai dengan namanya yang identik dengan sosok yang kuat. Mau dipanggil Sakti, tapi ia tidak sakti mandraguna. Mau dipanggil Bambang, malah jadi bimbang.
Maka ia dipanggil Jejed singkatan dari jerawat jedogan. Karena si Bima ini, masyaallah ... wajahnya dipenuhi jerawat yang jedogan seperti orang lagi nonton konser Rhoma Irama. TER-LA-LU.
Pemain bass adalah Sol, nama aslinya islami banget yaitu Soleh Munawar. Orangtuanya memberi nama itu pasti karena berharap Sol menjadi anak yang soleh. Namun, kenyataannya, solehnya sih belum kelihatan, yang ada malah pria bertubuh sedikit gempal itu hobi menawar karena nama belakangnya Munawar.
Sampai-sampai saat belanja di indoapril pun ditawar. Sehingga kasir indoapril pun mengubah ritual kalimat saktinya seraya mengatupkan tangan di dada. “Terima kasih, jangan berbelanja kembali.”
Dan terakhir adalah Dewa. Nama lengkapnya Syadewa Argian yang paling tampan menawan memesona cetar membahana sebagai gitaris sekaligus vokalis. Wajahnya benaran tampan loh, perpaduan Keanu Reeves dan Lee Min Ho. Coba deh bayangin, kalau begitu ‘kan Rizki Billar saja kalah ganteng. Lebih ganteng pria gondrong itu ke mana-mana.
Sebagai grup band yang mempunyai visi dan misi yang jelas, padat dan merayap, Lakotum Band sudah menciptakan beberapa lagu dan mencoba peruntungan dengan mengirimkan lagu mereka ke beberapa label rekaman. Namun, tak ada satu pun produser yang berminat untuk menerima lagu mereka. Saat ini mereka dalam mode menyerah dan pesimis untuk menggapai cita-cita masuk dunia rekaman.
Terlebih saat ini, yang sedang merajalela adalah musik dangdut. Band terkenal Indonesia saja sepertinya sudah tidak aktif membuat album lagi. Tergeser dengan kehadiran para penyanyi dangdut baik yang baru, yang instan maupun lawas.
Setelah selesai latihan, ketiga pria muda itu duduk di bangku dan meminum sebotol minuman teh dingin dalam botol. Perlu dicatat, meskipun mereka adalah anak band, tapi tidak suka minum minuman keras loh. Apalagi dua sahabat Dewa itu, jangankan minuman beralkohol, minum coca cola saja bisa menyebabkan sendawa berkepanjangan.
"Jadi gimana nih, Lur, kita bubarin aja band ini?" lontar Dewa sang vokalis setelah latihan usai.
"Iya, Wa. Soalnya orang tua gue dah neleponin terus ... suruh gue balik," jawab Sol sang bassist.
"Memangnya lo mau ngapain suruh pulang kampung, Sol?" tanya Jejed sang drummer.
"Gue juga enggak tahu. Mungkin gue disuruh mondok di pesantren, biar gue dapat istri anak kiayi yang secantik Nisa Sabyan,” jawab Sol yang membuat kedua sahabatnya pengen nimpuk wajahnya pake sepatu.
"Huh... kalau kiayi itu cari menantu yang bisa baca kitab kuning, bukan yang hobi nonton film bokep kayak lo," umpat Dewa disertai sebuah toyoran di kepala Sol.
"Habisnya kita selalu gagal dan gak ada harapan masuk dapur rekaman. Mending gue mondok deh," kilahnya.
"Kayaknya kalau mau masuk dapur rekaman, kita harus mengubah genre musik kita deh. Musik rock gak komersil, mending kita hijrah aja ke genre dangdut terus nama band kita ubah jadi SONETI biar saingan sama SONETA," usul Jejed.
"Eh, bener juga tuh kata Jejed.” Sol menimpali.
"Enggak, enggak. Jiwa kita ini rock, Men. Sekali rock selalu rock, iya gak, Men,” sahut Dewa yang tidak setuju dengan pendapat kedua sahabatnya.
"Terus Jed, lo gimana kalau band ini kita bubarin?" Kali ini Dewa bertanya kepada pria bertubuh kurus dengan wajah dipenuhi jerawat.
"Gue juga besok ada panggilan kerja, Wa. Kayaknya gue mau kerja aja ah, mau hidup normal kayak orang-orang. Punya pekerjaan yang bagus, terus nanti menikah dan punya istri yang cantik serta punya anak yang lucu-lucu," jawab Jejed dengan tatapan menerawang.
"Lo kalau mengkhayal jangan ketinggian, Jed! Segala mengkhayal punya istri cantik, pacar aja ga punya, Huuu...." Sol menoyor kepala Jejed.
"Nanti kalau jatuh nyugsep ke bawah baru tahu rasa loh," imbuhnya.
"Kalau mengkhayal mah jangan nanggung, mengkhayallah setinggi-tingginya. Jikalau kemudian hari ternyata ekspektasi tidak sesuai dengan realita, ya harap dimaklumi saja karena ini dunia nyata bukan dunia khayalan," jawab Jejed sok bijak. Dibalas dengan toyoran dua kali dari kedua sohibnya.
Di antara mereka bertiga, Dewalah yang paling beruntung, karena hanya ia yang sudah memiliki kekasih. Tentu saja dengan tampang yang ganteng rupawan begitu, tidak akan sulit untuk mendapatkan kekasih. Malahan cewek-cewek pada mengantre untuk jadi pacarnya. Sedangkan kedua sahabatnya adalah jojopa jomblo jomblo hampa.
Ngomong-ngomong soal kekasih, leader of Lakotum Band itu jadi teringat dengan pujaan hatinya yang bernama Clara.
Sedari tadi Dewa belum sempat membuka ponselnya. Jika sudah nge-band, ia terkadang lupa untuk sekedar mengirim pesan atau menelepon kekasihnya.
Ia meraih dan merogoh sling bag miliknya untuk mengambil ponsel. Benar saja, banyak pesan dan puluhan panggilan terjawab dari Clara. Ada juga satu pesan dari mama.
Clara : Beb di mana?
Clara : Kita ketemuan yuk, Beb.
Clara : Emot love warna pink
Clara : Kamu lagi ngapain sih, Beb. Angkat dong teleponnya!
Clara : Kamu tuh sayang aku ga sih, kamu ga pernah ada waktu buat aku.
Clara : Aku sebeeellll sama kamu. Suebeeeel...
Clara : emot marah tiga baris
Dewa mengacak rambut belakangnya kasar. Ah, alamat ngambek lagi nih cewek gue. Batinnya. Namun, ia memilih untuk tidak membalas pesan tersebut. Sepulang dari studio ia berencana untuk menemui Clara.
Kemudian bibirnya melengkungkan senyum saat membaca pesan dari mamanya.
Mama : Sayang, jangan pulang malam-malam, ya. Kita akan makan malam bareng sama papa dan kakakmu juga.
Di keluarga, Mama adalah sosok yang paling menyayangi Dewa. Ia tidak begitu dekat dengan papa dan kakak laki-lakinya yang semata wayang itu.
Dewa : Asiyaap. Mamaku yang cantik.
Setelah membalas pesan mama, ia bersama dua personil Lakotum Band lainnya saling bercengkerama penuh canda dalam gelak tawa. Menceritakan mimpi mereka masing-masing. Mulai dari mimpi indah, mimpi buruk sampai mimpi basah. Setelahnya, ia berpamitan pulang.
"Lur, semoga kita semua bakalan sukses ya, meskipun bukan sukses di dunia musik.” Dewa merentangkan tangan lalu memeluk kedua sahabatnya itu persis seperti teletubbies.
"Biarlah kita gak sukses di dunia musik. Tapi kita harus sukses di dunia dan akhirat." Tumben amat Sol berbicara dengan bijaknya, padahal biasanya suka konslet kalau ngomong.
"Walaupun band ini bubar tapi persahabatan kita jangan sampai bubar yah," balas Jejed.
"Berpelukan...." sambungnya. Dan mereka berpelukan kembali seperti Tinki Winki, Dipsi dan Lala tanpa Po.
Dewa mengendarai Lamborghini miliknya. Bukan Lamborghini sungguhan hanya motor Honda CBR yang dinamakan Lamborghini. Motor tersebut baru sebulan dibeli oleh papanya. Itu pun dengan susah payah merengek meminta. Sebelumnya ia menggunakan Fortuner, juga bukan Fortuner sungguhan hanya motor Vario yang sudah jadul. Karena si Fortuner sudah penyakitan, maka sang papa mau membelikan Lamborghini untuknya.
Dewa mengendarai Lamborghini menyusuri jalan beraspal. Menuju sebuah gerai bunga untuk membeli buket bunga untuk kekasihnya, berharap agar sang pujaan hati tidak mengambek lagi.
Ini pertama kalinya Dewa membeli bunga untuk seorang wanita. Ia merasa seperti bukan dirinya.
Dan inilah awal keterpurukannya. Seandainya saja ia tahu, apa yang akan terjadi setelah ini. Ia tidak akan menurunkan harga dirinya dengan membeli bunga untuk betinanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
🤣🤣🤣🤣
2024-02-07
0
Rahmawaty❣️
Ya allah😂😂😂
2024-02-07
0
Rahmawaty❣️
Untung bukan lakotumbar, bumbu dapur jdinya ntr🤣🤣
2024-02-07
0