"Hmm, sepertinya gue pernah melihat cowok tadi.Tapi dimana ya?" celetuk Lea setelah tubuh Dewa menghilang dari depan mereka. Lea tampak berusaha mengingat dimana dia pernah melihat Dewa.
"Loe salah kali! dia kan baru masuk hari ini!" ucap Shakira.
"Nggak! gue yakin, kalau gue gak salah!" Lea masih berusaha mengingat dimana dia melihat wajah Dewa. "Oh iya gue ingat!" pekik Lea sembari meraih ponsel dari dalam tasnya.Dia lalu membuka media sosial Galang, sepupu Vina yang sekarang sedang kuliah di London.
"Nah, ini dia! betul kan?" Lea menunjukkan photo kebersamaan Galang dan Dewa, dan bahkan ada Vina di dalam photo itu.Photo yang pernah dia tunjukkan pada Aariz, yang membuat kakaknya itu kebakaran jenggot.
"Iya, itu dia! tapi ... kok dia ada di sini ya?" Shakila menautkan kedua alisnya, penasaran.
"Loe yakin nanyain kita Kila? kita tuh sama! sama-sama gak tahu!" Shakira menjitak kepala Shakila.
"Emang yang lagi nanyain lo siapa?" Shakila balik mendorong jidat Shakira pelan.
"Lah, bukannya lo tadi nanya, 'kok dia ada di sini ya?" Shakira tidak mau kalah. Dia mengoyang-goyangkan kepalanya, dengan lidah yang melet, lalu mengangkat sudut bibirnya sebelah, membentuk senyuman sinis ke arah Shakila.
"Udah, udah kok kalian berdua jadi berantem lagi?" Lea melerai perdebatan saudari kembar itu. "Kalau mau tahu, habis ini kita kerumah Vina, lalu nanti kita tanya sama Vina kenapa cowok tadi ada di Indonesia." Sambung Lea lagi.
"Loh, bukannya Vina masih di London? ngapain kita kerumah dia?" raut wajah Shakila terlihat bingung.
"Kila! Loe dari tadi, berarti gak dengar ucapan gue di kelas ya?" Lea menatap Shakila dengan tatapan kesal.
"Emang loe tadi bilang apaan?" tanya Shakila belum nyambung sama sekali.
"Ya ampun Kilaaa! lama-lama gue bisa mati berdiri,ngadepin lo yang selalu gak pernah fokus kalau orang lagi ngomong. Gue ngomong sampai berbuih-buih nih mulut, ngasih tahu kalau Vina udah balik ke Indonesia kemarin sama kaka Gue, tapi loe gak dengar sama sekali? gak habis pikir gue." Lea menggeleng-gelengkan kepalanya merasa kesal dengan Shakila.
"Lho, jadi Vina udah balik ke sini lagi?" Kali ini Shakira yang buka suara.
"Ampun deh, jadi loe juga sama kaya Kila, gak dengarin gue tadi?" Lea, memijat kepalanya,pusing menghadapi sepupu-sepupunya yang benar-benar menyebalkan.
Shakira dan Shakila bukannya merasa bersalah, justru terbahak-bahak melihat raut wajah Lea yang kusut.
**********
"Kamu sudah pulang Nak?" senyum Reno terbit ketika melihat kedatangan Dewa putra satu-satunya.
"Sudah,Pah!" sahut Dewa sembari mencium punggung tangan Reno.
"Tadi kata Papah ada yang mau dibicarakan, apa itu Pah?" Dewa yang memang dari dulu lebih suka straight to the point, tanpa basa-basi langsung bertanya pada papahnya, mengenai apa yang ingin dibicarakan.
"Kamu duduk dulu Nak!" Reno tersenyum,lalu mendaratkan tubuhnya untuk duduk di sofa disusul oleh Dewa yang mendaratkan tubuhnya juga.
Reno, terlihat mengambil sesuatu dari balik balik bantal sofa dan memberikannya pada Dewa dengan senyuman yang mengembang terulas pada bibirnya.
"Pah, i-ini kok bisa di tangan Papah?" Dewa memegang benda yang diserahkan papanya dengan tangan yang gemetar.Dia seakan tidak percaya melihat sesuatu yang benar-benar diinginkan dan diperjuangkannya selama ini kini ada ditangannya. Apalagi kalau bukan Izasah S2 yang membuatnya benar-benar sudah mendapat gelar MBA dari kampusnya di London.
"Om Dimas,papahnya Vina yang memberikannya pada Papah tadi. Ternyata, papahnya Vina mengabulkan permintaan papah untuk mengurus izasah kamu yang awalnya tidak akan diberikan oleh kampus padamu, walaupun kamu sudah menyelesaikan final report atau consulting project." terang Reno dengan senyuman yang tidak pernah memudar dari bibirnya.
Kedua netra Dewa berkaca-kaca mendengar penuturan papahnya. Rasa bersalah dan penyesalannya atas perbuatannya pada Vina kembali semakin besar.Mulut Dewa seakan kelu, tidak sanggup untuk berkata apa lagi. Dewa tidak pernah menyangka, kalau Dimas masih berbaik hati, melakukan ini semua,padahal dia hampir saja melecehkan Vina putrinya.
"Pah, aku harus pergi! aku mau berterima kasih pada Om Dimas." Dewa berdiri dan nyaris mengayunkan langkahnya untuk keluar menemui Dimas.
" Tidak perlu, Nak! untuk saat ini kamu jangan menemui Om Dimas dulu. Papah sudah mewakilimu untuk berterima kasih tadi. Kamu bisa berterima kasih nanti di saat yang tepat."
"Tapi,Pah__,"
"Nak kali ini dengarin Papah ya?" ujar Reno dengan raut wajah yang memelas.
"Baiklah kalau begitu!" Dewa kembali memasang senyumnya,lalu mencium berkas izasah yang ada di tangannya.
"Sekarang apa rencanamu Wa? apa kamu sudah bisa melanjutkan bisnis properti Papah? soalnya papah masih sibuk menangani banyak kasus hukum dari orang-orang yang mempercayakan papah sebagai lawer mereka." ucap Reno penuh harap.
" Hmm, lihat nanti ya Pah. Aku pasti akan tetap membantu Papah untuk mengelola bisnis properti papah.Tapi, kalau boleh izinkan Dewa juga, untuk melakukan hal yang membuat papah bangga pada Dewa. Dewa ingin sukses karena usaha Dewa sendiri. Yang Dewa rintis sendiri dari awal, bukan meneruskan yang sudah ada.Tapi, papah tenang saja, aku juga tidak akan tinggal diam dan membiarkan Papah untuk mengurus semuanya sendiri." sahut Dewa sembari mengulum senyumnya.
"Hmm, papah bangga padamu nak." Reno menepuk-nepuk pundak Dewa dengan terharu.Dia kini merasa terharu melihat anak semata wayangnya, yang dia besarkan sendiri semenjak istrinya meninggal, saat usia Dewa masih sangat kecil, kini sudah bertumbuh menjadi semakin dewasa.
*********
Suara berisik dari arah kamar Vina terdengar riuh sampai kebawah. Siapa lagi penyebab suara berisik itu kalau bukan Lea dan 3 gadis muda lainnya, Shakila, Shakira dan Vina.
Mereka berempat dari tadi sibuk mengoceh, dan cekakak-cekikik, hingga membuat Devano adik semata wayang Vina merasa kesal dan memilih untuk pergi main ke rumah temannya.
"Vin, jadi benaran lo bakal kuliah di sini lagi?" suara cempreng Shakila terdengar sangat antusias saat bertanya hal itu pada Vina.
"Iya, benaran dong Kilaaa!" sahut Vina.
"Emangnya lo gak malu balik ke sini lagi?" kali ini Shakira yang buka suara.
"Ngapain mesti malu? aku kan ga te* lan* jang? kalau aku gak pakai baju, baru aku malu!"
"Dia mah mana ada malunya, selama ada Ka Aariz di sisinya." timpal Lea dengan nada meledek.
"Pintar banget sih calon adik ipar gue!" ujar Vina sambil mencubit pipi Lea dengan gemas.
"Oh ya, Ka Galang titip salam pada loe!" ucap Vina tiba-tiba, yang membuat pipi Lea seketika bersemu dan hatinya dipenuhi dengan kupu-kupu yang beterbangan.
"Oh, salam balik!" sahut Lea pura-pura bersikap biasa aja, padahal kalau tidak ada orang, mungkin saat ini dia akan berjingkrak-jingkrak dan menari-nari.
"Dia cuma berterima kasih karena loe pernah membantunya menemukan ponselnya yang dia letak sembarangan." ucapan Vina kali ini, langsung membuat kupu-kupu yang tadi bertebangan, di hati Lea hilang seketika.
"Cuma itu?"tanya Lea dengan ekspresi kecewa.
"Iya! loe kenapa jadi lemas begitu? loe tidak lagi berharap lebih kan?" Vina memicingkan matanya, penasaran dengan perubahan mood Lea.
"Nggaklah! aku mah biasa saja!" sahut Lea cepat-cepat sebelum semua yang ada di kamar itu menyadari kekecewaannya.
"Oh iya Vin, kamu kenal orang ini kan?" celetuk Shakila tiba-tiba sembari menunjukkan photo Dewa yang ada di media sosialnya.
Tbc
Mohon dukungannya ya gais. Dukungan kalian semua merupakan semangat buat author retceh sepertiku.😀😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Nani Sumarni
comen nya entar dulu yaa.
2021-10-09
0
ARSY ALFAZZA
next 😘
2021-08-01
0
Ratu Anu👑
Ciwi ciwi bermulut dua🤣
2021-08-01
0