Emily menatap bayangannya di depan cermin, sesekali dia menampar pipinya supaya dapat berpikir dengan normal. Apa yang ada dipikirannya, kenapa perasaannya bisa jungkir balik seperti ini hanya karena ucapan Dylan tadi? Dylan sahabatnya selama 9 tahun terakhir ini, dan dia sendiri sudah hapal kepribadiannya seperti dirinya sendiri. Bahkan dia pernah melihat Dylan hanya memakai celana dalam saja, tapi hal itu tidak menimbulkan perasaan apapun. Tapi, kenapa perkataan Dylan tadi bisa membuatnya merasa seperti terkena serangan jantung? Bahkan membuat dia merasakan hal-hal aneh.
"Ayolah, Em! Bocah nakal itu pasti cuma bercanda."
Setelah meyakinkan dirinya sendiri di depan kaca, Emily memutuskan untuk keluar dari toilet The Rock tempat dia berada saat ini dan menghadapi Dylan yang sialnya malam ini dia berubah menjadi sangat luar biasa tampan di mata Emily, walaupun well, kenyataannya dia memang selalu luar biasa tampan.
Emily memutar bola matanya ketika dia memasuki area bar dan melihat pemandangan yang membuat dia kembali ke dalam kenyataan, sepertinya sia-sia dia bersemedi di dalam toilet untuk menenangkan perasaannya yang jungkir balik karena perkataan Dylan, sedangkan pria itu sendiri saat ini sedang ngobrol dengan asiknya dengan seorang wanita yang sangat seksi.
Ingin rasanya Emily mematahkan tangan wanita itu yang dengan tenangnya mengelus dada Dylan dan ya Tuhan, lihat apa yang sedang wanita lakukan sekarang? Dia memajukan dadanya yang sebesar semangka kearah Dylan! Dengan jantung yang berdebar kencang karena emosi, Emily berjalan mendekati mereka dengan semangat yang menggebu-gebu.
"Honey, maaf membuatmu menunggu lama."
Emily langsung duduk dipangkuan Dylan sambil mendorong perempuan semangka menjauh dan hampir saja membuat perempuan itu kehilangan keseimbangan karena heel 10cm-nya.
Dylan tampak terkejut beberapa saat sebelum akhirnya menyadari permainan yang sedang dimainkan Emily.
"Kau tahu, Babe? Aku senang kau datang."
Dan tanpa permisi Dylan mencium Emily dengan lembutnya yang sukses membuat gadis itu membeku beberapa saat dan berusaha melepaskan diri, tapi semakin dia bergerak maka semakin erat pula Dylan memeluknya dan akhirnya Emily menyerah untuk menikmati hal itu dan perlahan membalas ciuman Dylan.
Mereka memperdalam ciumannya tanpa menghiraukan sekeliling, bahkan mereka tidak menyadari bahwa gadis semangka yang tadi merayu Dylan kini telah pergi sambil mendumel meninggalkan mereka yang tengah bermesraan, sampai akhirnya suara batuk yang disengaja mengembalikan kesadaran Emily. Dan ketika dia melihat sang pemilik batuk mukanya berubah menjadi merah padam, berbeda dengan Dylan yang tampak tak terpengaruh oleh tatapan dari ketiga pria yang sedang menatap mereka dengan intens.
"Apa yang sedang kalian lakukan?"
Suara dingin milik pria dengan tinggi 188 cm itu membuat siapapun yang mendengarnya merasa membeku, belum lagi tatapan mata yang sekelam malam dapat menusuk dan mengintimidasi siapa saja yang menjadi korbannya, tapi sayang hal itu tidak berlaku kepada Dylan, buktinya dia masih duduk dengan santai di depan meja bar, sedangkan Emily sudah melompat turun dari pangkuan Dylan ketika melihatnya berdiri bersidakep di hadapan mereka.
Sedangkan kedua pria yang berdiri di sebelah Daniel hanya tersenyum menggodanya, yang membuat Emily ingin sekali mencakar muka keduanya.
"Dengar, Daniel, ini tidak seperti yang kau pikirkan." Emily mencoba menjelaskan dengan tergagap, sedangkan Daniel hanya mengangkat alisnya dengan muka masih ditekuk.
"Tadi, ada wanita semangka yang…" Emily membuat gerakan dengan tangannya di depan dada ketika menyebut kata semangka yang sontak membuat semua pria itu memelototkan matanya, tapi tidak dengan Dylan, dia hanya tersenyum melihat aksi Emily itu.
"Ah! Sudahlah, pokoknya ini tidak seperti yang kalian pikirkan ok? Ini hanya.. hanya ciuman persahatan, ya ciuman persahabatan." Emily berusaha meyakinkan kakaknya itu yang masih menatap mereka berdua seolah-olah mereka itu anak kecil yang tertangkap basah mencuri permen.
"Boleh aku mencoba ciuman persahabatan?"
Suara Alex mengalihkan tatapan semua orang kepadanya, Dylan menatapnya dengan pandangan membunuh, yang ditanggapi Alex dengan tatapan dan senyum menggoda khas miliknya, sedangkan Gerard dia lebih sopan dengan tidak berkomentar apapun walaupun terlihat sekuat tenaga mencoba menahan tawanya.
"Alex, diam kau!" Perintah Daniel yang dijawab Alex dengan mengangkat sebelah bahu dengan senyum menggoda yang masih menghiasi bibirnya.
Emily sudah tidak tahan lagi untuk berada di sana, sepertinya melarikan diri merupakan hal yang sangat menarik saat ini.
"Aku akan menghubungimu lagi besok, ok!"
Emily mencium pipi Daniel sebelum pergi bergegas dari sana, Emily bisa mendengar suara tawa Alex dan Gerard meledak tepat ketika dia baru beberapa langkah saja meninggalkan mereka, dan dia masih bisa mendengar suara Alex yang mengajak Gerard dan Daniel untuk mencari wanita semangka yang dia ceritakan tadi.
"Tidak ada lagi ciuman!" Bisik Emily dengan suara menggeram kepada Dylan ketika mereka berjalan menuju mobil.
"Ok." Dylan menjawab dengan santai, dan jawaban Dylan itu membuat Emily merasa sedikit kecewa.
"Em, bisa kau tunggu di mobil sebentar?" Tanpa menunggu jawaban Emily, Dylan berjalan kembali ke arah The Rock untuk memastikan apa yang dia lihat tadi tidak salah.
Dan ternyata semua itu benar, di sana Dylan melihat beberapa pria dengan setelan hitam-hitam tersebar di beberapa tempat yang tidak mencurigakan, dengan berpura-pura melakukan aktivitas masing-masing, tapi mereka dapat dipastikan saling terhubung satu sama lain dengan earphone yang terpasang di telinga setiap pria itu, dan yang pasti Dylan mengenali mereka semua sebagai pengawal bayangan yang membantunya dan Theo kemarin malam.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
sakura🇵🇸
apa ada ciuman persahabatan😅😅 terlanjur menikmati sampe lupa status mereka sahabat...
2024-02-14
0
✨Susanti✨
nextt
2023-03-19
0
Fitri Handayani
emily itu ciuman persahabatan atau ciuman 0rang yang lagi kasmaran
2022-11-16
0