Bab 2

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?"

Emily duduk di bangku penumpang sebelah Dylan yang tengah menyetir mobil, sedangkan Theo terlihat tiduran di bangku belakang, syukurlah tidak ada yang parah dengan luka kedua orang itu, dan dokter hanya memberikan perawatan luka biasa terhadap keduanya.

"Kami sedang dalam perjalanan menuju The Rock untuk minum seperti biasanya, ketika tiba-tiba Theo melihatnya memasuki salah satu club malam."

Dylan berhenti bercerita untuk melihat kearah Theo yang tengah memejamkan matanya.

"Melihatnya?" Emily menatap Dylan dengan pandangan bingung.

"Dona, kau tahu gadis yang dikencani Theo akhir-akhir ini."

Emily terkejut mendengarnya, tentu saja dia ingat Dona, gadis pirang yang pernah Theo kenalkan kepadanya beberapa waktu lalu.

"Jadi kalian melihat Dona memasuki club.. bersama pria lain?"

Dylan memutar bola matanya mendengar pertanyaan sahabatnya itu, Emily langsung menutup mulutnya dengan tangan dan melirik Theo yang masih memejamkan matanya. Emily merasa bodoh, tentu saja perempuan itu dengan pria lain kalau dengan teman wanitanya mungkin hal ini tidak akan terjadi, iyakan?

"Jadi kami sepakat untuk mengikuti mereka masuk ke dalam club itu, dan setibanya di dalam kami melihat mereka di salah satu sudut klub itu sedang..." Theo menarik napas panjang seolah enggan bercerita tentang kejadian malam tadi.

"Ya ampun, Theo! Mereka sedang apa?" Tanya Emily dengan tidak sabar.

"Bercumbu."

Mata Emily membulat dengan mulut menganga, walau hal tersebut sempat terbesit dalam pikirannya, tapi mendengarnya langsung dari Theo membuatnya benar-benar terkejut.

"Maksudmu, Dona bercumbu dengan pria itu dan Theo melihatnya?"

"Ya ampun, Em, haruskah kau mengucapkannya dengan sejelas itu kalau aku telah dihianati?"

Theo berusaha duduk di kursi belakang dan dia merasakan pusing ketika melakukan gerakan itu.

"Maafkan aku, Theo, tapi aku tidak percaya kalau ada perempuan yang menghianatimu," Emily duduk miring menghadap belakang untuk menatap Theo, "Maksudku, lihat saja... kau sangat tampan, walaupun malam ini kau kelihatan sangat kacau," lanjut Emily dengan suara meringis setelah melihat keadaan sahabatnya itu. Theo berusaha tersenyum mendengar pembelaan sahabatnya itu.

"Yeah dia memang tampan, Em, tapi sayang dia tidak membawa mobil Ferari," ucapan Dylan sukses membuat kaget Emily dan langsung menatap Theo yang balas menatap Emily.

"Apa?!" Tanya Theo setelah melihat wajah kaget Emily.

"Jadi kau tidak memberi tahunya siapa kau sebenarnya?"

Emily tampak tak percaya dengan apa yang dia dengar, Theo hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban. Setelah beberapa menit mencerna apa yang terjadi, Emily tiba-tiba tertawa mengagetkan kedua pria itu.

"Sial, Em, berhenti tertawa seperti itu, kau mengagetkanku!"

Theo cemberut sambil menatap keluar jendela mobil yang menyuguhkan pemandangan malam kota New York yang gemerlap, sedangkan Dylan hanya tersenyum sambil tetap memfokuskan pandangannya ke jalanan.

"Perempuan itu berselingkuh darimu hanya gara-gara Ferari? Ya ampun, dia akan terkena stroke setelah tahu apa yang dia lewatkan."

Emily kembali tertawa membayangkan kebodohan perempuan itu karena menganggap Theodore Edward Regan adalah pria biasa. Theo memang bukan pria biasa dia adalah pewaris tunggal kerajaan bisnis Regan, yang menurut majalah Time masuk dalam jajaran The Big Ten dan salah satu yang berpengaruh di Inggris.

Walaupun seperti itu Theo lebih suka hidup sederhana, meskipun di dalam garasi mobilnya berbaris mobil-mobil canggih keluaran terbaru, dia lebih suka mengendarai mobil Cevrolate tuanya, jadi wajar kalau Dona tidak mengetahui kalau Ferari bahkan sudah jadi mainan Theo dari masih kecil.

"Tunggu, kau bahkan belum pernah mengajaknya ke rumahmu?" Yang di jawab gelengan kepala oleh Theo.

"Bagaimana dengan apartemen, kau pasti sudah pernah mengajaknya kesanakan?" Dan hanya orang buta yang bakal menganggap apartemen pria itu sederhana.

"Dia menganggap apartemen itu milik bosku."

Emily terdiam beberapa saat dan kembali tertawa terbahak-bahak, bahkan Dylan sekarang tidak bisa lagi menyembunyikan tawanya.

"Tapi bagaimana bisa kalian sekacau ini menghadapi pria itu?" Emily melanjutkan pertanyaannya setelah bisa mengendalikan diri dan berhenti tertawa.

"Yeah, ternyata dia pergi kesana dengan beberapa temannya, dan kau tahu, Em? Teman-temannya itu benar-benar seperti sekumpulan steroid yang berjalan."

Dylan kembali menjelaskan, Emily percaya kedua sahabatnya itu pasti bisa menjaga diri mereka sendiri dan penjelasan Dylan itu meyakinkannya tentang kondisi mereka yang babak belur.

"Ngomong-ngomong apa kau tahu siapa pria-pria yang membantu kita tadi?"

Theo menantap Dylan yang juga terlihat tengah berpikir tentang beberapa pria dengan stelan hitam yang membantu mereka, sebelum para polisi datang dan menangkap mereka semua.

"Entahlah, mereka langsung pergi setelah para polisi itu datang dan menangkap kita," jawab Dylan, terlihat alis matanya berkerut menandakan kalau pria itu sedang berpikir.

"Jadi ada yang menolong kalian?" Pertanyaan Emily itu hanya mendapat anggukan sebagai jawaban.

"Mereka terlihat seperti pengawal profesional dengan pakaian hitam-hitam dan kemampuan bela diri yang tinggi," lanjut Dylan dengan tatapan masih fokus ke depan.

Theo tampak setuju dengan pernyataan Dylan itu, suasana tampak hening untuk beberapa saat semua orang larut dalam pikiran tentang pria-pria yang membantu mereka malam tadi.

"Apa mungkin mereka pengawal yang ditugaskan oleh ayahmu, untuk menjaga kalian berdua secara diam-diam?"

Pertanyaan Emily itu sukses membuat keduanya menatap gadis itu, dan seolah baru disadarkan kalau tidak mungkin pewaris Regan dibiarkan begitu saja tanpa pengawalan.

"Sial! Seharus aku sudah mengetahui ini," umpat Theo setelah mengetahui kemungkinan akan hal itu.

"Dylan, antarkan aku ke rumah, aku harus berbicara dengan pria tua itu," ucap Theo, "Em, kau tidak keberatankan kalau Dylan mengantarkanku duluan?" Emily mengangguk sebagai jawaban.

"Apa orangtuamu sekarang berada di sini?" Emily bertanya sambil mencari-cari sesuatu di dalam tasnya.

"Mereka baru datang tadi pagi, katanya ada urusan penting yang harus mereka kerjakan di sini." Theo masih menatap keluar.

Pemandangan sudah mulai berubah bukan lagi gedung-gedung pencakar langit tapi mulai berubah menjadi pemukiman penduduk, Dylan membelokkan mobilnya ke arah kawasan elit yang terletak di daerah West Village.

"Em, apa yang sebenarnya kau cari?" Dylan merasa penasaran karena dari tadi gadis itu tampak sibuk membongkar isi tasnya.

"Telepon genggam, ah ini dia!" Emily tampak bersemangat mengangkat smart phone warna putihnya.

"Siapa yang akan kau hubungi malam-malam begini?"

Dylan dan Theo merasa penasaran dengan orang yang akan gadis itu hubungi pukul 2 pagi.

"Oh tidak, Em jangan berani-berani memberitahunya!"

Theo berteriak dari belakang dan berusaha merebut telepon genggam Emily, setelah menyadari siapa yang akan gadis itu hubungi.

"Sial, Em simpan lagi teleponmu!" Dylan ikutan berteriak setelah menyadari siapa orang itu.

Emily tersenyum penuh kemenangan setalah di layar kaca teleponnya muncul gambar gadis yang sama persis dengan dirinya, yang membedakan adalah warna rambutnya yang coklat dan matanya yang berwarna amber terlihat sangat lelah.

"Hi, Sist, aku harap ada yang penting yang membuatku harus merelakan waktu tidurku untuk menjawab teleponmu tengah malam seperti ini."

"Alexa, kau akan rugi kalau melewatkan berita ini."

Emily tersenyum dan dia mendekatkan teleponnya ke arah muka Theo yang memberengut, dan langsung membuat gadis di seberang telepon itu berteriak.

"Apa yang terjadi denganmu?!" Alexa sangat terkejut melihat kondisi Theo.

"Oh itu belum semuanya." Emily kembali tersenyum dan sekarang teleponnya dia dekatkan kearah muka Dylan.

"Hi, Lex!" Dylan menyapa Alexa dan gadis itu kembali terkesiap melihat Dylan dengan memar-memarnya.

"Ok, jelaskan padaku apa yang terjadi?"

Dan cerita itu kembali berlangsung, Emily menceritakan semuanya tanpa dikurangi sedikitpun dan sukses membuat dia dan kembarannya tertawa terbahak-bahak karena menghadapi kenyataan kalau sahabat mereka dihianati hanya karena sebuah Ferari.

Kedua pria itu hanya bisa pasrah menjadikan diri mereka sebagai objek pembicaraan saudara kembar itu, hal itu sudah sering terjadi dan mereka sudah terbiasa dengan kebiasan kedua gadis itu, mereka tanpa segan-segan akan memarahi kedua pria itu apabila mereka melakukan hal bodoh yang akan mencelakai diri sendiri, mereka akan menangis kalau melihat salah satu dari kedua pria itu sakit, bahkan mereka akan menemani mereka berdua minum-minum sampai mabuk ketika mereka putus cinta, walaupun kedua gadis itu tidak pernah minum yang mengandung alkohol.

Karena itulah Theo dan Dylan sangat menyayangi mereka berdua dan akan melindungi kedua gadis itu dari apapun, bahkan para lelaki yang mendekati mereka harus dapat ijin dari mereka berdua, tentu saja selain ijin dari Daniel kakak mereka hanya untuk pergi makan malam dengan mereka berdua.

Mereka sudah saling menyayangi seperti saudara sendiri. Tidak, tidak semuanya menganggap kedua gadis itu seperti saudaranya sendiri, diam-diam pria itu telah jatuh cinta kepada gadis itu dan terasa menyesakkan untuk memendam semuanya. Pria itu tersenyum melihat tawa gadis yang diam-diam dia cintai, entah sejak kapan perasaan itu mulai tumbuh, yang pasti dia akan melakukan apa saja untuk membuat tawa itu selalu menghiasi wajah cantiknya setiap hari.

*****

Terpopuler

Comments

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

dylan terjebak frenzone🙈🙉🙊 aduh..
emang nyesek banget sih

2024-02-12

0

🌺 CICI 💖

🌺 CICI 💖

sukaaaa pakai banget tiap baca novelmu alana kanaya, gabut nunggu polaris, eee br ingat msh ada novelmu yg blm dbaca. jd mampir dl.. 😊😇

2022-09-09

0

Nailil Muna

Nailil Muna

semua novel author sudah kubaca secara berulang2 tapi gak ada bosennya Thor. semangat ke Polaris yesss

2022-05-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!