Kisah Cassandra
Cassandra Jovanka Lesmana ia adalah perempuan yang bekerja menjadi sekertaris di salah satu perusahaan yang cukup besar di Jogjakarta. Ia berusia 25 tahun dengan badan proporsional dengan tinggi 165 cm. Ia memiliki orang tua yang masih lengkap bernama Aditya Lesmana dan Sarah. Ia juga memiliki seorang adik perempuan bernama Myta Lesmana yang hanya berbeda 3 tahun darinya. Ia dan Adiknya sama sama memiliki wajah yang cantik. Tubuh Myta tak kalah seksi dari tubuh Cassandra. Ia juga akan menikah dengan bosnya di kantor tempat ia bekerja. Bernama Samuel.
Hari ini adalah hari yang sangat sibuk di kediaman Cassandra. Karena esok adalah hari pernikahan Cassandra dan Samuel. Tiba tiba Cassandra mendengar adiknya sedang memuntahkan isi perutnya di dalam kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Sebagai kakak yang sangat menyayangi adiknya, ia menghampiri dan memijit tengkuk Myta.
"Kamu kenapa dek? Kok udah beberapa hari belakangan kamu muntah muntah terus tiap pagi kayak gini?" Tanya Cassandra dengan daut muka khawatir.
"Ga apa apa kok Mbak mungkin cuma masuk angin aja." Jawab Myta
"Masa iya masuk angin sampe berhari hari. Muka kamu juga pucet banget. kita ke dokter aja yah. Mumpung acara pengajian Mbak masih lama." Buju Cassandra.
"Ga usah Mbak. Nanti Mbak kecapen lagi. Aku tidur aja di kamar mungkin nanti mendingan." Tolak Myta secara halus.
"Ga usah ngeyel. Pengajian Mbak juga baru di gelar nanti sore. Masa iya Mbak besok menikah kamu malah sakit. Pokoknya kita ke dokter. Tunggu disini Mbak ambil kunci mobil dulu di atas."
Cassandra lalu menuju kamarnya di lantai atas. Ia mengambil kunci mobil dan dompet di kamarnya. Lalu masuk ke kamar adiknya berniat untuk mengambil dompet adiknya. Ia berjalan menuju meja nakas tempat dompet adiknya berada. Ia terkejut saat membuka meja nakas tersebut. Ia melihat alat tes kehamilan dengan hasil 2 garis yang menandakan bahwa si pemilik alat tersebut positif hamil. Cassandra membawa alat tersebut kepada adiknya.
"Apa ini de?"
"Itu... itu..."
"Kenapa kamu gugup de?" Myta hanya menundukkan kepalanya. "Ini punya kamu de? Kamu hamil?"
"Maafin aku Mbak."
"Bilang sama Mbak siapa yang menghamili kamu?"
"Maafin aku Mbak."
"Bilang siapa ayah dari anak kamu?"
Cassandra yang awalnya berbicara secara lembut lama kelamaan menjadi sebuah bentakan karena Myta yang tidak mau jujur kepadanya. Mendengar ada keributan dari arah ruang tv, orang tua Cassandra menghampiri mereka.
"Ada apa Mbak? Ibu dengar ada ribut ribut disini. Kenapa Mbak marah sama Adek?" Tanya Ibu Sarah
"Liat ini Bu, Yah. Ini Mbak temuin di kamar Adek."
Melihat alat yang di berikan oleh Cassandra, Ayah Adit marah sedangkan Ibu Sarah hanya bisa menangis.
"Apa ini dek? Apa ini?" Bentak Ayah Adit
"Maafin Myta Ayah." Ujar Myta sambil terisak
"Siapa lelaki itu? jawab Myta." Suara Ayah Adit semakin meninggi.
"Ayah.. ingat kesehatan Ayah." Ujar Cassandra menenangkan Ayahnya.
"Ayo dek, jawab pertanyaan Ayah mu Nak." Ujar Ibu Sarah.
"Maafin Myta. Myta gak bisa memberitahu kalian." Ucap Myta sambil sesegukan.
Myta tak mampu menjawab ia hanya bisa menangis dan menyesali perbuatannya. Tak berselang lama Samuel datang dan menghampiri Cassandra di dalam. Samuel datang untuk memberikan pakaian yang akan dipakai Cassandra esok hari.
"Assalamualaikum." Ujar Samuel sambil mencium tangan dari Ayah dan Ibu Cassandra.
"Wa'alaikum salam." Ucap Ibu dan Cassandra secara bersamaan. Ayah Adit hanya menganggukkan kepalanya karena ia sedang merasa sangat emosi.
"Nih baju buat akad besok." Ucap Samuel sambil memberikan baju untuk Cassandra besok.
"Makasih Mas.Maaf sudah merepotkan. Harusnya aku yang ambil." Balas Cassandra sambil mengambil baju itu dari tangan Samuel.
"Ga apa apa. Jangan sungkan gitu dong. Sama calon suami sendiri kok sungkan sih." Ujar Samuel.
"Jawab Nak, siapa ayah dari anak ini?" Tanya Ibu dengan lembut.
Mendengar pertanyaan dari calon ibu mertuanya membuat tubuh Samuel menegang. Tapi Samuel bisa menutupi semua di hadapan calon keluarganya itu. Ia tak menyangkal pernah melakukan kesalahan besar. Namun ia tak menyangka akan menjadi seperti ini.
"Jawab dek, jangan diem aja. Diam kamu tak akan menyelesaikan masalah. Perut kamu juga semakin lama semakin membesar. Anak dalam perut kamu butuh Ayahnya. Apa dia tau kamu sedang hamil anaknya?" Myta menggelengkan kepalanya. "Kasih tau Mbak. Siapa ayah dari anak kamu ini?"
"Orang itu.. itu.." ujar Myta gugup.
"Jawab cepat Myta." Bentak Ayah lagi.
"Kamu tetep gak mau ngasih tau kita siapa orang itu dek?"
"Maafin Myta Mbak."
Cassandra berfikir bagaimana caranya ia bisa mengetahui siapa ayah dari anak yang Myta kandung.
"Sekarang gini aja. Mbak minta ponsel kamu."
"Bu.. buat apa Mbak?"
"Mbak mau telfon pacar kamu. Biar dia tau kalau kamu sedang mengandung anaknya."
"Ga usah Mbak. Aku gak mau ngerusak hari bahagia Mbak."
"Mbak hanya ingin keponakan Mbak tau siapa Ayahnya. Mbak juga ingin dia bertanggung jawab atas apa yang telah dia perbuat. Dia yang berbuat maka dia juga yang harus bertanggung jawab."
Myta hanya terdiam di tempat. Ia bingung. Jika pacarnya di telfon pasti semua akan terbongkar dan anak dalam kandungannya pun pasti akan memiliki keluarga yang utuh. Tapi di satu sisi ia juga tidak mau merusak hari bahagia Cassandra.
Tanpa pikir panjang Cassandra langsung merebut ponsel yang sedang Myta pegang. Ia membuka kontak di ponsel adiknya.
"Mbak kembalikan ponsel Myta." Ucap Myta.
"Diam Myta." Bentak Ayah Adit.
Ia mencari nama apa kira kira adiknya menyimpan nama pacarnya di ponselnya. saat ia menggeser layar ponsel Myta ia menemukan nama 'PACAR'. Cassandra berfikir mungkin itu kekasih dari adiknya. Ia langsung menghubungi nama 'PACAR' di ponsel Myta. terdengar nada sambung namun orang di sebrang sana tak mengangkat telfonnya. Di saat yang bersamaan ponsel Samuel ikut berdering. Cassandra mematikan sambungan telfon tersebut. telfon Samuel ikut berhenti berdering. Cassandra menelfon kembali. Telfon Samuel berdering. Myta langsung mengambil ponselnya di tangan Cassandra saat Cassandra sedang lengah.
"Mas kok ponsel kamu berdering dari tadi gak kamu angkat?"
"Gak usah itu gak penting."
"Mana sini biar aku aja yang angkat. Siapa tau itu penting. Di liat aja belom udah bilang itu gak penting."
"Gak usah lah. Paling orang yang iseng."
"Ya mana sini ponsel kamu mas. Biar aku yang jawab. Siapa tau dia gak iseng lagi setelah di jawab telfonnya."
"Gak usah Sandra. Nanti juga dianya capek sendiri."
Terus terjadi perdebatan antara Cassandra dan Samuel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments