Dua minggu telah berlalu. Saat ini ia sedang memasak di dapur Nindi. Ia sengaja membuat sarapan untuk ia dan keluarga kecil Nindi. Lalu tiba tiba ponselnya berbunyi.
"Halo Assalamualaikum."
"Wa'alaikum salam. Ini aku Nona."
"Iya. Ada apa ya? Tumben banget nelfon."
"Kamu lagi sibuk Nona?"
"Aku lagi masak. Kenapa emang?"
"Aku di depan Nona. Bisa keluar sebentar gak Nona?"
"Ok sebentar ya. Nanggung ini. Sebentar lagi mateng."
"Ok Nona. Aku tunggu."
"Kenapa gak kamu aja yang masuk kesini?"
"Takut ganggu Nona. Ini masih pagi loh."
Cassandra melirik jam dinding di dekat dapur. Waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi.
"Ok kalo gitu. tunggu sebentar. Nanti aku ke depan."
"Ok. Nona."
Sambungan telfon langsung terputus. Cassandra menyelesaikan acara masaknya dan segera menyiapkan masakan yang telah ia masak di meja makan. Kebetulan Kak Riki juga keluar karena melihat ada mobil yang bertengger di depan rumahnya.
"Masuk Vin. Sarapan bareng yuk!" Ajak Riki kepada Kevin.
"Gak usah lah. Nanti malah ngerepotin lagi." Balas Kevin
"Ga apa apa yuk buruan. Kita sarapan." Ajak Riki lagi dengan memaksa Kevin turun dari mobilnya.
Riki berjalan sambil menarik lengan dari Kevin. Cassandra yang masih meletakkan sarapan di atas meja langsung tersenyum canggung kepada Kevin.
"Pagi Nona. Ini aku mau ngasih kunci ruko sama kamu Nona. Renovasi sudah selesai di lakukan kamu berhak atas ruko ini sekarang." Jelas Kevin menjelaskan maksud kedatangannya.
"Terima kasih. Sampe repot nganterin segala. Padahal kan bisa ketemu di ruko aja nanti siang." Balas Cassandra sambil meraih kunci di tangan Kevin.
"Kebetulan aku harus keluar kota hari ini Nona. Makannya aku antar dulu sebelum aku pergi." Jelas Kevin
"Udah ayok sarapan dulu." Ajak Nindi yang baru keluar dari kamarnya setelah menyusui Salsa.
Nindi, dan Cassandra berjalan menuju meja makan. Riki menarik tangan Kevin agar ikut sarapan bersamanya. Riki duduk di samping Nindi dan Kevin duduk di samping Cassandra. Mereka sarapan dengan khidmat Tanpa ada yang mengeluarkan suara. Hanya terdengar bunyi dentingan sendok yang beradu dengan piring. Setelah selesai maka mereka berbincang sedikit.
"Terima kasih. Masakannya enak." Ujar Kevin
"Ini masakannya Cassandra. Dia memang handal dalam hal memasak. Apalagi membuat cake." Puji Nindi.
"Berlebihan kamu Nin." Ujar Cassandra malu mendengar pujian itu.
Mereka berbincang ringan sampai Riki pamit untuk ke restauran dan Kevin akan melanjutkan perjalanannya ke luar kota. Tak lama Cassandra pun pamit akan pergi melihat rukonya yang sudah di renovasi. Cassandra segera memesan taksi online. Setelah menunggu beberapa saat taksi yang di pesan Cassandra pun datang. Cassandra segera pergi menuju rukonya.
Setelah sampai di dalam ruko Cassandra melihat barang apa saja yang harus ia beli untuk mengisi rukonya. Setelah berfikir sejenak ia segera membeli barang perabotan yang ia butuhkan. Ia menuju salah satu tempat furniture yang terkenal di kota itu. Setelah melihat lihat Cassandra membeli ranjang queen size untuk dirinya. Ada juga sofa dan meja serta meja nakas dan beberapa perabotan untuk mengisi kamarnya di lantai 2. Ia juga membeli ayunan gantung, Kursi dan meja kecil untuk mengisi lantai 3 dimana ia jadikan rooftop. Dan membeli kursi dan meja untuk para pelanggannya, tak lupa rak untuk memajangkan roti dan cake buatannya serta ia memberikan tempat bermain anak di sudut ruangan. Setelah selesai memilih Cassandra membayar barang yang ia beli. Barang tersebut akan di antar oleh pihak toko ke ruko Cassandra.
"Sepertinya gak akan cukup kalau aku beli kendaraan sekarang. Ga apa apa. masih banyak kok angkutan umum." Gumam Cassandra.
Saat ia sedang berjalan ia tak sengaja menabrak seseorang.
BRUK.. Cassandra jatuh dengan pantat yang mencium tanah.
"Maaf. Saya buru buru. Mari saya bantu." Ujar lelaki tersebut.
"Iya gak kenapa napa kok. Makasih." Jawab Cassandra.
"lo bukannya yang waktu di bandara itu kan?" Tanya lelaki itu lagi.
"Bandara?" Cassandra menerawang mengingat ngingat kejadian tersebut.
"Kejadian nya sama persis seperti ini. gue kasih lo kartu nama gue tapi lo gak pernah hubungi gue." Balas lelaki itu lagi.
"Oh iya gue inget sekarang. Kenapa sih tiap ketemu lo pasti tabrakan." Ucap Cassandra sambim tersenyum. Ia merasa lucu karena setiap bertemu orang yang ada dihadapannya selalu dengan kejaidan tabrakan.
"Kok malah senyum senyum. Otak lo gak geser kan gara gara gue tabrak barusan." Canda lelaki itu.
"Sialan lo. Yang nyium tanah air tuh pantat gue bukan otak gue."
"Ya kali aja otak lo jadi geser gara gara lo jatuh. O iya nama gue Bimo lo siapa?"
"Gue Cassandra."
"Kayaknya lo beli banyak barang."
"Dari mana lo tau?"
"Dari struk belanja yang lo pegang."
"Gue kira lo bisa nerawang kaya si mbah dukun." Ucap Cassandra sambil terkekeh dengn ucapannya sendiri.
"Kalo gue dukun. Udah gue santet biar lo langsung jadi cewek gue."
"Dih mainannya santet."
"Oia kalo boleh tau buat apa beli barang banyak banget? Emang rumah lo kosong banget?"
"Iya. Tempat gue kosong banget. Gue baru ke Bandung Ya sekitar beberapa minggu gue baru disini. Pas pertama kita ketemu di bandara tuh, gue baru banget ngijakin kaki gue di Bandung. Dan sialnya malah di tabrak lo."
"Owh. Jadi ngisi rumah nih ceritanya. Kenapa sial ketemu gue?"
"Becanda Bim. Ya udah gue pamit ya. Mau masih ada yang harus gue cari."
"Ok ya udah. Ni no kontak gue. Gue minta kontak lo dong. Gue seneng kalo nambah temen."
"Ok. Ni kontak gue.. Bye Bimo."
"Bye Cassandra."
Cassandra berjalan meninggalkan Bimo. Bimo hanya bisa melihat punggung Cassandra menjauh. Dari saat Bimo pertama kali bertemu Cassandra di bandara, ia sudah merasa jatuh hati kepada Cassandra. Tapi ia sedang menjalin hubungan dengan Silmi teman sesama model. Ia bertekad akan memutuskan hubungan dengan Silmi jika berhasil mendapatkan Cassandra.
Cassandra kembali menuju rukonya. Ia sedang menunggu barang yang ia beli. Tak lama ia mendengar telfonnya berdering. Saat di angkat ternyata orang dari toko furniture. Dengan sigap Cassandra menghampiri orang tersebut. Mereka mulai menurunkan satu per satu barang pesanan Cassandra. Cassandra meminta tolong para pekerja furniture untuk membantunya merapikan barang di tempat yang ia inginkan. Ia berjanji akan memberi tambahan upah kepada mereka. Setelah barang tersimpan di tempat yang diinginkan, Cassandra membawakan makan siang untuk para pekerja. Mereka makan dengan begitu lahapnya. Setelah selesai mereka kembali bekerja. Sedangkan Cassandra kembali ke rumah Nindi untuk membereskan barang barangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments