"Cepat berikan padaku" Ujar Cassandra kepada Samuel.
Namun Samuel tetap tidak memberikan handphone nya kepada Cassandra.
"Mana handphone kamu dek? Kok Mbak rasa kalian mencurigakan."
Dengan tangan gemetar Myta memberikan handphonenya. Lalu Sandra menelfon inisial 'pacar' di handphone adiknya. Lalu yang berbunyi handphone Samuel.
"Angkat telfon kamu mas."
"Ga usah Sandra. gak penting."
Tak habis akal Cassandra langsung mencocokan no telfon inisial 'pacar' di handphone adiknya dengan menggunakan ponsel nya sendiri. Mata ia terbelalak saat menemukan inisial 'pacar' di ponsel adiknya ternyata no yang sama dengan inisial 'mas Samuel' di ponselnya. Tanpa di perintahkan air mata Sandra menetes melewati pipinya. Ia merasa sesak. Ia merasa hatinya sudah hancur sehancur hancurnya.
"Tolong jelaskan pada saya. Apa yang terjadi sebenarnya? Tolong jangan buat saya sebagai orang bodoh yang tidak tahu apa apa" Ujar Cassandra.
"Kenapa kamu menangis sayang?" tanya Ibu Sarah melihat Cassandra menangis.
"Tolong.. katakan pada saya. Sejak kapan kalian berhubungan? Sejak kapan kalian ada main di belakang saya" Tanya Sandra dengan sedikit membentak.
"Maafin Myta mbak.. maafin Myta."
"Sayang. aku bisa jelasin semua. ini gak seperti yang kamu kira sayang."
"Gak seperti yang aku kira kamu bilang? Lalu aku harus mengira seperti apa. Apa yang harus aku bayangkan dengan kalian berdua sampai kalian memiliki keturunan." Bentak Cassandra
"Ayah gak nyangka dek. kamu setega itu dengan kakakmu sendiri. Ayah kecewa sama kamu dek." Ujar Ayah Aditya sambil berlalu meninggalkan ruang tv dan berlalu masuk ke dalam kamar.
"Sayang. kamu boleh pukul aku. Kamu boleh hukum aku dengan apa pun. tapi aku mohon jangan tinggalkan aku." Ucap Samuel.
"Ga usah manggil aku seperti itu. Aku jijik mendengarnya."
"Myta mohon Mbak.. maafin Myta." Ucap Myta sambil memegang tangan Cassandra.
"Ga usah pegang pegang dek." Ujarnya sambil melepaskan genggaman tangan Myta.
"Mas mohon maafkan mas."
"Ga mungkin aku bisa maafin kamu. Setelah penghianatan yang aku terima. Mulai detik ini kita gak ada hubungan apa pun."
"Ga sayang. aku gak mau."
"Aku lebih gak mau bersama kamu. ga usah pegang pegang aku bilang. aku jijik sama kalian berdua."
"Mbak jangan ngomong gitu Mbak. aku mohon maafin aku."
"Maafin Ibu Sandra. Ibu telah gagal mendidik adikmu."
"Ini bukan salah ibu. Ini jelas salah mereka berdua yang gak punya hati nurani."
Ibu Sarah memeluk Sandra dengan erat dengan tujuan menguatkan Sandra. Mereka menangis bersama sambil berpelukan.
"Bu aku minta pernikahan besok tetap di langsungkan."
Mendengar perkataan itu Samuel langsung mendekati Sandra dengan senyum di bibirnya.
"Makasih sayang kamu tidak membatalkan pernikahan kita."
"Aku belum selesai berbicara. Ga usah pegang pegang aku. Pernikahan besok tetap harus di selenggarakan. dengan pengantin wanita Myta bukan aku."
"Mbak aku mohon maafin aku mbak."
Cassandra pergi meninggalkan Ibu, Myta dan Samuel. Ia beranjak ke kamarnya. Ia memasukkan hampir semua pakaian nya ke dalam 2 buah koper besar. Ia berencana meninggalkan kota ini. Ia ingin menghapus semua kenangan bersama Samuel.
"Ibu sangat kecewa dengan kalian berdua. Besok kalian harus menikah. Setelah itu tolong pergi dari rumah ini. Ibu gak tega melihat Cassandra seperti itu. Kamu tau Sam, Sandra sangat mencintai kamu. dia sangat menyayangi kamu. Dia selalu bercerita banyak hal tentang kamu. Dia selalu menolak jika ada yang melamar dia itu karena kamu. Tapi ibu gak nyangka kamu malah tega berbuat seperti ini." Ujarnya sambil berlalu.
"Ibu mengusir Myta? Ibu tega ngusir aku dari sini?"
"Kamu pernah membayangkan jika berada di posisi kakak kamu? Ibu yakin. Dia pasti sangat berubah setelah ini. Itu karena rasa sakit yang kalian berikan padanya. Ibu mohon beri dia sedikit waktu. Mungkin setelah beberapa saat ia bisa memaafkan kalian." Ucap Ibu Sarah sambil berlalu meninggalkan mereka berdua ia masuk ke dalam kamar menyusul Ayah yang juga sedang menenangkan diri.
Myta dan Samuel berniat menghampiri Sandra di kamarnya. namun mereka mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu kamar Sandra. Karena mereka mendengar tangisan pilu sesekali di selingi teriakan dari Sandra. Sandra melakukan hal itu untuk mengurangi rasa sakit yang menderanya.
Sore pun tiba. Sekarang waktunya untuk melaksanakan pengajian. Sandra keluar dengan membawa 2 koper besar di tangannya. beserta tas punggung dan sling bag yang berisi dompet, ponsel dan kebutuhan lainnya yang mungkin di butuhkan saat di perjalanan. Myta dan Samuel terkejut melihat penampilan Sandra yang sudah rapi dan membawa banyak barang.
"Kamu mau kemana?" tanya Samuel.
"Mbak mau pergi kemana? Jangan pergi dari sini. Biar aku yang pergi." Kini Myta yang berucap.
Sandra pergi ke lantai bawah. Meskipun ia kesusahan ia tak mau di bantu oleh Myta maupun Samuel. Sandra langsung mengetuk pintu kamar orang tuanya.
"Ibu.. Ayah.. Bisa Sandra bicara?"
Tak lama orang tua Sandra keluar dari kamarnya. Mereka sama terkejutnya dengan Myta dan Samuel yang mengikuti langkah Sandra saat ini.
"Kamu mau kemana sayang? Ibu mohon jangan tinggalkan ibu nak." Ujar Ibu Sarah.
"Ibu.. Ayah.. Aku gak bisa tinggal disini lagi. Bahkan aku gak bisa tinggal di kota ini lagi. Aku mohon Ayah dan Ibu mengerti dengan keputusan aku."
"Ayah sama Ibu gak akan bisa jauh dari kamu nak. kamu sedang dalam keadaan kacau saat ini. Lebih baik kamu tinggal disini dulu nak. Ayah gak mau terjadi apa apa sama kamu."
"Aku gak bisa yah. rasanya dadaku sesak seperti di hantam batu yang sangat besar. hatiku sakit sangat sakit Ayah." Ucapnya sambil kembali meneteskan air mata. "Aku gak sanggup jika harus berada di rumah bahkan di kota ini. Terlalu banyak hal yang datang menghampiriku. Yang awalnya kenangan indah. menjadi kenangan yang sangat pahit. Aku mohon Ayah sama Ibu mengerti dengan keputusan aku. Aku janji aku bakal sering mengunjungi Ayah dan Ibu." Lanjutnya
"Baiklah nak. Jika itu sudah menjadi keputusanmu. Ayah hanya berharap kamu bisa sukses di luar sana. Ayah harap kamu juga bisa menata kembali hati kamu. Agar kamu bisa mendapatkan suami yang sangat baik." Ujar Ayah.
"Hatiku udah mati Ayah. Aku gak memikirkan perihal pendamping hidup. Doakan aku kuat Ayah. Agar aku bisa melanjutkan hidup." Ucap Sandra
"Ibu tau kamu kuat nak. Maafin ibu yang sudah gagal mendidik adikmu nak. Kamu harus sering berkunjung kesini ya nak. Kamu harus kuat di luar sana. Tolong kabari Ibu selalu nak. Biar Ibu tau kondisi dan keadaan mu." Jelas Ibu Sarah.
Mereka berpelukan. Sandra kembali menangis di dalam pelukan Ibu nya.
"Jangan menangis lagi sayang. Jangan kau sia sia kan air mata mu hanya karena mereka berdua." Ujar Ayah Aditya. "Mari nak ayah antar sampai depan" Lanjutnya.
Sandra, Ayah dan Ibu beriringan menuju mobil Sandra. Sampai ada ibu ibu yang akan mengikuti pengajian merasa heran karena Sandra selaku pengantin wanita malah pergi dengan mobilnya. Entah apa yang di jelaskan oleh Ibu Sarah. Namun banyak yang merasa iba terhadap keadaan Sandra saat ini dan banyak pula yang mencibir Myta dan Samuel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments