CINTA LOKASI (CINLOK)
"Mbak...pulang kuliah jam berapa?"
Pesan WA dari Sita, adik kos Renata. Heran. Tumben-tumbenan gadis itu mengirim pesan seperti itu.
"Sore. Jam 5? Kenapa?" Balas Renata.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Pesan Renata hanya di-read- doang. Ia pun hanya mendengus kesal. Menunggu balasan chat yang tak kunjung dibalas, sama halnya menunggu jerawat di hidung meletus, pengen pites.
"Kenapa si nih anak?" gumam Renata. Entahlah..perasaannya tiba-tiba merisaukan Sita. Ia pun mencoba telpon gadis itu, namun tak kunjung dijawab.
Hufh.
"Lo kenapa, Ta?" tanya Wira yang sejak tadi mengamati raut keheranan Renata dengan mengotak Atik ponsel pintarnya.
"Hmm... gak pa-pa, Wir." Ucapnya asal. Namun, ia memilih berselancar pada grup LORONG 13
Me: Kisut ( nama panggilan Sita)...balas wa gue!!!
Elea: Kisut tadi dijemput Rawon (panggilan pacar Sita yang bernama Bagas Irawan) mbak.
Me: Aneh, tadi wa gue tanya pulang jam berapa gitu.
Neva: Gue juga di-wa guys
Ilma: Kok gue enggakkk guys
Me: Anak kecil gak boleh ikutan @Ilma_lorong 13
Ilma: Anak kecil apaan, 36D punya kelezzz
Neva: Ya elah, guwe yang 38 aja diam ajee, Neng
Me: gesreekkkkkk
Elea: Gesrek (2)
Neva: Sapa woy???
"Ssst....Wir, cewek Lo!" cicit Ceca sembari menunjuk dengan dagu ke arah Maya. Teguran Ceca membuat Renata yang sejak tadi konsen dengan HP mengalihkan pandangan ke arah cewek cantik yang sedang bergelayut manja dengan cowok di ujung koridor gedung.
Seorang Wira hanya menoleh tanpa berkomentar dan melanjutkan tugas kelompoknya.
"Kok Lo B aja, Wir?" tanya Renata dengan tatapan menyelidik, "Lo putus?" lanjutnya.
"Ckk....bisa diam gak sih kalian, kerjain tugas aja dah, ngapain si bahas cewek lucknat itu." Tukasnya kesal.
Renata dan Ceca hanya saling pandang, cukup heran dengan jawaban Wira. Setahu Mereka, Maya adalah pacar terindah Wira. Wajar si sebutan itu untuk Maya, gadis syantiiikkkkk naudzubillah, kaya, cuma rada' oon, upppsss. piss.
"Gimana ..gimana...lucknat?" goda Ceca sengaja memancing kekesalan sahabat cowoknya itu. Sedangkan Renata hanya menahan tawa melihat raut Wira yang sudah terlanjur badmood.
"Kalian mau nyelesain tugas sekarang, atau gue tinggal pulang." Ancamnya.
"Heleh, Wir. biasanya juga tugas kelompok kita yang kerjain, Lo mah tinggal titip nama, sekarang sok sok an nyelesain tugas." Celetuk Renata, sengaja memancing emosi Wira.
Puk.... pukulan kecil dari Wira mendarat cantik di kepala Renata. "Diem."
Sontak saja Renata dan Ceca ngakak, sepertinya hubungan Wira- Maya sudah kandas. Entah apa penyebabnya. Mereka berdua hanya tinggal menunggu tanggal main 'sesi curhat' ala Wira.
Yup, Renata, Wira, Ceca, Ola dan Irfan, serta Bian adalah sahabat sejak menjadi mahasiswa baru. Keenam mahasiswa ini satu kelas dan sering satu kelompok tugas juga. Mereka bisa dibilang satu server, sama-sama sengklek dan mulutnya tak berfilter.
"Ya elah, Wir. Cewek Lo...lengket banget sama Tyo." Ceca si kompor. Wira masih diam, tangannya cukup asyik menggoreskan pena di kertas folio.
"Sumpeh...sumpeh....Tyo....gak nyangka gue bisa hot gitu." Timpal Renata.
"Halah....kata Lo hot....gak percaya gue, palingan gandengan doang, di depan umum juga, mana berani grep*-grep*," sangkal Wira tak juga melihat Maya-Tyo.
"Kok Lo yakin banget?" Renata mulai kepo.
Wira mendongak, menatap tajam ke arah Renata, sudut bibir terangkat sedikit cenderung sinis. " Gue bahkan pernah pakai----"
"Astaghfirullah, anak Jaka gue". Potong Renata sambil memukul lengan Wira dengan gulungan kertas.
"Apaan si, Ta. Sakit tau!"
"Jangan bilang Lo udah berhubungan suami-istri sama dia?" tebak Renata geram.
"Ya lo, udah tahu Renata itu ustadzah, malah ngumbar aib," sambung Ceca.
"Eh kalian tuh ya yang omes, orang gue mau bilang gue pernah pakai bibirnya doang."
"Buat?" Renata menyelidik. Tatapan tak suka terus terpampang, bisa-bisanya 'anak jaka'nya berbuat tak senonoh.
Wira mencondongkan wajahnya pada Renata, hembusan nafas hangatnya sangat terasa di wajah Renata, gadis itu memundurkan kepala dan mengernyit bingung. "Kenapa?"
"*****." Bisik Wira, sontak Renata kembali memukul puncak kepala Wira. Sumpah demi apapun, Renata tak terima Wira sudah sejauh itu saat pacaran. Memang si kata Wira dan Ceca ciuman adalah hal biasa dilakukan oleh pasangan muda, tapi bagi Renata itu tidak baik sodara, zina.
"Incip doang gak pa-pa kali, Ta!" Bela Ceca.
Renata semakin melongo, kali ini Ceca setuju dengan kelakuan Wira, hellooooowwwwwwww, sejauh itukah kalian pacaran. Gampang banget si kasih bibir ke orang yang belum tentu berjodoh. Benar-benar gila.
"Makanya, Ta. Sekali-kali lo terima kek, tembakan cowok-cowok. Biar gladi resik dulu sebelum Lo kawin." Balas Wira santai.
Renata hanya menggelengkan kepala, tidak habis pikir kenapa kedua sahabat somplaknya ini punya pengalaman begitu saat pacaran. Astaghfirullah hal adzim, batin Renata menjerit.
"Ck...untuk kawin gak perlu lah gladi resik, lagian Lo, Ca. Lo gak nyesel kasih suami lo nanti bekas orang?"
Jleb....Nyai... pertanyaan Renata sukses menusuk jantung Ceca.
"Ya paling Ceca dapat suami yang hobi nyosor juga." Celetuk Wira.
"Iya juga, dan mungkin Lo!" Kilah Renata kesal.
"Yah kok, Wira si Ta. Ngedoain suami gue tuh Bang CEO kek, yang cakep, kaya, perhatian, sabar dan tanggung jawab."
"Eh, Nyai. Jodoh itu cerminan diri Lo. Kalau Lo baik ya jodoh Lo baik juga." Sesi ceramah ala Renata mode on.
"Masa' si, Ta?" kali ini Wira yang ingin menyangkal pernyataan Renata. Dia tidak setuju akan hal itu, karena setiap orang bisa berubah setiap saat. Tidak bisa dijudge sedini mungkin. "Tapi benar juga sih, makanya gue putus ama si dia."
"Kenapa?" tanya Renata dan Ceca kompak.
"Cie....kalian kepo ya, gak penting. Dah ah, tinggal dua nomor, gue cabut dulu. Selesain tuh tugas. bye...."
Renata dan Ceca mendengus kesal, si Wira !!main pamit aja tanpa penjelasan. Penasaran tau.
****
"Ehem....udah mulai go public rupanya."
Sindiran Wira untuk pasangan yang lagi kasmaran di parkiran motor. Alih-alih tak peduli dengan ocehan Renata dan Ceca sedari tadi, ternyata sakit hati cukup mendominasi ketika berhadapan langsung dengan mantan, ia kesal dan ingin melampiaskan saja.
"Belum move on, Bung!" balas Tyo.
"Belum bro, putus juga baru kemarin." Sahut Wira tak kalah pedas, bertopeng seperti cowok yang sangat menderita karena diputus pacar di saat lagi sayang-sayangnya. Sakit ih.
Tapi sebenarnya Wira juga tak ambil pusing, toh dia masih punya harga diri sebagai laki-laki, tak perlu lah mengemis cinta perempuan yang ahli mendua. Kayak gak ada cewek lain aja, begitu pandangan Wira.
"Lo, May. Jaga diri baik-baik, karena pacar Lo biangnya pemakai habis itu buang."
Entahlah apa maksud pesan Wira yang tak lama ngeloyor pergi dengan motor ninj* nya, meninggalkan pasangan yang mengumpatnya kesal. Sialaaaaannnn.
*******
"Gak mampir dulu, Ca?" tanya Renata.
"Gak usah malah ghibah lagi gue kalau sama Lo." Celetuk Ceca dan disambut kekehan Renata.
Tepat pukul 5 sore, Renata sengaja diantar Ceca pulang ke kos usai menyelesaikan tugas kelompok. Sepanjang perjalanan ke kos Renata, keduanya mengobrol cukup lama, apalagi topiknya tentang Wira dan Maya. Alhasil Ceca menolak untuk mampir ke kos Renata. Takut nginep dan berujung ghibah sepanjang malam.
"Oke deh, hati-hati. Makasih." Ucap Renata saat Ceca sudah menyalakan mesin motornya. Setelah motor Ceca tak terlihat, buru-buru Renata naik ke lorong kamarnya. Mengecek kamar Sita terlebih dahulu, karena perasaan aneh terus mengarah pada Sita.
"Kisut mana?" tanya Renata ketika pintu kamar Kisut dibuka. Hanya ada Elea yang berkutat pada laptop. Kamar itu memang kamar Elea dan Kisut, sedangkan kamar Renata dan Neva berada di depan kamar Kisut-Elea.
"Belum pulang, mbak. Lagi kencan kali sama Rawon!" Balas Elea.
"El, perasaan gue ke Kisut kok gak enak ya, sejak Rawon datang."
Yah... Sita dan Bagas memang LDR-an. Mereka sangat jarang bertemu, jadwal libur semester mereka kadang tak sama, oleh sebab itu, kalau ada libur panjang Bagas akan menjenguk Sita, begitu juga sebaliknya.
"Gak ada apa-apa kali, Mbak. Rawon udah tobat kayaknya."
"Yah semoga. Apalagi mantannya juga kuliah di kota ini, kan?"
"Hem...." jawab Elea.
Bagas, Elea, dan Sita adalah teman SMA. Bagas terkenal playboy, berapa banyak cewek yang udah dilist sebagai mantannya. Awalnya Sita ogah pacaran sama Bagas, tapi saat kenaikan kelas 12, Sita luluh juga, dan menerima cintanya Bagas, hingga kuliah semester 4 ini.
Kata Elea, sejak pacaran dengan Sita, Bagas sudah banyak perubahan, terutama dalam hal kesetiaan. Meski LDR, Bagas tidak terlihat mendua apalagi men-tiga, kekkekekke.
Satu jam... Maghrib sudah berlalu hingga pukul 8 malam Sita tak kunjung pulang ke kos. Berkali-kali tim lorong 13 mengirim WA tapi hanya centang satu. Semakin risau dong.
"Gue tidur dulu, ya. Besok ada presentasi!" pamit Neva, kemudian keluar dari kamar Elea.
"Gue juga deh, ngantuk banget. Kalau ada apa-apa ketok pintu aja ya, El."
"Iya, mbak." Jawab Elea pasrah, dia bakal menunggu Sita sekalian lembur tugas. Sedangkan Ilma hari ini nginep di kos temannya, garap tugas begitu alasannya.
Hingga pukul 23.45... ketukan di kamar Neva-Renata terdengar nyaring.
"Sut!" panggil Renata yang membuka pintu kamar, mendapati Kisut yang sudah berdiri di depan kamar, dengan mata sembab dan masih terdengar isakan tangisnya.
"Mbaaaaaaakkkk."
"Eh kenapa nih anak?" Renata bingung, Sita langsung menghamburkan pelukan erat, "Sini masuk." Ajak Renata.
"Pulang jam berapa kamu?" giliran Neva yang bertanya, gadis itu terpaksa membuka mata lebar-lebar dengan rambut ala singa saat Sita sudah duduk manis di karpet.
"Mbak, Rawon." Rengeknya dengan lelehan air mata yang terus membasahi pipi.
"Rawon kenapa?" tanya Renata, meski mata sudah setengah Watt, dia berusaha mendengarkan curhatan Sita.
"Dia selingkuh sama Londo (sebutan untuk mantan Bagas)"
"Apa?" pekik Renata dan Neva bareng. Terlalu kaget dengan berita yang dibawa Sita tengah malam. "Kok bisa?" Renata berseloroh.
Bagas dan Londo, yang nama aslinya Windy, pernah berpacaran saat mereka SMP, berkali-kali putus sambung hingga SMA. Semenjak Sita dan Bagas pacaran, kisah mereka sudah tidak terdengar lagi, karena itulah teman-teman Sita menganggap Bagas sudah tobat, tidak playboy lagi.
Tapi kali ini, Sita cukup curiga. Dari kedatangan Bagas, saat kencan pun nama kontak 'Rudi' terus menghubungi Bagas. Curiga dong. Itu teman cowok tapi intens sekali komunikasi. Saat mereka kencan di salah satu cafe dan Bagas ke toilet, Sita membuka ponsel Bagas. Membuka roomchat Bagas dan 'Rudi'.
kamu jadi ke kos?
besok aku gak ada kuliah, jalan yuk.
kamu lagi sama Sita ya, kok gak balas wa-ku?
"Terus keputusan Lo?"
"Aku ngajak putus, Mbak. Tapi dia gak mau, dia tuh bilangnya aku pacar terakhirnya dan setelah dia lulus dan kerja, dia bakal melamar aku. Tapi aku gak mau, mbak!" tangisan Sita semakin menjadi, matanya semakin sembab. Renata dan Neva pun tak tega, keduanya memberikan pelukan hangat untuk Sita.
Bahunya naik turun, sesak dadanya merasakan pengkhianatan ini. Bahkan kedua orang tua mereka sangat dekat, tapi Bagas begitu mudahnya bermain api dengan sang mantan. Entah sejak kapan hubungan terlarang itu dilakukan.
"Lo yang cantiknya kayak gini aja diselingkuhin, Sut. Apalagi gue yang punya modal pas-pasan." Renata melontarkan candaan, berharap Kisut menyudahi tangisannya.
"Mbak Renaaaaataaaaa, aku tuh lagi sedih tau."
"Halah, palingan habis ini kamu juga dapat cowok lagi, Sut. Canteeeekkk gilaaaa."
"Mbak Nevaaaaaa." Rengeknya manja. Renata dan Neva hanya terkekeh, berhasil menjahili Kisut agar tertawa lagi.
"Kayak Ayah gue, sampai sekarang juga belum tobat, masih mencari istri baru entah yang ke berapa. Sebagai anak, gue sedih lah, ibu gue diperlakukan kayak gitu. Tapi mau gimana lagi, gue gak berharap ayah waras, karena kewarasan ayah gue nanti saat menghadap kiblat dan gak bangun lagi." jelas Neva.
"Astaghfirullah, Va. Durhaka Lo jadi anak." Renata tak terima.
"Emang gitu, selingkuh tuh penyakit, sekali melakukan maka akan terus dilakukan. Gue dukung Lo buat putus ama si Rawon itu. Jangan pernah mengemis buat balikan, Lo sebagai cewek harus punya harga mati."
"Harga diri, Va!" ralat Renata gemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Ambar
👍
2023-08-08
2
Maria Roswati
seru seru sekali,serasa muda lagi membaca cerita ini jadi bikin penasran cerita selanjutnya...lanjut
2023-05-18
0
Maria Roswati
seru juga pertemanan mereka jadi penasran
2023-05-18
0