"Lo yang namanya Renata?" tanya Maya, kekasih Wira, eh statusnya masih kekasih atau sudah mantan ya, entahlah.
"Iya, Lo Maya kan, pacarnya si Wira?" balas Renata santai.
Gadis dihadapannya itu hanya tersenyum sinis, lalu duduk di depan Renata dengan sorot mata tajam. "Lo ada hubungan apa dengan Wira?"
"Hubungan apa? teman kelas maksud Lo?"
"Gak usah sok polos deh."
"Lah mbaknya datang-datang main tuduh aja, gue juga punya hubungan sama si Wira." Mode julid seorang Ola on, bahaya.
"Situ gak usah sok jadi pembela pelakor ya. Jadi tolong gak usah ikut campur."
Ola dan Renata saling pandang, pelakor???? "Siapa?"
"Lo!" jawab Maya ketus.
"Maksudnya? Gue dan Wira pacaran gitu?"
"Ya elah, Mbak Maya yang syantiiikkkkk kata orang, bukan kata gue ya. Gue bilang ya, si Wira tuh gak hanya pacar si Renata doang, dia juga pacar gue, pacar Ceca. Mau apa Lo?"
"Kok Lo jadi kompor meleduk si La!" bisik Renata.
"Maksudnya?" Maya gak paham dengan ucapan Ola, jadi Wira punya pacar 3 sekaligus???
"Si Wira tuh cowok panggilan buat kita. Ingat ya, gue, Ola. Renata dan Ceca, pacar si Wira. Jadi Lo tuh yang pelakor. Main gebet cowok kita aja, ya kan, Ta."
"Dan kita harusnya yang marah sama Lo!" kelakar Renata, pura-pura marah.
Maya kincep, niat hati ingin melabrak gadis berlesung Pipit itu, justru dia yang kena omel. "Gue gak nyangka si Wira bisa punya cewek 3 sekaligus." Ucapnya sembari menunduk malu, kelihatan oon kan??? kekekkekekk. Masa' iya punya pacar tiga sekaligus dan ketiga ceweknya malah terlihat akur, mustahil Jubaedaaaahhh. "Maaf." Lanjutnya dan pergi meninggalkan dua gadisnya si Wira.
Bhhahhawhahaaa....Renata dan Ola ngakak parah, raut Maya tampak sedih, malu, dan kecewa sangat terlihat. Mungkin dia pikir, dirinya pacar Wira keempat. Ah pantas saja, dia gampang banget mutusin gue, begitu kata hati Maya.
CALON ORANG SUKSES
Renata: Wira sableng, Lo mau gue tampol sepatu apa bata?
Ola: mampus Lo, Wir. Nyai Renata ngamuuukkk.
Ceca: Whyyyyyyy. Kalian di mana? Pak Surya gak hadir neh, cuma nitipin tugas ke asistennya.
Renata: Alhamdulillah
Ola: Alhamdulillah (2)
Wira: Kalian di mana? gue dan Ceca mau samperin nih
Ola: kantin, nemenin Nyai sarapan.
Bian: Ta, gue pesenin dong, nasi rames daging balado, gue mau ke kelasnya Kia dulu.
Renata: males, bukan pacar, bukan sodara. main suruh suruh aja, Lo.
Obrolan unfaedah berakhir. Niat hati ingin maki-maki si Wira, malah disuruh order makanan. Gak elit banget.
Bian: kalian gak lihat, posko KKN? Udah launching di mading jurusan.
Renata: Nitip lihatin gue, Bi.
Ola: Gue juga dong, Bi.
Bian: Sori, gue bukan pacar kalian, gue bukan sodara, jadi lihat sen-di-ri.
Ola: balas dendam
Renata: Balas dendam (2)
Wira: Ta, kita seposko
Renata: Yah musibah dong!
Ola: banget, sebulan Ta, tiap hari ketemu si Wira.
Wira: Eh tolong ya, muka gue ganteng, anak sultan punya. Gak mungkin jadi musibah.
Dorrrrr
Ceca biang kerok, gak ikut nimbrung di grup Wa langsung aja nyamperin Ola dan Renata di kantin bersama Wira. Bikin kaget pula.
Kedatangan Wira disambut sinis oleh Renata, pasalnya beberapa menit yang lalu, Maya hampir saja melabraknya. Entahlah apa yang membuat Maya bertindak seperti itu.
"Maya Lo kasih wejangan apa? Lo tahu dia anggap gue pelakor coba."
Wira si sableng hanya cekikikan, sengaja memancing emosi Renata. "Set dah malah ngikik, bikin esmona aja Lo!"
"Emosi, Ta. Ya elah anak perawan gue!" protes Ceca.
"Apaan ya, gue cuma bilang gue gak nyesel putus ama dia, karena cewek incaran gue lebih baik daripada dia. Saat dia tanya siapa, yah gue jawab aja Renata."
"Kenapa harus gue si? dulu sama Esih gue juga yg jadi alasan kalian putus, sekarang terulang lagi, mau Lo apaan?"
"Lo suka beneran sama Renata?" tebak Ola penasaran.
"Ck....gue memang berharap Renata istri gue nantinya, apa itu salah!"
"Enak aja, gue polos, Wir. Masa' gue dapat yang berpengalaman sih?" Renata tak terima. "Ya udah tembak gue sekarang, biar gue tolak."
Ola dan Ceca sudah ngakak duluan. Gadis cantik yang katanya paling pinter di antara berlima malah mancing jiwa playboy si Wira.
"Renata sayang, mau kah kamu nikah sama aku?"
Wira si anak konglomerat batu bara menuruti permintaan Nyai Renata, berasa oon gak sih mereka berdua. Mana ada acara penembakan yang absurd gitu.
"Mon maap ya Bang Wira, Anda saya tolak, karena ada hati yang saya jaga."
" Halah...lagu lama Lo, Ta. Calon imam Lo mungkin juga lagi dijagain orang." Sambar Wira. Pemuda itu sudah hapal alasan Renata.
Berkali-kali Renata ditembak cowok, termasuk si Wira saat menjadi mahasiswa baru dulu. Tapi dia selalu menolak dengan alasan seperti itu. Memang Renata gak mau pacaran. Cita-citanya cukup sederhana, diajak ta'aruf lalu menikah. Itu saja.
Gadis itu tak mau ambil pusing dengan kejombloannya sekarang, ia menikmati masa-masa remajanya dengan banyak teman, jalan-jalan tanpa harus minta izin, tak perlu mencari perhatian 'sudah makan' dari orang lain, karena itu semua gak penting. Belum lagi sakit hati yang tercipta, idiiihhh males banget. Sakit hati karena putus cinta gak ditanggung BPJS sodaraaaa!!!!!
"Kalau Lo gak membuka hati buat cowok, ntar jadi perawan tua loh!" Wira mengajak negosiasi agar diterima.
"Kalau gak ada yang ngelamar gue, gue bakal cari Lo lah, Wir. Bang Wira....lamar aku dong!"
Sengklek kan.
"Ya Allah Tuhan, Wira si anak konglomerat batu bara dijadikan cadangan, sakit hatiku." Seloroh Wira, pura-pura sedih.
"Nah sekarang buat kalian berdua." Renata menajamkan tatapan pada Ola dan Ceca. "Kalian kalau gak ada yang ngelamar, bakal nyari sapa?"
"Bian lah." Jawab Ola dan Ceca kompak.
"Enak dong si Bian, punya bini langsung dua. Set dah poligami dini tuh anak." Kelakar Wira.
Keempat mahasiswa tua itu tertawa ngakak, pandangan pengunjung kantin teralihkan pada mereka. Sudah semester 6 malah gesrek semua.
*********
POSKO KKN 6
Wira dan Renata masuk grup WA KKN itu (kuliah kerja nyata) di salah satu pedesaan di Bandung. Mereka memang sengaja mengambil mata kuliah KKN di semester pendek ini, agar saat semester 7 nanti tinggal magang di perusahaan sambil mengerjakan skripsi.
"Kita cuma naik mobil berdua, Wir?" tanya Renata. Keduanya akan mengecek lokasi KKN sekaligus mencari rumah kontrakan untuk mahasiswa putra dan putri. Minggu depan sudah mulai KKN. Segala macam perlengkapan KKN harus terpenuhi terutama tempat tinggal, harus fix untuk satu bulan ke depan.
Ada 15 mahasiswa putra dan 15 mahasiswa putri dalam kelompok Posko KKN 6 ini, berasal dari berbagai jurusan. Namun yang mendominasi jurusan teknik.
"Sementara, Ta. Ntar di depan kampus juga ada beberapa anak yang ikut, sesuai kesepakatan di grup tadi malam." Terang Wira.
"Gue duduk belakang aja kalau gitu."
"Eh tolong ya, gue bukan sopir Lo, Renata Adzkiya."
"Cih...hapal banget nama gue. "
"Nama calon istri kudu dihapal lah."
"Wiraaaaaaaaaaaaaaaa."
Perjalanan 10 menit dari kos Renata menuju gedung rektorat. Sudah banyak yang berkumpul anggota KKN posko 6. Rencananya ada 8 orang yang meninjau lokasi, termasuk Wira dan Renata.
"Loh Maya kelompok kita juga, Wir?" sontak saja Renata kaget, melihat Maya yang sudah melambai ke arah mobil Wira. "Hapal banget kayaknya ama mobil Lo!"
Wira hanya meringis canggung. Tak mau menanggapi lebih jauh. Sebisa mungkin di lokasi nanti ia menghindari Maya, takut berantem.
"Eh!" seru Maya kaget saat membuka pintu mobil Wira. Ada Renata yang duduk di samping pengemudi.
"Lo duduk belakang aja, May! sahut Wira to the point, terkesan sinis.
"Gak masalah, Renata lebih berhak dekat sama Lo."
"Yuhu." Balas Wira santai, sempat-sempatnya mengerling ke arah Renata. Sedangkan Renata yang cari aman hanya melengos sebal.
Di bangku belakang ada Maya, Rendy, Kikan dan Saiful. Sedangkan Jea yang menjadi ketua kelompok KKN berangkat bareng Iwan langsung menuju TKP.
Di dalam mobil Renata sesekali menengok ke belakang, sekedar kenalan dan ngobrol basa basi, hanya Maya yang tak menyahuti, seperti ada dendam kesumat dengan Renata. Dan sikap apatis Maya menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
"Maya kayaknya gak nyaman ya di mobil ini. Kok dari tadi diam?" tanya Kikan, mahasiswa jurusan matematika ini cukup peka dengan kondisi awkward Maya.
"Gak biasa, maklumlah semobil bareng mantan berasa panas saja."
Renata melirik ke arah spion melihat ekspresi teman lain, semua kompak mengerutkan kening. " Gak usah bawa urusan pribadi di KKN ini, May. Malah bikin gak nyaman yang lain." Begitulah si Wira sok bijak.
"Urusan pribadi? gak salah ngomong neh, bukannya Lo yang satu lokasi KKN dengan pacar baru, kelihatan banget pencitraannya. Sok bijaksana."
"Ya elah, May. Gue maksud Lo pacar baru si Wira??? Asal Lo tau ya, gue bukan pacar baru ya....pacar lama, lebih lama daripada Lo lah. Lo yang baru hitungan Minggu aja sok banget jadi pacar, gue yang hampir 4 tahun aja gak sewot kalau Wira jalan sama cewek lain." Kali ini Renata berkoar. Dirinya sudah jengah dengan sikap Maya yang kekanak-kanakan, ingat umur woy habis ini sudah sarjana, gak bisa profesional banget.
"Wah, si Wira laku keras nih direbutin dua cewek?" Saiful mulai nimbrung.
"Biasalah, pesona sultan." Balas Wira angkuh.
Renata kembali melengos, sahabat somplaknya ini begitu santai menghadapi Maya yang menahan amarah. Wajah gadis itu sudah memerah.
Dan setelah omongan pedasnya, Wira tetap melanjutkan obrolan dan candaan dengan penghuni mobil, kecuali Maya. Mau ikut ngobrol silahkan, diam lebih baik.
Perjalanan kurang lebih tiga jam, akhirnya mobil Wira sampai di pemukiman warga. Suasananya cukup asri, sepanjang jalan tadi hamparan sawah menemani perjalan yang cukup jauh, melelahkan, serta menguras emosi bagi Maya, kekekkeke.
Jea, sang mahasiswa abadi, mahasiswa semester 10, paling tua di antara anggota kelompok KKN ini sudah duduk di rumah pak RT, ia mengabarkan posisinya di grup WA.
Renata yang turun belakangan, karena mau ber-selfie ria, dengan background pemandangan sawah terkejut dengan kehadiran Maya.
"Puas kamu dibelain Wira!" emosi gadis jurusan tata busana itu tampak jelas, seperti ingin menerkam Renata hidup-hidup.
"Maaf ya May, gue gak mau suasana KKN jadi horror gara-gara sikap Lo. Gak usah sok menderita deh, Lo putus dengan Wira juga karena sikap Lo sendiri, kan! Asal Lo tahu, gue dan Wira udah lama sahabatan, sebelum kenal Lo tentunya. Jadi please, hilangkan tuduhan Lo yang menganggap gue sebagai pelakor ataupun pacar baru Wira, karena dalam kamus hidup gue, rebutan cowok itu gak pen-ting!" Terang Renata. Sebisa mungkin ia menekan emosinya, tak mau di hari pertama menginjakkan kaki di tempat orang sudah berbuat rusuh.
"Munafik." Begitu Maya membalas ucapan Renata. "Gue yakin dalam hati Lo, Lo seneng melihat gue putus sama Wira, gak usah pura-pura sok suci deh, kita sama-sama perempuan, harusnya Lo ngejauhin Wira dong semenjak kita pacaran, bukan nemplok aja kemanapun Wira pergi. Kedok sahabatan buat menutupi niat menjadi pelakor."
Sumpah demi apapun, Renata kesal setengah mati mengahadapi gadis ini. Ingin meladeni omongan pedes si Maya, apalah daya Wira melambaikan tangan agar dia bergabung dengan yang lain. Rasanya mulut Renata gatal untuk membalik omongan si biang selingkuh ini. "Asal Lo tau, May. Jadi cewek harusnya punya harga diri, jangan merendahkan diri Lo dengan berselingkuh, terus Lo ngemis cinta padahal Lo sendiri yang salah. Anggota kelompok KKN kita ada 15 cowok, silahkan audisi untuk menggantikan si Wira. PERMISI."
"Brengseeeekkkk." Batin Maya.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
susila wati
wira somplak🙏🙏🙏🤣🤣🤣🤣
2022-01-29
1
re
Next
2021-12-25
1
Reiva Momi
baca untuk yg ke dua kali nya Thor..padahal karya mu ni bagus Thor..tpi kenapa sepi🤔
2021-09-30
3