Setelah melaksanakan pesta pertunangan seminggu yang lalu kini tibalah waktu pernikahan.
Acara pernikahan di gelar sangat megah dengan nuansa klasik yang sangat indah, setiap tamu yang datang pasti akan terkagum kagum melihatnya.
Walaupun acara pernikahan di gelar dengan sangat mewah, tapi hati Lusiana terasa hampa menikah dengan paksaan dan tanpa di hadiri oleh Naomi.
"Selamat datang para tamu undangan hadirin semua nya, ladies and gentleman mari berdiri semua nya karena sebentar lagi sang pengantin akan memasuki ruangan" kata MC acara tersebut.
Dengan langkah gemetar Lusiana melangkah kan kedua kaki nya memasuki aula pernikahan di dampingi oleh Tama, yang kelihatan sangat gagah dengan stelan jas bewarna hitam, begitu pula dengan Lusiana begitu anggun dengan mengenakan gaun putih rancangan desainer ternama di abad ini.
Semua tamu undangan bertepuk tangan dengan gemuruh di sertakan dengan hidup nya lampu kerlap Kerlip di iringi alunan musik menambah indah suasana pernikahan dua insan itu.
Hari sudah mulai larut malam dan semua tamu undangan telah pergi, hanya tersisa pelayan yang membersihkan area sisa-sisa pesta itu.
Sedangkan Tama dan Lusiana pun telah meninggal kan tempat itu menuju kerumah.
"Ingat ya! ! ! walau pun kita sudah menikah kita akan tidur di kmar masing-masing, kau tak perlu melakukan hak dan kewajiban kau sebagai istri saya, sejujurnya saya tidak pernah sudi menikah dengan kau, tapi ini hanya pernikahan formalitas saja" kata Tama sambil berlalu meninggalkan Lusiana menuju kamar.
Mendengar ucapan Tama barusan membuat hati Lusiana sedikit lega karena ini hanya pernikahan formalitas jadi dia tidak merasa seperti orang yang sudah menikah.
*Tama*
Hari ini adalah hari pernikahan ku dengan Lusiana, semua di atur dengan sedemikian rupa dan dengan semewah mungkin.
Pastilah orang terkagum kagum melihat dekorasi nya.
Pernikahan yang seharus nya membuat aku merasa bahagia, tapi malah sebalik nya, pernikahan formalitas itu membuat batin ku agak tersiksa, bagaimana nanti aku akan menjalani kehidupan ku selanjut nya.
Aku dan Lusiana tidur di kamar kami masing-masing, kehidupan ku berjalan seperti biasanya seperti aku belum menikah karena aku sibuk dengan urusan ku di kantor begitupula Lusiana yang sibuk dengan sekolah nya.
Aku minta izin kepada guru nya agar tetap boleh melanjutkan sekolah nya walaupun ia telah menikah dan aku menyuap para guru agar tidak tersebar berita dan para siswa bergosip, bahwa Lusiana telah menikah yang mungkin akan mengganggu belajar nya, ya karena itu uang segalanya dengan uang aku bisa melakukan segalanya yang aku mau.
Saat aku hendak masuk ruangan kerja ku ternyata ada seseorang yang duduk menunggu ku yaitu Romi, entah apa tujuan nya datang ke kantor ku sepagi ini, aku mencoba pura-pura tidak melihat nya namun ternyata dia menyadari kedatangan ku.
"Hallo teman, dari tadi gue nunggu loe, tapi loe malah nggak nyadarin kehadiran gue" kata Romi menghentikan langkah Tama.
"Mau apa loe kesini pagi-pagi?" tanya Tama.
"Ngomongin kerjaan lah "jawab Romi singkat.
"Nggak mungkin loe ngomongin kerjaan, sampai loe rela relain datang pagi-pagi ke kantor gue? loe bisa ngabarin gue lewat telfon dan masalah kerjaan kita bisa omongin di luar bukan" kata Tama.
"Iya memang benar, tapi apa salah gue datang ke kantor ini untuk sekedar melihat lihat, apakah perusahaan ini layak untuk bekerja sama dengan perusahaan gue atau tidak? tapi, lumayan ya perusahaan ini cukup bagus "kata Romi meremehkan padahal perusahaan itu super duper megah karena juga terletak di jantung ibu kota.
Hari itu sangat menyebalkan dan melelahkan bagi Tama, bagaimana tidak seharian dia hanya sibuk dengan laptop nya di tambah lagi dengan datang nya Romi kekantor.
Sesampainya di rumah, Tama langsung menghempaskan tubuhnya di sofa tempat tidurnya, tak sengaja Lusiana lewat, karena pintu kamar Tama tidak terkunci maka Lusiana memberanikan diri untuk masuk ke kamar Tama .
"Apakah tuan butuh sesuatu?" tanya Lusiana pada Tama, yang membuat Tama kaget.
"Siapa yang mengizinkan kau masuk ke dalam kamar ku, ini bukan area kau!!! silahkan keluar sekarang" kata Tama dengan nada tinggi.
"Maaf tuan, tapi saya lihat tuan kecapean, saya hanya mau membantu tuan saja, karena saya fikir tuan selama ini telah baik dengan saya, mengizinkan saya untuk tinggal di rumah tuan, tapi saya tidak melakukan apapun untuk tuan, setidak nya izinkan saya untuk membantu tuan" tutur Lusiana
Mendengar itu Tama hanya terdiam saja, namun karena Tama masih terdiam lusiana segera keluar kamar Tama, mungkin saja Tama marah terhadap sikap nya.
"Kau mau kemana? kemari lah" kata Tama yang membuat langkah lusiana terhenti.
"Kau tau? aku bekerja keras seperti ini, sibuk bekerja setiap hari, entahlah semua waktu hanya terbuang untuk mencari uang saja, walau aku mempunyai segalanya tapi satu hal yang tidak aku punya.
Kebahagiaan memiliki keluarga, hidup bahagia dengan orang tua, tapi semenjak aku kecil aku tidak pernah mendapat semua itu, aku hanya hidup dengan uang saja, orang tua ku memberikan aku semua fasilitas mewah, dari kecil aku sudah hidup dengan bergelimang harta.
Tapi tak ada yang tau bahwa batin ku tersiksa, karena kedua orang tua ku sibuk mencari uang, papa ku dulu seorang pengusaha yang terkenal, tapi semua nya berubah ketika papa tergoda pada seorang perempuan yang masih sangat muda, entah apa yang terjadi sehingga mama ku mengetahui semua kelakuan papa, dan ini yang paling aku benci, papa yang aku sanjung sanjung kepada teman teman ku disekolah tiba tiba telah lenyap, bertepatan di hari itu mama ku meninggal karena penyakit jantung nya ia tak begitu kaget dengan situasi saat itu, semenjak saat itu aku sangat membenci papa ku.
Bukan nya dia berkabung atas kepergian mama, malah dia nikah lagi dengan selingkuhannya itu. saat itu aku merasa sudah tidak punya papa lagi, dan aku di tinggalkan di rumah oleh papa dengan bibi sedangkan papa entah lah aku tidak tau dia kemana sampai saat ini aku tidak pernah bertemu dengan nya lagi" Tama menceritakan semua masa lalu yang kelam itu pada Lusiana dan untuk pertama kalinya Lusiana melihat Tama meneteskan air mata.
"Saya tau tuan, ini sangat berat dan sulit, karena saya juga pernah mengalami hal yang sama seperti tuan, saya juga kehilangan orang tua saya, hanya mama Naomi yang aku punya saat ini, tapi dia malah meninggalkan saya disini" kata Lusiana.
"Jadi Naomi itu bukan mama kandung mu?" tanya Tama penasaran.
"Bukan tuan, dia mama tiri saya, papa menikah lagi setelah mama meninggalkan kami, tapi bagaimana pun juga saya masih tetap menganggap mama Naomi sebagai mama saya, karena cuma dia yang saya punya saat ini.
Sebenarnya tuan masih beruntung karena papa kandung tuan masih hidup setidak nya tuan masih bisa bertemu dengan nya. Walaupun bagaimana pun juga kelakuan papa tuan, dia masih papa kandung tuan, jadi jangan pernah membenci nya tuan " jelas Lusiana.
"Entah lah aku tidak tau apa dia masih hidup atau bukan, rasanya aku sudah tidak peduli lagi "kata Tama.
"Jangan sampai tuan menyesali nya, jangan buang waktu hanya untuk membenci tuan, apa lagi itu pada papa kandung tuan sendiri, saya cuma berharap tuan mau berdamai dengan keadaan" kata Lusiana.
"Sudah lah, saya tidak mau membahas nya lagi, kau silahkan keluar karena saya mau istirahat" kata tama
Lusiana berlalu dari kamar Tama membiarkan Tama untuk istirahat dan untuk menenangkan fikiran nya.
Bersambung 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sus Siti
semangat thor...lanjtkn
2020-06-24
0
Jaya Ningsih
semangat lusi..belajar jd perempuan yg tangguh
2020-06-21
5