Karena terlalu capek dengan situasi yang sedang di hadapi, tiba-tiba Lusiana ketiduran di atas sofa di samping tempat tidur nya. Seketika itu Tama datang ke kamar lusiana, Tama begitu terpesona melihat Lusiana yang begitu tambah cantik saat sedang tertidur pulas, tama memandang wajah yang masih polos itu dengan seksama, sebenarnya terbesit rasa iba di hati Tama, namun apa boleh buat gadis malang itu telah di beli nya dari Naomi sang ibu tiri yang tamak harta itu.
Akibat jendela kamar belum di tutup maka, angin sepoy masuk ke kamar yang membuat rambut Lusiana menutupi sebagian wajah ayu itu, dengan segera tangan Tama Bergerak untuk merapikan rambut Lusiana supaya tidur nya lebih nyaman, namun tangan Tama terhenti ketika melihat wajah yang sangat ayu di depan matanya dan memegang pipi Lusiana, membuat Lusiana terbangun dari tidurnya.
"Ma..ma maaf tuan saya ketiduran"ucap Lusiana.
"Ya sudah nggak apa-apa, kau ikut dengan saya untuk makan malam, karena kau pasti lapar bukan? tuh makanan yang di siapkan oleh Betri masih utuh" kata Tama sambil menunjuk makanan di meja.
"Iya maaf tuan, tapi saya tadi belum lapar" kata Lusiana agak sedikit takut.
"Ya sudah, tapi saya nggak mau melihat kejadian ini lagi, apa yang di katakan Betri itu maka jangan sekali kali di bantah karena itu perintah dari saya, oke!" kata tama
"Iya, maaf sekali lagi tuan" kata Lusiana.
"Dari tadi kau minta maaf Mulu, mau makan atau tidak!" kata Tama dengan nada emosi.
"Iya tuan, tuan silahkan turun dulu nanti saya menyusul" tutur Lusiana.
"Eh, memang nya siapa yang mengijinkan kau turun sendirian, ayok kita turun bersama " kata Tama yang langsung memegang tangan Lusiana bergegas turun tangga.
Seketika Lusiana terkejut melihat sikap Tama yang memegang tangan nya, membuat Lusiana diam terpaku, dan segera melepaskan genggaman tangan nya dari Tama.
"Maaf tuan, bisakah tuan tidak menggenggam tangan saya?, saya merasa tidak nyaman tuan" ucap Lusiana kikuk.
"Tidak" jawab Tama singkat sambil meraih tangan Lusiana dan menggenggam nya kembali.
Lusiana tak mampu berkutik lagi, ia pasrah dan mengikuti kemauan Tama.
Di meja makan, semua makanan telah di hidangkan oleh Betri, yang duduk di meja makan hanya ada Lusiana dan tama untuk makan malam.
Saking kelaparan nya Lusiana segera melahap semua makanan, seperti orang yang sudah tidak makan satu Minggu saja.
"Kau kelaparan?" tanya Tama melihat Lusiana makan dengan lahap.
"Ini enak tuan, sungguh Betri sangat pintar memasak ya, baru pertama kali saya makan makanan se enak ini" ucap Lusiana.
"Kau bisa makan masakan Betri tiap hari, jadi kau mau makan apa saja, tinggal bilang saja biar Betri yang menyiapkan segala nya" tutur Tama
"Sungguh tuan?" kata Lusiana.
"Iya, kau anggap aja disini seperti rumah kau sendiri, bukan kah saya sudah bilang semua kebutuhan kau akan saya penuhi" tukas Tama.
"Kalau begitu, bolehkah saya melanjutkan sekolah saya lagi tuan? soal nya kemaren saya tidak di izinkan ibu untuk sekolah lagi, jadi udah 2 hari saya nggak masuk sekolah,
boleh ya tuan? kata Lusiana memohon kepada Tama.
"Ya silahkan, tapi ingat jangan coba-coba untuk kabur dari saya"jawab Tama.
"Iya tuan, saya tidak mungkin kabur dari tuan, karena saya telah di jual bukan?" kata Lusiana yang membuat mata nya sudah berkaca-kaca.
"Saya nggak suka melihat wanita cengeng, jadi jangan teteskan air mata kau itu di depan saya, kau bebas melakukan semua kegiatan yang ingin kau lakukan sesuai dengan waktu yang telah saya tetap kan, kalau sampai di langgar siap-siap saja untuk menerima hukuman" kata Tama dengan penuh ancaman.
"Hendrik tolong siapkan semua kebutuhan sekolah Lusiana, dan juga siap kan juga driver dan bodyguard untuk dia" perintah Tama pada Hendrik.
"Baik tuan segera akan saya siap kan" jawab Hendrik.
Lusiana sangat bersemangat untuk berangkat kesekolah, karena ia sangat merindukan suasana sekolah.
Walau kenyataan nya hati Lusiana masih teriris dengan keadaan saat ini, karena semenjak ia tinggal di rumah Tama, Naomi tidak pernah menjenguk nya, jangan kan menjenguk menelfon saja Naomi tidak pernah.
Lusiana kembali terduduk di atas sofa tatkala seluruh ingatan akan perlakuan Naomi terlintas di benak nya, kini Lusiana berusaha untuk menerima kenyataan, tinggal di tempat orang asiang entah berapa lama, dan entah apa yang Tama lakukan terhadap dirinya, pasrah dan berdoa itulah yang membuat Lusiana agak tenang menghadapi situasi yang rumit ini.
"Ok baik Lusiana, come on, tak usah bersedih lagi" kata Lusiana untuk menyemangati dirinya sendiri.
"Wahh, nona kelihatan bersemangat sekali hari ini" Tanya Betri.
"Iya, kan hari ini aku berangkat sekolah lagi, jadi harus semangat dong" jawab Lusiana dengan wajah sumeringah nya.
"Selamat pagi nona"sapa Hendrik yang tiba-tiba sudah muncul di hadapan Lusiana, padahal hari masih sangat pagi, entahlah mungkin dia memang ada urusan penting dengan tuan Tama.
"Selamat pagi tuan hendrik" balas Lusiana.
Saat itu semua nya sudah tersedia di meja makan, entah jam berapa Betri bangun untuk menyiapkan hidangan sebanyak ini.
Tak berapa lama kemudian Tama keluar dari kamar nya dia masih menggunakan piyama tidur nya, entah apa alasan nya turun, apa mungkin hanya sekedar melihat Lusiana berangkat sekolah atau memang ada alasan lain.
"Pagi tuan" Ucap lusiana dan Hendrik.
Tama hanya mengangguk.
"Hari ini sesuai dengan perjanjian, kau di perbolehkan untuk berangkat sekolah, tapi kemanapun kau pergi kau di antar oleh sopir, jangan menaiki kendaraan umum" jelas Tama.
Lusiana hanya mengangguk pertanda ia memahaminya.
"Ya sudah, habis kan sarapan kau dan segera berangkat sekolah" tutur Tama.
"Hari ini saya akan keluar kota dengan Hendrik karena ada urusan bisnis, nanti malam saya akan kembali, dan semua urasan kau di sekolah akan di laporkan oleh Tomo (sopir pribadi sekaligus ajudan Lusiana yang telah di siapkan Hendrik) " tukas Tama.
"Di sekolah aja masih di awasi, apa mungkin ke toilet juga di awasi, yang benar saja, saya juga tidak mungkin bisa kabur kok" gumam Lusiana dalam hati.
Setelah selesai sarapan dan berpamitan pada Tama, Lusiana bergegas menuju parkiran dimana Tomo telah menunggu dari tadi.
"Selamat pagi nona cantik" sapa Tomo.
"Pagi, ah bapak bisa aja memuji nya "jawab Lusiana.
"Pujian itu memang pantas kok buat nona, nona memang cantik seperti bidadari" puji pak Tomo lagi.
"Saya semangkin tersanjung ni pak, sudah jangan memuji saya lagi, nanti saya bisa terbang lho" gurau Lusiana.
"Nona bisa aja, pagi-pagi udah ngelawak aja, ayok kita berangkat sekarang nona? "kat pak Tomo.
"Ayo berangkat sekarang pak" jawab Lusiana
"Maaf nona, seperti nya saya akan mengawasi semua kegiatan nona di sekolah dari jarak jauh, mungkin nona akan sedikit terganggu tapi ini sudah perintah tuan Tama" jelas pak Tomo.
"Iya pak, saya sudah tau, tuan Tama sudah menjelaskan nya juga pada saya, tapi bapak tidak akan mengawasi saya ketika saya ketoilet kan" tanya Lusiana lagi yang membuat pak Tomo terkekeh.
"Hahahahah, nona ada-ada aja, mana mungkin saya mengawasi nona koteilet, nanti saya di gebukin lagi, di kira ngintip" kekeh pak Tomo.
"Hmmm, ngomong-ngomong terimakasih ya pak, saya senang bisa bertemu bapak, seperti nya saya menemukan figur seorang ayah, setelah sekian lama saya di tinggal oleh ayah saya" tutur Lusiana.
"Iya, nona boleh anggap bapak seperti ayah nona sendiri kok, bapak juga senang memiliki anak seperti nona Lusiana, mungkin nasib kita sama nona, anak saya meninggal waktu umur nya masih 10 tahun karena kangker otak, kira-kira sekarang ia sudah se umuran nona dan mungkin sama cantik nya dengan nona"kata pak Tomo.
"Semoga anak bapak tenang ya di surga sana "jawab Lusiana.
Bersambung 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Lastri Gandhi
Kenapa hrs pakai kata ganti org kedua " Kau " sih thor....kaku bgt, lbh enak di baca dgn kata " Kamu. "
2021-05-17
0
bininya jungkook
namanya sama kaya aku..
2020-07-23
1
Jumi Mamanya Raffa
love it
2020-07-19
0