Di penghujung acara, setelah selesai acara makan malam Tama memberikan pengumuman kepada seluruh kolega nya
yang hadir. Tiba - tiba Tama berdiri dari tempat duduk nya.
"Selamat malam semua, saya mohon perhatian nya sebentar, karena ada hal penting yang harus saya umum kan" ucap Tama dengan lantang.
Semua langsung terdiam dan menghentikan segala aktivitas nya untuk mendengarkan apa hal penting yang ingin di sampai kan oleh Tama.
"Okee, seperti yang kalian tau, saya sudah lama hidup sendiri, dan sekarang saya berfikir untuk segera berkeluarga dan mungkin kalian bertanya-tanya siapa calon istri saya,
dia adalah wanita yang ada di sebelah saya, nama nya Lusiana" kata Tama sambil menunjuk ke arah Lusiana yang ada di sebelah nya.
Mendengar itu Lusiana terpaku bisu di tempat duduk nya, bagaimana mungkin Tama memperkenal kan pada koleganya sebagai calon istri, padahal sebelumnya ia tak pernah ngomongin ini.
Menikah bagi Lusiana di usia yang masih sangat muda, membuat nya berfikir tak ada lagi masa depan dan impian untuk bersekolah lagi, semua akan hancur begitu saja.
Pengakuan Tama yang tiba-tiba itu membuat orang-orang pada berbisik bisik, betapa beruntung nya Lusiana bisa menikahi pengusaha yang tampan dan kaya raya, dan tak sedikit pula yang iri kepada Lusiana.
"Dalam waktu dekat ini kami akan mengadakan pesta pertunanganan" tutur Tama lagi.
Setelah selesai pengumuman itu, satu persatu pergi meninggalkan restoran sambil mengucap kan selamat kepada Tama dan Lusiana.
Ketika restoran sudah mulai kosong ada satu orang laki-laki yang belum beranjak dari tempat duduk nya yaitu Romi, yang baru pulang dari Amerika setelah mendapat kan gelar master.
Romi teman Tama dari kecil sekaligus musuh bebuyutan nya karena tidak pernah akur, Tama menganggap Romi selalu saja mengambil apa yang ia suka, seperti pada masa Sekolah Menengah Pertama, Romi membuat Nurin (cinta monyet Tama) berpaling dari Tama dan akhir nya pacaran dengan Romi, hal itu yang membuat Tama semangkin tidak suka terhadap Romi.
"Hallo cantik, nama aku Romi teman Tama "kata Romi yang berdiri dari tempat duduk nya sambil mengulurkan tangan nya pada lusiana.
Namun dengan segera Tama menepis tangan Romi.
"Loe mau apa hah, mengganggu hidup gue lagi" kata Tama kesal.
"Santai dong, kan aku cuma mau kenalan dengan calon istri mu, apa itu salah?" kata Romi santai
"Gue paham banget sifat loe ya, belum puas loe merebut Nurin dari gue," kata Tama kesal.
"Santai bro, itu kan masa lalu, lagi pula siapa yang merebut Nurin dari Loe dia sendiri yang mau sama gue, berarti dia merasa nggak cocok sama lo kali" kata Romi sambil melipat kedua tangan nya.
"Gue nggak peduli apa pun alasan nya, yang jelas loe bisa pergi nggak sekarang! ! !" kata Tama sambil menunjuk keluar.
"Apa hak Loe ngusir gue? gue belum kenalan sama nona cantik ini" jawab Romi cuek.
"Jangan harap Loe bisa kenalan sama dia, dia calon istri gue dan bentar lagi kita akan menikah jadi jangan coba-coba untuk mengganggu dia" kata Tama penuh penekanan.
"kan masih calon istri belum istri kan, bisa aja dia jodoh gue bukan jodoh loe" kata Romi dengan santai nya sambil berjalan menuju keluar restoran
Mendengar itu emosi Tama sudah berasa di ubun-ubun, ingin sekali dia menonjok mulut Romi tapi urung ia lakukan karena bagaimana pun juga mereka sedang ada proyek raksasa, jika proyek itu gagal maka perusahaan Tama akan mengalami kerugian besar.
*Lusiana*
Aku sangat terkejut apa yang di ucapkan tuan Tama pada kolega nya, bagaimana mungkin dia menyatakan aku sebagai calon istrinya.
Dia fikir dia siapa mengambil keputusan seenak nya saja tanpa persetujuan ku, bukan kah aku yang akan di nikahi nya?
Jikalau pun dia ngomongin ini ke aku sebelum nya dan aku menolak apa mungkin dia mau mendengar kan ku? aku rasa itu yang membuat nya bertindak sesuka hatinya.
toh aku ini siapa?
Hanya seperti barang yang bisa di tukar
dengan uang di berlakukan sesuai kemauan sang majikan.
Menangis pun aku tak mampu lagi, hanya berharap suatu saat ada ke ajaiban untuk aku bebas dari kehidupan asing ini.
Andai saja mama papa di sisiku, aku pasti tidak akan menghadapi hal yang sesulit ini dan pasti akan sangat bahagia bersama mereka.
Sesampainya di rumah setelah makan malam aku tidak bicara atau pun bertanya sepatah katapun kepada tuan Tama, mood ku sedang tidak baik saat ini, aku butuh waktu untuk memikirkan ini dulu setidak nya sampai besok pagi, aku akan menanyakan pada tuan Tama mengenai apa yang di umumkan nya kemaren, mungkin saja yang di ucap kan nya hanya gurauan saja.
*Tama *
Dengan spontan nya aku memperkenal kan Lusiana sebagai calon istri kepada kolega ku,
aku tidak pernah merencanakan ini sebelum nya, aku membeli gadis itu dari ibunya hanya untuk permainan saja bukan untuk di nikahi.
entah apa yang membuat ku mengumumkan bahwa kami akan bertunangan.
Aku nggak tau apa yang Lusiana fikirkan saat ini, dia hanya diam seribu bahasa.
Tapi apa yang telah aku ucapkan pasti akan ku lakukan dan akan menjadi kenyataan.
Bagaimana pun juga pertunanganan itu akan segera di laksanakan, walaupun di dalam hati ku tidak ada rasa cinta untuk gadis itu.
Menikah dengan seorang gadis yang baru aku kenal yang masih remaja, gadis malang yang di jual oleh ibunya sendiri.
Tapi ini kehidupan ku, aku bebas melakukan apapun yang aku mau, toh ini cuma menjaga kehormatan ku saja, aku hanya menepati perkataan apa yang telah aku ucapkan di depan kolega ku, aku tidak mau di cap memiliki image yang buruk karena menyebarkan berita bohong apalagi Romi yang mungkin akan menertawai ku jika pernikahan ini tidak terjadi, atau mungkin dia akan merebut Lusiana dari ku seperti ia merebut Nurin waktu dulu.
Semua ingatan itu membuat ku yakin untuk tetap menikahi Lusiana.
Pagi harinya Lusiana yang telah berpakaian seragam sekolah turun kemeja makan dan kebetulan ia melihat tuan Tama di meja makan, maka Lusiana memberanikan diri untuk bertanya perihal pengumuman semalam namun sebelum Lusiana sempat berbicara, Tama telah berbicara duluan.
"Hari ini kau tidak usah masuk sekolah, nanti Hendrik yang akan mengurus surat izin cuti pada guru" ujar Tama
"Ta ta tapi kenapa tuan?" tanya Lusiana tersendat.
"Hari ini kua ikut dengan ku untuk fiting baju pertunanganan kita" tukas Tama.
"Kenapa tuan? bertindak seenak nya saja, bahkan tuan tanpa bertanya padaku, tuan telah menetapkan pertunangan itu, apa tuan fikir aku kan setuju" kata Lusiana sendu.
"Apa gunanya minta izin, apakah kau tidak ingat kau itu sudah di beli, well terserah aku dong melakukan apapun yang aku inginkan terhadap sesuatu yang telah menjadi hak ku "jawab Tama.
"Tapi tuan, bisakah tuan bersikap manusiawi sedikit" kata Lusiana parau.
"Jadi kau fikir apa, aku kejam?" jawab Tama.
"Tuan fikir saja sendiri apakah tuan itu kejam atau tidak" kata Lusiana kesal.
"Berani berani nya kau yaa," Tama langsung menampar pipi lusiana karena sudah merasa kesal atas apa yang di ucapkan Lusiana .
Bersambung 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Marcelea ࿐༵
Percuma ganteng n kaya,, klo suka maen tangan ama cwe huh banci lo
2020-10-10
0
Nenny
Tamaaa jangan maen tangan doong' ntar jd kebiasaan lhooo🤭Selalu sehat dan tetap aemangat yag Thoor....
2020-07-12
2
Rye In
Hai kakak, aku mampir
2020-06-29
1