Terpaksa Menikah Di Usia Muda
Lusiana yang masih duduk di kelas 2 SMA harus merasakan hidup yatim piatu karena setelah di tinggal mama nya beberapa bulan lalu, kini Lusiana harus kehilangan papa nya akibat penyakit jantung nya.
Sebelum papa Lusiana meninggal, ia menikah dengan seorang perempuan yang bernama Naomi.
Dan semenjak Lusiana di tinggal papanya Naomi melarang Lusiana untuk melanjutkan sekolah nya, malahan Naomi menjual Lusiana kepada seorang pengusaha kaya raya yang bernama Tama, Hendrik selaku sekretaris Tama mengurus semua nya dan akhirnya Naomi membawa Lusiana ke sebuah tempat dengan dalih untuk makan bersama, tentu Lusiana akan merasa sangat bahagia.
Namun, ternyata mereka turun pada sebuah cafe, di tempat itu ternyata sang sekretaris telah menunggu kedatangan mereka tapi tidak terlihat Tama bersama sekretaris itu.
"Nanti ada seseorang yang duduk di meja no 16, kamu silahkan kesana dulu, mama mau keluar sebentar, nanti mama balik lagi ke sana" kata Naomi dengan nada lembut seolah olah seperti orang tua yang sangat baik pada anak nya.
"Memang nya mama ada perlu apa keluar?,
jangan lama-lama ya ma, aku takut sendirian disini"ucap Lusiana.
"Iya sebentar aja kok, udah kamu kesana dulu ya" tutur Naomi.
Lusiana menuju meja yang telah ditunjukkan oleh Naomi, disana ada sekretaris Hendrik yang telah menunggu.
"Dengan nona Lusina ?" tanya sekretaris Hendrik
"Iya saya Lusiana, bapak siapa?" tanya Lusiana kembali.
"Saya Hendrik sekretaris tuan Tama" tutur Hendrik.
"Tuan Tama siapa? aku nggak kenal sama tu orang, apa mungkin dia kenal dengan ku?, tapi aku tidak pernah kenal dengan nya" tanya Lusiana penasaran.
"Nanti nona akan kenal sendiri, ayok nona kita pergi dari sini" ujar Hendrik
"Hah... pergi kemana?, aku lagi nunggu mama aku dia lagi keluar sebentar, kan bapak janjian sama mama Naomi bukan, jadi kita tunggu mama bentar lagi ya" kata Lusiana mulai cemas
"Maaf nona tapi setau saya tuan Tama itu hanya mau bertemu dengan nona bukan dengan ibu Naomi" tukas Hendrik.
"Haa, gimana maksud nya ini pak?" kata Lusiana.
"Nona silahkan telfon aja ibu Naomi dulu, biar nona tau gimana penjelasan nya" jawab Hendrik.
Lusiana langsung mengambil ponsel di dalam tas nya dengan buru-buru ia memencet nomor naomi.
"Hallo, mama lagi dimana?, tolong jelaskan ma, apa maksud semua ini, atau jangan-jangan mama memang sengaja ninggalin aku sendirian disini" kata Lusiana dengan penuh rasa penasaran.
"Iya " jawab Naomi singkat.
"Tapi kenapa ma?" Lusiana mulai menangis.
"Pakai nanya kenapa lagi, ya karena uang lah, sejak papa mu tiada, aku tak punya pemasukan lagi, ya jadi satu-satu nya cara untuk aku mendapat kan uang, dengan menjual mu pada tuan Tama pengusaha kaya raya itu" jawab Naomi santai.
"Tapi ma" belum selesai lusiana melanjutkan pembicaraan nya Naomi langsung memutuskan telfon nya.
"Ya Tuhan, kenapa nasib ku begini, kenapa mama tega menjual ku, aku hanya ingin mati aja saat ini" teriak batin Lusiana yang tak mungkin sanggup menjalani hari-hari nya dengan orang asing, walaupun Naomi telah begitu jahat pada nya namun Lusiana tetap menghormati Naomi sebagai orang tua nya, sekarang ini hanya Naomi lah yang di miliki nya.
"Maaf nona, jangan manangis lagi nona, nanti orang-orang berfikir saya berbuat jahat pada nona, tolong hapus air mata nona, nanti make up nona luntur" tutur Hendrik.
"Aku tidak peduli, aku sekarang hanya mau pergi, tolong! ! ! aku mohon izin kan aku pergi, aku mohon" kata Lusiana yang langsung merapatkan tangan ke dada supaya Hendrik merasa iba pada nya, namun apa daya Hendrik tak bisa berbuat apa-apa karena itu perintah tuan nya, dan gadis itu telah di beli oleh tuan nya.
"Maaf nona, saya tidak bisa berbuat apa-apa, ayok sekarang kita pergi ke rumah tuan Tama, sepertinya dia sudah menunggu dari tadi" kata Hendrik
"Aku tidak peduli! ! !" kata Lusiana
"Nona aku mohon jangan melawan, nanti tuan Tama bisa saja menyuruh orang-orang suruhan nya untuk me nyelakai Naomi, karena Naomi tidak bisa memenuhi janji yang di perbuat nya" tutur Hendrik.
Mendengar itu Lusiana terdiam dan mulai berhenti menangis, dia perlahan pergi meninggal kan tempat mewah itu menuju rumah sang pengusaha. Dan tibalah Lusiana di rumah Tama.
"Silahkan duduk nona" kata Hendrik mempersilah kan Lusiana untuk duduk di kursi empuk, Lusiana merasa sangat canggung dan air mata nya mulai bercucuran lagi mengingat kelakuan ibu tiri yang telah tega menjual nya.
Tak lama kemudian datang lah seorang laki-laki yang berpakaian rapi menambah ketampanan nya dan tegap ya itu lah sang laki-laki kaya raya itu yaitu "Tama".
"Mulai hari ini, kau tinggal di sini semua keperluan kau akan di siapkan oleh pelayan disini, dan jika kau butuh sesuatu panggil aja salah satu pelayan di sini" kata Tama dengan nada lantang.
"Maaf tuan saya hanya mau pulang, tolong izinkan saya pulang tuan, saya janji saya akan mengembalikan semua uang yang tuan berikan kepada ibu saya" kata Lusiana dengan nada memelas sambil merapatkan kedua tangan nya di dada.
"Apa?, apa saya nggak salah dengar barusan, kau mau mengambalikan semua uang yang saya berikan pada ibumu yang tamak itu?, sampai kau mati pun kau tak akan sanggup untuk mengembalikan nya, jangan banyak omong, terima saja kenyataan bahwa kau itu telah di jual jadi, kau itu sudah menjadi milik ku, dan tolong camkan ini sesuatu yang telah menjadi milik ku tetap akan menjadi milik ku selamnya" kata Tama dengan sombongnya
Mendengar perkataan yang di ucapkan membuat air mata Lusiana semakin deras mengalir, dia tak mampu lagi berkata kata, bibir nya terkatup sambil menahan sesak di dadannya.
"Cepat antar kan dia ke kamar nya, dan jangan lupa kunci kamar itu, sebelum aku pulang tidak ada yang boleh masuk ke kamar itu, kalian paham!!!!" bentak Tama kepada para pelayan nya.
"Paham tuan" jawab para pelayan dengan nada gemetar.
"Mari nona saya antar kan ke kamar nona" kata betri, salah satu pelayan yang bekerja di sana.
Lusiana berdiri dari tempat duduk nya dengan sempoyongan dan di bantu oleh Betri. Setibanya di kamar, Lusiana memberanikan diri untuk bicara pada Betri.
"Tolong bantu saya keluar dari sini ,saya mohon" tutur Lusiana memohon pada Betri.
"Maaf nona, maafkan saya, ini sudah perintah tuan Tama saya tidak bisa melanggar nya, nona silahkan bersih-bersih dulu, semua peralatan nona sudah saya siapkan di dalam lemari itu, dan setelah selesai bersih-bersih, nona silahkan tunggu tuan Tama di sini dulu,
apa ada yang nona tanyakan sebelum saya pergi?" Tanya Betri pada Lusiana
Lusiana hanya menggelengkan kepala saja, dan Betri langsung pergi keluar dari kamar itu lalu mengunci nya. Lusiana melihat sekeliling kamar yang sangat luas itu di tambah dengan ukiran-ukiran cantik yang menghiasi dinding-dinding, yang menambah keindahan kamar itu membuat setiap mata memandang pastilah akan terpesona, namun tidak dengan Lusiana kamar yang indah dan luas terasa sempit seperti di jeruji besi saja karena ia tidak bisa kemana mana, hanya menunggu tuan rumah saja baru bisa dia keluar dari kamar, dan itupun kalau di izinkan nya.
Lusiana berjalan menuju lemari yang di tunjukan oleh Betri tadi, dan setelah di buka ada beberapa gaun mewah yang tersusun rapi, Lusiana mengambil salah satu gaun yang ada di dalam lemari lalu segera mandi dan mengganti pakaian yang lusuh itu.
Bersambung 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Dhina ♑
thor ayo promo
2021-03-21
0
Marcelea ࿐༵
Baru mulai baca
2020-09-12
0
Nur jee.
good bnget....ikutan mampir baca thor
2020-08-21
0