Setiba nya di sekolah, Lusiana langsung bergegas menuju kelas nya, dari kejauhan terdengar suara yang tak asing bagi Lusiana.
"Hey Lus, tunggu.." teriak Leo teman dekat Lusiana.
Ya, Leo menyimpan perasaan pada Lusiana sejak dulu, namun belum pernah ia utarakan pada Lusiana.
"Eh Leo, apa kabar? udah lama ya gue nggak ketemu loe" ucap Lusiana dengan girang.
"Loe kemana aja sih? nggak masuk-masuk sekolah, nggak ngabarin juga, gue telfon handphone loe nggak aktif " rentetan pertanyaan Leo.
"Iya maaf, kemaren gue sedikit ada masalah sih, loe tau kan bokap gue meninggal, jadi gue butuh waktu untuk nenangin diri aja" ucap Lusiana berbohong.
Lusiana tak mungkin menceritakan kelakuan Naomi terhadap nya pada Leo.
"Loe yang sabar ya, iya gue udah dengar sih, maaf gue nggak bisa datang ke pemakaman bokap loe kemaren, soal nya gue lagi ke puncak melihat vila baru papa" kata Leo.
Leo juga termasuk dari golongan keluarga terpandang, papa nya mempunyai perusahaan dan aset lain nya, namun tak sekaya Tama yang menguasai berbagai cabang bisnis di Indonesia.
"Iya nggak papa kok, ya mau gimana lagi sedih lama-lama juga nggak guna, toh hidup terus berlanjut" jawab Lusiana.
"Nah gitu dong, senang gue dengar nya lihat loe semangat gini, eh tunggu loe harus segera temui buk Martha (wali kelas Lusiana) deh, minta ujian susulan" kata Leo.
"Iya, nih gue mau langsung ke ruangan buk Martha nanyain masalah ujian gue yang ketinggalan" jawab Lusiana.
"Kalau gitu gue temanin loe ya" kata Leo sambil menggenggam tangan Lusiana.
Lusiana segera melepas genggaman tangan Leo karena sedari tadi pak Tomo terus menatap ke arah mereka, Lusiana takut pak Tomo akan mengadukan kejadian itu pada Tama.
"Lho kenapa? kok loe lepas genggaman tangan gue, biasa nya Loe fine-fine aja tuh "tanya Leo penasaran.
"Hmmm, yok kita ke ruang buk Martha" kata Lusiana tanpa memperdulikan pertanyaan dari Leo.
"Leo mengikuti Lusiana, dan ada sedikit yang mengganjal dari Lusiana hari ini, kenapa tiba Lusiana di antar oleh sopir biasa nya dia selalu pakai ojek online untuk berangkat sekolah, dan aneh nya kenapa sopir itu memperhatikan gerak gerik Lusiana dari tadi" gumam Leo di dalam hati nya
"Eh Lus, tumben loe di anterin sopir?" selidik Leo.
"Hmmm itu, panjang deh ceritanya kapan-kapan gue ceritain ke Loe ya" jawab Lusiana supaya Leo tak bertanya lagi.
*Ruangan buk Martha*
"Selamat pagi buk" sapa Lusiana dan leo.
"Eh Lusiana, kemana aja kamu, kok beberapa hari ini nggak masuk sekolah?, dan nggak ngabrin ibuk lagi?" tanya buk Martha.
"Maaf buk, Lusi nggak ngabarin ibuk, Lusi habis kemalangan, papa meninggal buk" jawab Lusiana.
"Maaf ya ibuk nggak tau, kamu yang sabar ya, semoga papa kamu tenang di alam sana ya" ucap buk Martha sambil memegang pundak Lusiana.
"Amin, makasih buk" kata Lusiana
"Ya, sama-sama" jawab buk Martha.
"Gini buk, saya udah ketinggalan ujian buk, boleh saya minta ujian susulan buk?" tanya Lusiana.
"Tentu saja boleh dong, kan kamu nggak masuk punya alasan yang jelas, tentu ibuk memberi kamu izin buat ujian susulan, nanti kamu temui guru guru dari setiap mata pelajaran dengan ibuk ya" jelas buk Martha
"Baik buk, terimakasih ya buk, kami permisi dulu" kata Lusiana.
"Oh ya silahkan, sebentar lagi jam kelas juga mau di mulai" kata buk Martha.
Hari itu dimulai lah kehidupan Lusiana seperti biasanya, dia mulai bersekolah dan melupakan sejenak masalah yang di hadapinya saat ini.
Tiga hari berlalu, Lusiana telah selesai mengikuti semua ujian susulan nya.
Bel pulang sekolah pun berbunyi, dengan segera Lusiana menuju parkiran karena sedari tadi pak Tomo telah berdiri di parkiran.
"Non, bapak boleh tanya nggak?" kata pak Tomo.
"Ya silahkan pak, kenapa mesti minta izin dulu" jawab Lusiana.
"Uhmm, laki-laki yang bersama non tadi, pacar non ya?"tanya pak Tomo penasaran.
"Hahahahah, oh Leo itu teman baik saya dari dulu pak" jawab Lusiana sambil terkekeh.
"Bapak kira pacar non, siapa tau kan? kata pak Tomo.
"Memang nya kenapa pak?" tanya Lusiana.
"Nggak, takut nya kalau tuan tau nanti non di marahi" kata pak Tomo.
"Apa hak dia pak? ini urusan pribadi saya, seharus nya dia nggak usah ikut campur privasi saya" kata Lusiana tak terima.
"Iya bapak tau, tapi kan non tau sendiri seperti apa sifat tuan Tama" tukas pak Tomo.
Tiba tiba ponsel Lusiana berdering, dan ternyata Tama yang menelfon. dengan segera Lusiana mengangkat nya, karena takut Tama marah.
"Hei, kenapa kau lama sekali mengangkat telfon nya"ucap Tama kesal.
"Perasaan aku langsung mengangkat nya, dasar pria aneh marah-marah nggak jelas, mungkin darah tinggi nya lagi kambuh kali ya" umpat Lusiana dalam hati nya.
"I..iya , maaf tuan, ada apa tuan?" tanya Lusiana.
"Sesampai nya di rumah, kau segera siap-siap karena nanti malam kau harus ikut makan malam dengan ku, karena aku ada pertemuan dengan kolega ku nanti malam" kata Tama.
"Ta.. tapi tuan?" belum selesai Lusiana berbicara Tama langsung memotong nya.
"Sudah jangan beralasan, ini perintah! dan semua keperluan sudah tersedia di kamar kau, dandan lah secantik mungkin, dan ingat jangan sampai melakukan kesalahan, nanti malam kau akan ku jemput kerumah" kata Tama.
"Baik tuan"jawab Lusiana singkat.
Setiba di kamar Lusiana terkejut melihat mini dress yang tergeletak di atas tempat tidur nya, karena sebelumnya nya ia tak pernah memakai mini dress, ia bingung harus kah ia akan tetap memakai baju ini, tentu ia tidak akan merasa nyaman, apalagi di lihat banyak orang, tapi harus bagaimana ia tetap harus memakai baju itu walau terpaksa.
"Ya Tuhan, baju apaan ini, mana mungkin aku berpakaian seksi seperti ini pergi dengan orang asing" dengus Lusiana
Lusiana terus berputar putar di depan kaca, baju itu pas di tubuh nya, di tambah lagi polesan riasan wajah membuat nya kelihatan tambah elegan. Setelah selesai berdandan Lusiana pergi keluar kamar untuk menunggu di jemput Tama.
Tepat jam 7 malam Tama datang dengan menggunakan mobil sport nya yang berwarna hitam itu, Tama juga begitu tampan dengan stelan jas yang senada dengan dress yang di pakai Lusiana .
"Silahkan masuk" kata Tama pada Lusiana yang telah menunggu nya sedari tadi.
Di perjalanan mereka tak saling bicara, hanya terdengar riuk pikuk jalan raya yang di lalui pengemudi.
Pada sebuah restoran mewah yang sering di datangi kaum konglomerat dan pejabat pejabat tinggi lainnya mobil sport itu di parkirkan Tama.
Tama menggandeng tangan Lusiana menuju kedalam restoran itu, semua mata tertuju kepada mereka berdua karena untuk pertama kalinya Tama membawa perempuan di dalam pertemuan penting ini, walau pun banyak gadis yang tergila gila padanya namun tak ada yang di sukai Tama.
"Tetap genggam tangan ku, dan jangan lepaskan" bisik Tama di telinga Lusiana.
Seketika Lusiana merinding mendengar ucapan Tama.
Bersambung 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Keroppi
Kira-kira apa alasan tama membeli lusiana🤔
2021-05-10
0
Venny Olivia Bastiaan
up yg banyak thor
2020-08-07
0
FahadMH🌳🌳🌳🌳
Kak aqu dak mampir nich, dan juga sudh meninggalkan jejak,,
Jangan lupa mampir juga ya ke karya aqu..
--HEAL IS GAY--(sembuhnya gay gay)
Makasih Kak Author🙏🙏
2020-06-25
0