BAB 5

Berbicara mengenai kampus, My itu bintang kelas, yang sangat disenangi banyak teman. Meskipun My itu, gayanya urakan. Tapi tetap saja gadis itu terlihat cantik.

My berjalan menuju kelasnya. Disana terlihat Sam,Klara dan Sasa. My terus berjalan mendekati teman-temanya. Belum sampai Sasa sudah heboh memanggil namanya.

"My Myyyy! " Panggil Sasa ember.

"Apaan sih Sa. Kebiasaan deh! hobbi banget jejeritan!. Jangan-jangan buk Harun, waktu lagi hamil kamu. ngidam towa kali ya?!" Ejek Sam meledek.

"Apaan sih Sam. Gue gak panggil lo! " Protes Sasa ke sam. Sam hanya mencibir kearah gadis bawal itu.

"Hey! " Sapa My lesu.

"Hey juga My. Tumben lesu banget pagi ini! "

Tanya Kl, pada sahabatnya.

" Iya, hilang moodku pagi ini. Gara-gara dosen gray! " Ceplos asal My. Sontak ketiga temannya memandang, kearah My heran.

"Maksud loh? " Tanya mereka bertiga serentak. My yang menyadari ucapanya, meringis seketiki.

" Ya sapa lagi, kalau bukan pak Ata! "

Ucap My kesal. Jika mengingat dosen baru itu. Ingin sekali My mencakar-cakar wajahnya yang sok gantengnya itu.

"Emang ngapa lagi dia. My? Tanya Sasa heboh.

"Gilak tu, dosen! pagi-pagi gue udah dapat hukuman dari dia. Kalian tau, gue disuruh apa?" Ucap My emosi.

"Gak tau! " Jawab tiga kunyuk di hadapannya. Dengan kompat

"Gue--! " Ucap My gantung.

"Ngapain kalian, ngerumpi di sini? masuk! "

Tegur Ata kelewat tegas. Sontak ketiga teman My ngiprit masuk kelas,sementara My berjalan dengan santainya, seolah tak perduli dengan teguran dosen baru itu.

Ata terus menatap sosok My, yang kelewat cuek. Bocah itu berjalan melewati meja Ata tanpa dengan sapaan ataupun sekedar ucapan basa-basi.

Sampai di kursi. My duduk dengan tenag, ia keluarkan modul dan buku tulisnya. Baru My hendak mengeluarkan henpon, suara bariton itu menggema di seantreo ruangan kelas Bisnis A.

"Selama jam saya! tidak ada yang pegang henpon!, jika melanggar silahkan keluar dan jangan masuk lagi! " Ucap Ata tegas. seketika My mematikan henponnya dan dengan lemas ia meletakkan kembali ke dalam tas. Padahal gadis itu berniat, akan bermain cacing alaska.

"Oke.Sebelum pelajaran di mulai, silahkan isi daftar hadir, komting antar kedepan absennya! "

"Baik pak! " Dengan malas My berdiri mengantar lembaran absen ke depan meja dosen.

"Ini,pak! " ucap My jutek.

Ata menerima absen itu, sekilas melirik kearah gadis pengantar absen. Ia teliti satu persatu nama maha siswanya.Sembari mangut-mangut. Kemudian pria itu kembali berucap untuk mengingatkan para maha siswanya.

"Oke. Satu lagi!, saya minta dikelas ini tidak ada yang titip absen, jika ketahuan ada yang melakukan. Saya pastikan nilai semester kalian di mata kuliah saya, saya kasih D! "

Ucap Ata tegas tanpa bisa dibantah.

Semua maha siswa kelas A, merinding ngeri mendengarnya.

"Insya allah, kami tidak melakukannya pak.! " Jawab mereka kompak. Kecuali My, yang hanya diam saja. Namun hal itu tak lepas dari pandangan Ata sang dosen kiler.

Setelah jam kuliah selesai My bangkit dari kursinya. Ia melangkah acuh, sembari menenteng ransel berwarna hitam.

"Kamu jangan pulang dulu!" ucap Ata pelan. My yang mendengar ucapan itu, sepontan bertanya.

"Saya pak? " ucap My sembari menunjuk dirinya.

"Iya. Kamu! " ucapnya datar,sedatar kertas.

" Ada apa lagi. Pak? " Tanya My malas.

"kamu, temani saya ke konter.!" Mendengar itu, My menelan ludahnya. Kembali ia menjerit dalam hati.

"Mampus dah gue! " Pekiknya tertahan.

"Kok bengong. Ayuk! " Ajak Ata sembari melangkah.

"Heee. Iya pak! " Jawabnya canggung. My terus, melangkah membuntuti dosennya. Sampai di parkiran. My bingun mau duduk di depan atau belakang. Akhirnya My membuka pintu penumpang, namun belum sempat naik, Suara bariton itu kembali menggema.

"Saya, bukan sopir. Silahkan duduk di depan! " Pinta Ata pada My. Dengan hati gondok, akhirnya My menuruti kemauan dosennya itu. Sepanjang jalan My hanya sibuk dengan henponnya.

Sementara Ata mulai gerah, dengan sikap cuek maha siswinya.

"Sepertinya henponmu, lebih menarik. ketimbang dosenmu ini! " Sindir ata tajam.

My melirik sekilas lalu meletakan henponnya ke dalam tas.

"Maaf! " Ucap My sekenanya. Ata tersenyum mendengar ucapan gadis di sebelahnya.

"Menurutmu. Konter mana yang bagus untuk memperbaiki layar henpon saya!? "

My kembali menoleh kearah dosennya. Kemudian gadis itu dengan acuh mengangkat kedua bahunya.

"Gak tau! " Ucap My singkat. Ata menarik napas dalam, menghadapi maha siswinya ini.

Ia tak menyagka jika Meyli gadis cantik itu, sejutek dan secuek ini.

Sungguh butuh kesabaran untuk, mendekati gadis cantik itu. Akhirnya Ata fokus pada kemudinya. Sampai di konter terbesar,Ata membelokan setir mobilnya. Ia parkir mobil mewah itu.

My masih tak bergeming, Ata membuka pintu sebelah My.

"Yuk. Turun! " Ajak Ata, Pada My.

"Tapi saya ngantuk. Pak! " ucap My, sungguhan.

"Jangan banyak alasan! " Ucap Ata dingin. My yang mendengar nada dingin dari dosennya, Cepat-cepat turun. Ia tak mau, membuat masalah lagi dengan dosen satu itu. Akhirnya My menuruti Dosen kilernya.

Sampai di Konter Ata mulai bertanya, pada salah satu karyawan konter. Tanganya terulur untuk memberikan henpon kepada tukang servis. Mendengar percakapan mereka. My terkejut. Bagai mana bisa hanya layar henpon saja, bisa semahal itu.

Empat juta delapan ratus, itu harga untuk menganti layar henpon dosennya. Gila itu duit udah bisa buat beli henpon baru. Batin My merimgis. Seketika My mendekat kearah Ata dan ia berbisik tepat di telinga dosennya.

"Pak. Mahal banget!. Saya gak bawa uang sebanyak itu! " Ucap My mulai gelisah.

"Tenaglah. Saya yang membayarnya! " Ucap Ata santai. My menatap dosenya penuh curiga. Gak mungkin ni dosen tiba-tiba berubah jadi baik. Batin My mulai was-was.

Ata yang menyadari kegelisahan gadis di sebelahnya, Ia tersenyum dalam hati. Usai memperbaiki henponnya. Mereka kembali memasuki mobil. Ata melajukan mobilnya menuju sebuah restoran stik terkenal.

My terlalu engan untuk protes. Akhirnya gadis itu hanya mengikuti, Dosennya saja. Ata mulai memesan menu yang disediakan restoran.

"Kamu, mau pesan apa? " Tanya Ata lembut.

"Samain aja! " Jawab My singkat.

"Samain aja mbak stiknya dua! " Ucap ata pada pramusaji.

"Baik. Ditunggu ya mas! " ucap pramusaji itu ramah.

Hidangan telah tersaji. My melihat stik di hadapanya, seketika perutnya keroncongan. Dengan sigap tangan My memegang pisau dan garpu.

Tapi saat My hendak memotong. Tangan besar itu, terlebih dahulu memotongkan daging, di piring My. Dengan telaten pria itu memotongkannya menjadi irisan kecil.

My yang melihat sikap lembut Ata, seketika terkesima.

"Makanlah! " ucap Ata lembut. My tersenyum canggung ke arah dosennya. Mereka akhirnya menikmati menu mereka dalam diam. Namun sesekali mata Ata melirik kearah gadis ayu yang mampu membuat hatinya kembang kempis.

Usai makan, Ata akhirnya mengantarkan My pulang. Sebelum turun tak lupa gadis itu mengucapkan terima kasih.

"Makasih. Pak! " Ucap My sopan.

"Jangan terima kasih dulu. Karna kamu, masih harus menemani saya makan. Sampai Saya pikir hutang kamu lunas! " Ucap Ata licik.

Mendengar penuturan dosennya, Seketika mood My kembali amblas. Dengan kesal gadis itu menuruni mobil dosennya. Dan gak tanggung-tanggung dengan cukup keras My membanting pintu dosennya.

Ata tersenyum menang, menatap kekalahan My. "Kamu gak nawarin saya. Untuk masuk dulu? " Tanya Ata santai.

"Gak perlu. Pulang sana! " Jawab My jutek. Kemudian My berlari ke dalam rumah, langsung menuju kamarnya. Ia tak perduli dengan dosen kilernya itu.

Saat Ata hendak pulang, ternyaya Azam datang dengan mengendarai mobil berwarna hitam. Azam turun mendekati mobil yang terparkir di depan rumahnya.

"Gak masuk dulu lo!?" Ajak Azam pada Ata.

"Adik lo. Gak nawarin gue masuk! " Ucap Ata santai.

"Lo abis anterin My? " Tanya Azam tak percaya.

"Iya. Kebetulan dia lagi nunggu jemputan lo! " Ucap Ata dusta.

"Makasih bro! " Ucap Azam tulus.

Akhirnya Ata ikut masuk. Ia duduk di ruang kerja Azam. Matanya terus mencari sosok gadis yang baru ia antar. Tapi sosok itu tak kunjung nongol juga. Azam yang paham kelakuan sahabatnya. Seketika menepuk hahu Ata.

"Dia, gak bakal keluar kamar, sampai waktu makan malam.! " Ucap Azam memberi tahu kebiasaan adiknya.

Ata tersenyum menanggapi ucapan Azam.

" Betah dia, mengendap di kamar selama itu?"

Tanya Ata heran.

"Ya gitu Ta. Adek bontot gue!, Lo, masih demen ama bocah modelan begitu!?" Tanya Azam mengejek sahabatnya.

"Dia gadis langka Zam.!" Ucap Ata penuh keseriusan.

"Halah. padunya kamu udah kesemsem dari tu bocah masih bayi! " Ejek Azam, tepat sasaran.

Ata tertawa mendengar ejekan sahabatnya. Ia juga gak habis pikir dengan kelakuannya. Padahal, saat dia kuliah gak satu dua gadis yang cantiknya kebangetan. Tapi tetap aja hatinya mentok ke anak bontot keturunan pak Harisman.

Terpopuler

Comments

Mamah Kekey

Mamah Kekey

aku setuju dosen killer dengan cambang halus gemes ky bule...😂

2023-12-07

0

Erlin Tari

Erlin Tari

komen lagi ah thor brewoknya dicukur dong biar ganteng hahah

2022-03-28

0

Sisca Audriantie 💙

Sisca Audriantie 💙

🤍

2021-08-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!