Istri Sempurna Azraell
Manhattan, New York City.
Dareen memandang pemandangan diluar kaca jendela caffe tempatnya mengistirahatkan dan merelaxkan pikiran dan tubuhnya dari beban yang dialaminya setengah hari ini.
Manik sewarna daun menatap tiap lembar daun kemerahan yang terlepas dari cabang, tersentak pelan oleh angin dan jatuh tergeletak dijalanan. Yang pada saat itu nyaris dipenuhi daun-daun yang menguning dan kemerahan dimusim gugur, awal bulan Oktober.
Banyak orang berlalu lalang, sementara kendaraan beroda empat berkendara memadati jalanan Manhattan disiang hari itu. Menemani dirinya yang duduk disatu meja sendirian, di siang yang cerah dengan cahaya matahari yang perlahan menembus menyorot pejalan kaki dibalik guguran pohon dimusim gugur yang berangin.
Banyak orang mengagumi wajah Dareen. Bibir tipis berwarna merah muda alami, dengan hidung tajam dan bangir serta sepasang manik hijau daun menggoda yang mempesona dengan kesan misterius dan tajam yang secara alami tertampilkan. Batu jamrud berlindung dibalik helaian bulu mata lentik yang melengkung dan panjang. Serta alis tipis yang melengkung sesempurna bulan sabit menambah kesempurnaan kecantikan dari Dareen.
Surai pirang panjangnya diikat rendah dengan pita rambut hitam. Senada dengan mantel yang dikenakannya, melapisi kemeja biru gelap dan celana jeans abu-abu cerah semata kaki yang pas dikaki ramping dan jenjangnya.
Dareen Alexandra Parvaita namanya, adalah wanita berusia 24 tahun dengan pembawaan yang tenang. Kata-kata yang diucapkannya membawa setengah dari makna yang ingin disampaikannya, dan setengahnya lagi menjadi sebuah misteri. Tak ada yang khusus darinya, memang. Ia hanyalah karyawan biasa disebuah perusahaan besar.
Nyatanya, itu hanya sebagian kecil dirinya dimata umum. Karena tak ada yang tahu bagaimana sebenarnya dirinya.
Ayahnya bernama Jason Alexander Parvaita. Pria berusia 49 tahun. Pria berkepribadian tegas dan keras., namun dimata publik begitu bijaksana dan patut dihormati. Menjadi seorang CEO perusahaan besar, dirinya tak jarang muncul dilayar kaca dan menjadi sorotan karena ketampanannya, meskipun ia sudah hampir mencapai usia setengah abad. Namun pesona dan kharismanya tak pernah luntur termakan usia.
Ibunya Malliva Roseana Violentine, wanita berusia 47 tahun dengan berkah kecantikan adalah mantan model top terbaik di New York City. Lembut, penyayang dan penyabar adalah figurnya yang diketahui oleh orang lain.
Di caffe itu, Dareen memandang cincin emas yang melingkar dijari manisnya. Cincin itu memiliki tampilan ramping, namun indah. Mengusapnya selama beberapa detik, Dareen mengalihkan tatapannya keluar dan menyender didinding caffe. Namun teralihkan ketika merasakan ponsel disakunya bergetar.
"Halo?"
[Dimana?]
Dareen menjawab dengan suara setenang air. "Di caffe. Ada apa?"
[Mama mengundang kita makan malam. Jika mama bertanya padamu, katakan saja kau akan datang bersama Aileen. Aku tidak bisa datang karena masih ada rapat bersama pemegang saham sampai larut.]
"Baik, aku mengerti."
[Hn.]
Ketika panggilan telepon diakhiri, Dareen terdiam tanpa suara. Hingga jemarinya bergerak mengangkat cangkir porselen dan kembali menikmati kopi hangat didalamnya dalam diam.
...***...
Ketika daun berguguran dan terjatuh dibahunya, Dareen dengan tenang mengambilnya dan memandanginya. Menutupi cahaya matahari sore dibalik pepohonan, ia melepaskan capitan pada daun ditangannya.
Ketika angin menyapu berkala, bulu matanya sedikit bergetar dan perlahan, jari kelingkingnya menyelinap untuk menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga. Bersamaan dengan terdengarnya suara anak-anak kecil berlarian dari gedung Ne Elementary School.
"Mama! Papa!"
Anak-anak kecil berlarian dan menghampiri masing-masing orangtua yang menunggu dihalaman NES, untuk menjemput putra-putri masing-masing. Wajah-wajah bahagia dan cerah anak-anak dengan senyuman yang mengembang. Membuat senyum Dareen tak bisa tidak terbit, meski itu hanyalah senyuman setipis kertas.
Dareen sedikit tersentak ketika sesuatu memeluk perutnya. Ketika menoleh, anak laki-laki dengan manik senada maniknya itu tersenyum cerah kepadanya. Memberikan warna pipi kemerahan dan kilauan tepat dibawah surai hitam berkilaunya.
"Mama, Aileen capek~"
Dareen terkekeh pelan. "Kalau gitu kita pulang terus tidur sebentar ya? Nanti, kita makan malam dirumah grandma dan grandpa."
"Kita mau kerumah grandma dan grandpa? Sama papa Azra?" tanya Aileen.
"Em, papa Azra sepertinya tidak bisa ikut karena sibuk. Kita berdua saja ya? Nanti, Aileen main sama aunty Vel," kata Dareen membujuk.
Meskipun memiliki wajah kecewa selama beberapa detik, Aileen kembali memasang wajah ceria dan mengangguk dengan antusias. Anak laki-laki didepannya adalah satu-satunya kebahagiaan yang dimiliki oleh Dareen. Satu-satunya yang tidak akan pernah membuat Dareen terluka dan selamanya menjadi kebanggaannya.
Dia adalah putranya, Aileen Alexander Parvaita.
...***...
Golden Street adalah salah satu perumahan elite yang ada di Manhattan. Golden Street dibangun dengan investasi dana yang tidak main-main, dan membuahkan hasil manis ketika 150 rumah mewah diperumahan ini dihuni oleh mereka tokoh-tokoh terkenal seperti pengusaha kondang dan keluarga konglomerat yang berpengaruh. Bahkan tak jarang, aktor dan aktris juga memilih tinggal diperumahan yang terkenal aman, nyaman dan berkelas ini.
Diantara semua rumah, rumah yang paling mewah adalah rumah utama keluarga Leonardo. Kepala keluarga Leonardo bernama Lasniel Leonardo, pria berusia 48 tahun yang merupakan CEO Leonardo Corp. Pembawaannya yang hangat, ramah dan adil membuatnya menjadi pemimpin yang disenangi karyawannya juga oleh banyak orang.
Sementara istrinya bernama Veryana Dresta Andriea, seorang wanita cantik berusia 48 tahun yang memiliki status sebagai desainer ternama di Amerika Serikat. Bahkan karya-karyanya dikenakan oleh model-model internasional ketika ada peragaan busana. Bukan main-main, Veryana adalah wanita yang berbakat juga sangat lemah lembut dan penyayang.
Keduanya menikah pada 10 Desember dan menjalani pernikahan harmonis selama puluhan tahun. Dan diberkati dengan karunia terindah berupa dua putra-putri yang paling mereka cintai.
Vellary Laisyra Leonardo adalah putri bungsu dari pasangan Lasniel dan Veryana. Memiliki paras cantik dan manis, gadis berusia 17 tahun ini duduk dibangku sekolah menengah atas dan menjalani pasang surut kehidupan remaja dengan penuh semangat. Begitulah yang terlihat dari sifatnya yang murah senyum, hangat dan sedikit jahil.
Sementara si sulung, adalah pria seusia Dareen yang dingin dan pendiam. Juga acuh, untuk sesuatu yang tidak disenanginya. Bahkan kedua orangtuanya bingung, darimana sifat putra sulung mereka berasal ketika mereka memiliki sifat hangat dan cerah.
Leonardo Azraell Leviano, adalah pria rupawan dengan kelebihan yang tak bisa diragukan. Menjadi pengusaha terkaya di Amerika Serikat, wajahnya tak asing lagi muncul diberbagai media sosial dengan berbagai penghargaan yang diraih dengan tangannya sendiri.
Dan dengan ketampanan yang dimilikinya, semua wanita bahkan akan tunduk ketika melihatnya. Bahkan, jika diumpamakan, wanita yang mengantri untuk dirinya bahkan akan sampai memutari bumi sebanyak 2 kali.
"Cucu grandma! Sini sayang~"
Ketika melihat kedatangan Aileen, wanita setengah baya itu berjongkok dan menyambut Aileen dengan hangat. Aileen memeluknya sembari memekik dengan suka cita. Wanita itu, Veryana.
"Aileen kangen grandma~" kata Aileen dengan senyuman.
Sementara dibelakangnya, Dareen dengan balutan baju berlengan panjang dan berkerah tinggi polos warna putih dipadukan mante hitam selutut dan rok dua pertiga kaki berlipat warna peach melangkah dengan papper bag ditangannya.
Ia mengulurkan tangannya dan memberi salam kepada Lasniel.
"Pa," ucap Dareen.
Lasniel tersenyum hangat, "Bagaimana kabar kamu dan Ell? Aileen juga, betah kan diapartemen?"
Dareen mengangguk dan berkata dengan tulus. "Iya, pa. Semua baik-baik saja. Juga, kebetulan hari ini Azra tidak bisa datang karena masih ada rapat dikantor sampai malam."
"Hah, anak itu. Selalu saja sibuk diperusahaan, sampai keluarganya sendiri diabaikan." Gumam Lasniel sembari menggelengkan kepalanya.
Dareen hanya mengulas senyuman tipis.
Ini adalah rumah keluarga suaminya. Ya, Dareen telah menikah dengan Azraell sejak satu bulan yang lalu. Setelah pernikahan yang diadakan secara tertutup itu, Azraell memboyong Dareen dan Aileen untuk tinggal diapartemen yang dibeli oleh Azraell. Apartemen berlantai dua itu luas dengan fasilitas yang memadai.
"Aileen!" Lengkingan kuat dari dalam membuat mereka menoleh dan mendapati gadis dengan baju santai muncul, dan dengan segera menyambar Aileen dipelukan Veryana.
"Aunty Vel!" Pekik Aileen melihat Vellary.
Vellary menariknya kedalam, "Aunty kangen Ai~"
"Sama~"
Ketika kedua orang itu bercanda ria, Veryana menghampiri Dareen disamping suaminya dan memeluknya. Memberi sambutan hangat kepada menantu perempuannya.
"Ell tidak ikut ya?" tanya Veryana membuat Dareen menganggukkan kepala mengiyakan.
"Hah, anak itu. Ya sudah, ayo masuk. Dingin diluar. Vel, ajak Aileen masuk untuk menghangatkan diri." Kata Veryana membuat Vellary mengangguk.
"Halo, kakak ipar~"
Dareen tersenyum dan merespon Vellary dengan anggukan kecil. Ketika angin bertambah dingin diluar, keluarga hangat itu masuk untuk menikmati makan malam yang sama hangatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Bintang Kecil
mau baca ulang lagi dari awal... 😁😁
2023-08-10
1
Vale.ⁿⁿorea
Suka namanya😗
2022-06-04
1