ISA 2: Keseharian Di Apartemen

Leviano Corp adalah perusahaan berkembang dan termaju. Bahkan dalam peringkatnya, Leviano Corp menjadi perusahaan terkaya nomor satu di Amerika Serikat.

Tak hanya memegang bidang manufaktur yang menjanjikan, Leviano Corp juga merajai bisnis dalam bidang perhotelan juga kuliner di Amerika Serikat dengan banyak cabang tersebar diseluruh penjuru dunia, dengan perusahaan pusatnya berada di New York City, tepatnya di Manhattan.

Azraell, adalah pendiri, pemilik dan penggerak Leviano Corp. Hingga bisa semaju dan menjadi orang terkaya di Amerika Serikat, Azraell benar-benar tidak main-main dalam usahanya.

Malam itu angin berhembus. Jendela mungkin akan berembun karena dinginnya angin malam itu, apalagi, hujan rintik-rintik juga turun menimpa ketanah. Pukul 10 malam, orang-orang biasanya sudah ada dijam tidur mereka. Enggan beraktivitas dimalam yang dingin. Nyatanya, meskipun malam, beberapa orang masih beraktivitas karena pekerjaan.

"Sayang, malam ini mau menginap diapartemenku?"

Wanita itu bertanya dengan nada manja dipangkuan Azraell. Pria bersurai hitam dengan balutan kemeja hitam dengan lengan yang dilipat sedikit keatas itu mengecup puncak kepala wanitanya dengan sayang dan lembut.

"Lain kali saja ya, sayang. Pekerjaanku masih banyak," jujur Azraell.

Erinesta Queener adalah kekasih dari Azraell. Wanita yang dicintainya, meskipun ia telah memperistri Dareen. Eri panggilannya, adalah wanita berusia 24 tahun yang meniti karirnya sebagai model semenjak lulus bangku sekolah menengah atas dan berhasil menjadi model papan atas dalam beberapa tahun. Juga dikarirnya, Eri telah menjadi model tetap untuk berbagai merek yang kini terkenal dan mendunia pasarannya.

Mengerucutkan bibirnya yang berlapis lipstik merah, Eri mencuri ciuman dipipi Azraell dan turun dari pangkuannya. Dress biru gelap berlengan panjang dan panjang setengah paha itu memperlihatkan kakinya yang ramping. Ia menyibakkan surai panjang dengan warna ombre merahnya.

"Baiklah. Aku akan pulang, jadi jangan lupa untuk datang besok malam. Ya?" tanya Eri dengan nada manis.

Azrael tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Setelah kekasihnya keluar, maniknya berfokus pada berkas selama beberapa jam lagi, sebelum rasa pening mendera kepalanya. Meletakkan berkas diatas meja, ia memijat pangkal hidungnya, dan menghela napas panjang. Setelah beberapa saat berlalu dalam keheningan, pria itu meraih jas luarnya, berdiri dan melangkah keluar.

"Anda akan pulang tuan?"

Begitu keluar, seorang pria menyapa Azraell yang membuat Azraell mengangguk. "Ya, kau juga pulanglah."

"Baik tuan. Mohon berhati-hati dijalan."

Azraell memegangi pundaknya dan bergumam samar, setelah dia berlalu pergi memasuki mobilnya yang ada di basement. "Hari yang melelahkan. Hah~"

...***...

Jam tidur Dareen biasanya malam. Sebab Dareen memiliki insomnia ringan yang hanya membuatnya telat tidur selama beberapa jam. Jadi oleh karena itu, untuk mengisi waktu sampai kantuk melandanya saat larut malam, Dareen akan membaca buku atau sekedar bermain ponsel untuk melihat-lihat berita terkini.

Ketika ia sedang asyik menyelami sebuah buku, suara pintu apartemen yang terbuka membuatnya mengalihkan tatapan sejenak. Ia melangkah keluar kamar, menuruni tangga dan mendapati sosok Azraell tengah melepaskan sepatu didepan pintu. Azraell melonggarkan dasi dan membawa dirinya melangkah masuk.

"Kemarikan jasmu." Ucap Dareen sembari meraih jas yang tersampir dilengan Azraell.

Pria itu nampak lesu dan dengan diam membiarkan jas luar dilengannya diambil alih Dareen. "Akan kusiapkan air panas untukmu mandi."

Azraell bergumam samar dan Dareen melangkah menuju kamar mandi dikamar keduanya untuk menyiapkan air panas. Azraell sendiri menuju dapur untuk mengambil air minum. Dapur itu didesain terbuka dan terhubung dengan ruang makan. Jadi, dapur dan ruang makan dipisahkan dinding yang sengaja dilubangi membentuk persegi panjang untuk bisa saling terlihat.

Diruang makan, meja makan sendiri ada satu meja panjang dari kaca hitam dan 4 bangku yang ada dikedua sisi memanjang.

Rasa haus yang dirasakan Azraell membuatnya menghabiskan satu gelas air putih dalam beberapa kali tegukan besar. Menghela napas lega, Azraell meletakkan gelasnya, menaiki tangga menuju kamarnya dan melangkah menuju kamar mandi setelah Dareen keluar.

"Air mandinya sudah siap, Zra. Mandilah dan kemudian istirahat." Ucap Dareen sembari menyeka tangannya yang basah dengan tissue.

Azraell bergumam mengiyakan dan melangkah memasuki kamar mandi dengan lemari pakaian yang disiapkan disamping kamar mandi. Jadi, ketika selesai mandi, ia bisa mengeringkan tubuh dengan handuk dan berpakaian langsung dikamar mandi. Dikhususkan untuk piyama dan baju santai. Sementara pakaian pergi, ada ruang pribadi didalam kamar.

Dengan balutan piyama hitam polos berlengan panjang, Dareen melangkah ketempat tidur berukuran besar itu dan kembali melanjutkan membaca buku dengan tenang.

20 menit berlalu, Azraell keluar dari kamar mandi dengan balutan piyama abu-abu gelap berlengan pendek. Surai hitamnya yang sedikit basah sesekali menitikkan air dan acak-acakan.

Ketika Azraell hendak menuju tempat tidur, Dareen menahannya. "Rambutmu masih basah. Keringkan dahulu atau kau akan terkena flu nanti."

"Aku sedang malas melakukannya." Ucap Azraell mengatakan kenyataan.

Ia lelah dan ia ingin segera tidur, jadi ia malas harus mengeringkan rambutnya saat dia sudah lelah.

Dareen meletakkan bukunya dinakas meja dan berjalan menuju meja rias untuk mengambil hairdryer dari dalam laci dan membawanya tertancap ke lubang listrik disamping tempat tidur.

Dareen menatap Azraell sesaat, "Aku akan membantumu."

"Hm." Gumam Azraell sembari memposisikan dirinya duduk nyaman diranjang putih dengan selimut navy itu.

Azraell sedikit meremang ketika udara panas disemburkan kekepalanya. Helaian rambutnya berterbangan dan usapan tangan dengan lembut ketika memilah rambut basah terasa dikepalanya. Sensasi itu membuat matanya semakin memberat, dan tubuhnya memberontak untuk menyuruhnya segera tidur.

Ia bertanya dengan suara berat, "Sudah selesai, Reen?"

"Sebentar lagi." Dareen merespon jujur.

Beberapa saat kemudian, setelah surainya benar-benar kering, Azraell tak menahan dirinya untuk segera jatuh ditempat tidur dan berselimut selimut hangat. Dan bahkan, tak sampai hitungan 5 menit, pria itu sudah terlelap disisi ranjang. Menatapnya sesaat, selepas mengembalikan hairdryer, Dareen kembali kesisi ranjang yang lainnya dan melanjutkan kembali membacanya dengan ditemani lampu tidur disampingnya.

Tidak mengganggu tidur nyenyak dengan sinar terang lampu dilangit-langit.

Ketika ponselnya menyala, Dareen meraihnya dan melihat seseorang mengiriminya pesan di WhatsApp. Jadi Dareen melihatnya dan membaca pesan dari seseorang yang dikenalnya, yakni sahabatnya, Seyra.

[Reen, sudah mendengar kabar terpanas belum?]

^^^[Apa?]^^^

[Tentang Jasseline dan Ernand bercerai karena suaminya berselingkuh. Sangat menjengkelkan. Suaminya sangat tidak tahu diri.

[Kau tahu, aku sangat jengkel dengan Ernand yang bodoh. Jika aku melihatnya aku akan memarahinya.]

^^^[Benarkah? Bagaimana dengan Lian?]^^^

[Karena dia masih berusia 1 tahun, tentunya dia akan bersama Jasseline. Lagipula jika sampai hak asuh itu jatuh ketangan Ernand, aku akan menuntut pengadilan detik itu juga.]

^^^[Aku mengerti. Jasseline pasti sedih sekali]^^^

[Tentu saja. Dan kau tahu?]

[Selingkuhannya adalah Cassandra! Sungguh tak tahu malu, kan? Huh! Aku benar- benar ingin mencakar j*lang yang licik dan menggelikan itu!]

^^^[Katakan pada Zima untuk memberi Jasseline cuti dan tiket untuk liburan ke liar negeri selama 3 hari bersama Lian. Juga katakan untuk menaikkan gaji Jasseline ]^^^

[Kau sangat pengertian, Reen! Kya~ Aku makin mencintaimu!]

^^^[Sampai jumpa besok]^^^

[Baiklah, selamat tidur nyonya~ Mimpi indah ya bos!]

^^^[Kamu juga.]^^^

Ketika satu chat terakhir terkirim, Dareen mengunci layar ponselnya dan meletakkan kembali ponselnya keatas nakas meja bersanding dengan bukunya. Ketika ia merasa kantuk menyerangnya, Dareen berkedip ringan sebelum akhirnya dengan tenang membaringkan dirinya membelakangi Azraell dan memejamkan mata untuk tak lama menyelam kealam mimpi.

Terpopuler

Comments

@storyfromydream

@storyfromydream

bab 2nya , semakin seru.

2023-07-08

1

lihat semua
Episodes
1 ISA 1: Keluarga Suami
2 ISA 2: Keseharian Di Apartemen
3 ISA 3: Pemimpin Dibalik Layar
4 ISA 4: Reuni Teman Masa Kecil
5 ISA 5: Zona Kehidupan Pribadi
6 ISA 6: Nyanyian Dari Aileen
7 ISA 7: Senyum Dan Kenangan
8 ISA 8: Kunjungan Kakak Sepupu
9 ISA 9: Panggilan Dari Sekolah
10 ISA 10: Perkara Aileen
11 ISA 11: James Julliano Erestio
12 ISA 12: Kisah Masa Kecil
13 ISA 13: Air Mata Dan Janji
14 ISA 14: Sebuah Surat
15 ISA 15: Rasa Penasaran
16 ISA 16: Kekhawatiran Seorang Ibu
17 ISA 17: Kehilangan Kendali
18 ISA 18: Pilihan Untuk Azraell
19 ISA 19: Permintaan Seorang Ibu
20 ISA 20: Mengetahui Kebohongan
21 ISA 21: Takut Dan Kecemasan
22 ISA 22: Amsterdam, Belanda
23 ISA 23: Informasi Dari Chisa
24 ISA 24: Dareen Dan Mike
25 ISA 25: Hanya Mimpi Atau Ingatan?
26 ISA 26: Tolong Jangan Merasa Bersalah
27 ISA 27: Marvolo Reiver
28 ISA 28: Jangan Menilai Dari Penampilan
29 ISA 29: Kecelakaan Kecil Di Perusahaan Marvolo
30 ISA 30: Kesepian Lagi Dan Hukuman
31 ISA 31: Apa Yang Terjadi, Alexa?
32 ISA 32: Tolong Ajari Aku
33 ISA 33: Dia Papa Saya
34 ISA 34: Tentang Marvolo Dan Pulang
35 ISA 35: Seperti Tupai Saat Makan
36 ISA 36: Mimpi Buruk
37 ISA 37: Foto Keluarga Yang Sempurna
38 ISA 38: Ketakutan Dan Perlindungan
39 ISA 39: Bersalah Dan Kecewa
40 ISA 40: Rasa Kesal Dan Kebohongan
41 ISA 41: Alergi Kacang
42 ISA 42: Cemburu?
43 ISA 43: Bertengkar?
44 ISA 44: Siapa Zima?
45 ISA 45: Rasa Puas Dan Bahagia
46 ISA 46: Dibalik Karir Sempurna
47 ISA 47: Memalukan
48 ISA 48: Apakah Dia Benar-Benar Careen?
49 ISA 49: Pamanku Yang Malang
Episodes

Updated 49 Episodes

1
ISA 1: Keluarga Suami
2
ISA 2: Keseharian Di Apartemen
3
ISA 3: Pemimpin Dibalik Layar
4
ISA 4: Reuni Teman Masa Kecil
5
ISA 5: Zona Kehidupan Pribadi
6
ISA 6: Nyanyian Dari Aileen
7
ISA 7: Senyum Dan Kenangan
8
ISA 8: Kunjungan Kakak Sepupu
9
ISA 9: Panggilan Dari Sekolah
10
ISA 10: Perkara Aileen
11
ISA 11: James Julliano Erestio
12
ISA 12: Kisah Masa Kecil
13
ISA 13: Air Mata Dan Janji
14
ISA 14: Sebuah Surat
15
ISA 15: Rasa Penasaran
16
ISA 16: Kekhawatiran Seorang Ibu
17
ISA 17: Kehilangan Kendali
18
ISA 18: Pilihan Untuk Azraell
19
ISA 19: Permintaan Seorang Ibu
20
ISA 20: Mengetahui Kebohongan
21
ISA 21: Takut Dan Kecemasan
22
ISA 22: Amsterdam, Belanda
23
ISA 23: Informasi Dari Chisa
24
ISA 24: Dareen Dan Mike
25
ISA 25: Hanya Mimpi Atau Ingatan?
26
ISA 26: Tolong Jangan Merasa Bersalah
27
ISA 27: Marvolo Reiver
28
ISA 28: Jangan Menilai Dari Penampilan
29
ISA 29: Kecelakaan Kecil Di Perusahaan Marvolo
30
ISA 30: Kesepian Lagi Dan Hukuman
31
ISA 31: Apa Yang Terjadi, Alexa?
32
ISA 32: Tolong Ajari Aku
33
ISA 33: Dia Papa Saya
34
ISA 34: Tentang Marvolo Dan Pulang
35
ISA 35: Seperti Tupai Saat Makan
36
ISA 36: Mimpi Buruk
37
ISA 37: Foto Keluarga Yang Sempurna
38
ISA 38: Ketakutan Dan Perlindungan
39
ISA 39: Bersalah Dan Kecewa
40
ISA 40: Rasa Kesal Dan Kebohongan
41
ISA 41: Alergi Kacang
42
ISA 42: Cemburu?
43
ISA 43: Bertengkar?
44
ISA 44: Siapa Zima?
45
ISA 45: Rasa Puas Dan Bahagia
46
ISA 46: Dibalik Karir Sempurna
47
ISA 47: Memalukan
48
ISA 48: Apakah Dia Benar-Benar Careen?
49
ISA 49: Pamanku Yang Malang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!