ISA 5: Zona Kehidupan Pribadi

Cameliea Apartement

Basement apartemen mewah itu tak cukup sepi. Ada kendaraan yang berlalu lalang dan sesekali terdengar senda gurau dari beberapa orang. Kebanyakan dari mereka jelas berpenampilan mewah dan benar-benar mencerminkan status mereka, sebagai pengusaha, model dan idola yang tinggal di apartemen mewah, Cameliea. Mobil itu berhenti didepan sebuah tempat, disamping pilar besar bertuliskan angka 1, Dareen dan Aileen turun dari mobil itu, diikuti oleh Lyonne dibangku pengemudi.

"Lyon, terima kasih sudah mengantarkanku dan Aileen. Apa kamu ingin mampir sebentar?"

Pertanyaan Dareen disambut gelengan kepala oleh Lyonne, "Mungkin lain kali Reen. Aku masih harus kembali keperusahaan, ada beberapa urusan yang belum kuselesaikan."

Lyonne menghentikan ucapannya sebentar, "Mungkin lain kali aku juga akan menyapa suamimu itu."

"Kalau begitu, aku pamit ya." Kata Lyonne.

"Berhati-hatilah dijalan," nasihat Dareen membuat pria tampan itu menganggukkan kepalanya dengan senyuman, sebelum beralih memandang Aileen yang balas memandangnya dengan sepasang manik yang berbinar.

"Papa Lyon, lain kali temani Aileen bermain ya?" ajak Aileen.

Lyonne mencondongkan tubuhnya sedikit kebawah, dan mengusap surai Aileen.

"Tentu saja papa Lyon akan menemani Aileen bermain kedepannya. Papa Lyon pergi dulu ya, sampai jumpa~" pamitnya.

Aileen melambaikan tangannya dengan ceria, "Sampai jumpa papa Lyon!"

Melambaikan tangannya hingga mobil Lyonne tak lagi terlihat, Aileen menurunkan tangannya dan menoleh memandang sang mama dengan senyuman.

Dareen yang melihanya sedikit terkekeh, "Apa Aileen suka dengan paman Lyon?"

Aileen mengangguk, "Suka! Papa Lyon sangat baik dan menyenangkan! Aileen boleh ya ma, bertemu dengan papa Lyon lagi?"

"Boleh, tapi tidak baik memanggil orang lain dengan panggilan papa seperti itu. Paman Lyon pasti tidak nyaman." Kata Dareen.

Aileen membalas kata-kata Dareen, "Tidak ma~ Papa Lyon bilang senang jika Aileen memanggilnya dengan panggilan papa. Aileen juga suka panggil papa Lyon dengan panggilan papa~"

Dareen memandang lembut Aileen dan menghela napas pasrah untuk benar-benar berpikir. Bagaimana putranya bisa memanggil orang lain dengan panggilan papa semudah dan seceria itu ya?

...***...

Karena Azraell belum kembali keapartemen, Dareen dan Aileen masih duduk menonton televisi diruang utama, karena itu memang masih terlalu awal untuk tidur. Keduanya memeluk bantal, dengan sesekali perhatian Dareen teralihkan pada layar ponselnya.

"Mama, mama besok temenin Aileen ya? Jean bilang mami sama papinya bakalan datang kesekolah karena sama-sama ingin melihat Jean tampil dipanggung." Cerita Aileen.

"Mama pasti datang sayang. Hanya saja, papa Azra tidak bisa datang karena sibuk. Lagipula, papa Azra sudah berjanji pada Aileen akan mengajak ke kebun binatang kan? Jadi jangan sedih ya?" bujuk Dareen ketika jelas merasakan bahwa putranya itu nampak sedih.

Aileen menganggukkan kepalanya dengan senyuman lima jari, "Iya ma. Aileen tahu kalau kok, kalau papa Azra sibuk."

Dareen mengusap hangat surai lembut Aileen dan anak laki-laki itu hanya menikmati elusan lembut Dareen. Atensi Dareen teralihkan setelah ponselnya berdering, dan notifikasi pesan muncul dilayar ponsel mahal itu.

[Malam ini aku akan menginap diapartemen Eri dan tidak akan pulang. Jika Aileen bertanya, bilang saja aku lembur dan tidur diperusahaan. Jika ada sesuatu yang mendesak, hubungi saja.]

^^^[Baiklah.]^^^

Suaminya menginap dirumah wanita lain?

Tentu saja jika orang lain yang mendapat kabar seperti ini dari orang lain jelas akan menangkap bahwa suaminya selingkuh. Tapi, Dareen tidak masalah dengan hal itu. Toh, wanita itu memang wanita yang dicintai oleh Azraell, dan dirinya pun sebagai istri kontrak tak berniat mengurusi kehidupan suaminya itu.

Entah Azraell ingin memiliki dua, lima atau bahkan sepuluh kekasih diluaran sana, selama pria itu tidak menyentuh batas kehidupan pribadinya, Dareen tak akan masalah dengannya, bahkan jikq mereka masih memiliki status suami istri dimata hukum dan orangtua mereka.

Merasa tak ada yang penting lagi, Dareen meletakkan ponselnya dan melanjutkan menonton tayangan televisi bersama dengan Aileen. Dengan sesekali diiringi tawa dan pekikan Aileen juga termasuk dirinya.

...***...

Terbangun dari tidurnya, Dareen merentangkan lengannya selama dua detik sebelum menariknya kembali dan mengambil posisi duduk. Setelah dua detik mengumpulkan kesadarannya, Dareen menurunkan kakinya kelantai dan perlahan berjalan menuju kamar Aileen.

Tentu saja, yang didapati Dareen adalah gundukan selimut diatas tempat tidur. Dareen perlahan mendekatinya, melingkarinya dengan pelukan hangat sembari menarik selimut yang menutupi wajah Aileen. Anak laki-laki itu nyatanya masih pulas dalam alam mimpinya.

"Aileen, bangun sayang." Panggil Dareen penuh kelembutan.

Tidak mendapat balasan, Dareen mendaratkan beberapa kecupan dipipi dan kening Aileen. Dengan metode ini, nampaknya Aileen benar-benar terusik dari tidurnya, perlahan membuka matanya hingga mendapati pemandangan Dareen tersenyum lembut kearahnya.

"Mama, lima menit lagi~" rengeknya.

Dareen masih mengganggu Aileen, "No sayang. Apa kamu mau terlambat kesekolah? Hari ini, kita akan bersenang-senang disekolah bukan?"

Mendengar perkataan Dareen, Aileen tersadar bahwa hari ini akan ada perayaan disekolahnya, dan Aileen jelas menantikan waktu dimana dia akan melakukan solo, menyanyikan sebuah lagu yang telah dipelajarinya dan dilatihnya selama berhari-hari. Dia tidak bisa terlambat. Jadi secepat kilat Aileen bangun, membalas kecupan dipipi kanan dan kiri Dareen sebelum berakhir didalam kamar mandi.

Dareen memandangnya dengan beberapa berkedip, sebelum menggelengkan kepalanya dengan sedikit senyuman, "Anak itu~"

Berjalan keluar, Dareen menyiapkan sarapan didapur. Mengeluarkan lembaran roti, Dareen melapisinya dengan lembar keju, telur mata sapi sedikit saus dan beberapa lembar daun selada. Tak lupa, potongan tomat yang pada akhirnya ditutup kembali menggunakan lembaran roti. Meletakkannya diatas piring, Dareen beralih menyiapkan bekal makan siang untuk mereka disekolah.

Dareen hanya berniat membuat makanan sederhana. Bento, benar. Dareen mengambil kotak makan kayu persegi dari laci, mengisi satu kotak didalamnya dengan nasi. Menuju kompor, Dareen menumis udang dengan sedikit saus pedas dan menggunakan cukup banyak lada hitam didalamnya, dan menatanya dikotak yang ada disisi nasi. Dikotak lainnya, Dareen menyiapkan rebusan sayur dengan jamur tanpa kuah, dan dikotak terakhir, ada bola-bola daging berisi keju dan sayuran yang telah disiapkannya sebelum tidur kemarin.

Itu adalah makanan kesukaan Aileen. Terutama, bola daging isi keju.

Menyiapkan satu kotak makan siang untuk dirinya sendiri, Dareen hanya menyiapkan bekal yang lebih sederhana. Nasi goreng jamur dengan rumput laut kering. Dareen menjadikan makanan ini sebagai makanan kesukaannya, karena dia menyukai rasa gurih dari jamur dan rumput laut kering. Tentu saja sebagai pelengkap, dalam nasi gorengnya terdapat potongan wortel dan kacang polong.

"Mama, Aileen sudah siap~"

Begitu meletakkan apron dan menoleh, Dareen mendapati sosok Aileen berdiri disampingnya dengan balutan seragam biru putih yang nampak menggemaskan.

Dareen tersenyum, "Anak mama sangat rajin. Tunggu mama mandi dan ganti baju sebentar ya? Sarapannya ada diatas piring sarapan dulu~"

"Siap ma~" balas Aileen riang.

Meninggalkan Aileen yang memulai sarapannya, Dareen menjalani ritual mandinya selama limabelas menit. Dan keluar lengkap dengan kemeja lemon polos dan celana panjang berwarna putih. Dipinggangnya, ikat pinggang hitam menambah gaya elegannya. Dareen kemudian duduk didepan meja rias, menyisir surai pirang panjangnya rapi dan tak lupa mengaplikasikan bedak tipis dan lipstik merah muda alami dibibirnya agar tak terlihat pucat.

Bila orang lain melihatnya, hanya akan ada satu kata untuk menggambarkan sosok Dareen, Indah.

"Mama, ada orang didepan!" Aileen dengan cepat menerobos kamar Dareen dan Azraell, membuat wanita itu menoleh.

"Siapa sayang?" tanyanya.

Aileen menggelengkan kepalanya, dan memberikan jalan Dareen untuk membuka pintu. Ketika Dareen menempelkan ibu jarinya ke knop pintu dan membuka pintu, Dareen sedikit terkejut saat melihat siapa yang ada didepan pintu apartemennya.

Episodes
1 ISA 1: Keluarga Suami
2 ISA 2: Keseharian Di Apartemen
3 ISA 3: Pemimpin Dibalik Layar
4 ISA 4: Reuni Teman Masa Kecil
5 ISA 5: Zona Kehidupan Pribadi
6 ISA 6: Nyanyian Dari Aileen
7 ISA 7: Senyum Dan Kenangan
8 ISA 8: Kunjungan Kakak Sepupu
9 ISA 9: Panggilan Dari Sekolah
10 ISA 10: Perkara Aileen
11 ISA 11: James Julliano Erestio
12 ISA 12: Kisah Masa Kecil
13 ISA 13: Air Mata Dan Janji
14 ISA 14: Sebuah Surat
15 ISA 15: Rasa Penasaran
16 ISA 16: Kekhawatiran Seorang Ibu
17 ISA 17: Kehilangan Kendali
18 ISA 18: Pilihan Untuk Azraell
19 ISA 19: Permintaan Seorang Ibu
20 ISA 20: Mengetahui Kebohongan
21 ISA 21: Takut Dan Kecemasan
22 ISA 22: Amsterdam, Belanda
23 ISA 23: Informasi Dari Chisa
24 ISA 24: Dareen Dan Mike
25 ISA 25: Hanya Mimpi Atau Ingatan?
26 ISA 26: Tolong Jangan Merasa Bersalah
27 ISA 27: Marvolo Reiver
28 ISA 28: Jangan Menilai Dari Penampilan
29 ISA 29: Kecelakaan Kecil Di Perusahaan Marvolo
30 ISA 30: Kesepian Lagi Dan Hukuman
31 ISA 31: Apa Yang Terjadi, Alexa?
32 ISA 32: Tolong Ajari Aku
33 ISA 33: Dia Papa Saya
34 ISA 34: Tentang Marvolo Dan Pulang
35 ISA 35: Seperti Tupai Saat Makan
36 ISA 36: Mimpi Buruk
37 ISA 37: Foto Keluarga Yang Sempurna
38 ISA 38: Ketakutan Dan Perlindungan
39 ISA 39: Bersalah Dan Kecewa
40 ISA 40: Rasa Kesal Dan Kebohongan
41 ISA 41: Alergi Kacang
42 ISA 42: Cemburu?
43 ISA 43: Bertengkar?
44 ISA 44: Siapa Zima?
45 ISA 45: Rasa Puas Dan Bahagia
46 ISA 46: Dibalik Karir Sempurna
47 ISA 47: Memalukan
48 ISA 48: Apakah Dia Benar-Benar Careen?
49 ISA 49: Pamanku Yang Malang
Episodes

Updated 49 Episodes

1
ISA 1: Keluarga Suami
2
ISA 2: Keseharian Di Apartemen
3
ISA 3: Pemimpin Dibalik Layar
4
ISA 4: Reuni Teman Masa Kecil
5
ISA 5: Zona Kehidupan Pribadi
6
ISA 6: Nyanyian Dari Aileen
7
ISA 7: Senyum Dan Kenangan
8
ISA 8: Kunjungan Kakak Sepupu
9
ISA 9: Panggilan Dari Sekolah
10
ISA 10: Perkara Aileen
11
ISA 11: James Julliano Erestio
12
ISA 12: Kisah Masa Kecil
13
ISA 13: Air Mata Dan Janji
14
ISA 14: Sebuah Surat
15
ISA 15: Rasa Penasaran
16
ISA 16: Kekhawatiran Seorang Ibu
17
ISA 17: Kehilangan Kendali
18
ISA 18: Pilihan Untuk Azraell
19
ISA 19: Permintaan Seorang Ibu
20
ISA 20: Mengetahui Kebohongan
21
ISA 21: Takut Dan Kecemasan
22
ISA 22: Amsterdam, Belanda
23
ISA 23: Informasi Dari Chisa
24
ISA 24: Dareen Dan Mike
25
ISA 25: Hanya Mimpi Atau Ingatan?
26
ISA 26: Tolong Jangan Merasa Bersalah
27
ISA 27: Marvolo Reiver
28
ISA 28: Jangan Menilai Dari Penampilan
29
ISA 29: Kecelakaan Kecil Di Perusahaan Marvolo
30
ISA 30: Kesepian Lagi Dan Hukuman
31
ISA 31: Apa Yang Terjadi, Alexa?
32
ISA 32: Tolong Ajari Aku
33
ISA 33: Dia Papa Saya
34
ISA 34: Tentang Marvolo Dan Pulang
35
ISA 35: Seperti Tupai Saat Makan
36
ISA 36: Mimpi Buruk
37
ISA 37: Foto Keluarga Yang Sempurna
38
ISA 38: Ketakutan Dan Perlindungan
39
ISA 39: Bersalah Dan Kecewa
40
ISA 40: Rasa Kesal Dan Kebohongan
41
ISA 41: Alergi Kacang
42
ISA 42: Cemburu?
43
ISA 43: Bertengkar?
44
ISA 44: Siapa Zima?
45
ISA 45: Rasa Puas Dan Bahagia
46
ISA 46: Dibalik Karir Sempurna
47
ISA 47: Memalukan
48
ISA 48: Apakah Dia Benar-Benar Careen?
49
ISA 49: Pamanku Yang Malang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!