AUTHOR POV
Ujian pertama selesai, dan sebentar lagi ujian kedua akan dimulai. Namun Avrilya tidak dapat berkonsentrasi dengan ujiannya nanti, sebab pikirannya masih belum kembali normal sejak kejadian tadi di kantin.
Ketika seorang cowok reseh dan tengil yang sangat dibencinya justru membuat ia kaget dengan perlakuannya yang lumayan memberi kejutan pada sang empunya tangan dengan menarik tangannya.
Padahal sikapnya dikantin biasa-biasa saja dengan langsung menarik tangannya.
Lalu mengapa kini ia seperti merasa ada yang aneh, bahkan untuk berkonsentrasi pada ujian berikutnya saja ia tak bisa.
***
Ujian kedua pun dimulai. Masih sama dengan ujian yang pertama Avrilya berusaha sekuat tenaga agar kembali fokus pada lembar ujianya. Ia berharap bisa segera menyelesaikan ujian tersebut.
Namun lagi-lagi hal yang sama terjadi pada ujian kedua, cowok reseh dan tengil itu kembali membuat dirinya gagal fokus karena belum sampai 20 menit ia sudah selesai mengerjakan ujian dan sekarang berjalan menghadap pengawas ujian untuk menyerahkan hasil ujiannya.
Kejadian luar biasa yang kembali di saksikan Avrilya sehingga membuatnya tanpa disadari membuka mulutnya menganga, seolah tak percaya dengan apa yg dilihatnya dalam beberapa menit lalu.
"Pak saya langsung keluar ya,," kata Ferlian pada pengawas ujian.
"Silahkan, kamu boleh keluar." jawab pengawas ujian.
20 menit berselang. Siswa-siswi kelas XI IPS-1 masih berkutit dengan lembar-lembar jawaban mereka. Ada yang sudah sangat gelisah karna bekum kunjung menyelasaikan soal-soal. Dan ada yang sudah tertidur tanpa peduli apa sudah menyelesaikan soal-soal tersebut.
Sedangkan beberapa yang lain saat ini sedang sibuk berbagi jawaban mereka dengan berbagai cara. Ada yang membagi contekan lewat pinjam-meminjam karet pengahapus, bahkan ada yang melempar contekan disaat pengawas sedang lengah dan tak memperhatikan.
Disisi lain seorang gadis yang entah sejak kapan fokusnya hilang masih berusaha mengingat segala materi yang susah payah ia pelajari semalam hingga bunyi toa pengumuman sekolah membuat seisi kelas riuh.
"Waktu ujian jam kedua sisa 10 menit lagi" kata guru dalam pengumuman tersebut.
"Ya TUHAN gw belom 10 nomor lagi." kata salah seorang murid.
"Plis demi apapun bantu gw jawab no 36,, gw bakal traktir seminggu deh." kata seorang murid lagi.
"No 36 jawabannya C!" jawab Mando dengan membentuk huruf C pada jarinya.
"Wokeh makasih Mando,, kalo jawabannya bener gw jadi traktirnya,, tali kalo ngak lo yang harus traktir!" kata murid itu lagi.
"Yaelah udah pasti gw bener lah,, siap-siap traktir gw seminggu lo" jawab Mando.
"Fiks lah" jawab murid itu sambil membentuk simbol ok pada jari-jemarinya.
5 menit tersisa namun Avrilya tak kunjung selesai masih ada beberpa nomor yang belum ia isi jawabannya,, hal yang membuat ia sangat jengkel karena waktu yang semakin menipis namun konsentrasinya justru hilang.
2 menit terakhir akhirnya Avrilya memutuskan menyerah pada soal-soal ujian tersebut. Ia memilih tidak mau berpikir lagi dan langsung memilih jawaban acak. Sebab kepalanya yang sedari tadi ia paksa untuk berpikir keras sepertinya mau meledak karena terasa begitu sakit.
Jadi akhirnya ia maju bersama-sama dengan murid lain mengumpulkan hasil kerja mereka pada bapak pengawas yang sudah memaksa mereka menyerahkan hasil ujian tersebut.
Dengan wajah lesu dan hampir tak ada kekuatan lagi ia mencoba tegar atas apa yang baru saja terjadi. Dimana seorang Avrilya murid teladan sekaligus murid terpintar di sekolah lamanya harus merelakan hasil ujian yang sangat membuatnya kesusahan hari ini.
***
Sesampainya dirumah ia langsung menuju dapur menghadap kulkas rumahnya lalu kemudian memasukan sedikit bagaian kepalanya, berupaya mendinginkan kepala yang sedari sekolah sampai tiba dirumah tak kunjung dingin dan masih terasa sakit dan berdenyut.
Memang hal ini adalah hal aneh yang sering dilakukan Avrilya sejak ia masih bangku SD jikalau ia merasa kepalanya panas dan sakit.
Setelah merasa agak enakan ia mengeluarkan kepalanya. Dan masuk kekamar untuk mengganti pakaian.
"Fiks,,, hari terburuk dalam sejarah hidup gw!" teriak Avrilya begitu ia masuk kedalam kamarnya dan langsung melompat tidur di atas tempat tidurnya.
"kok bisa sih gw hilang fokus dan gak bisa jawab pertanyaan,,, cuman gara-gara tuh cowok reseh dan super nyebelin selesai duluan gw sih." katanya lagi sambil mengingat kejadian di sekolah.
"malu banget,,,,,, kalo sampai papa tau,,, ihh sebel,,, sebel,,, sebel,,," teriaknya lagi sambil membanting-bantingkan kakinya.
***
Jadi malam ini ia memutuskan untuk belajar mata pelajaran yang besok akan diujiankan, bahkan sudah 4 jam ia belajar dari sam 6 sore sampai hampir jam 10 malam. Hingga membuatnya lupa makan dan akhirnya mama Avril harus mengantar makananya ke dalam kamarnya.
"Lya sayang dari tadi kamu belajar belum makan loh sayang,,, ayok makan dulu nanti dilanjutin belajarnya." kata Mama Avril penuh perhatian setelah tiba di kamarnya.
"Bentar mah nanggung ini udah hampir selesai juga." jawab Avrilya membantah mamanya untuk makan.
"nanti aja kamu lanjutin,, ini makanannya makan dulu sebelum dingin" kata Mama Avrilya.
" bentar mah,,, dikit lagi." kata Avrilya.
"kamu nih yah,, mama bilangin tuh jangan ngeyel,, makan dulu,, keras kepala banget anak satu ini" Kata mama Avrilya tak mau kalah.
"ia deh mah,, ini juga mau makan" kata Avrilya sambil mengambil piring dan sendok dari mamanya untuk makan.
"nah gitu dong dari tadi,, ingat abis ini jangan belajar lagi langsung tidur besok sekolah pagi nak." kata mama Avrilya panjang lebar.
"ia mah,,," jawab Avrilya dengan senyum mengembang diwajahnya.
"mama keluar dulu ya sayang,, inget pesan mama." kata mama Avrilya seraya meninggalkan Avril yang sedang makan didalam kamar.
Setelah mamanya keluar ia kembali mengambil buku mata pelajaranya lalu membacanya kembali. kebiasaan dari seorang Avrilya kalau sampai makan di kamarnya adalah ia akan makan sambil membaca.
Bahkan pernah ia makan sambil mengerjakan tugas sekolahnya yang membuat waktu makannya agak lama dari kebanyakan orang. Ia juga pernah sambil makan sambil membaca buku sampai akhirnya ia lupa menyelesaikan makanan didalam mulutnya alhasil hampir sejam ia makan.
Jadilah sekarang jam setengah 11 malam dan ia tak kunjung selesai makan ataupun selesai belajar. Ia masih berkutit dengan segala buku-buku yang memenuhi meja belajarnya.
Namun ketukan dari pintu membuat ia sadar kemudian melanjutkan makanannya dan menutup semua buku-bukunya karena mamanya memang sengaja mengetuk pintu kamar sang putri karena tau akan kebiasaan jelek putrinya tersebut.
Selesai makan malam Avrilya pun memutuskan untuk langsung tidur, padahal biasanya ia tidak akan langsung tidur karena ia tahu hal tersebut tidak baik bagi kesehatan. Namun apa boleh dikata nasi sudah me jadi bubur,, jam sudah menunjukan pukul 11 dan kalau sampai ia belum tidur maka mungkin besok ia akan kesiangan atau bahkan ia bisa terlambat ke sekolah. jadi sekarang ia memutuskan untuk langsung tidur saja.
***
Maaf kalo banyak typonya soalnya ini novel pertama author. mohon kritik dan sarannya pada kolom komentar... oh ia author mau bilang makasih buat yang mau baca,, satu lagi jangan lupa jaga kesehatan kita semua.. semoga TUHAN selalu menjaga kita
*yang ini penting nih JANGAN PELIT TOMBOL JEMPOLNYA,, kan gak ada salahnya ngasih jempol itu semangatin aku juga loh*
Salam Sayang
^-^
:"))
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Anayya
seru banget 👍
2020-10-29
2
JC 💋 🆗
udah rapih penulisan nya. semangat kim 😊💪
2020-05-29
1
Aryan Lee
Seru...semngat ya thor. sudh mulai bgus kok penulisannya.
2020-05-25
1