AUTOR POV
Hari yang kurang bersahabat untuk seorang Avrilya Vencia Prasetyo. Karena baru kali ini dia hampir terlambat kesekolah padahal selama hampir 13 tahun ia bersekolah (1 tahun PAUD, 1 tahun TK, 6 tahun SD, 3 tahun SMP, dan hampir 2 tahun SMA) tidak sekali pun ia terlambat kesekolah.
Bahkan Avrilya dapat dikategorian sebagai murid teladan disekolahannya mulai dari ia SD sampai ia SMA, ia juga anak yang pandai karena selalu saja menjadi langganan juara kelas, dan ia juga selalu menjadi juara umum dan menjadi lulusan terbaik juga.
***
2 bulan bersekolah di SMA XY Avrilya belum juga memiliki sahabat, bahkan ia tidak pernah mau bergabung dengan teman-teman. Bukannya dirinya tidak mau berteman hanya saja sifatnya yang agak pendiam dan susah bergaul membuat orang-orang disekitarnya merasa bahwa ia tak ingin berteman dengan siapapun juga.
***
Seperti biasa hari ini Avrilya pergi kesekolah lebih pagi diantar mamanya. Karena dalam seminggu ini akan ada Ujian Tengah Semester. Sesampainya disekolah ia langsung menuju kelas dan hanya duduk diam tanpa berbicara kepada siapapun. Dia berusaha fokus pada Ujiannya yang akan dimulai.
Ujian pun dimulai, semua murid SMA XY duduk dengan wajah tegang dan serius dalam mengerjakan soal, karena kebiasaan dari anak-anak kelas XI IPS 1 kalau sampai ada yang mendapat nilai <50 maka ia harus mentraktir teman-teman sekelas.
Peraturan ini dibuat oleh sang ketua kelas yang tak lain adalah Ferlian Denzel Wijaya. Agar teman-temannya giat belajar dan tidak akan mendapat nilai buruk dikelas.
Bagi seorang Ferlian nilai 50 adalah standar karena paling tidak mereka bisa mencapai nilai setengah.
Awal peraturan ini dibuat hanya untuk empat sekawan (Ferlian, Billy, Armando, dan Vianes) tapi lambat laun sekelas menyetujuinya. Hingga akhirnya mereka semua anak-anak XI IPS 1 belajar dengan giat sehingga paling tidak nilai mereka tidak kurang dari setengah alias <50.
Jadilah saat ini mereka sedang bertarung dengan lembar-lembar kertas. Ada yang sibuk mengingat materi sampai melihat ke atas plafon kelas, bahkan ada yang membuang undi dengan karet penghapus untuk menjawab pertanyaan yang menurut mereka sulit.
Tapi tidak dengan seorang Avrilya, gadis cantik murid teladan sejak SD ini dengan serius menjawab setiap pertanyaan yang ada. Hingga perhatiannya dan seluruh konsentrasinya hilang pada saat seorang cowok tengil yang pernah berantem dengannya hanya untuk memperebutkan tempat duduk, bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan kearah pengawad ujian lalu menyerahkan lembar jawabannya pada pengawas tersebut.
"Demi apa tuh cowok reseh udah selesai ngerjain soal-soal ini,, Belom juga 30 menit masa udah selesai aja,, gue aja dari tadi kerjain belom sampe no 22" batin Avrilya.
"Pak saya udah selasai,, langsung keluar boleh kan," kata Ferlian pada pengawas ujian.
"Boleh,, kamu langsung keluar aja,, tapi tas kamu tetep tinggalin dalam kelas," kata pengawas ujian.
"Ia pak,, saya permisi," kata Ferlian lagi.
Melihat sang cowok reseh keluar kelas duluan membuat ego seorang Avrilya muncul.
"Masak gue kalah sama tuh cowok aneh sih,, ayok semangat ril kamu bisa kerjain ini kok" batin Avrilya.
Lalu kemudian Avril mengerjakan soal-soal tersebut dengan lincah 10 menit berselang akhirnya ia selesai. Sempat ia ragu dengan beberapa pertanyaan, namun egonya jauh lebih besar dari rasa ragunya.
Akhirnya ia memutuskan untuk menyerahkan lembar jawabannya pada sang pengawas yang entah sejak kapan memperhatikan sikap trio kadal (Armando, Billy, Vianes) yang seperti cacing kepanasan karena penyelamat sekaligus pendonor jawaban mereka sudah keluar kelas 10 menit yang lalu tanpa memberi mereka petunjuk dari soal mematikan no 36, 39, dan 47.
"Kalian bertiga kenapa dari tadi kaya cacing kepanasan gitu!" kata pengawas yang akhirnya menegor mereka.
"Saya pak??" Tanya Mando sok polos.
"Bukan kamu, tapi kembaran kamu!" kata pengawas.
"Lah bapak bisa aja, saya mana punya kembaran, sodara aja gak punya,, anak satu-satunya saya pak." jawab Mando yang membuat pengawas geleng-gelang kepala.
"Kamu ini yah,," kata pengawas sambil mendekati meja Mando Hendak menjewer telinganya. Namun terhalang karena bunyi bel tanda ujian selesai berbunyi.
"Untung slamat gue," kata Mando.
"****** lo,, ampir aja kan." kata Billy.
"Semuanya ayok dikumpulkan lembar jawabannya." kata sang pengawas.
"Sebentar pak ini udah hampir selesai." kata beberapa murid yang masih sibuk menjawab pertanyaan.
"Saya hitung sampe 10,, kalau dalam hitungan ke 10 belum juga dikumpulkan,, maka hanya yang ada diatas meja yang saya bawa ke ruang guru,, dan saya akan sampaikan kalian tidak mengikuti ujian." ancam pengawas hingga membuat beberapa murid berdicih kesal.
"Iya pak ini juga mau di bawa." kata beberapa murid sambil berlari kecil karena takut pada ancaman pengawas.
"Nah taroh yang rapih,, jangan lupa kalian tanda tangan,, kalau tidak nanti dianggap tidak ikuy ujian." kata pengawas.
"Yahh mami,, gue lupa tanda tangan." kata Mia cewek cantik nan manja yang suka juga sama Ferlian, kemudian berlari lagi menghampiri meja pengawas untuk mengambil lembar jawabannya yang ia lupa tanda tangani itu.
Lain hal dengan Ferlian saat ini dia sedang asik nogkrong dikantin sekedar untuk sarapan pagi, karena kebiasaannya yang tidak pernah sarapan dirumah sebelum sekolah.
Dari jauh ia melihat seorang gadis berambut hitam sebahu berjalan menuju kantin. Dengan tatapan reseh ia berdiri sontak meraih tangan gadis itu ketika sang gadis sampai di mejanya, hingga membuat yang empunya tangan kaget dan refleks menarik tangannya.
"Woy ngapain pegang-pegang tanga gue!" kata Avril ketus.
"Yaeleh,, gue cuman pengen ajak makan bareng." jawab Lian.
"Ogah,,," kata Avril singkat, padat, jelas, dan langsung berjalan meninggalkan Ferlian yang masih mematung karena tidak pernah sekalipun ia ditolak, apalagi sama perempuan.
"Untung sepi,, kalo gak abis gue di ketawain" kata Lian dalam hati sambil memegang dadanya yang agak sesek karena penolakan yang baru saja terjadi.
***
*info*
Nama : Avrilya Vencia Prasetyo biasa dipanggil Avril sama temen-temen sekolahnya. Tapi sama mama, papa dan orang-orang terdekatnya Lya.
Nama : Ferlian Denzel Wijaya biasa dipanggil Lian sama temen-temen sekolahnya. Dipanggil Deya sama mamanya dan papanya itu singkatan dari Denzel Wijaya.
Nama : Vianes itu cowok ya,, temennya Ferlian yang sebelumnya aku kasih nama anes. nama panjangnya itu Vianes Permana. dan nama Mando juga itu nama panggilan nama lengkapnya Armando Bernadito. Trus kalo Billy Nama lengkapnya Billy Putra Radenandra.
Satu lagi info Mia itu cewek manja yang udah suka sama Ferlian dari SMP karena mereka satu sekolahan dari SMP.
Dah infonya selesai :)
-----------------------------------
**maaf banget banyak typo dan kalo kurang ngeh juga,, cuman mau bilang makasih udah mau baca,, dan satu lagi cukup sinyal aku aja yang sering ilang,, kalian readers jangan*
*salam hangat untuk kalian,, jangan lupa jaga kesehatan*
Salam Sayang
^-^
:"))
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Lebahlakalaka
Mantap jiwa thor...
Jangan lupa mampir yak.. hehe
Salam dari Novel Back to you dan My Ian
2020-10-30
1
Lintang Lia Taufik
Hi Kak, aku datang lagi. Salam dari, "Bunga Desa Terdampar Di Kota & Bukan Gadis Biasa."
2020-09-13
1
Sha❤
baca ke 2 kalinya
2020-09-08
1