Chapter 3 : Kaget

AUTOR POV

Hari yang kurang bersahabat untuk seorang Avrilya Vencia Prasetyo. Karena baru kali ini dia hampir terlambat kesekolah padahal selama hampir 13 tahun ia bersekolah (1 tahun PAUD, 1 tahun TK, 6 tahun SD, 3 tahun SMP, dan hampir 2 tahun SMA) tidak sekali pun ia terlambat kesekolah.

Bahkan Avrilya dapat dikategorian sebagai murid teladan disekolahannya mulai dari ia SD sampai ia SMA, ia juga anak yang pandai karena selalu saja menjadi langganan juara kelas, dan  ia juga selalu menjadi juara umum dan menjadi lulusan terbaik juga.

***

2 bulan bersekolah di SMA XY Avrilya belum juga memiliki sahabat, bahkan ia tidak pernah mau bergabung dengan teman-teman. Bukannya dirinya tidak mau berteman hanya saja sifatnya yang agak pendiam dan susah bergaul membuat orang-orang disekitarnya merasa bahwa ia tak ingin berteman dengan siapapun juga.

***

Seperti biasa hari ini Avrilya pergi kesekolah lebih pagi diantar mamanya. Karena dalam seminggu ini akan ada Ujian Tengah Semester. Sesampainya disekolah ia langsung menuju kelas dan hanya duduk diam tanpa berbicara kepada siapapun. Dia berusaha fokus pada Ujiannya yang akan dimulai.

Ujian pun dimulai, semua murid SMA XY duduk dengan wajah tegang dan serius dalam mengerjakan soal, karena kebiasaan dari anak-anak kelas XI IPS 1 kalau sampai ada yang mendapat nilai <50 maka ia harus mentraktir teman-teman sekelas.

Peraturan ini dibuat oleh sang ketua kelas yang tak lain adalah Ferlian Denzel Wijaya. Agar teman-temannya giat belajar dan tidak akan mendapat nilai buruk dikelas.

Bagi seorang Ferlian nilai 50 adalah standar karena paling tidak mereka bisa mencapai nilai setengah.

Awal peraturan ini dibuat hanya untuk empat sekawan (Ferlian, Billy, Armando, dan Vianes) tapi lambat laun sekelas menyetujuinya. Hingga akhirnya mereka semua anak-anak XI IPS 1 belajar dengan giat sehingga paling tidak nilai mereka tidak kurang dari setengah alias <50.

Jadilah saat ini mereka sedang bertarung dengan lembar-lembar kertas. Ada yang sibuk mengingat materi sampai melihat ke atas plafon kelas, bahkan ada yang membuang undi dengan karet penghapus untuk menjawab pertanyaan yang menurut mereka sulit.

Tapi tidak dengan seorang Avrilya, gadis cantik murid teladan sejak SD ini dengan serius menjawab setiap pertanyaan yang ada. Hingga perhatiannya dan seluruh konsentrasinya hilang pada saat seorang cowok tengil yang pernah berantem dengannya hanya untuk memperebutkan tempat duduk, bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan kearah pengawad ujian lalu menyerahkan lembar jawabannya pada pengawas tersebut.

"Demi apa tuh cowok reseh udah selesai ngerjain soal-soal ini,, Belom juga 30 menit masa udah selesai aja,, gue aja dari tadi kerjain belom sampe no 22" batin Avrilya.

"Pak saya udah selasai,, langsung keluar boleh kan," kata Ferlian pada pengawas ujian.

"Boleh,, kamu langsung keluar aja,, tapi tas kamu tetep tinggalin dalam kelas," kata pengawas ujian.

"Ia pak,, saya permisi," kata Ferlian lagi.

Melihat sang cowok reseh keluar kelas duluan membuat ego seorang Avrilya muncul.

"Masak gue kalah sama tuh cowok aneh sih,, ayok semangat ril kamu bisa kerjain ini kok" batin Avrilya.

Lalu kemudian Avril mengerjakan soal-soal tersebut dengan lincah 10 menit berselang akhirnya ia selesai. Sempat ia ragu dengan beberapa pertanyaan, namun egonya jauh lebih besar dari rasa ragunya.

Akhirnya ia memutuskan untuk menyerahkan lembar jawabannya pada sang pengawas yang entah sejak kapan memperhatikan sikap trio kadal (Armando, Billy, Vianes) yang seperti cacing kepanasan karena penyelamat sekaligus pendonor jawaban mereka sudah keluar kelas 10 menit yang lalu tanpa memberi mereka petunjuk dari soal mematikan no 36, 39, dan 47.

"Kalian bertiga kenapa dari tadi kaya cacing kepanasan gitu!" kata pengawas yang akhirnya menegor mereka.

"Saya pak??" Tanya Mando sok polos.

"Bukan kamu, tapi kembaran kamu!" kata pengawas.

"Lah bapak bisa aja, saya mana punya kembaran, sodara aja gak punya,, anak satu-satunya saya pak." jawab Mando yang membuat pengawas geleng-gelang kepala.

"Kamu ini yah,," kata pengawas sambil mendekati meja Mando Hendak menjewer telinganya. Namun terhalang karena bunyi bel tanda ujian selesai berbunyi.

"Untung slamat gue," kata Mando.

"****** lo,, ampir aja kan." kata Billy.

"Semuanya ayok dikumpulkan lembar jawabannya." kata sang pengawas.

"Sebentar pak ini udah hampir selesai." kata beberapa murid yang masih sibuk menjawab pertanyaan.

"Saya hitung sampe 10,, kalau dalam hitungan ke 10 belum juga dikumpulkan,, maka hanya yang ada diatas meja yang saya bawa ke ruang guru,, dan saya akan sampaikan kalian tidak mengikuti ujian." ancam pengawas hingga membuat beberapa murid berdicih kesal.

"Iya pak ini juga mau di bawa." kata beberapa murid sambil berlari kecil karena takut pada ancaman pengawas.

"Nah taroh yang rapih,, jangan lupa kalian tanda tangan,, kalau tidak nanti dianggap tidak ikuy ujian." kata pengawas.

"Yahh mami,, gue lupa tanda tangan." kata Mia cewek cantik nan manja yang suka juga sama Ferlian, kemudian berlari lagi menghampiri meja pengawas untuk mengambil lembar jawabannya yang ia lupa tanda tangani itu.

Lain hal dengan Ferlian saat ini dia sedang asik nogkrong dikantin sekedar untuk sarapan pagi, karena kebiasaannya yang tidak pernah sarapan dirumah sebelum sekolah.

Dari jauh ia melihat seorang gadis berambut hitam sebahu berjalan menuju kantin. Dengan tatapan reseh ia berdiri sontak meraih tangan gadis itu ketika sang gadis sampai di mejanya, hingga membuat yang empunya tangan kaget dan refleks menarik tangannya.

"Woy ngapain pegang-pegang tanga gue!" kata Avril ketus.

"Yaeleh,, gue cuman pengen ajak makan bareng." jawab Lian.

"Ogah,,," kata Avril singkat, padat, jelas, dan langsung berjalan meninggalkan Ferlian yang masih mematung karena tidak pernah sekalipun ia ditolak, apalagi sama perempuan.

"Untung sepi,, kalo gak abis gue di ketawain" kata Lian dalam hati sambil memegang dadanya yang agak sesek karena penolakan yang baru saja terjadi.

***

*info*

Nama : Avrilya Vencia Prasetyo biasa dipanggil Avril sama temen-temen sekolahnya. Tapi sama mama, papa dan orang-orang terdekatnya Lya.

Nama : Ferlian Denzel Wijaya biasa dipanggil Lian sama temen-temen sekolahnya. Dipanggil Deya sama mamanya dan papanya itu singkatan dari Denzel Wijaya.

Nama : Vianes itu cowok ya,, temennya Ferlian yang sebelumnya aku kasih nama anes. nama panjangnya itu Vianes Permana. dan nama Mando juga itu nama panggilan nama lengkapnya Armando Bernadito. Trus kalo Billy Nama lengkapnya Billy Putra Radenandra.

Satu lagi info Mia itu cewek manja yang udah suka sama Ferlian dari SMP karena mereka satu sekolahan dari SMP.

Dah infonya selesai :)

-----------------------------------

**maaf banget banyak typo dan kalo kurang ngeh juga,, cuman mau bilang makasih udah mau baca,, dan satu lagi cukup sinyal aku aja yang sering ilang,, kalian readers jangan*

*salam hangat untuk kalian,, jangan lupa jaga kesehatan*

Salam Sayang

^-^

:"))

Terpopuler

Comments

Lebahlakalaka

Lebahlakalaka

Mantap jiwa thor...


Jangan lupa mampir yak.. hehe
Salam dari Novel Back to you dan My Ian

2020-10-30

1

Lintang Lia Taufik

Lintang Lia Taufik

Hi Kak, aku datang lagi. Salam dari, "Bunga Desa Terdampar Di Kota & Bukan Gadis Biasa."

2020-09-13

1

Sha❤

Sha❤

baca ke 2 kalinya

2020-09-08

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tentang Avrilya dan Ferlian
2 Chapter 2 : Pertemuan
3 Chapter 3 : Kaget
4 Chapter 4 : Hari Terburuk
5 Chapter 5 : Perusak Mood
6 Chapter 6 : Pengumuman PENTING
7 Their Visual
8 Chapter 7 : Minta Nomer
9 Chapter 8 : Dia
10 Chapter 9 : Jujur
11 Chapter 10 : Surat Ijin
12 Chapter 11 : Tantangan darinya
13 Chapter 12 : Menyembunyikan penyakitku
14 Chapter 13 : Kelakuan Aneh Avrilya
15 Chapter 14 : Khawatir Padanya
16 Chapter 15 : Janji
17 Chapter 16 : Ijin Papa
18 Chapter 17 : Ritual Hari Senin
19 Chapter 18 : Rasa Bersalah
20 Chapter 19 : Pengakuan
21 Chapter 20 : Tugas Praktek Kerja Lapangan.
22 Chapter 21 : Mencari Dia
23 Chapter 22 : Mencari Dia II
24 Chapter 23 : Ditemukan.
25 Chapter 24 : Tentang Gracelya
26 Chapter 25 : Merindukannya
27 Chapter 26 : Menjadi Avrilya
28 Chapter 27 : Aku Jatuh Cinta
29 Chapter 28 : Ancaman Seorang Ferlian
30 Chapter 29 : Laporan Tugas Praktek Kerja Lapangan
31 Chapter 30 : Permintaan
32 Chapter 31 : Isi Permintaan
33 Chapter 32 : Curhatan Para Pria.
34 Chapter 33 : Makan Bersama
35 Chapter 34 : Panik
36 Chapter 35 : Tentang Pandu.
37 Chapter 36 : Nomor Tak Dikenal.
38 Chapter 37 : Kecewa
39 Chapter 38 : Penjelasan
40 Chapter 39 : Blushing
41 Chapter 40 : Memberikan Bukti
42 Chapter 41 : Air Mata
43 Chapter 42 : Mengejar Cinta
44 Chapter 43 : Hak?
45 Chapter 44 : Dia Kembali
46 Chapter 45 : Tak Malu Lagi
47 Chapter 46 : Dairy
48 Chapter 47 : Kembali Ke Sekolah
49 Chapter 48 : Sosok 'Dia'
50 Chapter 49 : Sepupu Galak
51 Chapter 50 : Momen Langka
52 Chapter 51 : Bom Waktu
53 Chapter 52 : Siapa Veronica?
54 Chapter 53 : Bangku Kosong
55 Chapter 54 : Dilema
56 Chapter 55 : Kejutan
57 Chapter 56 : Dilema Lagi
58 Their Visual 2
59 Chapter 57 : Cemburu
60 Chapter 58 : Malam Yang Panjang
61 Chapter 59 : Hukuman
62 Chapter 60 : Mark dan Adithya
63 Chapter 61 : Gara-gara Puisi
64 Chapter 62 : Jawaban Gadis Dingin
65 Chapter 63 : Percapakan diUKS
66 Chapter 64 : Masalah Hati
67 Chapter 65 : Penentuan
68 Chapter 66 : Aku Memilih Dia
69 Curhatan AUTHOR
70 Info Season 2 "Antartica Girl"
71 Support Karya Baru ILY SeNior
72 Info Season 3 "NOT YOURS"
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Chapter 1 : Tentang Avrilya dan Ferlian
2
Chapter 2 : Pertemuan
3
Chapter 3 : Kaget
4
Chapter 4 : Hari Terburuk
5
Chapter 5 : Perusak Mood
6
Chapter 6 : Pengumuman PENTING
7
Their Visual
8
Chapter 7 : Minta Nomer
9
Chapter 8 : Dia
10
Chapter 9 : Jujur
11
Chapter 10 : Surat Ijin
12
Chapter 11 : Tantangan darinya
13
Chapter 12 : Menyembunyikan penyakitku
14
Chapter 13 : Kelakuan Aneh Avrilya
15
Chapter 14 : Khawatir Padanya
16
Chapter 15 : Janji
17
Chapter 16 : Ijin Papa
18
Chapter 17 : Ritual Hari Senin
19
Chapter 18 : Rasa Bersalah
20
Chapter 19 : Pengakuan
21
Chapter 20 : Tugas Praktek Kerja Lapangan.
22
Chapter 21 : Mencari Dia
23
Chapter 22 : Mencari Dia II
24
Chapter 23 : Ditemukan.
25
Chapter 24 : Tentang Gracelya
26
Chapter 25 : Merindukannya
27
Chapter 26 : Menjadi Avrilya
28
Chapter 27 : Aku Jatuh Cinta
29
Chapter 28 : Ancaman Seorang Ferlian
30
Chapter 29 : Laporan Tugas Praktek Kerja Lapangan
31
Chapter 30 : Permintaan
32
Chapter 31 : Isi Permintaan
33
Chapter 32 : Curhatan Para Pria.
34
Chapter 33 : Makan Bersama
35
Chapter 34 : Panik
36
Chapter 35 : Tentang Pandu.
37
Chapter 36 : Nomor Tak Dikenal.
38
Chapter 37 : Kecewa
39
Chapter 38 : Penjelasan
40
Chapter 39 : Blushing
41
Chapter 40 : Memberikan Bukti
42
Chapter 41 : Air Mata
43
Chapter 42 : Mengejar Cinta
44
Chapter 43 : Hak?
45
Chapter 44 : Dia Kembali
46
Chapter 45 : Tak Malu Lagi
47
Chapter 46 : Dairy
48
Chapter 47 : Kembali Ke Sekolah
49
Chapter 48 : Sosok 'Dia'
50
Chapter 49 : Sepupu Galak
51
Chapter 50 : Momen Langka
52
Chapter 51 : Bom Waktu
53
Chapter 52 : Siapa Veronica?
54
Chapter 53 : Bangku Kosong
55
Chapter 54 : Dilema
56
Chapter 55 : Kejutan
57
Chapter 56 : Dilema Lagi
58
Their Visual 2
59
Chapter 57 : Cemburu
60
Chapter 58 : Malam Yang Panjang
61
Chapter 59 : Hukuman
62
Chapter 60 : Mark dan Adithya
63
Chapter 61 : Gara-gara Puisi
64
Chapter 62 : Jawaban Gadis Dingin
65
Chapter 63 : Percapakan diUKS
66
Chapter 64 : Masalah Hati
67
Chapter 65 : Penentuan
68
Chapter 66 : Aku Memilih Dia
69
Curhatan AUTHOR
70
Info Season 2 "Antartica Girl"
71
Support Karya Baru ILY SeNior
72
Info Season 3 "NOT YOURS"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!