Suasana meja yang dihuni oleh 9 anak manusia terlihat rame dengan aksi bercengkrama dan canda tawa dari mereka.
Kali ini Alana dan ke tiga temannya mengenal kakak senior yang begitu baik dan humble. Tapi hal itu tidak berlaku untuk seorang Dimas. Sedari mereka duduk, Dimas lah yang tidak pernah mengangkat suara bahkan untuk tertawa pun tidak ada tanda-tanda yang terlihat dari wajah tampannya. Hingga Kelvin yang menyadari arah pandangan Alana angkat bicara.
"Udah Al, ngga udah diliatin Dimas nya! Ntar suka loh" Seru Kelvin menggoda Alana.
"Eh... Ngga gitu kak" Jawab Alana kikuk yang ketahuan sedang memperhatikan Dimas.
Sehingga yang lain pun mulai ikut-ikutan.
"Ngga gitu gimana? Buktinya sekarang tuh muka kayak kepiting rebus" Tambah Vino
"Cieee... Cieee..." Begitulah sahutan dari mereka semua yang Alana dengar saat ini.
"Mampus gue" Seru Alana yang merutuki kebodohannya. Dia pun mencoba mengangkat kepalanya untuk melihat Dimas yang memang duduk tepat di depannya, namun na'as Dimas menampilkan wajah yang tak ada tanda-tanda. Sehingga Alana pun tak bisa membaca laki-laki ini.
"Gue duluan" Kata Dimas tiba-tiba
Kemudian dia langsung pergi dari meja itu tanpa menunggu jawaban dari teman-temannya.
Alana pun yang melihat itu, menampilkan wajah murungnya. Memang dasar Alana ngga bisa menutup-nutupi sesuatu.
"Udah Al, Emang kyak gitu orang. Bukan cuman sama lo kok dia kek gitu, sama kita semua pun juga dia begitu. Syukur lu kalau ngomong dapat tanggapan dari dia" Seru Alfin yang melihat perubahan wajah dari Alana
"Sama Kita aja yang temenan dari awal masuk kampus suka di judesin" Tamba Vino
"Emang segitunya Kak Dimas?" Potong Nadiya yang kepo.
"Iya gue aja yang temenan dari SMA terkadang sulit mengerti Dimas" Jawab Aldo menerawang.
"Udah ngga usah sedih gitu" Tegur Sinta yang tidak suka melihat sahabatnya kayak gitu.
"Iya Bener tuh kata Sinta. Atau ngga kamu sama babang Aldo aja gimana" Timpal Aldo dengan gaya soknya lagi.
"Tuh kan kumat lagi deh ni anak" Tugur Kelvin sambil menoyor kepala Aldo.
Alhasil mereka semua pun tertawa karena selanjutnya yang terjadi adalah perdebatan antara Aldo dan Kelvin. Alana pun ikut tersenyum, setidaknya luka hatinya dapat terobati sedikit.
Dengan aksi para seniornya ini yang dia ketahui namanya Alfin Pratama, Vino Candrawinata, Kelvin Aditama Putra, Aldo Prasetyo dan jangan lupakan Dimas Anugrah Herman. Bagi Alana dan ke tiga temannya mereka semua lucu dengan berbagai karakter.
#DilainSisi
Seorang pria yang sekarang tengah berada ditempat favorit nya yaitu dibawah pohon besar belakang kampus tengah duduk termenung mengingat beberapa kejadian tadi di kantin.
"Udah Al, ngga udah diliatin Dimas nya! Ntar suka loh" Seru Kelvin.
"Eh... Ngga gitu kak" Jawab Alana.
Dimas kaget pada saat itu hanya saja dia pandai menutupi perasaannya dan memutuskan untuk pergi dari sana. Meskipun sebelum benar meninggalkan kantin dia sempat berbalik untuk melihat Alana yang tampak sedih karena kepergiannya.
"Al, kamu ngga boleh suka sama aku lagi! Aku ngga mau nyakitin kamu kayak dulu, yang udah terjadi jangan sampai ke ulang" Seru Dimas berbicara pada dirinya.
Yah dia adalah Dimas. Pria yang dikenal dingin dan ngga banyak ngomong, ternyata menyimpan sebuah luka pahit yang ia tutupi dari semua orang.
"Harusnya kita ngga ketemu lagi! Kenapa takdir begitu jahat sama kita Al" Lanjut Dimas dengan meneteskan air mata yang andai dilihat orang lain pasti akan terkejut. Hal ini juga berlaku buat Aldo karena meskipun mereka bersahabat tetapi Dimas tidak terbuka seluruhnya, baginya yang privasi tidak perlu diketahui orang lain.
.
.
.
Akhirnya ospek hari pertama selesai juga mereka pun balik ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan segala keperluan yang harus mereka bawa dan yang terpenting ngga boleh telat.
"Sin, kita mampir dulu yuk makan sekalian belanja barang buat besok" Kata Alana ketika sedang di perjalanan pulang
"Ayo, gue juga udah laper sebenarnya. Kita ke mall yang searah rumah aja yah biar ngga muter jauh" Jawab Sinta
"Terserah lo aja deh" Lanjut Alana
Tibalah mereka di salah satu mall yang cukup besar di ibukota dengan membenarkan penampilan terlebih dahulu di dalam mobil. Maklum lah jam segini pasti banyak cowok-cowok keren siapa tau aja ada yang kecantol.
"Lo mau makan apa Al?" Tanya Sinta
"Gue lagi pengen makanan Jepang nih" Seru Alana sambil berfikir
"Gue juga kita ke restoran biasa aja, gimana" Tawar Sinta
"Yuk!" Jawab Alana lagi
Setelah tiba di restoran mereka memesan semua makanan yang ingin mereka makan dan tentu saja yang bayar adalah Alana, Kan dia udah janji tadi. Kemudian mereka memutuskan untuk pergi berbelanja keperluan untuk besok.
"Gimana udah semua kan?" Tanya Alana mengingar Sinta suka pelupa orangnya
"Bentar gue cek dlu" Katanya Sambil mengecek belanjaan mereka
"Udah nih, pulang yuk!" Tambahnya sambil menarik Alana untuk pulang
Tepat pukul 21.00 WIB
Akhirnya tibalah mereka di depan rumah Alana. Namun sedari tadi Sinta di buat bingung dengan sikap Alana yang diam dan tidak merespon dirinya hanya saja dia terlalu lelah untuk bertanya. Sinta pun kembali memanggil Alana untuk memberi tahu kalau mereka udah sampai. Tapi Alana tetap diam
"Alana!" Tegur Sinta yang membuyarkan lamunan Alana
"Eh, iya kenapa Sin" Jawab Alana terkejut
"Al, lo kenapa sih? Kita udah nyampe dari tadi" Tanya Sinta setengah kesal dengan sahabatnya ini
"Gue ngga papa Sin, Sorry yah. Gue duluan yah" Kata Alana kemudian berjalan masuk ke rumahnya
Setibanya di dalam kamar, dia membersihkan diri kemudian membaringkan dirinya di atas tempat tidur sambil menerawang pemandangan yang dia lihat tadi sewaktu akan pulang. Dan itu cukup membuat Alana bertanya-tanya. Bagaimana tidak tadi sewaktu akan pulang dia melihat Dimas berjalan masuk ke mall bersama Jesi.
Kalau di tanya Alana cemburu mungkin jawabannya iya. Karena sejak pertemuan pertama mereka Alana telah jatuh hati pada Dimas dan tak dapat di pungkiri Alana merasa telah kenal dekat dengannya.
"Ah, udahlah pusing gue mikirin si Dimas, Lagian itukan hak dia. Gue kan bukan siapa-siapanya tapi kok gue malah uring-uringan kyak gini" Kata Alana pada dirinya
"Tuk....Tuk....Tuk.... Alana kamu di dalam sayang" Seru Mita dari balik pintu itu
"Iya mah. Mama masuk aja, Alana ngga kunci kok" Jawab Alana
Tanpa menunggu waktu lama Mia pun masuk ke kamar putrinya untuk mengecek apakah Alana udah bener-bener di rumah atau tidak.
"Kamu pasti lelah kan seharian ini?" Tanya Mia
"Iya mah tadi pagi Alana mesti lari 10 putaran gara-gara telat. Papa pasti belum pulang kan mah" Jawab Alana dengan manja kepada mamanya
"Kasian putri mamah. Oh Iya Papa kamu tadi nelfon katanya bakal lembur. Kamu tidur gih sayang biar besok ngga telat!" Seru sang mama sambil membenarkan selimut anaknya
"Iya mah" Jawab Alana
"Good Night dear" Seru Mia sambil mencium kening putrinya, Kemudian berjalan meninggalkan kamar itu.
.
.
.
.
.
#Jangan lupa tinggalin Jejak😉😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Efin
bagus Thor ,,lanjutkan
2020-03-20
3