04.

HAPPY READING MAN-TEMAN 😊.

Reyyan memarkirkan motornya di garasi bengkel. Mereka turun dan menyapa para bawahan Asyifa.

"Sore Om, gimana hari ini ramai?" tanya Syifa pada salah satu bawahan nya.

"Ramai kayak biasa nya Non," jawab nya ramah.

"Oh ya Non ini siapa, pacar nya ya?" lanjutnya menunjuk Reyyan di samping Bos nya itu.

Asyifa melirik Reyyan. " Oh ini Reyyan Om, Om masih ingat kan?" jelas nya.

"Oalah den Reyyan toh, beda banget soal nya saya sampai pangling loh, sudah ganteng, tinggi, badan nya juga keren kayak model, nggak kayak dulu gendut banyak makan," puji nya namun meledek di akhir kalimat.

Asyifa menahan tawa nya yang ingin meledak.

"Muji, muji saja kali Om, tapi ya jangan di ledek juga," kesal Reyyan.

"Hehehe bercanda den, aden gendut gendut juga menggemaskan, lucu," ujar nya .

"Maaf Om nggak ada receh," ucap Reyyan menanggapi guyonan.

"Ya sudah kita masuk dulu ya Om?" pamit Syifa Om itu pun mengangguk.

Mereka masuk ke dalam ruangan.

"Ruangan yang masih sama. Cat sama letak rak nya juga sama," ucap Reyyan melihat ruangan Zidan yang sekarang sudah menjadi ruangan Syifa.

Asyifa yang sedang mengecek laporan menggenggam erat pulpen yang ada di tangan nya.

"Iya aku sengaja. Aku nggak mau sampai mengubah ruangan yang di design sama Ayah," ucap nya tanpa menoleh ke Reyyan tatapan nya menjadi sendu.

Reyyan melirik Asyifa dan berjalan mendekati nya memegang pundak Asyifa dan tersenyum. Asyifa menoleh dan tersenyum juga.

"Aku baik-baik saja kok," ucap nya menutupi kesedihannya.

Tak lama dering ponsel Asyifa mengalihkan pembicaraan mereka. Dia melihat siapa yang menelepon nya dan nama di layar ponsel nya itu membuat dia tersenyum.

"Hallo Bian?" sapa Asyifa setelah mendapat sapaan dari penelpon.

"Oh ok nanti Kakak main, sekarang Kakak lagi sibuk, kalau nggak kamu ke rumah saja, pasti Amier juga sudah pulang," ucap nya.

"Ok, nanti Kakak bawakan," final Asyifa dan menutup panggilan telepon nya.

"Bian ya?" tanya Reyyan, gadis itu mengangguk.

"Nanti pulang nya ke minimarket ada yang mau aku beli, Bian mau datang," kata Asyifa.

"Ok, saya siap mengantar tuan putri kemana pun!" ucap Reyyan memeragakan seperti pelayan membuat gadis itu berdecih.

💢💢💢💢

"Bundaaaaa..." panggil Bian dari depan gerbang.

Dia baru saja datang pulang dari les nya.

Annisa yang sedang menutup pintu mobil menoleh dan melihat Bian yang berlari ke arah nya. Dia tersenyum.

"Bian, kamu datang sama siapa?" tanya Annisa menengok ke belakang mencari seseorang yang mengantar Bian.

"Sama Ayah Bun tadi, sekarang Ayah mau ketemu klien. Ayah nitip salam sama Bunda," ujar nya dan Annisa mengangguk.

"Bunda baru pulang ya, Amier mana Bun?" tanya Bian mencari adik tiri nya itu.

"Mungkin di dalam, ayo masuk " ucap Annisa menggandeng tangan Bian.

Bian langsung masuk ke kamar Amier setelah mendapat izin dari Annisa.

"Amier... Amier.... Amier!" panggil Bian di kamar Amier namun tak menemukan nya.

"Amier kamu kemana sih, aku bawa banyak coklat nih tadi di bawain sama Ayah," ledek Bian. Dia tahu Amier sedang bersembunyi dan akan tergoda dengan yang namanya cokelat, dia sama seperti Asyifa yang sangat menyukai cokelat.

"Ya sudah kalau kamu nggak mau!"ujar nya dan duduk di sofa kamar Amier.

Dia membuka cokelat itu dan menikmati nya sendiri.

" Eemmm... Enak banget ini cokelat!" ledek Bian dengan memperagakan rasa nikmat cokelat yang sedang dia makan.

Sedangkan di lain tempat tepat nya di belakang lemari, Amier menelan ludah dengan susah. Rasa ingin dia menikmati cokelat itu seakan tidak tertahankan lagi dan pada akhirnya dia keluar.

"Oke aku menyerah!" seru Amier dengan mengangkat kedua tangan nya.

Bian menoleh ke belakang dan melihat Amier yang sedang berdiri dengan tatapan yang lapar. Bian tertawa pelan melihat kelakuan Amier. Dia menang. Nggak akan tahan Amier kalau sudah berurusan dengan cokelat.

"Ceh... Sok-sok an kamu nolak" ujar nya

meledek.

Bocah itu menyengir saja. "Habis nya menggoda sih," jawab nya santai sembari memakan cokelat membuat Bian mendecih.

Mereka menikmati cokelat itu bersama.

"Oh ya Mir, Kakak belum pulang ya, lama banget?" tanya Bian.

"Nggak tau, mungkin lagi jalan sama Kak Reyyan," jawabnya di sela-sela dia menikmati cokelat nya.

"Emang kak Reyyan udah pulang, kapan?" tanya nya lagi.

"Kemarin," jawabnya singkat.

" Kak Syifa sama Kak Reyyan pacaran ya?" tanya nya lagi

"Nggak tau!"jawab nya lagi.

"Ih kamu di tanyain nggak tahu terus!" kesal Bian.

"Lagian kamu nanya terus menganggu orang makan tau nggak!, nih aku balikin nggak jadi minta!" ujar Amier dan berlalu keluar kamar.

Bian tercengang melihat cokelat yang berada di atas meja hanya tinggal bungkus nya saja. Detik berikutnya dia tersadar dan beranjak dari duduknya untuk mengejar.

"Amiiieeeerrrr.... !!!" teriak Bian dan ikut keluar mengejar Amier.

Amier berlari menuruni tangga dengan tertawa keras. Dia pergi ke dapur hendak meminta bantuan pada sang Bunda.

"Bun, Bun sembunyikan aku Bun. Aku lagi di kejar sama Kak Bian!" pintanya memaksa.

Annisa mengerutkan dahi nya, ada-ada saja putra nya ini, selalu saja mengerjai orang. Usil sekali.

"Jangan bilang-bilang yah Bun" pinta Amier yang sudah bersembunyi di balik lemari piring.

Bian yang baru saja datang terlihat kesal.

"Bun! lihat Amier nggak Bun?" tanya nya dengan nafas yang memburu.

Annisa tersenyum dan melirik ke arah persembunyian Amier.

Bian akan mendatangi nya namun suara Asyifa mengurungkan niatnya.

Asyifa mengernyitkan dahi nya melihat aneh ekspresi Bian yang sedang menahan marah.

Asyifa melirik ke Bunda nya dan menaikkan dagunya bertanya tanpa suara. Annisa mengerti dan melirik ke belakang lemari tempat persembunyian sang putra.

Asyifa membulat kan bibirnya tanpa suara mengerti apa yang di maksud kan. Dia membisikkan pada Bian dan di angguki oleh nya dengan ekspresi wajah yang tak lagi kesal namun menyeringai.

"Bi, tadi Kakak di traktir es krim sama Kak Reyyan banyak banget loh?" ucap Asyifa sengaja mengeraskan suara nya.

"Beneran Kak, aku mau dong, wah pasti enak banget nih!" saut Bian mengikuti alur.

"Tapi Amier kemana ya Bi?, niat nya mau ngasih Amier tapi kayaknya Amier gak ada deh Bi, kita makan sendiri saja yuk," ajak Asyifa dan beranjak dari sana.

Annisa menahan tawa nya begitu pula Reyyan karena melihat Amier yang sedikit melihat dari balik lemari.

Beberapa langkah mereka pergi, suara Amier menghentikan langkah mereka. Dan Bian sudah siap dengan rasa kesal nya ingin menghakimi Amier.

Dia mendekati nya dan menggelitiki perut Amier. Tidak ada yang menolong nya meski Amier sudah berteriak minta tolong.

"Ayah... Tolong Amier!" teriak nya kemudian. Dia tidak sadar dengan apa yang di teriakannya. Namun sangat berpengaruh besar pada Syifa. Syifa menghentikan tawanya dan berlalu pergi dari sana.

Annisa yang melihat itu menghela nafas panjang.

Yuk kencengin vote nya like comment jangan lupa 😉.

Terpopuler

Comments

momy ida

momy ida

Ayahhhhh zidannnnnnnnnn😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2021-08-05

0

keysha Azzahra

keysha Azzahra

kalo urusan sma zidan kok aku selalu sedih ya,,pengorbanan seorang ayah sambung dan seorang suami sngat luar biasa,,akan ketulusan dan ksih syanh yg di erikam zidan..tp mlah pergi menghadap sang khaliq di saat kluarga ny membutuhkan perhatian dan kasih syng😭😭😭😭😉

2021-07-25

0

niam

niam

tiap part ada Zidan selalu mewek

2021-06-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!