Dibawah Naungan Cinta Allah
Zelina Malayka Mustofa,, iya itu adalah nama seorang gadis bermata sipit dengan kulit putih, berkacamata yang bertengger dihidung kecilnya, Zelina itu panggilannya, gadis yang memakai khimar panjang yang saat ini berusia 17 Tahun yang sebentar lagi akan menuntaskan masa-masa SMA nya disalah satu SMA Favorit di salah satu Kabupaten Kota di Sumatera Selatan.
Saat itu panas sangat menyengat saat Zelina keluar dari tempat bimbingan belajarnya, ya saat ini Zelina sedang mengikuti kelas bimbel untuk bisa masuk perguruan tinggi yang Zelina minati.
"Subhanallah panas banget Ya Allah,,," Ungkap Zelina saat keluar dari gedung bimbelnya yang mana saat itu jam sudah menujukkan pukul 12 siang, iya Zelina mengambil kelas bimbel pagi dari jam 10 sampai jam 12 siang.
Tiba-tiba ponsel Zelina berdering..
"Ya Assalamu'alaikum Dan" sapa Zelina kepada temannya Danu namanya. Danu adalah teman satu bimbel dan juga teman satu sekolahnya dan bahkan teman satu kelasnya di SMA.
"Zelin,, kamu dimana, aku udah keluar kelas ni, pulang bareng yuk, hari ini kita ada undangan dirumahnya Fatih kan, bareng yuk" cerocos Danu pada Zelin yang saat ini masih ada dilantai dua kelas bimbelnya.
Danu Multazam adalah laki-laki alim tapi gaul, tubuhnya tinggi, pintar dan juga tampan, walau asli Indonesia banget tapi wajahnya terlihat seperti blasteran. Danu adalah sahabat Zelina.
Sebenernya Zelina masih punya satu Sahabat laki-laki lainnya yaitu Muhammad Al-Fatih Hidayatullah. Mereka bertiga sering disebut Tiga Serangkai, Zelina disebut sebut sebagai Srikandi Tangguh oleh dua sahabatnya.
Karena satu organisasi pelajar maka mereka sering bersama walau tetap dengan batasan sebagai ikhwan dan akhwat.
"Zelina udah di halte bis depan gedung Dan, tapi maaf ya Dan sepertinya Zelin nggak bisa hadir, karena ada janji sama sepupu, titip salam aja ya Dan untuk Fatih". Jawab Zelina kepada Danu yg masih menuruni anak tangga.
"Ya Zel, gimana sih kan Fatih sahabat kita, lagi pula dia akan segera berangkat ke Bandung, masa kamu sahabatnya nggak dateng si Zel, kita nggak tahu kapan bisa ketemu dan kumpul lagi, ayolah kita kesana, apa kamu nggak merasa nggak enak kalau nggak dateng". Bujuk Danu pada Zelina.
Danu nampak celingak-celinguk melihat ke Halte Bis depan gedung mencari Zelina.
"Dan,,, Maaf Zelin benar-benar nggak bisa berangkat, titip salam aja ya untuk Fatih". ucap Zelina yang sedari tadi merijek panggilan masuk diponselnya.
Di lain tempat ada seorang laki-laki tinggi sekitar 170 cm yang ketika tersenyum senyumnya terlihat sangat manis dan siapapun yang melihatnya rasa ingin memilikinya.
Ya laki-laki manis itu adalah Fatih, yang saat itu sedang menggenggam handphone nya sedang menghubungi Zelina.
"Zel, kamu dimana sih, kenapa telpon ku nggak diangkat, apa kamu lupa hari ini acara syukuran dirumah untuk keberangkatanku ke Bandung, Zel,, angkat telpon nya jangan buat aku cemas, aku sangat mengharapkan kehadiranmu,,, Ya Allah ampuni aku jika memiliki rasa ini, ampuni aku atas dosa ini" ucap Fatih dalam hatinya sambil tetap mencoba memghubungi nomor ponsel Zelina.
Flashback On
Ya Fatih adalah laki-laki yang sangat cerdas, sejak SD sampai SMA dia selalu menjadi Juara umum disekolahnya, Fatih pun laki-laki yang sangat Alim, banyak gadis disekolahnya yang mengidolakannya, tapi ia tak bergeming, dia sangat takut Kepada Allah, disaat yang lain anak laki-laki seusianya sibuk pacaran, Fatih hanya sibuk belajar, berorganisasi dan beribadah.
Fatih memang mau berbaur dengan teman-tmeannya baik laki-laki dan perempuan tapi dia tahu batasannya sebagai seorang muslim, sebagai seorang ikhwan. Namun, ia bisa saja berbuat konyol dan tertawa lepas saat bersama dua sahabatnya, Danu dan Zelina.
Zelina yang menjadi sahabatnya itu kini sedang memenuhi hatinya, entah sejak kapan Zelina selalu menjadi bayang-bayangnya, entah sejak kapan dia merasakan ada sesuatu yang terasa ngilu dihatinya ketika melihat Zelina tersenyum pada laki-laki lain, entah sejak kapan ia merasakan ingin memiliki Zelina.
Namun yang pasti, sejak satu tahun yang lalu dia merasa sedikit frustasi dengan terombang ambingnya perasaanya yang membuat dia merasa berdosa memiliki rasa ini, sejak duduk di kelas tiga SMA, Fatih selalu merasa ingin selalu melihat Zelina, ingin bertemu Zelina, karena selama ini walau mereka bersahabat tapi intensitas mereka untuk bertemu jarang, hanya pada saat ada kegiatan organisasi mereka, maka mreka akan sering berinterkasi, namun tetap dengan batasan hijab sebagai seorang ikhwan dan akhwat.
Entah mengapa Fatih ingin bisa ngobrol panjang dengan Zelina bahkan bertukar pendapat. Fatih mengira mungkin rasa itu tumbuh sepertinya mulai saat pemilihan peserta lomba cerdas cermat disekolahnya yang mana peserta yang menang akan dikirim ikut tingkat nasioanal. saat itu Zelina dan Danu yang satu kelas menjadi lawan lomba debat Fatih dan juga Muthia.
Fatih sangat kagum dengan sosok Zelina yang begitu antusias dan gigih saat lomba debat tentang perekonomian negeri ini, Fatih tahu Zelina memang selalu seperti itu, mereka sudah berteman bahkan bersahabat sejak duduk di kelas satu SMA sejak bergabung di organisasi pelajar, namun tidak pernah satu kelas, berbeda dengan Danu yang sejak kelas satu sampai kelas tiga selalu satu kelas dengan Zelina.
"Zelina, kamu keren banget tadi" ucap Fatih dengan mengacungkan dua jempolnya pada Zelin. Iya mungkin saat itulah benih-benih cinta tumbuh dihati Fatih untuk Zelina.
Sejak saat itu Fatih selalu gundah, sering kali Fatih menelpon kerumahnya Zelina hanya untuk sekedar menanyakan apa yang sedang Zelina kerjakan, apakah butuh bantuannya.
Sampai akhirnya saat pembagian rapot semester pertama dikelas tiga, Fatih yang selama ini selalu menjadi sang nomer satu disekolah sejak SD, malah tersingkirkan oleh Danu, ya kali ini Danu lah yang menjadi sang juara umum disekolahnya.
Disatu sisi Zelina merasa sedih tapi juga senang, Zelina sedih mengapa sang sahabat yang jenius itu malah nilainya turun drastis, namun dilain sisi Zelina senang karena sahabat satunya lagi menjadi juara umum dan artinya kelas mereka menjadi kelas terbaik dengan nilai tertinggi.
"Selamat ya Danu ganteng akhirnya bisa jadi si nomer satu" celoteh Zelina pada Danu sambil mengacungkan dua jempolnya.
"Makasih Zelinku, karena kamu semangatku" ucap Danu sambil tertawa puas melihat wajah Zelina yang kesal dengan mata sipitnya yang melotot pada Danu, ya Zelina kesal karena ucapan Danu yang menyebutkannya Zelinku.
"iissshh namaku Zelina bukan Zelinku, sana naik podium" ucap Zelina kesal namun tetap tersenyum pada Danu, dan Danu pun makin tertawa sambil menepuk dadanya saking gelinya melihat ekspresi Zelina.
Setelah Danu berlalu, Zelina melihat kearah barisan kelas sebelahnya, ya kelas dimana berdiri Fatih disana, Zelina menatap diam dari jauh pada sahabatnya itu.
"Fatih, ada apa denganmu, mengapa nilaimu turun jauh, ada masalahkah kamu" Bathin Zelina bertanya melihat sahabatnya itu tertunduk sedih dibarisannya.
Flashback Off
Kembali pada percakapan Zelina dan Danu yang ternyata mata Danu menagkap sosok sahabat bermata sipitnya itu sedang duduk menunggu bis dihalte bis.
"Zel, ku tutup telpon nya ya, aku kesana, kehalte, tunggu disitu". Ucap Danu sambil melambai-lambaikan tangannya pada Zelina yang ada di halte Bis diseberang jalan.
"Zel, kok nunggu dihalte sini sih, kan kalau mau pulang kita harusnya naik dari halte itu" Danu Menunjuk Halte seberang jalan yang berada tepat didepan gedung bimbel mereka.
"Danu, tadikan Zelina udah bilang, Zelina belum pulang Zelin mesti kerumah sepupu dulu, udah janji". cerocos Zelina pada Danu tanpa melihat wajah Danu.
"Zel, apa nggak bisa janji mu di cancel atau di undur atau apalah ya, janji apa sih ?, bisa nggak, aku telpon deh sepupu kamu minta dibatalkan dulu janjinya. Kita kerumah Fatih dulu, nggak enak Zel,, kita kan.... " tiba tiba Danu berhenti bicara saat dering handphone Zelina berbunyi.
"Zel, kok nggak dijawab, itu Fatih kan yang nelpon" tanya Danu saat tidak sengaja melihat nama Fatih di layar ponsel Zelina.
Zelina hanya diam dan segera mematikan handphone nya.
"Zelin, kamu kenapa, kok nggak diangkat dan sekarang malah di matikan Hp mu, ada apa ????" selidik Danu.
"owhh Hp ku habis batre, ya habis batre" jawab Zelina asal.
" Zelin,, heei Zelin lihat sini jangan buang muka begitu" pinta Danu pada Zelina yang sedari tadi memalingkan wajahnya.
" Zelin, ada apa ini, kenapa, mengapa kamu terlihat seperti sedang menghindar..?, ya kamu terkesan menghindari Fatih, bahkan mengabaikanku disini" lagi lagi selidik Danu.
"Zelina nggak apa-apa Danu, Zelina bukan mengabaikan, tapi Zelin lagi liat-liat nanti ada bis lewat".
"Hei,,, Zelin bermata empat,, jangan bohong, bohongmu dan pembelaanmu benar benar ketahuan, mana ada bis lewat dari arah kanan tapi kamu tengoknya sebelah kiri, ayoo cerita ada apa, kamu kenapa ?" tanya Danu dengan nada suara yang lembut.
"Danuuu, Zelin nggak apa-apa, jangan dekat dekat bukan muhrim" ucap Zelina agak meninggi.
" Ya Allah Zelin,,,, siapa yang dekat-dekat,, aku paham hal itu Zelin, jarak kita ini aku rasa lebih dari satu meter deh" tegas Danu yang makin sebal melihat tingkah sahabatnya yang belum pernah ia melihat Zelin seperti itu.
"nggak boleh dua-dua an, harom,, sudah sana pulang gih kamu Dan" ucap Zelin tanpa menoleh.
"Subahanallah, eeii anak gadis, ada apa denganmu, jutek banget,, mana ada kita dua-duaan Srikandiiiiiiiii,, apa minus mata mu nambah besar ya sampai sampai banyak orang lain yang ada disekitar kita kamu nggak lihat,, apa pesonaku yang keren ini yang membuatmu jadi hanya melihat ada aku dan kamu" cerocos Danu yang sudah benar-benar kesal pada tingkah Zelina.
"Danu,,, sebaiknya kamu segera berangkat dan kerumah Fatih, dia pasti menunggu sahabat baiknya,, dia pasti sedih karena kita belum datang" pinta Zelina yang kini menolehkan pandangannya pada Danu namun tetap menunduk.
"iya ayoo makanya kita berangkat, ayooo" ajak Danu yang sudah beranjak dari duduknya.
"Dan,, kamu berangkat sendiri ya, Zelina tidak bisa ikut, mohon pengertianmu, Zelina rasa, Fatih pun akan mengerti, tadi Zelin juga sudah kirim pesan ke Fatih tidak bisa datang" ucap Zelina yang terlihat seperti sedang menahan tangis.
"Zelin,, katakan padaku, ada apa, ini benar benar jelas sepertinya kamu menghindari Fatih, jangan berbohong lagi, apa karena Fatih mengungkapkan isi hatinya padamu, lalu kamu menghindarinya, dia tidak salah Zelin, dia manusia biasa yang punya rasa itu, Allah yang memberikan rasa itu, mungkin memang belum waktunya bagi kita untuk punya rasa ini karena rasa ini cenderung akan membawa mudhorat dan dosa jika tidak tepat, tapi Zelin dia tidak menuntutmu untuk pacarankan, dia hanya mengungkapkan apa yang ia rasakan agar tidak menjadi beban hatinya." Ucap Danu tegas.
"Dia hanya ingin kamu tahu tanpa meminta dibalas atau lebih, dia tetap sahabatmu seperti biasanya, dia hanya.... " tiba-tiba Danu terhenti ketika melihat airmata jatuh dari balik kacamata sahabatnya itu.
"Zelin, Zelina, maafkan aku, Zelin maaf" pinta Danu pada Zelina.
"Danu, maafkan aku, sekarang brangkatlah kerumah Fatih, butuh waktu dua jam perjalan" tanpa bisa dibendung lagi airmata itupun turun deras membasahi pipi dan jilbab berwarna hijau lumut itu.
"Zelin,,, mengapa kamu menghindarinya, ada apa,,?, dulu saat aku pun pernah mengungkapkan rasa hati ini kepadamu, kamu tidak seperti ini, walau awalnya beberapa hari kamu memang sedikit bicara ketus padaku tapi kami tidak menghindariku, dan setelah itu kita bisa kembali berteman seperti biasanya bahkan sampai sekarang ini" Ucap Danu.
Zelina masih terdiam.
"Walau kamu tahu rasa ini masih belum berubah tapi kita masih bisa berteman baik. Lalu mengapa kamu bersikap begini Zel pada Fatih?, ada apa Zel, apakah kamu juga menyukai Fatih ??, kamu menghindarinya bukan karena benci tapi kamupun memiliki harapan yang sama ??!!" tanya Danu dengan suara nya yang sendu dan menyelidik.
"Dan,,,, bis ku sudah datang, Zelina berangkat duluan ya menjemput sepupuku, hari ini kami sudah janjian, kedua sepupuku ingin ikut Zelin mudik pulang kerumah, sekalian Zelina mau ambil baju-baju Zelin juga dirumah Tante." Jelas Zelina dengan suara pelan.
"Kamu pulang duluan ya Dan, insyaa Allah kalau sampai rumah sebelum mahgrib, Zelin akan sempatkan untuk datang kerumah Fatih, acaranyakan sampai malam, Zelin akan usahakan." ucap Zelina dengan kata-kata yang lembut sembari menghapus airmatanya.
"Baiklah jika memang begitu, aku akan ikut menunggumu dirumah Fatih, aku tunggu sampai kamu datang, ikhlaskan hatimu, agar tidak meninggalkan sesal dan sesak nantinya. Ingatlah hari ini hari terakhir kita bertemu Fatih karena besok dia sudah harus berangkat dan entah kapan lagi kita bisa bertemu". ucap Danu mengingatkan Zelina.
Zelina, Danu dan Fatih bersekolah disekolah Favorit disalah satu SMA di Kabupaten Kota tetangga kota Palembang, butuh waktu dua jam dari kota Palembang untuk menuju ke daerah mereka.
Saat ini Danu dan Zelina mengikuti Bimbingan Belajar di tempat yang sama di salah satu Bimbel ternama di Kota Palembang. Selama masa menunggu Kelulusan dan Ijazah, mereka tidak bersekolah aktif jadi Zelina memutuskan untuk tinggal dirumah Tante nya di Kota Palembang agar tidak capek nantinya bolak balik dari rumahnya ke bimbel yang membutuhkan waktu dua jam perjalanan. sedangakn Danu juga tinggal dirumah kerabatnya.
#tbc...
...Assalamu'alaikum readers, dukung arya author ya dengan like, vote, komen dan favoritkan karya ini, agar readers tidak ketinggalan kisahnya....
Visual Zelina
Visual Fatih
Visual Danu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
susi 2020
🤩🤩🥰🥰
2023-05-31
0
susi 2020
🤩🤩😘🥰
2023-05-31
0
IG: Saya_Muchu
Semangat thor, sudah ku favorit ha thor, mari kita saling supprt, salam dari save yalisa
2021-11-26
3