Zelina Fov
Bus terus melaju, walaupun bayak kendaraan yang berlalu lalang tapi untungnya macetpun sudah berlalu.
"Astaghfirullah" Zelina terkaget saat kepalanya lagi-lagi terbentur ke samping membentur dinding Bus. Zelina agak mengatuk ternyata.
"Ini, pakai ini saja sebagai bantalan agar tidak sakit kepalanya" lelaki yang bernama Syaamil itu mencoba memberikan jaketnya pada Zelina.
"Owwhh, terimakasih Kak tidak usah, saya tidak apa-apa" sekali lagi Zelina melihat ke arah laki-laki itu dan lagi-lagi ada desiran dalam hatinya.
"Masyaa Allah senyumnya, tatapan nya pun sendu Ya Allah. Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullahaladzim" ucap Zelina dalam hati.
Karena kekagumannya pada laki-laki disampingnya, secepat kilat Zelina pun langsung menunduk.
"Nggak papa Dek pakai aja dari pada nanti kepala Adek terbentur lagi, jaketku wangi kok" tawar Syaamil sambil mencium jaketnya.
"Baik, terimakasih Kak" Zelina pun akhirnya mengambil jaket itu dan kembali merebahkan kepalanya kesamping jendela dan mencoba menutup matanya.
Namun, sebelum Zelina menutup mata, Zelina sempat melirik kesebelahnya. Zelina penasaran karena sedari tadi laki-laki itu seperti sedang membaca, tetap diam dengan sesuatu yang dupegangnya.
Laki-laki itupun seperti menjaga jarak pada Zelina. Hal itu terlihat karena laki-laki itu duduk hanya sedikit dikursinya dan masih ada jarak antara mereka. Diantara mereka pun ada tas ransel laki-laki itu sebagai pembatas mereka.
Zelina semakin kagum, kadang banyak laki-laki yang mengambil kesempatan untuk bedesak-desakkan duduknya, bahkan kadang-kadang didalam Bus ada laki-laki jahil yang sengaja mendominasi tempat duduk agar menempel pada sang perempuan disebelahnya, atau bahkan kadang-kadang ada yang sengaja tertidur bersandar dibahu sang wanita.
Zelina pernah mengalami hal itu dan itu benar-benar membuatnya tidak nyaman. Tapi laki-laki ini sepertinya pendiam dan tahu batasan, Zelina mengira mungkin karena Zelina seorang wanita berhijab lebar dan laki-laki itu menghormatinya.
Daaaaannn, Zelina semakin kagum ternyata setelah melirik diam-diam, Zelina melihat laki-laki itu ternyata sedang membaca Al-Qur'an
"Masyaa Allah, sepertinya dia benar-benar laki-laki sholeh ya, pantas saja sikapnya seperti itu. Pendiam, menjaga jarak dan ternyata sejak naik Bus tadi tak henti-hentinya ia membaca Al-Qur'an." Ucap kagum Zelina dalam hati.
"*Ya Allah semoga kelak jika Engkau memberiku jodoh, Zelina ingin lelaki seperti yang disebelah Zelina Ya Allah, Zelina ingin jodoh seperti dia." Doa dsri kubuk hati Zelina.
"Astagfirullahaladzim, kok Zelina sampai mikir kesana Ya Allah, ampuni hamba Ya Allah*" ucap bathin Zelina lalu menutup mata dan mulutnya sambil geleng-gelengkan kepala.
Dalam diamnya Zelina memegang dadanya yang sedari tadi terus menerus berdegub kencang membuat aliran darahnya mengalir deras dan terasa ada sengatan dihatinya.
Dalam perjalanan tak ada obrolan antara Zelina dan Syaamiil, mereka diam dan asyik dengan kegiatan masing-masing. Syaamil tetap terus membaca Mushaf nya dan Zelina sudah mulai tertidur sejak dia tak kuat menahan degupan jantungnya.
Tak terasa sudah hampir sampai tujuan Zelina. Rumah Zelina tepat dipinggir jalan lintas Sumatera, jadi ketika turun dari Bus, Zelina bisa langsung melihat rumah megah dan nampak mewah berlantai 2 dengan pagar putih setinggi 3 meter diseberang jalan.
Sebenarnya Zelina bisa saja dijemput oleh supir Ayahnya tapi Zelina lebih memilih naik Bus, Zelina tidak ingin merepotkan orang lain termasuk Ayah, supir atau siapapun itu selagi ia bisa sendiri, Zelina selalu menjadi anak yang mandiri.
Zelina pun sudah terbangun dari tidurnya, Zelina melihat kejalanan mengira-ngira sudah sampai dimana. Ternyata tinggal melewati satu desa lagi mereka akan sampai, Zelinapun bersiap siap.
"Bang turun depan ya" ucap Zelina sambil mengetuk-ngetuk koin pada kaca Bus.
"Maaf Kak, Zelina turun disini" ucap Zelina pada laki-laki yang ia kira namanya mungkin M.Syaamil Furqon sesuai nama di name tag nya.
"Owhh iya, sudah sampai ya? Alhamdulillah" ucap Syaamil sambil berdiri dan menatap keluar.
"Oiya ini jaketnya Kak, maaf Zelina merepotkan, maaf juga jika sudah mengotori jaketnya dan sekali lagi maaf tidak bisa membersihkannya" ucap Zelina yang kali ini menatap pada laki-laki dihadapannya.
Zelina sedikit mendongak keatas karena perbedaan tinggi tubuh mereka. Netra merekapun bertemu, sejurus kemudian mereka menundukkan pandangannya.
"Masyaa Allah sungguh indah ciptaan Mu Ya Allah" bathin Zelina.
Jantung Zelina terus berdegup kencang sama seperti diawal saat pertama kali ia melihat laki-laki itu.
"Ya Allah mengapa hatiku terasa sedih dengan perpisahan ini, semoga kelak kami dipertemukan lagi dengan cara indah-Mu Ya Allah, inikah yang disebut cinta pada pandangan pertama" selintas terucap tanya dan do'a Zelina.
"Tidak apa-apa Dek" laki-laki itu melemparkan senyum manisnya dan kemudian kembali mengalihkan pandangannya.
Zelinapun membangunkan Kak Indak dan Naya yang masih tertidur, mungkin karena kelelahan dalam perjalanan.
"Kak Indah, Naya, udah sampai, ayo turun". ajak Zelina.
"Masyaa Allah, udah sampe ya dek, Alhamdulillah" ucap Kak Indah.
"Alhamdulillah" ucap Naya sambil meregangkan tangan dan pinggangnya.
Akhirnya Bus pun berlalu, meraka bertiga adalah penumpang pertama yang turun dari Bus tersebut.
Sesampainya didepan gerbang rumahnya, Zelina memencet bel yang menempel di dinding pagar, gerbang pagar pun dibuka oleh satpam.
"Assalamu'alaikum Pak Beni" sapa Zelina dan melemparkan senyum manis nya.
"Wa'alaikumussalam mbak Zelina, masuk Mbak. Eehh ada Mbak Indah dan Mbak Naya juga ternyata" salam pak Beni.
"Assalamu'alaikum Pak Beni" kompak ucap salam Kak Indah dan Naya.
Zelina, Kak Indah dan Naya pun masuk kedalam rumah.
"Assalamu'alaikum Ibu" salam Zelina ketika melihat Ibunya sedang duduk di ruang keluarga sambil membaca Al-Qur'an.
Zelina langsung mengambil tangan ibunya dan menciumnya bolak balik.
"Wa'alaikumussalam sayang, udah sampai nak," tanya Bu Khadijah sambil memeluk dan mencium kening Zelina setelah Zelina mencium tangannya.
"Alhamdulillah Bu, tadi agak sedikit macet jadi kita sampainya kesorean, maaf ya Bu". ucap Zelina sambil memeluk Ibunya.
"Assalamu'alaikum Bunda" kompak Kak Indah dan Naya yang kemudian secara bergantian mencium telapak tangan Bu Khadijah.
"Wa'alaikumussalam, owwhhh anak-anak Bunda, sini peluk-peluk, lama nggak ketemu, kangen sama kalian". ucap Bu Khadijah.
"Bu, kami kekamar dulu ya Bu, mau mandi, belum sholat ashar, mana udah sore banget ini, apalagi ada nona Naya kalo mandi kayak ratu lama banget, ritualnya juga banyak dan ribet, bisa-bisa keburu maghrib kalo nungguin dia mandi duluan," pinta Zelina sambil terkekeh menjahili Naya.
"Beeehhh anak Bunda ini bener-nener deh Bun dari tadi syukaaaaa banget ngeledekin Naya" cubit Naya pada pipi Zelina karena gemas.
"Yasudah, ayooo buruan mandi sana. Oiya Zelin sayang, tadi Fatih nelpon lagi, nanya Zelina udah pulang belum, khawatir banget kayaknya Fatih sama kamu ya. Ibu jawab saja belum sampai, terus tadi Fatih juga tanya apa kamu akan datang malam ini" cerita Bu Khadijah pada Zelina.
Tetiba Zelina kembali teringat, iya hari ini perpisahannya Fatih, dia sempat melupakannya karena sedikit lelah dan lupa karena kekagumannya pada laki-laki yang meminjaminya jaket tadi.
Masih terasa wangi jaket itu di penciuman Zelina dan sepertinya wangi itupun menempel di khimarnya Zelina
"Ya Allah kenapa jadi ingat Kakak itu, aduuh bahkan jantungku deg deg kan banget hanya sedikit mengenangnya, astaghfirullahaladzim" bathin Zelina.
"Wooooyyyy Zelinaaaa, kok bengong" tepuk Naya didepan wajah Zelina.
"Oh iya-iya, karena pulang sore jadi kayaknya nggak sempat kesana Bu, udah mandi dan sholat ashar juga nggak sempet pergi karena bentar lagi juga maghriban. Jadi, sepertinya nggak sempet kesana deh Bu" cerocos Zelina yang gugup menjawab pertanyaan Ibunya.
"Berangkat nanti malam saja nak, sama Ayah dan Ibu, nggak enak loh kalo nggak datang. Fatihkan Sahabatmu, apalagi tadi Fatih sampai dua kali loh nelpon menanyakan apakah kamu akan datang, sepertinya Fatih berharap kamu datang nak" lanjut Bu Khadijah.
"Ayah sama ibu saja yang berangkat ya, Zelina rasanya capek banget Bu, apa lagi dirumahkan ada Kak Indah dan Naya, masak ditinggal Bu" alasan Zelina untuk tak ikut pergi.
"Dek kenapa ya kok dari tadi siang sepertinya kamu sangat tidak ingin pergi ketempatnya Fatih ?" tanya kak Indah yang sedikit penasaran.
"Iya Bunda, tadi tu ya Bund, pulang les Zelina tu kayak abis nangis Bund, mata nya merah dan bengkak, terus bilang kita pulangnya besok aja ya" adu Naya pada Bunda.
"Loooh kok begitu nak" Ibu sedikit bingung.
"tukang ngaduuuuuuu,,, udah dibilang mata Zelina kelilipan kena debu karena duduk pinggir jendela Bus. Nggak ada itu bund, ni lihat mata Zelin, baik-baik aja kan?" Zelina membuka kacamatanya untuk meyakinkan ibu nya bahwa ucapan Naya tidak benar.
"Udah aah ngobrolnya keburu asharnya abis, pinggang capek juga ni pengen rebahan, ngamar dulu ya Bund" tiba-tiba kak Indah berucap dan menarik tali tas punggung Zelina dan Naya.
"Aw aw aw,, iya kak Indah, lepasin dong kita buka domba ditarik-tarik" ucap Naya.
Bu Khadijah pun hanya tertawa melihat kelakuan 3 anak gadis kesayangannya itu tertawa bersama dan berlalu dari pandangannya.
Maghrib pun tiba, Ayah yang baru juga sampai setelah mandi Ayah langsung bersiap untuk mengimami sholat maghrib mereka.
Kali ini Ayah sholat maghrib dirumah bersama mereka, biasa nya Ayah sholat di Masjid dekat rumah namun karena tadi pulang sudah mendekati maghrib dan juga karena akan berangkat kerumahnya Fatih, maka ayah Sholat maghrib dirumah bersama keluarga.
Ba'dah Sholat maghrib, Ayah dan Ibu sudah bersiap untuk berangkat
"Zelina mana Ndah", tanya Bunda pada Kak Indah yang baru saja keluar dari kamar Zelina.
"Dikamar Bund, lagi rebahan dikasur kayaknya" jawab kak indah.
"Looohh ini anak kok belum siap-siap" celoteh Bu Khadijah sambil membuka pintu kamar Zelina.
"Sayang, Zelina, nak, ayooo berangkat, nggak enak nanti datang kalau acara yasinannya sudah dimulai" ajak Ibu yang berdiri didepan pintu.
"Bu, Zelina capek banget, Zelina nggak ikut ya" rengek Zelina.
"Ya Allah nak, kamu ini loh kenapa ya, tumben-tumbennya males, biasanya kalu ada kegiatan sama Fatih dan Danu kamu selalu semangat, bahkan sampai perjalanan jauh pakai jalan kaki aja kamu semangat, ayo ayo ayo, ayah sudah nungguin itu, cepetan". titah Ibu.
"Ya Allah bagaimana ini, rasanya Zelina belum siap, Zelina takut, Zelina harus bagaimana ketika bertemu Fatih" lirih bathin Zelina.
Zelinapun beranjak dari tempat tidur dan menuju wardrobe nya untuk ganti baju.
Kak Indah dan Naya yang melihat Zelina tampak bingung. Ada apa sebenarnya dengan Zelina.
"Zel,,, kakak boleh tanya, kenapa sepertinya kamu ingin menghindar dari Fatih Dek ?" Kak indah memegang bahu Zelina dari belakang yang sedang merapikan hijabnya didepan cermin.
Naya hanya diam menjadi penonton sambil
terus memasukkan keripik singkong pedas
kedalam mulutnya dan memasang telinga siap untuk mendengarkan jawaban apa yang akan dilontarkan Zelina.
Zelina yang sedari pagi menahan tangis, akhirnya berbalik memeluk Kak Indan dan menangis dipelukan Kak Indah.
"cup-cup, jangan nangis dek, ayo cerita ada apa" bujuk Kak Indah.
"Zelina takut kak, hiks hiks hiks" ucap Zelina sambil terisak.
"Ya Allah, istighfar dek, Zelin takut apa Dek ? tanya Kak Indah sambil mengelus punggung Zelina.
"Fatih,,, hiks hiks hiks,,," jawab Zelina.
"Fatih kenapa, kenapa takut dengan Fatih,, apa kamu takut kehilangan Fatih karena dia akan pergi jauh" tebak Kak Indah.
Naya yang sedari tadi hanya menonton dan mendengar semakin cepat memasukkan keripik singkong pedas kedalam mulutnya, seolah dia penasaran kelanjutan dari movie yang ditontonnya.
"Hiks hiks hiks" isak Zelina sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
"Lalu,,,,???" pancing kak Indah.
"Zelina sedih kak, Fatih yang Zelina kagumi kini terasa begitu berbeda dengan Fatih yang dulu, Fatih yang dulu pendiam dan mampu menjaga hati dan pandangannya, kini berubah menjadi seolah olah sangat menggebu-gebu sejak mengungkapkan perasaannya pada Zelina. Bahkan brusan Zelina hidupkan handphone, penuh dengan pesan dari Fatih yang isinya membuat makin pilu hati Zelina Kak" curhat Zelina yang masih menangis.
"Lalu, apa yang kamu takutkan Dek ?" lagi-lagi Kak Indah memancing jawaban Zelina.
"Zelina takut karena perasaan Fatih pada Zelina akan menjadi perusak hatinya Fatih kak, Zelina takut dengan hadirnya Zelina akan membuat Fatih lagi-lagi mengalami terombang ambing hatinya Kak" Ungkap Zelina.
"Zelina nggak mau Fatih yang Zelina kagumi dengan prinsip diam dan pandai menjaga hati serta pandangannya menjadi Fatih yang mengalami kemunduran ibadah dan belajarnya dengan hadirnya Zelin Kak" Cerita Zelina dalam isaknya pada kak Indah.
"Zelin mungkin memang kecewa besar dengan perubahan sikap Fatih dan belum bisa menerima pengakuannya, namun setelah Zelin pikir-pikir lagi, sepertinya Zelin kecewa dengan diri Zelin Kak, karena Zelina Fatih sempat mengalami kemunduran dalam beribadah." lanjut curhat Zelina.
"Ternyata karena perasaannya pada Zelin yang membuat Fatih anjlok nilai belajarnya, hilang konsentrasi belajarnya, dan karena Zelina pula Fatih merasa tidak nyaman dengan keadaannya." Ungkap Zelina.
"Zelina tidak ingin Fatih sahabat Zelina terjerumus ke perasaan yang tak halal ini Kak, perasaan yang belum bisa terkontrol dan mengakibatkan Fatih seperti berubah bukan seperti Fatih yang dulu" Zelina masih terus menangis.
"Zelina ingin Fatih tetap konsisten dengan prinsipnya Kak, Fatih yang teduh, pandai menjaga hati dan pandangannya serta tidak menggebu-gebu menuruti perasaannya" curhat panjang Zelina pada Kak Indah.
Kini perasaan terpendam yang Zelina tahan sudah ia ungkapkan semua, berharap bisa lega dan mendapat saran yang baik dari Kak Indah.
"Zelina sayang,,, apakah kamu memiliki rasa yang sama pada Fatih?" tanya Kak Indah.
"Zelina kagum pada Fatih Kak, tak lebih dari itu" jawab Zelina.
"Apa kamu menyukainya atau kamu membencinya saat ini?" selidik Kak Indah.
"Zelina memang menyukai Fatih kak, tapi tidak lebih, Zelina senang karena diantara ratusan perempuan yang ada di sekolah, mungkin hanya Zelina satu-satunya perempuan yang cukup dekat dengan Fatih, banyak anak perempuan yang mengharapkan Fatih, tapi Fatih tetaplah Fatih, ia menjauhkan dirinya dari hal-hal yang mungkin bisa merusak hatinya." jawab Zelina.
"Zelina kira suatu saat nanti, jika ada wanita yang menjadi pilihan Fatih kelak menjadi pasangannya akan sangat bahagia jika mendapat pasangan seperti Fatih namun ternyata kini ketika Fatih mengungkapkan perasaannya pada Zelina, justru Zelina kecewa pada Fatih." Zelina mengungkapkan isi hatinya.
"Kak, bukan debaran ataupun bahagia yang Zelina rasakan, tapi rasanya Zelina tak ingin bertemu dengannya lagi, sejujurnya Zelina tak ada niat membencinya kak, yang Zelina rasa saat ini hanyalah tak nyaman dan tak ingin Fatih lagi-lagi jatuh dengan perasaan cinta yang membuatnya Futur kak". jelas Zelina.
"Kakak paham sekarang, Kakak tahu kamu begitu peduli dan menyayanginya hanya sebatas teman. Sekarang berangkatlah temui Fatih, katakan yang sebenarnya pada Fatih alasanmu yang terkesan menghindarinya. " Saran Kak Indah.
"Sebagai sahabat, jika kamu tahu dia salah dan khilaf maka luruskan, tegur dan berikan saran ataupun nasehat, bukan lari dan menghindari. Besok dia akan meninggalkan kota ini Dek, jangan buat masalah hati kalian menjadi lebih rumit, selesaikan agar tidak meninggalkan sesal dan sesak." nasehat Kak Indah.
Tiba-tiba pintu kamar dibuka,, "Zelin sudah siap, ayo Nak?" tanya Ibu.
"Ini lagi Indah rapikan kerudungnya Bund," jawab Kak indah yang mengahapus air mata Zelina dan menepuk-nepuk wajah Zelina dengan spone bedak khusus remaja agar wajah Zelina terlihat segar lagi.
"Bismillah ya Dek, ikhlaskan yang sudah terjadi, Lillahita'ala. Segera berangkat Ayah sama Bunda sudah menunggu" titah kak Indah.
Pada akhirnya Zelina dengan gamis berwarna Putih dipadu dengan Khimar berwarna baby pink pun berangkat menuju kediaman Fatih.
Note :
Futur yaitu rasa malas, enggan, dan lamban dalam melakukan sesuatu, yang mana sebelumnya seseorang rajin dan bersemangat melakukannya. Futur adalah penyakit yang sering menyerang sebagian ahli ibadah, para da'i, dan penuntut ilmu. Sebab-sebab penyakit futur seperti hilangnya keikhlasan, lemahnya ilmu Syar'i, kecintaan hati yang besar kepada dunia dan banyak yang melupakan akhirat serta banyak sebab lainnya.
#Tbc...
...Dukung terus karya author ya dengan like, vote, komen dan tentunya masukkan karya ini kedalam daftar novel fovoritmu agar author semakin semangat updatenya dan readers tidak ketinggalan ceritanya. 💖 U all readers....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰🥰🥰🥰
2023-06-01
1
susi 2020
😍😍😍🙄🥰
2023-06-01
0
White Rose
aku mampir bawa like buat setiap bab, ini novel fav ku. salam dari Cinta buat kanaya
2021-10-14
1