Getaran dan Do'a

Zelina Fov

Bus terus melaju, walaupun bayak kendaraan yang berlalu lalang tapi untungnya macetpun sudah berlalu.

"Astaghfirullah" Zelina terkaget saat kepalanya lagi-lagi terbentur ke samping membentur dinding Bus. Zelina agak mengatuk ternyata.

"Ini, pakai ini saja sebagai bantalan agar tidak sakit kepalanya" lelaki yang bernama Syaamil itu mencoba memberikan jaketnya pada Zelina.

"Owwhh, terimakasih Kak tidak usah, saya tidak apa-apa" sekali lagi Zelina melihat ke arah laki-laki itu dan lagi-lagi ada desiran dalam hatinya.

"Masyaa Allah senyumnya, tatapan nya pun sendu Ya Allah. Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullahaladzim" ucap Zelina dalam hati.

Karena kekagumannya pada laki-laki disampingnya, secepat kilat Zelina pun langsung menunduk.

"Nggak papa Dek pakai aja dari pada nanti kepala Adek terbentur lagi, jaketku wangi kok" tawar Syaamil sambil mencium jaketnya.

"Baik, terimakasih Kak" Zelina pun akhirnya mengambil jaket itu dan kembali merebahkan kepalanya kesamping jendela dan mencoba menutup matanya.

Namun, sebelum Zelina menutup mata, Zelina sempat melirik kesebelahnya. Zelina penasaran karena sedari tadi laki-laki itu seperti sedang membaca, tetap diam dengan sesuatu yang dupegangnya.

Laki-laki itupun seperti menjaga jarak pada Zelina. Hal itu terlihat karena laki-laki itu duduk hanya sedikit dikursinya dan masih ada jarak antara mereka. Diantara mereka pun ada tas ransel laki-laki itu sebagai pembatas mereka.

Zelina semakin kagum, kadang banyak laki-laki yang mengambil kesempatan untuk bedesak-desakkan duduknya, bahkan kadang-kadang didalam Bus ada laki-laki jahil yang sengaja mendominasi tempat duduk agar menempel pada sang perempuan disebelahnya, atau bahkan kadang-kadang ada yang sengaja tertidur bersandar dibahu sang wanita.

Zelina pernah mengalami hal itu dan itu benar-benar membuatnya tidak nyaman. Tapi laki-laki ini sepertinya pendiam dan tahu batasan, Zelina mengira mungkin karena Zelina seorang wanita berhijab lebar dan laki-laki itu menghormatinya.

Daaaaannn, Zelina semakin kagum ternyata setelah melirik diam-diam, Zelina melihat laki-laki itu ternyata sedang membaca Al-Qur'an

"Masyaa Allah, sepertinya dia benar-benar laki-laki sholeh ya, pantas saja sikapnya seperti itu. Pendiam, menjaga jarak dan ternyata sejak naik Bus tadi tak henti-hentinya ia membaca Al-Qur'an." Ucap kagum Zelina dalam hati.

"*Ya Allah semoga kelak jika Engkau memberiku jodoh, Zelina ingin lelaki seperti yang disebelah Zelina Ya Allah, Zelina ingin jodoh seperti dia." Doa dsri kubuk hati Zelina.

"Astagfirullahaladzim, kok Zelina sampai mikir kesana Ya Allah, ampuni hamba Ya Allah*" ucap bathin Zelina lalu menutup mata dan mulutnya sambil geleng-gelengkan kepala.

Dalam diamnya Zelina memegang dadanya yang sedari tadi terus menerus berdegub kencang membuat aliran darahnya mengalir deras dan terasa ada sengatan dihatinya.

Dalam perjalanan tak ada obrolan antara Zelina dan Syaamiil, mereka diam dan asyik dengan kegiatan masing-masing. Syaamil tetap terus membaca Mushaf nya dan Zelina sudah mulai tertidur sejak dia tak kuat menahan degupan jantungnya.

Tak terasa sudah hampir sampai tujuan Zelina. Rumah Zelina tepat dipinggir jalan lintas Sumatera, jadi ketika turun dari Bus, Zelina bisa langsung melihat rumah megah dan nampak mewah berlantai 2 dengan pagar putih setinggi 3 meter diseberang jalan.

Sebenarnya Zelina bisa saja dijemput oleh supir Ayahnya tapi Zelina lebih memilih naik Bus, Zelina tidak ingin merepotkan orang lain termasuk Ayah, supir atau siapapun itu selagi ia bisa sendiri, Zelina selalu menjadi anak yang mandiri.

Zelina pun sudah terbangun dari tidurnya, Zelina melihat kejalanan mengira-ngira sudah sampai dimana. Ternyata tinggal melewati satu desa lagi mereka akan sampai, Zelinapun bersiap siap.

"Bang turun depan ya" ucap Zelina sambil mengetuk-ngetuk koin pada kaca Bus.

"Maaf Kak, Zelina turun disini" ucap Zelina pada laki-laki yang ia kira namanya mungkin M.Syaamil Furqon sesuai nama di name tag nya.

"Owhh iya, sudah sampai ya? Alhamdulillah" ucap Syaamil sambil berdiri dan menatap keluar.

"Oiya ini jaketnya Kak, maaf Zelina merepotkan, maaf juga jika sudah mengotori jaketnya dan sekali lagi maaf tidak bisa membersihkannya" ucap Zelina yang kali ini menatap pada laki-laki dihadapannya.

Zelina sedikit mendongak keatas karena perbedaan tinggi tubuh mereka. Netra merekapun bertemu, sejurus kemudian mereka menundukkan pandangannya.

"Masyaa Allah sungguh indah ciptaan Mu Ya Allah" bathin Zelina.

Jantung Zelina terus berdegup kencang sama seperti diawal saat pertama kali ia melihat laki-laki itu.

"Ya Allah mengapa hatiku terasa sedih dengan perpisahan ini, semoga kelak kami dipertemukan lagi dengan cara indah-Mu Ya Allah, inikah yang disebut cinta pada pandangan pertama" selintas terucap tanya dan do'a Zelina.

"Tidak apa-apa Dek" laki-laki itu melemparkan senyum manisnya dan kemudian kembali mengalihkan pandangannya.

Zelinapun membangunkan Kak Indak dan Naya yang masih tertidur, mungkin karena kelelahan dalam perjalanan.

"Kak Indah, Naya, udah sampai, ayo turun". ajak Zelina.

"Masyaa Allah, udah sampe ya dek, Alhamdulillah" ucap Kak Indah.

"Alhamdulillah" ucap Naya sambil meregangkan tangan dan pinggangnya.

Akhirnya Bus pun berlalu, meraka bertiga adalah penumpang pertama yang turun dari Bus tersebut.

Sesampainya didepan gerbang rumahnya, Zelina memencet bel yang menempel di dinding pagar, gerbang pagar pun dibuka oleh satpam.

"Assalamu'alaikum Pak Beni" sapa Zelina dan melemparkan senyum manis nya.

"Wa'alaikumussalam mbak Zelina, masuk Mbak. Eehh ada Mbak Indah dan Mbak Naya juga ternyata" salam pak Beni.

"Assalamu'alaikum Pak Beni" kompak ucap salam Kak Indah dan Naya.

Zelina, Kak Indah dan Naya pun masuk kedalam rumah.

"Assalamu'alaikum Ibu" salam Zelina ketika melihat Ibunya sedang duduk di ruang keluarga sambil membaca Al-Qur'an.

Zelina langsung mengambil tangan ibunya dan menciumnya bolak balik.

"Wa'alaikumussalam sayang, udah sampai nak," tanya Bu Khadijah sambil memeluk dan mencium kening Zelina setelah Zelina mencium tangannya.

"Alhamdulillah Bu, tadi agak sedikit macet jadi kita sampainya kesorean, maaf ya Bu". ucap Zelina sambil memeluk Ibunya.

"Assalamu'alaikum Bunda" kompak Kak Indah dan Naya yang kemudian secara bergantian mencium telapak tangan Bu Khadijah.

"Wa'alaikumussalam, owwhhh anak-anak Bunda, sini peluk-peluk, lama nggak ketemu, kangen sama kalian". ucap Bu Khadijah.

"Bu, kami kekamar dulu ya Bu, mau mandi, belum sholat ashar, mana udah sore banget ini, apalagi ada nona Naya kalo mandi kayak ratu lama banget, ritualnya juga banyak dan ribet, bisa-bisa keburu maghrib kalo nungguin dia mandi duluan," pinta Zelina sambil terkekeh menjahili Naya.

"Beeehhh anak Bunda ini bener-nener deh Bun dari tadi syukaaaaa banget ngeledekin Naya" cubit Naya pada pipi Zelina karena gemas.

"Yasudah, ayooo buruan mandi sana. Oiya Zelin sayang, tadi Fatih nelpon lagi, nanya Zelina udah pulang belum, khawatir banget kayaknya Fatih sama kamu ya. Ibu jawab saja belum sampai, terus tadi Fatih juga tanya apa kamu akan datang malam ini" cerita Bu Khadijah pada Zelina.

Tetiba Zelina kembali teringat, iya hari ini perpisahannya Fatih, dia sempat melupakannya karena sedikit lelah dan lupa karena kekagumannya pada laki-laki yang meminjaminya jaket tadi.

Masih terasa wangi jaket itu di penciuman Zelina dan sepertinya wangi itupun menempel di khimarnya Zelina

"Ya Allah kenapa jadi ingat Kakak itu, aduuh bahkan jantungku deg deg kan banget hanya sedikit mengenangnya, astaghfirullahaladzim" bathin Zelina.

"Wooooyyyy Zelinaaaa, kok bengong" tepuk Naya didepan wajah Zelina.

"Oh iya-iya, karena pulang sore jadi kayaknya nggak sempat kesana Bu, udah mandi dan sholat ashar juga nggak sempet pergi karena bentar lagi juga maghriban. Jadi, sepertinya nggak sempet kesana deh Bu" cerocos Zelina yang gugup menjawab pertanyaan Ibunya.

"Berangkat nanti malam saja nak, sama Ayah dan Ibu, nggak enak loh kalo nggak datang. Fatihkan Sahabatmu, apalagi tadi Fatih sampai dua kali loh nelpon menanyakan apakah kamu akan datang, sepertinya Fatih berharap kamu datang nak" lanjut Bu Khadijah.

"Ayah sama ibu saja yang berangkat ya, Zelina rasanya capek banget Bu, apa lagi dirumahkan ada Kak Indah dan Naya, masak ditinggal Bu" alasan Zelina untuk tak ikut pergi.

"Dek kenapa ya kok dari tadi siang sepertinya kamu sangat tidak ingin pergi ketempatnya Fatih ?" tanya kak Indah yang sedikit penasaran.

"Iya Bunda, tadi tu ya Bund, pulang les Zelina tu kayak abis nangis Bund, mata nya merah dan bengkak, terus bilang kita pulangnya besok aja ya" adu Naya pada Bunda.

"Loooh kok begitu nak" Ibu sedikit bingung.

"tukang ngaduuuuuuu,,, udah dibilang mata Zelina kelilipan kena debu karena duduk pinggir jendela Bus. Nggak ada itu bund, ni lihat mata Zelin, baik-baik aja kan?" Zelina membuka kacamatanya untuk meyakinkan ibu nya bahwa ucapan Naya tidak benar.

"Udah aah ngobrolnya keburu asharnya abis, pinggang capek juga ni pengen rebahan, ngamar dulu ya Bund" tiba-tiba kak Indah berucap dan menarik tali tas punggung Zelina dan Naya.

"Aw aw aw,, iya kak Indah, lepasin dong kita buka domba ditarik-tarik" ucap Naya.

Bu Khadijah pun hanya tertawa melihat kelakuan 3 anak gadis kesayangannya itu tertawa bersama dan berlalu dari pandangannya.

Maghrib pun tiba, Ayah yang baru juga sampai setelah mandi Ayah langsung bersiap untuk mengimami sholat maghrib mereka.

Kali ini Ayah sholat maghrib dirumah bersama mereka, biasa nya Ayah sholat di Masjid dekat rumah namun karena tadi pulang sudah mendekati maghrib dan juga karena akan berangkat kerumahnya Fatih, maka ayah Sholat maghrib dirumah bersama keluarga.

Ba'dah Sholat maghrib, Ayah dan Ibu sudah bersiap untuk berangkat

"Zelina mana Ndah", tanya Bunda pada Kak Indah yang baru saja keluar dari kamar Zelina.

"Dikamar Bund, lagi rebahan dikasur kayaknya" jawab kak indah.

"Looohh ini anak kok belum siap-siap" celoteh Bu Khadijah sambil membuka pintu kamar Zelina.

"Sayang, Zelina, nak, ayooo berangkat, nggak enak nanti datang kalau acara yasinannya sudah dimulai" ajak Ibu yang berdiri didepan pintu.

"Bu, Zelina capek banget, Zelina nggak ikut ya" rengek Zelina.

"Ya Allah nak, kamu ini loh kenapa ya, tumben-tumbennya males, biasanya kalu ada kegiatan sama Fatih dan Danu kamu selalu semangat, bahkan sampai perjalanan jauh pakai jalan kaki aja kamu semangat, ayo ayo ayo, ayah sudah nungguin itu, cepetan". titah Ibu.

"Ya Allah bagaimana ini, rasanya Zelina belum siap, Zelina takut, Zelina harus bagaimana ketika bertemu Fatih" lirih bathin Zelina.

Zelinapun beranjak dari tempat tidur dan menuju wardrobe nya untuk ganti baju.

Kak Indah dan Naya yang melihat Zelina tampak bingung. Ada apa sebenarnya dengan Zelina.

"Zel,,, kakak boleh tanya, kenapa sepertinya kamu ingin menghindar dari Fatih Dek ?" Kak indah memegang bahu Zelina dari belakang yang sedang merapikan hijabnya didepan cermin.

Naya hanya diam menjadi penonton sambil

terus memasukkan keripik singkong pedas

kedalam mulutnya dan memasang telinga siap untuk mendengarkan jawaban apa yang akan dilontarkan Zelina.

Zelina yang sedari pagi menahan tangis, akhirnya berbalik memeluk Kak Indan dan menangis dipelukan Kak Indah.

"cup-cup, jangan nangis dek, ayo cerita ada apa" bujuk Kak Indah.

"Zelina takut kak, hiks hiks hiks" ucap Zelina sambil terisak.

"Ya Allah, istighfar dek, Zelin takut apa Dek ? tanya Kak Indah sambil mengelus punggung Zelina.

"Fatih,,, hiks hiks hiks,,," jawab Zelina.

"Fatih kenapa, kenapa takut dengan Fatih,, apa kamu takut kehilangan Fatih karena dia akan pergi jauh" tebak Kak Indah.

Naya yang sedari tadi hanya menonton dan mendengar semakin cepat memasukkan keripik singkong pedas kedalam mulutnya, seolah dia penasaran kelanjutan dari movie yang ditontonnya.

"Hiks hiks hiks" isak Zelina sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Lalu,,,,???" pancing kak Indah.

"Zelina sedih kak, Fatih yang Zelina kagumi kini terasa begitu berbeda dengan Fatih yang dulu, Fatih yang dulu pendiam dan mampu menjaga hati dan pandangannya, kini berubah menjadi seolah olah sangat menggebu-gebu sejak mengungkapkan perasaannya pada Zelina. Bahkan brusan Zelina hidupkan handphone, penuh dengan pesan dari Fatih yang isinya membuat makin pilu hati Zelina Kak" curhat Zelina yang masih menangis.

"Lalu, apa yang kamu takutkan Dek ?" lagi-lagi Kak Indah memancing jawaban Zelina.

"Zelina takut karena perasaan Fatih pada Zelina akan menjadi perusak hatinya Fatih kak, Zelina takut dengan hadirnya Zelina akan membuat Fatih lagi-lagi mengalami terombang ambing hatinya Kak" Ungkap Zelina.

"Zelina nggak mau Fatih yang Zelina kagumi dengan prinsip diam dan pandai menjaga hati serta pandangannya menjadi Fatih yang mengalami kemunduran ibadah dan belajarnya dengan hadirnya Zelin Kak" Cerita Zelina dalam isaknya pada kak Indah.

"Zelin mungkin memang kecewa besar dengan perubahan sikap Fatih dan belum bisa menerima pengakuannya, namun setelah Zelin pikir-pikir lagi, sepertinya Zelin kecewa dengan diri Zelin Kak, karena Zelina Fatih sempat mengalami kemunduran dalam beribadah." lanjut curhat Zelina.

"Ternyata karena perasaannya pada Zelin yang membuat Fatih anjlok nilai belajarnya, hilang konsentrasi belajarnya, dan karena Zelina pula Fatih merasa tidak nyaman dengan keadaannya." Ungkap Zelina.

"Zelina tidak ingin Fatih sahabat Zelina terjerumus ke perasaan yang tak halal ini Kak, perasaan yang belum bisa terkontrol dan mengakibatkan Fatih seperti berubah bukan seperti Fatih yang dulu" Zelina masih terus menangis.

"Zelina ingin Fatih tetap konsisten dengan prinsipnya Kak, Fatih yang teduh, pandai menjaga hati dan pandangannya serta tidak menggebu-gebu menuruti perasaannya" curhat panjang Zelina pada Kak Indah.

Kini perasaan terpendam yang Zelina tahan sudah ia ungkapkan semua, berharap bisa lega dan mendapat saran yang baik dari Kak Indah.

"Zelina sayang,,, apakah kamu memiliki rasa yang sama pada Fatih?" tanya Kak Indah.

"Zelina kagum pada Fatih Kak, tak lebih dari itu" jawab Zelina.

"Apa kamu menyukainya atau kamu membencinya saat ini?" selidik Kak Indah.

"Zelina memang menyukai Fatih kak, tapi tidak lebih, Zelina senang karena diantara ratusan perempuan yang ada di sekolah, mungkin hanya Zelina satu-satunya perempuan yang cukup dekat dengan Fatih, banyak anak perempuan yang mengharapkan Fatih, tapi Fatih tetaplah Fatih, ia menjauhkan dirinya dari hal-hal yang mungkin bisa merusak hatinya." jawab Zelina.

"Zelina kira suatu saat nanti, jika ada wanita yang menjadi pilihan Fatih kelak menjadi pasangannya akan sangat bahagia jika mendapat pasangan seperti Fatih namun ternyata kini ketika Fatih mengungkapkan perasaannya pada Zelina, justru Zelina kecewa pada Fatih." Zelina mengungkapkan isi hatinya.

"Kak, bukan debaran ataupun bahagia yang Zelina rasakan, tapi rasanya Zelina tak ingin bertemu dengannya lagi, sejujurnya Zelina tak ada niat membencinya kak, yang Zelina rasa saat ini hanyalah tak nyaman dan tak ingin Fatih lagi-lagi jatuh dengan perasaan cinta yang membuatnya Futur kak". jelas Zelina.

"Kakak paham sekarang, Kakak tahu kamu begitu peduli dan menyayanginya hanya sebatas teman. Sekarang berangkatlah temui Fatih, katakan yang sebenarnya pada Fatih alasanmu yang terkesan menghindarinya. " Saran Kak Indah.

"Sebagai sahabat, jika kamu tahu dia salah dan khilaf maka luruskan, tegur dan berikan saran ataupun nasehat, bukan lari dan menghindari. Besok dia akan meninggalkan kota ini Dek, jangan buat masalah hati kalian menjadi lebih rumit, selesaikan agar tidak meninggalkan sesal dan sesak." nasehat Kak Indah.

Tiba-tiba pintu kamar dibuka,, "Zelin sudah siap, ayo Nak?" tanya Ibu.

"Ini lagi Indah rapikan kerudungnya Bund," jawab Kak indah yang mengahapus air mata Zelina dan menepuk-nepuk wajah Zelina dengan spone bedak khusus remaja agar wajah Zelina terlihat segar lagi.

"Bismillah ya Dek, ikhlaskan yang sudah terjadi, Lillahita'ala. Segera berangkat Ayah sama Bunda sudah menunggu" titah kak Indah.

Pada akhirnya Zelina dengan gamis berwarna Putih dipadu dengan Khimar berwarna baby pink pun berangkat menuju kediaman Fatih.

Note :

Futur yaitu rasa malas, enggan, dan lamban dalam melakukan sesuatu, yang mana sebelumnya seseorang rajin dan bersemangat melakukannya. Futur adalah penyakit yang sering menyerang sebagian ahli ibadah, para da'i, dan penuntut ilmu. Sebab-sebab penyakit futur seperti hilangnya keikhlasan, lemahnya ilmu Syar'i, kecintaan hati yang besar kepada dunia dan banyak yang melupakan akhirat serta banyak sebab lainnya.

#Tbc...

...Dukung terus karya author ya dengan like, vote, komen dan tentunya masukkan karya ini kedalam daftar novel fovoritmu agar author semakin semangat updatenya dan readers tidak ketinggalan ceritanya. 💖 U all readers....

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

🥰🥰🥰🥰🥰

2023-06-01

1

susi 2020

susi 2020

😍😍😍🙄🥰

2023-06-01

0

White Rose

White Rose

aku mampir bawa like buat setiap bab, ini novel fav ku. salam dari Cinta buat kanaya

2021-10-14

1

lihat semua
Episodes
1 Menghindar ?
2 Surat dan Hadiah
3 Bus Antar Kota
4 Getaran dan Do'a
5 Dengarkan Harapanku
6 Janji
7 Laki Laki Gentle
8 Maukah Kamu ???
9 Takdir Cinta
10 Surat Untukmu
11 Tragedi
12 Cinta Pertama
13 Ada Apa dengan Hatiku???
14 Cinta Pandangan Pertama
15 Berita Duka
16 Dimana ????
17 Prinsip
18 Menunggu...
19 Ujian
20 Gelap
21 Ragu
22 Apakah Kamu Menyukainya???
23 Menantu Kesayangan
24 Aku Buta
25 Kakak-Adek
26 Jangan Tinggalkan Aku
27 Akhwat Tangguh
28 Masihkah Mencintainya???
29 Mas Blasteran
30 Pengantinku
31 Perkenalan
32 Qodarullah
33 Cinta Persegi???
34 Perkara Kacamata
35 Calon Suami
36 Pernikahan Dini
37 Bingung
38 Ada Rindu Untukmu
39 Ada Rindu Yang Tak Pernah Habis
40 Gadis Itu...
41 Saudara Kembar
42 Menemukanmu
43 Dilema
44 Belajar Ikhlas
45 Kejujuran dan Pilunya Kenyataan
46 Cucu Menantu
47 Gagal Bukan Batal
48 Menikah Sirih
49 Umma
50 DNA
51 Plester Hati
52 Pergi untuk Kembali
53 Gadis Spesial
54 Bertemu dengan Mu
55 Itu Kamu
56 Cantik, Manis, Menenangkan
57 Gadis Berhati Malaikat
58 Aku + Kamu = Kita
59 Positif
60 Jodohku ?
61 Malayka Ku
62 Dia adalah Kamu
63 Mengejarmu
64 Berteman
65 Mencintaimu
66 Aku Jatuh Cinta
67 Harapan Hari Esok
68 Akhirnya Ku Menemukan Mu
69 Siomay dan Sprite Botol Kaca
70 Ku Cinta Dia
71 Rasa Yang Sama
72 Jodoh Pasti Bertemu
73 Masih Ada Namamu di Hatiku
74 Semua Karena Hujan
75 Masih Doa Yang Sama
76 Bidadari Syurga
77 Cemburu
78 Jangan Bertemu Lagi
79 Do'a Tiga Insan
80 Sungguh Merindukanmu
81 Sangat Mencintaimu
82 Pertemuan Dua Keluarga
83 Jatuh Itu Sakit
84 Hadiah Ibu
85 Bahagia Bertemu Lagi Dengan Mu
86 Kupinang Kau Dengam Bismillah
87 Mohon Doa Restu
88 Ikhlas Melepaskan Mu
89 Tampan Tanpa Mata Panda
90 Lelaki Pilihan Abah
91 Istri Kedua
92 Aku Punya Mama
93 Harapan Abah
94 Kembali Pulang
95 Bangunan Dua Kubah
96 Falling in Love
97 Seribu Kalimat 'Aku Mencintai Mu'
98 H-3
99 Konflik Bathin
100 Dilema
101 Rindu Menguras Hati
102 Aku Bukan Mama Mu
103 Akhir Sebuah Keputusan
104 Perjanjian Pernikahan
105 Sebuah Pengakuan dan Kejujuran
106 Inikah Akhir Cerita Kita
107 Akhiri Dengan Indah
108 Aku Lebih Dulu Mencintainya
109 Resmi Berpisah
110 Salam Cinta Sang Tawon
111 Masa Depan Yang Lebih Baik
112 Tabarokallah
113 Gelar Baru
114 Pertemuan Penuh Kejutan
115 Dinner
116 Kekasih Halal
117 Janji Suci
118 Waktu Yang Tepat Lagi Indah
119 Pesan dan Sarapan
120 Terapi Cinta Zelina
121 Unik dan Ajaib
122 Kejujuran Hati
123 Tak Ada Janji dan Tak Ada Ikatan
124 Pengantin Baru
125 Gadis Single
126 Diantara Masjid Qibli dan Kubah Ash-Shakhrah
127 Dua Kabar Bahagia
128 Kembali Berkumpul
129 Jum'at Barokah
130 Assalamu'alaikum Cinta
131 Bismillah Cinta
132 Syahadat Cinta pada-Mu
133 Kejutan Umma
134 Unik dan Mengesankan
135 Gadis Luar Biasa
136 Do'a Cinta
137 Undangan
138 Belajar Mencintai
139 Mahar Dibayar Tunai
140 SAH
141 Sensasi Pengantin Baru
142 Do'a Pengantin Baru
143 Wedding Reception
144 Suami Idaman
145 Tatapan Cinta
146 Hadiah Terindah Dari Allah
147 Cinta Halal Lagi Berkah
148 Romantis Membawa Berkah
149 Doa Pasangan Suami Istri
150 Tertunainya Hak dan Kewajiban
151 Hadiah Pengantin Baru
152 Silversea Cruises
153 A-I-U-E-O
154 Harmonis dan Romantis
155 Mandi Bersama
156 Curiga
157 Usaha Membuahkan Hasil
158 Positif Tiga Kantung Janin
159 Kembali Kerumah
160 Malam Pertama
161 Kangen
162 Cukup 5 Menit
163 Suamiku Sayang
164 Bidadari Terindah
165 Lagi, Lagi, Lagi, dan Lagi
166 Pencarian
167 Penyatuan
168 Morning Sickness
169 Pengorbanan Yang Mulia
170 Suami dan Papi Idaman
171 Kesempatan
172 Kewajiban dan Tanggung Jawab
173 Bertemu Pangeran Impian
174 Harus Jadi Milikku
175 Karena Ku Sayang Kamu
176 Obat Mujarab
177 Kehamilan Semester Awal
178 Rasa Bersalah
179 Pengumuman
180 Cinta Buta dan Tuli
181 Rencana Jenny
182 Jebakan
183 Terjebak Rencana Jenny
184 Rencana Dadakan
185 Berteman Kejujuran dan Kepercayaan
186 Ana Uhibbukka Fillah
187 Rindu Berlabel Halal
188 Menjadi Tanggung Jawab Syaamil
189 Hanya Milikku
190 Skenario Mami
191 Pembangkang dan Keras Kepala
192 Urgent
193 Permohonan Tuan Adi
194 Cuma Kamu
195 Nikah : The Power of Love
196 Cinta Halal : Berkah, Bahagia ,Berpahala
197 Assalamu'alaikum Bidadari Syurga
198 Janji Temu
199 Mendekati Hari Persalinan
200 Emosi Jiwa
201 Ungkapan Kejujuran Hati
202 Antara Hijrah Cinta dan Kontraksi Dini
203 Do'a Syaamil
204 Tolong Percaya Aku
205 Hikmah Dibalik Peristiwa
206 Gitar Tua
207 You Are The One
208 Berdua Dengan Mu
209 Kembali Ke Masa Itu
210 I am Okay
211 Serius dan Menegangkan
212 Balasan Cinta Allah
213 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Menghindar ?
2
Surat dan Hadiah
3
Bus Antar Kota
4
Getaran dan Do'a
5
Dengarkan Harapanku
6
Janji
7
Laki Laki Gentle
8
Maukah Kamu ???
9
Takdir Cinta
10
Surat Untukmu
11
Tragedi
12
Cinta Pertama
13
Ada Apa dengan Hatiku???
14
Cinta Pandangan Pertama
15
Berita Duka
16
Dimana ????
17
Prinsip
18
Menunggu...
19
Ujian
20
Gelap
21
Ragu
22
Apakah Kamu Menyukainya???
23
Menantu Kesayangan
24
Aku Buta
25
Kakak-Adek
26
Jangan Tinggalkan Aku
27
Akhwat Tangguh
28
Masihkah Mencintainya???
29
Mas Blasteran
30
Pengantinku
31
Perkenalan
32
Qodarullah
33
Cinta Persegi???
34
Perkara Kacamata
35
Calon Suami
36
Pernikahan Dini
37
Bingung
38
Ada Rindu Untukmu
39
Ada Rindu Yang Tak Pernah Habis
40
Gadis Itu...
41
Saudara Kembar
42
Menemukanmu
43
Dilema
44
Belajar Ikhlas
45
Kejujuran dan Pilunya Kenyataan
46
Cucu Menantu
47
Gagal Bukan Batal
48
Menikah Sirih
49
Umma
50
DNA
51
Plester Hati
52
Pergi untuk Kembali
53
Gadis Spesial
54
Bertemu dengan Mu
55
Itu Kamu
56
Cantik, Manis, Menenangkan
57
Gadis Berhati Malaikat
58
Aku + Kamu = Kita
59
Positif
60
Jodohku ?
61
Malayka Ku
62
Dia adalah Kamu
63
Mengejarmu
64
Berteman
65
Mencintaimu
66
Aku Jatuh Cinta
67
Harapan Hari Esok
68
Akhirnya Ku Menemukan Mu
69
Siomay dan Sprite Botol Kaca
70
Ku Cinta Dia
71
Rasa Yang Sama
72
Jodoh Pasti Bertemu
73
Masih Ada Namamu di Hatiku
74
Semua Karena Hujan
75
Masih Doa Yang Sama
76
Bidadari Syurga
77
Cemburu
78
Jangan Bertemu Lagi
79
Do'a Tiga Insan
80
Sungguh Merindukanmu
81
Sangat Mencintaimu
82
Pertemuan Dua Keluarga
83
Jatuh Itu Sakit
84
Hadiah Ibu
85
Bahagia Bertemu Lagi Dengan Mu
86
Kupinang Kau Dengam Bismillah
87
Mohon Doa Restu
88
Ikhlas Melepaskan Mu
89
Tampan Tanpa Mata Panda
90
Lelaki Pilihan Abah
91
Istri Kedua
92
Aku Punya Mama
93
Harapan Abah
94
Kembali Pulang
95
Bangunan Dua Kubah
96
Falling in Love
97
Seribu Kalimat 'Aku Mencintai Mu'
98
H-3
99
Konflik Bathin
100
Dilema
101
Rindu Menguras Hati
102
Aku Bukan Mama Mu
103
Akhir Sebuah Keputusan
104
Perjanjian Pernikahan
105
Sebuah Pengakuan dan Kejujuran
106
Inikah Akhir Cerita Kita
107
Akhiri Dengan Indah
108
Aku Lebih Dulu Mencintainya
109
Resmi Berpisah
110
Salam Cinta Sang Tawon
111
Masa Depan Yang Lebih Baik
112
Tabarokallah
113
Gelar Baru
114
Pertemuan Penuh Kejutan
115
Dinner
116
Kekasih Halal
117
Janji Suci
118
Waktu Yang Tepat Lagi Indah
119
Pesan dan Sarapan
120
Terapi Cinta Zelina
121
Unik dan Ajaib
122
Kejujuran Hati
123
Tak Ada Janji dan Tak Ada Ikatan
124
Pengantin Baru
125
Gadis Single
126
Diantara Masjid Qibli dan Kubah Ash-Shakhrah
127
Dua Kabar Bahagia
128
Kembali Berkumpul
129
Jum'at Barokah
130
Assalamu'alaikum Cinta
131
Bismillah Cinta
132
Syahadat Cinta pada-Mu
133
Kejutan Umma
134
Unik dan Mengesankan
135
Gadis Luar Biasa
136
Do'a Cinta
137
Undangan
138
Belajar Mencintai
139
Mahar Dibayar Tunai
140
SAH
141
Sensasi Pengantin Baru
142
Do'a Pengantin Baru
143
Wedding Reception
144
Suami Idaman
145
Tatapan Cinta
146
Hadiah Terindah Dari Allah
147
Cinta Halal Lagi Berkah
148
Romantis Membawa Berkah
149
Doa Pasangan Suami Istri
150
Tertunainya Hak dan Kewajiban
151
Hadiah Pengantin Baru
152
Silversea Cruises
153
A-I-U-E-O
154
Harmonis dan Romantis
155
Mandi Bersama
156
Curiga
157
Usaha Membuahkan Hasil
158
Positif Tiga Kantung Janin
159
Kembali Kerumah
160
Malam Pertama
161
Kangen
162
Cukup 5 Menit
163
Suamiku Sayang
164
Bidadari Terindah
165
Lagi, Lagi, Lagi, dan Lagi
166
Pencarian
167
Penyatuan
168
Morning Sickness
169
Pengorbanan Yang Mulia
170
Suami dan Papi Idaman
171
Kesempatan
172
Kewajiban dan Tanggung Jawab
173
Bertemu Pangeran Impian
174
Harus Jadi Milikku
175
Karena Ku Sayang Kamu
176
Obat Mujarab
177
Kehamilan Semester Awal
178
Rasa Bersalah
179
Pengumuman
180
Cinta Buta dan Tuli
181
Rencana Jenny
182
Jebakan
183
Terjebak Rencana Jenny
184
Rencana Dadakan
185
Berteman Kejujuran dan Kepercayaan
186
Ana Uhibbukka Fillah
187
Rindu Berlabel Halal
188
Menjadi Tanggung Jawab Syaamil
189
Hanya Milikku
190
Skenario Mami
191
Pembangkang dan Keras Kepala
192
Urgent
193
Permohonan Tuan Adi
194
Cuma Kamu
195
Nikah : The Power of Love
196
Cinta Halal : Berkah, Bahagia ,Berpahala
197
Assalamu'alaikum Bidadari Syurga
198
Janji Temu
199
Mendekati Hari Persalinan
200
Emosi Jiwa
201
Ungkapan Kejujuran Hati
202
Antara Hijrah Cinta dan Kontraksi Dini
203
Do'a Syaamil
204
Tolong Percaya Aku
205
Hikmah Dibalik Peristiwa
206
Gitar Tua
207
You Are The One
208
Berdua Dengan Mu
209
Kembali Ke Masa Itu
210
I am Okay
211
Serius dan Menegangkan
212
Balasan Cinta Allah
213
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!