Cerita masih berlatar di bulan Juni tahun 2006
Fatih Fov
Didalam keramaian berdiri seorang laki-laki berbaju koko warna putih lengkap dengan celana panjang diatas mata kaki dan tak lupa ia juga memakai peci berwarna senada dengan bajunya.
"Zelin, kamu dimana, apakah kamu tak datang, mengapa aku merasa kamu menghindariku,,, huuhh" Fatih menghela nafasnya sambil memegang handphone dan terus mencoba menghubungi Zelina, namun kini nomor tersebut sudah tidak bisa dihubungi.
"Assalamu'alaikum" suara perempuan terdengar diujung sana.
"Wa'alaikumussalam,, Ibu, ini dengan Fatih, mohon maaf apa bisa bicara dengan Zelina Bu" Fatih menjawab salam dan menyampaikan niat nya menelpon.
"Owhh Fatih,,, mohon maaf nak, Zelina masih di Palembang, katanya sore ini memang akan pulang bersama sepupunya, mungkin Fatih bisa langsung telpon ke Hp nya nak" jawab sang ibu.
"Oiya Bu,, tadi Fatih sudah coba hubungi nomer Hp nya, tapi tidak diangkat dan sekarang tidak bisa dihubungi" curhat Fatih pada sang ibu, ibu adalah ibu Khadijah ibu dari Zelina.
"Mungkin Hp nya habis batre nak, ada apa ya, mungkin nanti bisa ibu sampaikan kalau Zelina sudah pulang?" tanya Bu Khadijah.
"Begini Bu, hari ini kan ada syukuran dirumah, karena besok Fatih akan berangkat ke Bandung untuk mulai mengurus kuliahnya Fatih disana, tadinya mau menghubungi Zelina apakah Zelina akan datang" ungkapnya.
Fatih memang sudah dianggap anak oleh Ibu Khadijah karena keakraban gadisnya dengan kedua sahabatnya Fatih dan Danu. Bu Khadijah pun sempat menebak nebak apakah salah satu dari lelaki itu akan menjadi jodoh anaknya, karena selain dua lelaki itu, Zelina tak pernah dekat dengan laki laki lain.
"Oiya besok Fatih sudah berangkat ya,, Ayah dan Ibu insyaa Allah nanti malam ya kerumah Fatih untuk Yasinan,, nanti kalau Zelina sudah pulang ibu ajak kesana nanti malam". Keluarga Fatih dan Keluarga Zelina memang kenal dekat, Ayah mereka berteman baik.
"Baiklah ibu kalau begitu, mohon maaf mengganggu Bu, Assalamu'alaikum" diakhiri Fatih dengan sedikit lega berharap nanti malam Zelina akan datang, sungguh Fatih sangat berharap Zelina datang.
Zelina Fov
Didalam Bis menuju kerumah Tante nya yang memakan waktu sekitar 15 menit, seorang gadis berjilbab hijau lumut dipadu dengan gamis berwarna hijau muda dan rok hitam pekat sedang menatap keluar jendela bis.
Zelina membuka kacamatanya, melihat kelangit langit Bis berharap airmatanya berhenti keluar, Zelina menyeka airmatanya dengan tissu yang digenggamnya.
"Ya Allah, Zelina kenapa Ya Allah" bathin nya berucap.
"Astaghfirullah,,, astaghfirullah, astaghfirullah,, " ucap Zelina.
Zelina tiba-tiba mengenang masa dimana saat laki laki yang sebenarnya ia kagumi itu mengungkapkan isi hatinya beberapa bulan yang lalu sebelum mereka mengikuti ujian akhir nasional.
Laki-Laki itu lagi-lagi mengiriminya surat, ya mereka sering kali bertukar surat sebagai komunikasi mereka, tidak ada yang tahu hal itu, mereka sering bertukar surat disekolah dengan menyelipkan surat itu di buku pelajaran, atau saat mereka diperpustakaan kadang mereka ngobrol lewat coretan coretan kertas yang diselipakn dibuku dan jadilah buku itu seperti setrikaan.
Mereka melakukan itu sejak mereka digosipkan pacaran karena sering ngobrol dan diskusi, padahal mereka diskusipun tentang pelajaran, mereka memang beda kelas, jadi kadang saat istirahat mereka diskusi di Mushollah namun mereka tidak berdua disana ada Danu, Malik, Risma, Velia, Muthia, Wiwin, Nia, Sholeh, Hairul dan beberapa teman lainnya, mereka juga sering membahas soal-soal untuk ujian akhir.
Mungkinkah teman teman sekolahnya menganggap mereka ada hubungan karena terlihat binar binar cinta dimata Fatih saat mencuri pandang pada Zelina.
Flashback On
Surat Fatih untuk Zelina
"Assalamu'alaikum,wr,wb.
*Zelina Sahabatku si mata sipit, maaf jika ini akan mengejutkanmu, datangnya surat ku ini untuk yang kesekian kalinya surat ini ku tulis sebagai perantara komunikasi kita, karena aku tahu hanya ini komunikasi yang bisa kita lakukan untuk menjaga agar tidak terjadi fitnah.
Namun sesering kali aku menulis surat untukmu, rasa itu pun semakin besar dan akhirnya aku tak bisa lagi memendamnya, terlalu sakit dan menggangu aktivitasku, mengganggu konsentrasi belajarku, membuatku benar benar tak nyaman dengan rasa ini*.
Zelina Srikandi bermata empat, ijinkan aku mengatakan ini agar hatiku lega, aku tak meginginkan hal yang lebih, aku hanya ingin mengatakannya agar tak menjadi beban pikiran dan hatiku.
Zelina, Sahabatku,, entah mengapa akhir akhir ini aku sering menangis, menangis karena rasa ini dan menangis karena terasa aku penuh dosa, dengan rasa yang tak halal ini,
Zelina,, taukah kamu ketika menulis ini akupun sedang menangis, saputangan pemberianmu selalu sedia untuk menyeka air mataku agar tak membasahi kertas surat ini untukmu,,,
Zelina,,,, taukah kamu, kagumku kini berubah menjadi keinginan untuk bersamamu, memilikimu, namun aku sadar ini tak pantas bagi kita, ini benar-benar merusak hati, Zelina bolehkah jika aku mengatakan aku Muhammad Al-Fatih Hidayatullah menyukaimu, lebih dari sekedar Sahabat, lebih dari sekedar adik, aku berharap kelak seorang Zelina nantinya menjadi pendamping hidupku, aku mencintaimu Zelina.
*Zelina, maafkan aku, maafkan kedhoifan ku ini, maafkan dosa ini Ya Allah. Cukup-cukup kamu tahu saja, aku tak mengharapkan lebih ataupun jawabanmu, biarlah Allah yang mengarahkan jalan kita, namun jika boleh meminta pada Allah , aku meminta kamu menjadi jodohku, biarlah tak usah kau jawab, aku hanya akan menunggu jawaban Allah.
Cukup-cukup kamu tahu saja isi hatiku yang telah berlumur dosa fitnah virus merah jambu ini kalau kata teman teman kita yang dimabuk virus ini, aku berharap kamu tidak terjangkit virus yang menyesakkan hati ini, cukup aku saja yang merasakan sakitnya hingga membuatku jatuh dan merosotnya nilai-nilai belajarku, hingga Ayah ku pun terkejut dengan anjloknya semua nilai-nilaiku, karena virus ini aku benar benar kehilangan konsentrasiku dan kendurnya ibadahku, naudzubillah,, naudzubillah...
Zelina sahabatku yang selalu aku rindukan, aku berharap dengan kejujuranku ini tidak menjerumuskan kita, tidak membawamu ikut terbawa mudhoratnya dan tidak menganggu belajarmu*.
Zelina Srikandi Tangguh, ini kusertakan Hadiah untukmu oleh-oleh saat ada kegiatan kajian remaja Islam yang aku ikuti tempo hari di Palembang, aku berharap ini akan bermanfaat untukumu, karena kamu pernah bilang ingin memilikinya namun belum sempat mendapatkannya, Alhamdulillah bazar kemarin aku mendapatkannya dan ini aku hadiahkan untukmu.
Zelina wanita sholehah, ku harap setelah ini kita akan baik baik saja, kita tak terjerumus dalam maksiat, dan aku bisa kembali menata hati dan konsentrasi belajar menghadapi UN, tiba saatnya nanti jika memang kita berjodoh aku kan meminta jawabanmu, sampai disini saja, terimakasih telah mendengar curhatku, wassalamu'alaikum, wr, wb.
Sahabatmu,
Al-Fatih
Dan Hadiah yang dimaksud Fatih itupun adalah sebuah Al-Qur'an Kecil berukuran pas ditangan yang bisa dibawa kemana-mana dan muat dalam tas ukuran Kecil yang sering dipakai Zelina saat pergi keluar rumah dan juga kamus kecil buatan asli tulisan tangan Fatih yang isinya adalah rumus-rumus Matematika, Fisika dan Kimia, Fatih khusus membuat Kamus itu, khusus untuk Zelina bekal belajar menempuh ujian akhir.
Flashback off
"Ya Allah,,, Fatih, Zelina masih belum bisa menerima semuanya, entah mengapa merasa kecewa dengan kejujuranmu Fatih, benar kata Danu, dulu Danu pun pernah mengungkapkan kesukaannya pada Zelina, namun Zelina tak se kecewa ini, tak sesedih ini." Ucap hati Zelina.
Memang sejak Danu megungkapkan isi hatinya Zelina jadi suka bicara ketus pada Danu, namun itu hanya beberapa hari saja setelahnya mereka sudah kembali seperti biasanya.
Zelina menjadi ketus disebabkan karena keterkejutannya pada Danu, laki- laki alim sahabatnya itu ternyata bisa juga terkena virus merah jambu itu, Zelina tak mau mereka akan mendapati penyakit hati karena mereka benar benar hanya ingin fokus sekolah dan pemahaman agama mereka juga melarang untuk punya rasa yang tak halal itu.
Namun kali ini Zelina benar-benar merasa kecewa, karena lelaki yang sholeh dan sangat menjaga hati dan pandangnnya itu, laki-laki yang sebenarnya ia kagumi itu ternyata bisa juga terjangkit virus-virus cinta tak halal.
Sejujurnya Zelina sangat mengagumi Fatih dalam diamnya namun hanya sekedar kagum tidak ada perasaan lain, entah mengapa semua menjadi berubah kekecewaan ketika Fatih mengungkapkan isi hatinya.
Zelina teringat saat mereka masih SMP, saat itu baik Zelina, Danu dan Fatih sama sama bersekolah di SMP yang sama. Namun, saat itu mereka belum saling mengenal. Danu dan Fatih memang sejak SMP sudah berteman baik, Fatih yang selalu menjadi si nomor satu dan Danu yang selalu menjadi nomor dua nya.
Mereka berdua selalu bersaing dalam akademik, mereka berdua memang benar-benar anak cerdas, tampan dan sholeh. Meskipun mereka bersaing namun mereka sangat akrab dan senantiasa saling membantu dalam hal kebaikan.
Namun saat itu Zelina yang belum berjilbab dan masih sedikit tomboy dengan rambut panjang hampir sepinggang yang diikat dan selalu memakai topi dibalik kebelakang bagian depan topinya, menganggap Fatih adalah anak laki-laki yang sombong, pernah satu kali bepapasan dengan Fatih, Zelina melemparkan senyum manisnya dan menyapa, namun Fatih membuang muka dan tak menghiraukannya, entah apakah itu memang sombong atau karena Fatih menjaga pandangannya, namun yang Zelina tangkap bahwa Fatih itu sombong.
" waahh waah.... anak jenius itu ternyata sombong ya, mentang mentang pinter sok sok an buang muka, iiihhhh nggak banget punya temen begitu, sombongnya naudzhubillah,,, awas ya suatu saat kamu jatuh cinta sama aku sampe nangis nangis suka sama aku tapi pada saat itu aku yang akan membuang hatiku, tak sedikitpun untukmu,, ciiiihh..." racau Zelina dalam hati.
Zelina tertawa mengingat kenangan itu lalu membuka tasnya, di ambilnya Mushaf Al-Qur'an yang selalu dibacanya ketika ia punya waktu senggang, dan selalu dibawanya kemanpun ia pergi.
Zelina tidak menyangka kalimat yang pernah ia ucapkan dulu kini menjadi nyata, dulu Fatih yang tak melihatnya tapi kini Fatih bahkan menangis menahan sesak karena memendam rasa cintanya pada Zelina dan seperti yang Zelina ungkapkan dulu, kini entah mengapa hatinya benar benar tak bisa menerima ungkapan hati Fatih.
"Ya Allah apakah dia benar-benar jodohku, tapi mengapa hatiku menolaknya, mengapa masih merasa kecewa dengan sikap Fatih, jika memang dia jodohku luluhkan hatiku, luruskan niat kami, namun jika bukan jodohku tolong jauhkanlah kami, hilangkan rasa sesak ini dan pertemukanlah hamba dengan lelaki yang bisa membuat hati ini bergetar" lirih hati Zelina sambil mencium Al-Qur'an hadiah dari Fatih.
Tanpa terasa tujuan Zelina pun sampai, Zelina turun dari bis dan memilih berjalan menuju rumah Tantenya.
"Assaalamu'alaikum, Zelina pulang" salam Zelina sambil membuka pintu rumah Tante Aisyah yaitu adik dari Ibunya.
"Wa'alaikumussalam" jawab kompak dua gadis remaja yaitu sepupunya Indah dan juga Naya. Indah adalah anak dari Om Ali kakaknya Ibu Zelina, dan saat ini Indah sedang kuliah semester 6 di IAIN Raden Fatah Palembang, sedangkan Naya adalah anak dari Tante Aisyah, yaitu adik dari Ibu Zelina. Naya saat ini juga sama dengan Zelina masih menunggu kelulusan SMA, namun Naya bersekolah di Palembang, karena tidak masuk lagi kesekolah jadi dia pun ingin ikut berlibur kerumah Zelina.
"Nah sisipit yang ditunggu-tunggu udah pulang, jadi ya kita pulang ke rumahmu, kita ikut mudik mau berburu rambutan dan lengkeng dikebun Bunda Khadijah" celoteh Naya, iya mereka memanggil Ibu Zelina dengan panggilan Bunda sama seperti mereka memanggil Bunda Mona Bunda dari Kak Indah.
"Yuuuk makan dulu dek, sholat dzuhur terus kita berangkat biar nggak kesorean sampenya" ajak Kak Indah.
"Kak Indah, besok ajalah yah kita pulangnya" ajak Zelina.
"laaahh kok besok, kan katanya mau pulang hari ini, dan lagi bukannya kamu bilang hari ini ada acara syukuran perpisahan temenmu ya, siapa itu yang kamu bilang sahabatmu itu si,, si...." Kak Indah mencoba mengingat-ingat.
"si Fatih kak, Al-Fatih" jawab Naya
"Iya Fatih,, kan dia sahabatmu dek, kalau nggak dateng apa nggak apa-apa, kan kalian udah temenan lama ya, terus tadi Bunda juga nelpon katanya Fatih nelpon kerumah nanyain kamu sama Bunda, dia coba telpon kamu katanya Hp kamu nggak aktif, terus Bunda juga udah masak banyak loh dek karena kita mau pulang, mubadzir dong nanti, Bunda bilang jangan pulang terlalu sore biar nggak kemaleman" cerocos Indah.
"eh eh eh,,, ini gelagatnya kayaknya anak gadis abis nangis ya, mata sipitnya agak bengkak" selidik Naya melihat ke wajah Zelina.
"Kamu nangis dek,, kenapa??, sini sini..." ajak Kak Indah duduk di sofa ruang keluarga.
"Nggak kak, Zelina tadi kelilipan debu oleh duduk di Bis kursi pinggir deket jendela" kilah Zelina.
"Masak kelilipan mata sampai merah, bengkak dan lihat itu kak kerudungnya Zelin buasah, artinya banyak dong air mata nya jatuh tadi" Ungkap Naya seperti detektif.
"iiihhh sok tau" jawab Zelina kepada Naya dan langsung berlalu masuk kedalam kamar disusul oleh dua sepupunya.
"Alhamdulillah"ucap Zelina sambil merebahkan badannya di kasur empuk punya Naya.
"Dek kamu kenapa si sayang, cerita dong sama kakak" tanya Kak Indah.
"Zelina nggak kenapa-kenapa kok kak" jawab Zelina. Zelina sholat Dzuhur dulubya Kak" Ucap Zelina.
"Oke, ambil wudhu gih, terus sholat, terus makan dan kita cuuuus berangkat mudiiiiiikkk...." titah Indah.
"iya kak" jawab Zelin dan berlalu kekamar mandi mengambil wudhu.
#tbc...
...Dukung terus karya author ya readers dengan like, vote, komen dan jadikan karya ini Favoritmu ya agar tidak ketinggalan update ceritanya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰
2023-05-31
1
susi 2020
😍😍😍
2023-05-31
0
Tuti Purwanti
suka ceritanya... lanjut Authorku 🥰
2021-06-26
2