Zelina Malayka Mustofa,, iya itu adalah nama seorang gadis bermata sipit dengan kulit putih, berkacamata yang bertengger dihidung kecilnya, Zelina itu panggilannya, gadis yang memakai khimar panjang yang saat ini berusia 17 Tahun yang sebentar lagi akan menuntaskan masa-masa SMA nya disalah satu SMA Favorit di salah satu Kabupaten Kota di Sumatera Selatan.
Saat itu panas sangat menyengat saat Zelina keluar dari tempat bimbingan belajarnya, ya saat ini Zelina sedang mengikuti kelas bimbel untuk bisa masuk perguruan tinggi yang Zelina minati.
"Subhanallah panas banget Ya Allah,,," Ungkap Zelina saat keluar dari gedung bimbelnya yang mana saat itu jam sudah menujukkan pukul 12 siang, iya Zelina mengambil kelas bimbel pagi dari jam 10 sampai jam 12 siang.
Tiba-tiba ponsel Zelina berdering..
"Ya Assalamu'alaikum Dan" sapa Zelina kepada temannya Danu namanya. Danu adalah teman satu bimbel dan juga teman satu sekolahnya dan bahkan teman satu kelasnya di SMA.
"Zelin,, kamu dimana, aku udah keluar kelas ni, pulang bareng yuk, hari ini kita ada undangan dirumahnya Fatih kan, bareng yuk" cerocos Danu pada Zelin yang saat ini masih ada dilantai dua kelas bimbelnya.
Danu Multazam adalah laki-laki alim tapi gaul, tubuhnya tinggi, pintar dan juga tampan, walau asli Indonesia banget tapi wajahnya terlihat seperti blasteran. Danu adalah sahabat Zelina.
Sebenernya Zelina masih punya satu Sahabat laki-laki lainnya yaitu Muhammad Al-Fatih Hidayatullah. Mereka bertiga sering disebut Tiga Serangkai, Zelina disebut sebut sebagai Srikandi Tangguh oleh dua sahabatnya.
Karena satu organisasi pelajar maka mereka sering bersama walau tetap dengan batasan sebagai ikhwan dan akhwat.
"Zelina udah di halte bis depan gedung Dan, tapi maaf ya Dan sepertinya Zelin nggak bisa hadir, karena ada janji sama sepupu, titip salam aja ya Dan untuk Fatih". Jawab Zelina kepada Danu yg masih menuruni anak tangga.
"Ya Zel, gimana sih kan Fatih sahabat kita, lagi pula dia akan segera berangkat ke Bandung, masa kamu sahabatnya nggak dateng si Zel, kita nggak tahu kapan bisa ketemu dan kumpul lagi, ayolah kita kesana, apa kamu nggak merasa nggak enak kalau nggak dateng". Bujuk Danu pada Zelina.
Danu nampak celingak-celinguk melihat ke Halte Bis depan gedung mencari Zelina.
"Dan,,, Maaf Zelin benar-benar nggak bisa berangkat, titip salam aja ya untuk Fatih". ucap Zelina yang sedari tadi merijek panggilan masuk diponselnya.
Di lain tempat ada seorang laki-laki tinggi sekitar 170 cm yang ketika tersenyum senyumnya terlihat sangat manis dan siapapun yang melihatnya rasa ingin memilikinya.
Ya laki-laki manis itu adalah Fatih, yang saat itu sedang menggenggam handphone nya sedang menghubungi Zelina.
"Zel, kamu dimana sih, kenapa telpon ku nggak diangkat, apa kamu lupa hari ini acara syukuran dirumah untuk keberangkatanku ke Bandung, Zel,, angkat telpon nya jangan buat aku cemas, aku sangat mengharapkan kehadiranmu,,, Ya Allah ampuni aku jika memiliki rasa ini, ampuni aku atas dosa ini" ucap Fatih dalam hatinya sambil tetap mencoba memghubungi nomor ponsel Zelina.
Flashback On
Ya Fatih adalah laki-laki yang sangat cerdas, sejak SD sampai SMA dia selalu menjadi Juara umum disekolahnya, Fatih pun laki-laki yang sangat Alim, banyak gadis disekolahnya yang mengidolakannya, tapi ia tak bergeming, dia sangat takut Kepada Allah, disaat yang lain anak laki-laki seusianya sibuk pacaran, Fatih hanya sibuk belajar, berorganisasi dan beribadah.
Fatih memang mau berbaur dengan teman-tmeannya baik laki-laki dan perempuan tapi dia tahu batasannya sebagai seorang muslim, sebagai seorang ikhwan. Namun, ia bisa saja berbuat konyol dan tertawa lepas saat bersama dua sahabatnya, Danu dan Zelina.
Zelina yang menjadi sahabatnya itu kini sedang memenuhi hatinya, entah sejak kapan Zelina selalu menjadi bayang-bayangnya, entah sejak kapan dia merasakan ada sesuatu yang terasa ngilu dihatinya ketika melihat Zelina tersenyum pada laki-laki lain, entah sejak kapan ia merasakan ingin memiliki Zelina.
Namun yang pasti, sejak satu tahun yang lalu dia merasa sedikit frustasi dengan terombang ambingnya perasaanya yang membuat dia merasa berdosa memiliki rasa ini, sejak duduk di kelas tiga SMA, Fatih selalu merasa ingin selalu melihat Zelina, ingin bertemu Zelina, karena selama ini walau mereka bersahabat tapi intensitas mereka untuk bertemu jarang, hanya pada saat ada kegiatan organisasi mereka, maka mreka akan sering berinterkasi, namun tetap dengan batasan hijab sebagai seorang ikhwan dan akhwat.
Entah mengapa Fatih ingin bisa ngobrol panjang dengan Zelina bahkan bertukar pendapat. Fatih mengira mungkin rasa itu tumbuh sepertinya mulai saat pemilihan peserta lomba cerdas cermat disekolahnya yang mana peserta yang menang akan dikirim ikut tingkat nasioanal. saat itu Zelina dan Danu yang satu kelas menjadi lawan lomba debat Fatih dan juga Muthia.
Fatih sangat kagum dengan sosok Zelina yang begitu antusias dan gigih saat lomba debat tentang perekonomian negeri ini, Fatih tahu Zelina memang selalu seperti itu, mereka sudah berteman bahkan bersahabat sejak duduk di kelas satu SMA sejak bergabung di organisasi pelajar, namun tidak pernah satu kelas, berbeda dengan Danu yang sejak kelas satu sampai kelas tiga selalu satu kelas dengan Zelina.
"Zelina, kamu keren banget tadi" ucap Fatih dengan mengacungkan dua jempolnya pada Zelin. Iya mungkin saat itulah benih-benih cinta tumbuh dihati Fatih untuk Zelina.
Sejak saat itu Fatih selalu gundah, sering kali Fatih menelpon kerumahnya Zelina hanya untuk sekedar menanyakan apa yang sedang Zelina kerjakan, apakah butuh bantuannya.
Sampai akhirnya saat pembagian rapot semester pertama dikelas tiga, Fatih yang selama ini selalu menjadi sang nomer satu disekolah sejak SD, malah tersingkirkan oleh Danu, ya kali ini Danu lah yang menjadi sang juara umum disekolahnya.
Disatu sisi Zelina merasa sedih tapi juga senang, Zelina sedih mengapa sang sahabat yang jenius itu malah nilainya turun drastis, namun dilain sisi Zelina senang karena sahabat satunya lagi menjadi juara umum dan artinya kelas mereka menjadi kelas terbaik dengan nilai tertinggi.
"Selamat ya Danu ganteng akhirnya bisa jadi si nomer satu" celoteh Zelina pada Danu sambil mengacungkan dua jempolnya.
"Makasih Zelinku, karena kamu semangatku" ucap Danu sambil tertawa puas melihat wajah Zelina yang kesal dengan mata sipitnya yang melotot pada Danu, ya Zelina kesal karena ucapan Danu yang menyebutkannya Zelinku.
"iissshh namaku Zelina bukan Zelinku, sana naik podium" ucap Zelina kesal namun tetap tersenyum pada Danu, dan Danu pun makin tertawa sambil menepuk dadanya saking gelinya melihat ekspresi Zelina.
Setelah Danu berlalu, Zelina melihat kearah barisan kelas sebelahnya, ya kelas dimana berdiri Fatih disana, Zelina menatap diam dari jauh pada sahabatnya itu.
"Fatih, ada apa denganmu, mengapa nilaimu turun jauh, ada masalahkah kamu" Bathin Zelina bertanya melihat sahabatnya itu tertunduk sedih dibarisannya.
Flashback Off
Kembali pada percakapan Zelina dan Danu yang ternyata mata Danu menagkap sosok sahabat bermata sipitnya itu sedang duduk menunggu bis dihalte bis.
"Zel, ku tutup telpon nya ya, aku kesana, kehalte, tunggu disitu". Ucap Danu sambil melambai-lambaikan tangannya pada Zelina yang ada di halte Bis diseberang jalan.
"Zel, kok nunggu dihalte sini sih, kan kalau mau pulang kita harusnya naik dari halte itu" Danu Menunjuk Halte seberang jalan yang berada tepat didepan gedung bimbel mereka.
"Danu, tadikan Zelina udah bilang, Zelina belum pulang Zelin mesti kerumah sepupu dulu, udah janji". cerocos Zelina pada Danu tanpa melihat wajah Danu.
"Zel, apa nggak bisa janji mu di cancel atau di undur atau apalah ya, janji apa sih ?, bisa nggak, aku telpon deh sepupu kamu minta dibatalkan dulu janjinya. Kita kerumah Fatih dulu, nggak enak Zel,, kita kan.... " tiba tiba Danu berhenti bicara saat dering handphone Zelina berbunyi.
"Zel, kok nggak dijawab, itu Fatih kan yang nelpon" tanya Danu saat tidak sengaja melihat nama Fatih di layar ponsel Zelina.
Zelina hanya diam dan segera mematikan handphone nya.
"Zelin, kamu kenapa, kok nggak diangkat dan sekarang malah di matikan Hp mu, ada apa ????" selidik Danu.
"owhh Hp ku habis batre, ya habis batre" jawab Zelina asal.
" Zelin,, heei Zelin lihat sini jangan buang muka begitu" pinta Danu pada Zelina yang sedari tadi memalingkan wajahnya.
" Zelin, ada apa ini, kenapa, mengapa kamu terlihat seperti sedang menghindar..?, ya kamu terkesan menghindari Fatih, bahkan mengabaikanku disini" lagi lagi selidik Danu.
"Zelina nggak apa-apa Danu, Zelina bukan mengabaikan, tapi Zelin lagi liat-liat nanti ada bis lewat".
"Hei,,, Zelin bermata empat,, jangan bohong, bohongmu dan pembelaanmu benar benar ketahuan, mana ada bis lewat dari arah kanan tapi kamu tengoknya sebelah kiri, ayoo cerita ada apa, kamu kenapa ?" tanya Danu dengan nada suara yang lembut.
"Danuuu, Zelin nggak apa-apa, jangan dekat dekat bukan muhrim" ucap Zelina agak meninggi.
" Ya Allah Zelin,,,, siapa yang dekat-dekat,, aku paham hal itu Zelin, jarak kita ini aku rasa lebih dari satu meter deh" tegas Danu yang makin sebal melihat tingkah sahabatnya yang belum pernah ia melihat Zelin seperti itu.
"nggak boleh dua-dua an, harom,, sudah sana pulang gih kamu Dan" ucap Zelin tanpa menoleh.
"Subahanallah, eeii anak gadis, ada apa denganmu, jutek banget,, mana ada kita dua-duaan Srikandiiiiiiiii,, apa minus mata mu nambah besar ya sampai sampai banyak orang lain yang ada disekitar kita kamu nggak lihat,, apa pesonaku yang keren ini yang membuatmu jadi hanya melihat ada aku dan kamu" cerocos Danu yang sudah benar-benar kesal pada tingkah Zelina.
"Danu,,, sebaiknya kamu segera berangkat dan kerumah Fatih, dia pasti menunggu sahabat baiknya,, dia pasti sedih karena kita belum datang" pinta Zelina yang kini menolehkan pandangannya pada Danu namun tetap menunduk.
"iya ayoo makanya kita berangkat, ayooo" ajak Danu yang sudah beranjak dari duduknya.
"Dan,, kamu berangkat sendiri ya, Zelina tidak bisa ikut, mohon pengertianmu, Zelina rasa, Fatih pun akan mengerti, tadi Zelin juga sudah kirim pesan ke Fatih tidak bisa datang" ucap Zelina yang terlihat seperti sedang menahan tangis.
"Zelin,, katakan padaku, ada apa, ini benar benar jelas sepertinya kamu menghindari Fatih, jangan berbohong lagi, apa karena Fatih mengungkapkan isi hatinya padamu, lalu kamu menghindarinya, dia tidak salah Zelin, dia manusia biasa yang punya rasa itu, Allah yang memberikan rasa itu, mungkin memang belum waktunya bagi kita untuk punya rasa ini karena rasa ini cenderung akan membawa mudhorat dan dosa jika tidak tepat, tapi Zelin dia tidak menuntutmu untuk pacarankan, dia hanya mengungkapkan apa yang ia rasakan agar tidak menjadi beban hatinya." Ucap Danu tegas.
"Dia hanya ingin kamu tahu tanpa meminta dibalas atau lebih, dia tetap sahabatmu seperti biasanya, dia hanya.... " tiba-tiba Danu terhenti ketika melihat airmata jatuh dari balik kacamata sahabatnya itu.
"Zelin, Zelina, maafkan aku, Zelin maaf" pinta Danu pada Zelina.
"Danu, maafkan aku, sekarang brangkatlah kerumah Fatih, butuh waktu dua jam perjalan" tanpa bisa dibendung lagi airmata itupun turun deras membasahi pipi dan jilbab berwarna hijau lumut itu.
"Zelin,,, mengapa kamu menghindarinya, ada apa,,?, dulu saat aku pun pernah mengungkapkan rasa hati ini kepadamu, kamu tidak seperti ini, walau awalnya beberapa hari kamu memang sedikit bicara ketus padaku tapi kami tidak menghindariku, dan setelah itu kita bisa kembali berteman seperti biasanya bahkan sampai sekarang ini" Ucap Danu.
Zelina masih terdiam.
"Walau kamu tahu rasa ini masih belum berubah tapi kita masih bisa berteman baik. Lalu mengapa kamu bersikap begini Zel pada Fatih?, ada apa Zel, apakah kamu juga menyukai Fatih ??, kamu menghindarinya bukan karena benci tapi kamupun memiliki harapan yang sama ??!!" tanya Danu dengan suara nya yang sendu dan menyelidik.
"Dan,,,, bis ku sudah datang, Zelina berangkat duluan ya menjemput sepupuku, hari ini kami sudah janjian, kedua sepupuku ingin ikut Zelin mudik pulang kerumah, sekalian Zelina mau ambil baju-baju Zelin juga dirumah Tante." Jelas Zelina dengan suara pelan.
"Kamu pulang duluan ya Dan, insyaa Allah kalau sampai rumah sebelum mahgrib, Zelin akan sempatkan untuk datang kerumah Fatih, acaranyakan sampai malam, Zelin akan usahakan." ucap Zelina dengan kata-kata yang lembut sembari menghapus airmatanya.
"Baiklah jika memang begitu, aku akan ikut menunggumu dirumah Fatih, aku tunggu sampai kamu datang, ikhlaskan hatimu, agar tidak meninggalkan sesal dan sesak nantinya. Ingatlah hari ini hari terakhir kita bertemu Fatih karena besok dia sudah harus berangkat dan entah kapan lagi kita bisa bertemu". ucap Danu mengingatkan Zelina.
Zelina, Danu dan Fatih bersekolah disekolah Favorit disalah satu SMA di Kabupaten Kota tetangga kota Palembang, butuh waktu dua jam dari kota Palembang untuk menuju ke daerah mereka.
Saat ini Danu dan Zelina mengikuti Bimbingan Belajar di tempat yang sama di salah satu Bimbel ternama di Kota Palembang. Selama masa menunggu Kelulusan dan Ijazah, mereka tidak bersekolah aktif jadi Zelina memutuskan untuk tinggal dirumah Tante nya di Kota Palembang agar tidak capek nantinya bolak balik dari rumahnya ke bimbel yang membutuhkan waktu dua jam perjalanan. sedangakn Danu juga tinggal dirumah kerabatnya.
#tbc...
...Assalamu'alaikum readers, dukung arya author ya dengan like, vote, komen dan favoritkan karya ini, agar readers tidak ketinggalan kisahnya....
Visual Zelina
Visual Fatih
Visual Danu
Cerita masih berlatar di bulan Juni tahun 2006
Fatih Fov
Didalam keramaian berdiri seorang laki-laki berbaju koko warna putih lengkap dengan celana panjang diatas mata kaki dan tak lupa ia juga memakai peci berwarna senada dengan bajunya.
"Zelin, kamu dimana, apakah kamu tak datang, mengapa aku merasa kamu menghindariku,,, huuhh" Fatih menghela nafasnya sambil memegang handphone dan terus mencoba menghubungi Zelina, namun kini nomor tersebut sudah tidak bisa dihubungi.
"Assalamu'alaikum" suara perempuan terdengar diujung sana.
"Wa'alaikumussalam,, Ibu, ini dengan Fatih, mohon maaf apa bisa bicara dengan Zelina Bu" Fatih menjawab salam dan menyampaikan niat nya menelpon.
"Owhh Fatih,,, mohon maaf nak, Zelina masih di Palembang, katanya sore ini memang akan pulang bersama sepupunya, mungkin Fatih bisa langsung telpon ke Hp nya nak" jawab sang ibu.
"Oiya Bu,, tadi Fatih sudah coba hubungi nomer Hp nya, tapi tidak diangkat dan sekarang tidak bisa dihubungi" curhat Fatih pada sang ibu, ibu adalah ibu Khadijah ibu dari Zelina.
"Mungkin Hp nya habis batre nak, ada apa ya, mungkin nanti bisa ibu sampaikan kalau Zelina sudah pulang?" tanya Bu Khadijah.
"Begini Bu, hari ini kan ada syukuran dirumah, karena besok Fatih akan berangkat ke Bandung untuk mulai mengurus kuliahnya Fatih disana, tadinya mau menghubungi Zelina apakah Zelina akan datang" ungkapnya.
Fatih memang sudah dianggap anak oleh Ibu Khadijah karena keakraban gadisnya dengan kedua sahabatnya Fatih dan Danu. Bu Khadijah pun sempat menebak nebak apakah salah satu dari lelaki itu akan menjadi jodoh anaknya, karena selain dua lelaki itu, Zelina tak pernah dekat dengan laki laki lain.
"Oiya besok Fatih sudah berangkat ya,, Ayah dan Ibu insyaa Allah nanti malam ya kerumah Fatih untuk Yasinan,, nanti kalau Zelina sudah pulang ibu ajak kesana nanti malam". Keluarga Fatih dan Keluarga Zelina memang kenal dekat, Ayah mereka berteman baik.
"Baiklah ibu kalau begitu, mohon maaf mengganggu Bu, Assalamu'alaikum" diakhiri Fatih dengan sedikit lega berharap nanti malam Zelina akan datang, sungguh Fatih sangat berharap Zelina datang.
Zelina Fov
Didalam Bis menuju kerumah Tante nya yang memakan waktu sekitar 15 menit, seorang gadis berjilbab hijau lumut dipadu dengan gamis berwarna hijau muda dan rok hitam pekat sedang menatap keluar jendela bis.
Zelina membuka kacamatanya, melihat kelangit langit Bis berharap airmatanya berhenti keluar, Zelina menyeka airmatanya dengan tissu yang digenggamnya.
"Ya Allah, Zelina kenapa Ya Allah" bathin nya berucap.
"Astaghfirullah,,, astaghfirullah, astaghfirullah,, " ucap Zelina.
Zelina tiba-tiba mengenang masa dimana saat laki laki yang sebenarnya ia kagumi itu mengungkapkan isi hatinya beberapa bulan yang lalu sebelum mereka mengikuti ujian akhir nasional.
Laki-Laki itu lagi-lagi mengiriminya surat, ya mereka sering kali bertukar surat sebagai komunikasi mereka, tidak ada yang tahu hal itu, mereka sering bertukar surat disekolah dengan menyelipkan surat itu di buku pelajaran, atau saat mereka diperpustakaan kadang mereka ngobrol lewat coretan coretan kertas yang diselipakn dibuku dan jadilah buku itu seperti setrikaan.
Mereka melakukan itu sejak mereka digosipkan pacaran karena sering ngobrol dan diskusi, padahal mereka diskusipun tentang pelajaran, mereka memang beda kelas, jadi kadang saat istirahat mereka diskusi di Mushollah namun mereka tidak berdua disana ada Danu, Malik, Risma, Velia, Muthia, Wiwin, Nia, Sholeh, Hairul dan beberapa teman lainnya, mereka juga sering membahas soal-soal untuk ujian akhir.
Mungkinkah teman teman sekolahnya menganggap mereka ada hubungan karena terlihat binar binar cinta dimata Fatih saat mencuri pandang pada Zelina.
Flashback On
Surat Fatih untuk Zelina
"Assalamu'alaikum,wr,wb.
*Zelina Sahabatku si mata sipit, maaf jika ini akan mengejutkanmu, datangnya surat ku ini untuk yang kesekian kalinya surat ini ku tulis sebagai perantara komunikasi kita, karena aku tahu hanya ini komunikasi yang bisa kita lakukan untuk menjaga agar tidak terjadi fitnah.
Namun sesering kali aku menulis surat untukmu, rasa itu pun semakin besar dan akhirnya aku tak bisa lagi memendamnya, terlalu sakit dan menggangu aktivitasku, mengganggu konsentrasi belajarku, membuatku benar benar tak nyaman dengan rasa ini*.
Zelina Srikandi bermata empat, ijinkan aku mengatakan ini agar hatiku lega, aku tak meginginkan hal yang lebih, aku hanya ingin mengatakannya agar tak menjadi beban pikiran dan hatiku.
Zelina, Sahabatku,, entah mengapa akhir akhir ini aku sering menangis, menangis karena rasa ini dan menangis karena terasa aku penuh dosa, dengan rasa yang tak halal ini,
Zelina,, taukah kamu ketika menulis ini akupun sedang menangis, saputangan pemberianmu selalu sedia untuk menyeka air mataku agar tak membasahi kertas surat ini untukmu,,,
Zelina,,,, taukah kamu, kagumku kini berubah menjadi keinginan untuk bersamamu, memilikimu, namun aku sadar ini tak pantas bagi kita, ini benar-benar merusak hati, Zelina bolehkah jika aku mengatakan aku Muhammad Al-Fatih Hidayatullah menyukaimu, lebih dari sekedar Sahabat, lebih dari sekedar adik, aku berharap kelak seorang Zelina nantinya menjadi pendamping hidupku, aku mencintaimu Zelina.
*Zelina, maafkan aku, maafkan kedhoifan ku ini, maafkan dosa ini Ya Allah. Cukup-cukup kamu tahu saja, aku tak mengharapkan lebih ataupun jawabanmu, biarlah Allah yang mengarahkan jalan kita, namun jika boleh meminta pada Allah , aku meminta kamu menjadi jodohku, biarlah tak usah kau jawab, aku hanya akan menunggu jawaban Allah.
Cukup-cukup kamu tahu saja isi hatiku yang telah berlumur dosa fitnah virus merah jambu ini kalau kata teman teman kita yang dimabuk virus ini, aku berharap kamu tidak terjangkit virus yang menyesakkan hati ini, cukup aku saja yang merasakan sakitnya hingga membuatku jatuh dan merosotnya nilai-nilai belajarku, hingga Ayah ku pun terkejut dengan anjloknya semua nilai-nilaiku, karena virus ini aku benar benar kehilangan konsentrasiku dan kendurnya ibadahku, naudzubillah,, naudzubillah...
Zelina sahabatku yang selalu aku rindukan, aku berharap dengan kejujuranku ini tidak menjerumuskan kita, tidak membawamu ikut terbawa mudhoratnya dan tidak menganggu belajarmu*.
Zelina Srikandi Tangguh, ini kusertakan Hadiah untukmu oleh-oleh saat ada kegiatan kajian remaja Islam yang aku ikuti tempo hari di Palembang, aku berharap ini akan bermanfaat untukumu, karena kamu pernah bilang ingin memilikinya namun belum sempat mendapatkannya, Alhamdulillah bazar kemarin aku mendapatkannya dan ini aku hadiahkan untukmu.
Zelina wanita sholehah, ku harap setelah ini kita akan baik baik saja, kita tak terjerumus dalam maksiat, dan aku bisa kembali menata hati dan konsentrasi belajar menghadapi UN, tiba saatnya nanti jika memang kita berjodoh aku kan meminta jawabanmu, sampai disini saja, terimakasih telah mendengar curhatku, wassalamu'alaikum, wr, wb.
Sahabatmu,
Al-Fatih
Dan Hadiah yang dimaksud Fatih itupun adalah sebuah Al-Qur'an Kecil berukuran pas ditangan yang bisa dibawa kemana-mana dan muat dalam tas ukuran Kecil yang sering dipakai Zelina saat pergi keluar rumah dan juga kamus kecil buatan asli tulisan tangan Fatih yang isinya adalah rumus-rumus Matematika, Fisika dan Kimia, Fatih khusus membuat Kamus itu, khusus untuk Zelina bekal belajar menempuh ujian akhir.
Flashback off
"Ya Allah,,, Fatih, Zelina masih belum bisa menerima semuanya, entah mengapa merasa kecewa dengan kejujuranmu Fatih, benar kata Danu, dulu Danu pun pernah mengungkapkan kesukaannya pada Zelina, namun Zelina tak se kecewa ini, tak sesedih ini." Ucap hati Zelina.
Memang sejak Danu megungkapkan isi hatinya Zelina jadi suka bicara ketus pada Danu, namun itu hanya beberapa hari saja setelahnya mereka sudah kembali seperti biasanya.
Zelina menjadi ketus disebabkan karena keterkejutannya pada Danu, laki- laki alim sahabatnya itu ternyata bisa juga terkena virus merah jambu itu, Zelina tak mau mereka akan mendapati penyakit hati karena mereka benar benar hanya ingin fokus sekolah dan pemahaman agama mereka juga melarang untuk punya rasa yang tak halal itu.
Namun kali ini Zelina benar-benar merasa kecewa, karena lelaki yang sholeh dan sangat menjaga hati dan pandangnnya itu, laki-laki yang sebenarnya ia kagumi itu ternyata bisa juga terjangkit virus-virus cinta tak halal.
Sejujurnya Zelina sangat mengagumi Fatih dalam diamnya namun hanya sekedar kagum tidak ada perasaan lain, entah mengapa semua menjadi berubah kekecewaan ketika Fatih mengungkapkan isi hatinya.
Zelina teringat saat mereka masih SMP, saat itu baik Zelina, Danu dan Fatih sama sama bersekolah di SMP yang sama. Namun, saat itu mereka belum saling mengenal. Danu dan Fatih memang sejak SMP sudah berteman baik, Fatih yang selalu menjadi si nomor satu dan Danu yang selalu menjadi nomor dua nya.
Mereka berdua selalu bersaing dalam akademik, mereka berdua memang benar-benar anak cerdas, tampan dan sholeh. Meskipun mereka bersaing namun mereka sangat akrab dan senantiasa saling membantu dalam hal kebaikan.
Namun saat itu Zelina yang belum berjilbab dan masih sedikit tomboy dengan rambut panjang hampir sepinggang yang diikat dan selalu memakai topi dibalik kebelakang bagian depan topinya, menganggap Fatih adalah anak laki-laki yang sombong, pernah satu kali bepapasan dengan Fatih, Zelina melemparkan senyum manisnya dan menyapa, namun Fatih membuang muka dan tak menghiraukannya, entah apakah itu memang sombong atau karena Fatih menjaga pandangannya, namun yang Zelina tangkap bahwa Fatih itu sombong.
" waahh waah.... anak jenius itu ternyata sombong ya, mentang mentang pinter sok sok an buang muka, iiihhhh nggak banget punya temen begitu, sombongnya naudzhubillah,,, awas ya suatu saat kamu jatuh cinta sama aku sampe nangis nangis suka sama aku tapi pada saat itu aku yang akan membuang hatiku, tak sedikitpun untukmu,, ciiiihh..." racau Zelina dalam hati.
Zelina tertawa mengingat kenangan itu lalu membuka tasnya, di ambilnya Mushaf Al-Qur'an yang selalu dibacanya ketika ia punya waktu senggang, dan selalu dibawanya kemanpun ia pergi.
Zelina tidak menyangka kalimat yang pernah ia ucapkan dulu kini menjadi nyata, dulu Fatih yang tak melihatnya tapi kini Fatih bahkan menangis menahan sesak karena memendam rasa cintanya pada Zelina dan seperti yang Zelina ungkapkan dulu, kini entah mengapa hatinya benar benar tak bisa menerima ungkapan hati Fatih.
"Ya Allah apakah dia benar-benar jodohku, tapi mengapa hatiku menolaknya, mengapa masih merasa kecewa dengan sikap Fatih, jika memang dia jodohku luluhkan hatiku, luruskan niat kami, namun jika bukan jodohku tolong jauhkanlah kami, hilangkan rasa sesak ini dan pertemukanlah hamba dengan lelaki yang bisa membuat hati ini bergetar" lirih hati Zelina sambil mencium Al-Qur'an hadiah dari Fatih.
Tanpa terasa tujuan Zelina pun sampai, Zelina turun dari bis dan memilih berjalan menuju rumah Tantenya.
"Assaalamu'alaikum, Zelina pulang" salam Zelina sambil membuka pintu rumah Tante Aisyah yaitu adik dari Ibunya.
"Wa'alaikumussalam" jawab kompak dua gadis remaja yaitu sepupunya Indah dan juga Naya. Indah adalah anak dari Om Ali kakaknya Ibu Zelina, dan saat ini Indah sedang kuliah semester 6 di IAIN Raden Fatah Palembang, sedangkan Naya adalah anak dari Tante Aisyah, yaitu adik dari Ibu Zelina. Naya saat ini juga sama dengan Zelina masih menunggu kelulusan SMA, namun Naya bersekolah di Palembang, karena tidak masuk lagi kesekolah jadi dia pun ingin ikut berlibur kerumah Zelina.
"Nah sisipit yang ditunggu-tunggu udah pulang, jadi ya kita pulang ke rumahmu, kita ikut mudik mau berburu rambutan dan lengkeng dikebun Bunda Khadijah" celoteh Naya, iya mereka memanggil Ibu Zelina dengan panggilan Bunda sama seperti mereka memanggil Bunda Mona Bunda dari Kak Indah.
"Yuuuk makan dulu dek, sholat dzuhur terus kita berangkat biar nggak kesorean sampenya" ajak Kak Indah.
"Kak Indah, besok ajalah yah kita pulangnya" ajak Zelina.
"laaahh kok besok, kan katanya mau pulang hari ini, dan lagi bukannya kamu bilang hari ini ada acara syukuran perpisahan temenmu ya, siapa itu yang kamu bilang sahabatmu itu si,, si...." Kak Indah mencoba mengingat-ingat.
"si Fatih kak, Al-Fatih" jawab Naya
"Iya Fatih,, kan dia sahabatmu dek, kalau nggak dateng apa nggak apa-apa, kan kalian udah temenan lama ya, terus tadi Bunda juga nelpon katanya Fatih nelpon kerumah nanyain kamu sama Bunda, dia coba telpon kamu katanya Hp kamu nggak aktif, terus Bunda juga udah masak banyak loh dek karena kita mau pulang, mubadzir dong nanti, Bunda bilang jangan pulang terlalu sore biar nggak kemaleman" cerocos Indah.
"eh eh eh,,, ini gelagatnya kayaknya anak gadis abis nangis ya, mata sipitnya agak bengkak" selidik Naya melihat ke wajah Zelina.
"Kamu nangis dek,, kenapa??, sini sini..." ajak Kak Indah duduk di sofa ruang keluarga.
"Nggak kak, Zelina tadi kelilipan debu oleh duduk di Bis kursi pinggir deket jendela" kilah Zelina.
"Masak kelilipan mata sampai merah, bengkak dan lihat itu kak kerudungnya Zelin buasah, artinya banyak dong air mata nya jatuh tadi" Ungkap Naya seperti detektif.
"iiihhh sok tau" jawab Zelina kepada Naya dan langsung berlalu masuk kedalam kamar disusul oleh dua sepupunya.
"Alhamdulillah"ucap Zelina sambil merebahkan badannya di kasur empuk punya Naya.
"Dek kamu kenapa si sayang, cerita dong sama kakak" tanya Kak Indah.
"Zelina nggak kenapa-kenapa kok kak" jawab Zelina. Zelina sholat Dzuhur dulubya Kak" Ucap Zelina.
"Oke, ambil wudhu gih, terus sholat, terus makan dan kita cuuuus berangkat mudiiiiiikkk...." titah Indah.
"iya kak" jawab Zelin dan berlalu kekamar mandi mengambil wudhu.
#tbc...
...Dukung terus karya author ya readers dengan like, vote, komen dan jadikan karya ini Favoritmu ya agar tidak ketinggalan update ceritanya....
Fatih dan Danu Fov
Dirumah Fatih sudah ramai dengan teman-teman sekolah Fatih, hampir semua anak-anak disekolahnya hadir ke acara tersebut.
Sejak siang sampai sore memang di isi dengan acara anak-anak remaja SMA dengan kegiatan mendengar tausyiah dari Ustadz tentang menuntut ilmu dan setelahnya sekedar ngobrol-ngobrol biasa sebagai ajang perpisahan mereka yang bukan hanya melepas Fatih untuk menuntut ilmu di pulau jawa tpi juga sekedar berbagi kisah karena setelah ini mungkin mereka akan sangat jarang bertemu.
"Assalamu'alaikum Brother Fatih" ucap Danu yang baru saja datang.
"Wa'alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh" jawab Fatih.
"Masyaa Allah si tampan sekarang terlihat seperti bukan anak SMA lagi, tapi udah mirip Ustadz. Heeemmmm wangi, tumben pake parfum nyengat banget, tumben-tumbenan. Satu botol dipake semua apa Bro Ustadz?" tanya Danu sambil nyengir dan menyenggol bahu Fatih.
"Apa iya Dan,,,?" tanya Fatih sambil mengendus bau tubuh dan bajunya.
"Haa hha hha hhaa" Danu tertawa lepas sambil memeluk sahabatnya itu.
"Ajak masuk apa yah, kasih minum gitu, haus ini pulang bimbel langsung berangkat tadi, demi SKM" ucap Danu sambil melepaskan sepatu dan kaos kakinya.
"Ya Allah, ayo ayo ayo, masuk Dan, sebentar ya ku ambilkan minum, mau minum biasa atau yang dingin-dingin seger" tanya Fatih.
"Yang seger dong bang Fatih, segernya pake manis ya." celoteh Danu sembari duduk bersandar dilantai beralaskan ambal lembut dan bergabung dengan teman-teman lainnya.
"Niih minumnya Dan, seger dan manis" Fatih memberikan minuman berwarna orange itu pada Danu.
"Terima kasih SKM k." ucap Danu.
"Apasih Dan dari tadi SKM SKM, pake SKM ku pula, geli dengernya" tanya Fatih.
"Owwhh mas Bro belum tau ya itu singkatan Sohib Kental Manis, bukan hanya susu yang SKM, persahabatan kita kan juga kental dan manis, hahahaahhh" Danu tertawa.
Entah mengapa Danu tiba-tiba dapat singkatan seperti itu saat melihat Fatih dari jauh, sepertinya Fatih sedang gelisah seolah menunggu kedatangan seseorang yang tak kunjung datang.
"Huuuuhh" Fatih membuang nafasnya sambil tersenyum.
"Kamu kenapa Fatih ku lihat dari jauh tadi, sepertinya kamu terlihat gelisah?" selidik Danu.
"Nggak apa-apa Dan, hanya khawatir dan menunggu dua sahabat ku yang belum juga tiba" jawab Fatih sekenanya.
"Aku udah datang Fatih" Danu mencoba diam dan menyelidik melihat raut wajah Fatih.
"Iya Alhamdulillah, aku lega akhirnya kamu datang Dan, tapi kenapa Zelina belum datang juga ya Dan" Fatih menunduk.
"Tadi aku bersama Zelina" jawab Danu.
"Apa,,,??. Kamu bersama Zelina, dimana sekarang Zelina Dan ?" tanya Fatih dengan antusias.
"Kalem Fatih,,,, Slow boy.." jawab Danu.
"Iya tadi aku memang bersama Zelina, kami pulang bimbel bersamaan, namun ketika akan pulang Zelina tidak langsung pulang ke sini Fatih, dia pulang kerumah tantenya dulu. Katanya dia mau menjemput sepupunya yang mau ikut dia pulang kerumahnya sini" jelas Danu
"Berarti Zelina masih di Palembang Dan ?, apakah Zelina tidak akan datang? " tanya Fatih dengan raut wajah kecewa.
"Ya Allah memgapa sahabatku satu ini jadi generasi galau begini, apakah virus merah jambu yang menyerangnya sampai mengguncang prinsipnya selama ini. Fatih yang sangat pandai menjaga hati" bathin Danu lirih melihat temannya.
"Tadi Zelin bilang akan diusahakannya untuk segera datang kesini Fatih jika dia sudah sampai rumahnya" jawab Danu
"Fatih boleh aku bertanya ?" Danu kembali membuka percakapan
"Iya kenapa Dan" jawab Fatih.
"Apakah kamu benar-benar jatuh cinta pada Zelin ?" selidik Danu.
"Entahlah Dan, aku tak tahu apa itu cinta, aku takut dengan perasaan ini, aku takut ini akan menjadi fitnah, aku takut ini akan menjadi banyak mudhoratnya." Fatih diam sejenak.
"Saat ini saja aku merasa sudah benar-benar berdosa, rasa ini hadir dan aku tak bisa mengontrolnya, bayangannya selalu hadir, aku gelisah dan terus memikirkannya, menginginkannya bersamaku, astaghfirullah" Fatih tentunduk dan terlihat matanya berkaca kaca menahan tangis.
"Aku tahu mungkin ini membuat dia tak nyaman, akupun sungguh tak nyaman dengan rasa ini, namun kali ini aku benar-benar ingin melihatnya sebelum aku berangkat besok". lirih Fatih
Danu memang Sahabat yang baik, saat Fatih merasakan kegalauannya akibat virus merah jambu yang membuatnya drastis mengalami penurunan belajar dan ibadahnya, Fatih memilih untuk meminta pendapat Danu, meminta saran agar terlepas dari dosa dan fitnah penyakit hati rasa yang tak pantas ini.
Fatih tak pernah tahu bahwa Danu pun memiliki rasa yang sama seperti Fatih terhadap Zelina, bahkan Danu sudah terlebih dahulu mengungkapkan perasaannya pada Zelina agar tidak membebani hati dan pikirannya.
Seperti yang disampaikan Danu bahwa dia tidak meminta apapun pada Zelina, Danu hanya ingin melepas sesak dihatinya, dengan mengungkapkan perasaan sukanya pada Zelina, Danu sudah merasa lega dan Alhamdulillah walau awalnya Zelina ketus padanya tapi pada akhirnya mereka tetap bisa berteman seperti biasanya.
"Fatih,,, banyak-banyak istighfar ya, jangan sampai hatimu bersarang penyakit hati yang membuatmu menjadi lemah, benar kata pepatah hal yang merusak hati itu salah satunya wanita, lihatlah sahabatku ini gegara wanita dia terlihat menyedihkan, hahahahhah,, ayooo semangat karena Allah" nasehat Danu.
"Danu, aku tahu ini salah, astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah. Harus semangat memanajemen hati lagi ini, hahaaahh" Fatihpun tertawa.
"Fatih,,, jangan terlalu larut dengan perasaan. Fatih yang ku kenal adalah orang yang sangat pandai menjaga hati, soal jodoh seberapa besarnya kita menolak, jika Allah berkehendak maka sejauh apapaun dia melangkah, langkahnya pasti akan mengarah pada kita." Ucap Danu meyakinkan.
"Tapi Fatih, sebaliknya jika dia bukan jodoh kita sekuat apapun kita mengejarnya akan banyak jalan yang menyesatkan jika kita tak berpegang pada iman, sehingga iapun akan semakin jauh tak tergapai." Nasehat Danu.
"Fatih, seperti yang sering kita bahas, saat ini fokus saja kita pada ibadah dan pendidikan kita, jika sudah saatnya nanti barulah kita tambatkan hati kita pada hati yang halal, barulah kita beranjak menuju hubungan yang halal, sekarang kita perbaiki diri dulu, pantaskan diri dulu untuk jodoh kita yang belum tahu siapa kelaknya" Lagi Danu menasehati Fatih.
"Ingat selalu janji Allah, bahwa laki-laki baik untuk wanita yang baik, jadi ayo kita berlomba-lomba untuk menjadi laki-laki yang baik" lanjut Danu.
"Ya Allah ampuni hamba atas khilaf ini, benar katamu Dan, entah mengapa aku menjadi lemah karena hal ini. Terimakasih nasehatmu Dan, terimakasih telah mengingatkan, ayo kita berlomba-lomba memperbaiki diri karena Allah dan memantaskan diri untuk pemilik hati ini nantinya" peluk Fatih.
Zelina Fov
Duduk di Bus dalam kota berwarna kuning sudah ada tiga wanita berparas ayu mengenakan jilbab panjangnya sambil asyik ngobrol dan tak terasa sudah sampai di terminal untuk melanjutkan perjalanan berikutnya menuju rumah Zelina dengan berpindah ke Bus antar kota.
"Alhamdulillah sampai terminal, ayo-ayo turun kita lanjut naik Bus itu ya dek ?" tanya Kak Indah.
"Iya kak yang itu, semoga udah banyak penumpangnya ya kak biar kita nggak lama nunggu" doa Zelina.
"Kak Indah, Zelina, beli jeruk dulu apa yah, mual ni takut muntah naik Bus gitu, harap maklum ya baru pertama kali olehnya. Beli cemilan juga ya biar sambil jalan sambil goyang lidah gitu,, hahahaha" ajak Naya.
"Ya udah Zelina ke toko buah itu sebentar ya Kak, beli jeruknya sama camilan, Kakak duluan aja ke bis nya." ucap Zelina.
"Oke,,, kita cari kursi nya dulu ya Zel dalam Bis" Ucap Kak Indah.
Sambil berjalan menuju Bus, Kak Indah dan Naya melanjutkan cerita mereka yang belum selesai dalam Bus pertama tadi, jadi ceritanya Naya lagi curhat sama Kak Indah.
"Zelin, Naya duduk sama kak Indah ya lagi asyik cerita ni, curhatku belum kelar. Terus kasihanilah daku baru kali ini naik Bus kota jarak jauh, takutnya nanti mabok jadi ada Kak Indah yang bantu mijetin ya kak." Ucap Naya.
"Zelin duduk dikursi sebelah kita ini aja ya, masih kosong ni, didepan udah pada penuh, nggak papa ya Zel ?" pinta Naya sambil mengedip-ngedipkan matanya memohon.
"Iya nyonya, nggak apa-apa. Lanjutkan curhat konyolmu sayangku, tapi jangan sampai ketawa lepas kayak tadi ya, kaget tahu seluruh penumpang dalam Bus, nanti semua mata tertuju padamu, dan sepasang mata menghampirimu, heehhehe" senyum dan tawa mengejek dari Zelina sambil memberikan bungkusan jeruk pada kak Indah.
"Iiihh Zelinaaaaa,, udah jangan ingetin itu, malu akunya iihh" rengek Naya sambil menutup wajahnya.
"Udah-udah jangan berisik nanti kayak tadi, ada penumpang tampan yang bilang ke wanita cantik berkerudung biru muda, girls dunia ini bukan hanya milikmu, telingaku butuh ketenangan dan kau mengejutkanku dengan tertawamu itu, jaga suaramu seperti engkau menjaga hijabmu" guyon Indah pada Naya.
"Aaaiiihh kak Indah, ikutan ngeledek ya,,, aahhh bener-bener deh kalian, ibarat jatuh tertimpa tangga akunya" celoteh Naya dengan memanyunkan mulutnya.
Laki-laki yang menegur Naya itu ternyata adalah laki-laki yang sebenarnya dikagumi Naya. Naya menyukai laki-laki itu dalam diamnya, tapi apa daya kini hatinya terasa kandas, karena laki-laki yang dikaguminya itu menangkap basah kelakuan bar-bar nya.
"Bismillah" Zelinapun duduk dikursi dekat jendela.
Zelina suka sekali duduk dikursi dekat jendela karena bisa melihat pemandangan sepanjang jalan menuju kekota kelahirannya itu.
"Loh Zel kok duduk disitu, kursi yang sini aja biar kita deketan dan bisa ikutan ngobrol" ajak Naya.
Kursi tempat duduk Zelina seperti Bus lainnya ada dua seat, satu dekat lorong berdampingan dengan kursi samping lainnya dan satu lagi dekat jendela, dan Zelina memilih duduk didekat Jendela.
"Ogah aahh ikutan ngobrol nanti ikutan bar-bar, terus dibilang girls...." ucap Zelina terputus.
"stoooooooopp,,,, Zelina aku sedang patah hati, jangan kau tabur gula nanti aku tambah manis" potong Naya.
"Jangan mengingatkanku dengan hal itu, sumpah Naya benar-benar malu ini" lanjut Naya.
"Hahahaha" Zelina tertawa sambil menutup mulutnya takut kelepasan seperti Naya tadi.
"Oke maaf-maaf sayangku, Zelina duduk disini aja enak deket jendela bisa melihat pemandangan diluar" Zelina meletakakan tas punggungnya kepangkuannya.
Sambil memegang buku latihan bimbelnya, Zelina mencoba untuk membaca ulang bukunya sembari menuju perjalanan kerumah.
Hampir 10 menit mereka menunggu dan bus sudah hampir penuh, artinya bus pun akan segera berangkat menuju tujuannya.
Masih ada dua kursi kosong lagi, kursi disamping Zelina dan satu lagi kursi dibelakang Zelina, Zelina berharap segera ada penumpang yang naik, sehingga bus pun akan segera berangkat.
Bus itu, bus antar kota biasa, jadi tidak ada sistem beli tiket untuk mendapatkan kursi, penumpang bisa memilih duduk dimana saja asal masih kosong dan tentunya jadwal berangkatnya flexibel.
Bus akan berangkat kalau sudah penuh atau jika belum penuh bus akan tetap berangkat jika sudah menunjukkan waktu tertentu, supirnya berharap akan dapat penumpang dijalanan menuju kota yang dituju.
Tiba-tiba naik dua orang penumpang lainnya, Zelina bersyukur akhirnya Bus nya full artinya mereka akan segera berangkat. Namun, sejurus ia tak ingin segera sampai, karena jika sampai kemungkinan Zelina akan diminta datang kerumah Fatih, sedangkan Zelina tak ingin datang ataupun bertemu Fatih, entah mengapa Zelina benar-benar tak ingin pergi.
"Maaf,,,, boleh saya duduk disini?" ucap seorang lelaki yang membuyarkan lamunan Zelina.
"Owhh iya boleh, maaf, silahkan" Zelina pun agak bergeser dan mepersilahkan laki-laki itu duduk disampingnya tanpa melihat laki-laki tersebut.
Sejujurnya Zelina agak canggung dan kurang nyaman jika harus duduk berdua dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.
Namun apa daya dia didalam Bis yang memang penumpangnya dari berbagai macam usia dan berbeda jenis kelamin.
Ingin rasanya Zelina berpindah tempat duduk atau bertukar tempat dengan Kak Indah dan Naya, tapi sepertinya Naya sedang asyik ngobrol dengan Kak Indah.
"Terima kasih, maaf jika membuat kamu tidak nyaman" lanjut laki-laki itu.
"Oiya tidak apa-apa" ucap Zelina yang masih menunduk tanpa melihat lawan bicaranya.
Zelina hanya tahu laki-laki itu melepas ranselnya yang ia letakkan ditengah diantara duduk mereka, lalu laki-laki itupun melepas jaketnya dan meletakkan nya di pangkuannya.
Bus pun melaju dengan kecepatan rata-rata, jalanan yang awalnya lengang namun lama kelamaan sedikit mengalami kemacetan, maklum hari itu adalah weekend dan itupun jam sebagian orang ada yang sudah pulang dari tempat bekerjanya.
"Ya Allah lumayan macet " gumam Zelina sendiri.
Zelinapun melanjutkan membuka buku bimbingan belajarnya mencoba membaca ulang materi dan soal-soal latihan yang disampaikan guru bimbelnya tadi siang.
Tiba-tiba mobil mengerem mendadak, Kepala Zelina jadi terbentur ke jok kursi yang ada didepannya dan buku bimbelnya pun akhirnya jatuh.
"Astaghfirullah" ucap Zelina sambil menahan sakit dikepalanya karena terbentur jok kursi didepannya.
"Kamu tidak apa-apa" tanya lelaki yang duduk disebelahnya.
"Iya tidak apa-apa Kak, maaf ya" ucap Zelina tanpa melihat lelaki itu.
"Sebentar biar saya ambilkan bukunya" jawab laki-laki itu.
"Kamu nggak apa-apa Dek?" tanya Kak Indah
"Iya nggak papa Kak, hanya kaget saja" jawab Zelina.
"Oke, hati-hati dek, tutup dulu aja bukunya biar kalau mobil ngerem dadakan lagi kamu bisa antisipasi". saran kak Indah.
"Iya kak" jawab Zelina.
"Maaf,,, ini bukunya" laki-laki itu duduk kembali dan menyerahkan buku pada Zelina.
"Iya,,, terima kasih Kak" Ucap Zelina.
Kali ini Zelina melihat kearah laki laki itu, dan tiba tiba seeeeerrrr,, ada desiran tak karuan dihati Zelina, jantung Zelina berdegup kencang, secepat kilat Zelina pun langsung menundukkan pandangannya.
"Ya Allah apa ini, kok deg deg kan" bathin Zelina.
Sebelum memalingkan mukanya Zelina sempat melihat nama laki-laki itu yang tercetak di name tag yang dipakainya "M.Syaamil Furqon" ucap Zelina dalam hati.
Iya, laki-laki tampan berkulit putih, beralis tebal, hidung mancung dan berkacamata itu adalah Syaamil, mahasiswa kedokteran di Universitas Negeri yang ada dikota Palembang.
Hari itu merupakan hari pertama bertemunya Zelina dan Syaamil disebuah Bus antar Kota.
#Tbc...
...Yuukk Readers dukung karya author ya dengan like, komen, vote, share dan jadikan karya ini favoritmu agar author semakin semangat update dan readers tidak ketinggalan kisahnya. 💖 U all readers....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!