Hampir 10 menit perjalanan dari rumah Zelina ke rumah Fatih. Kini Zelina, Ayah dan Ibu nya sudah sampai di kediaman Fatih.
"Assalamu'alaikum" Salam Ayah dan Ibu saat memasuki tenda yang ada dihalaman rumah Fatih.
"Wa'alaikumussalam" jawab semua orang yang mendengar salam Ayah, dan juga seorang Bapak dengan khas jenggot tipis menjuntai di dagunya.
"Masyaa Allah,, besan datang, hahahhaha" jawab Bapak itu, sambil memeluk Ayah Zelina.
Bapak itu adalah Pak Dayat, Ayah Fatih. Beliau sering menyebut Ayah Zelina dengan Besan, entah mengapa sapaannya begitu, kadang membuat Zelina sedikit risih.
Zelina pernah mendengar percakapan dua bapak-bapak itu, mereka pernah ngobrol dan sekilas obrolan mereka berisikan harapan, semoga kelak Zelina dan Fatih berjodoh.
Namun mereka tak ada niatan untuk menjodohkan, hanya sekedar harapan para orang tua, untuk jodoh anak-anak nya biarlah Allah yang menjadi penentunya.
"Tabarokallah pak Dayat, Selamat atas Beasiswa nya Fatih ya Pak" ucap Ayah.
"Masyaa Allah, ini Zelina, sudah lama tidak ketemu, Zelina makin manis ya Nak, semoga Allah senantiasa melimpahkan segala kebaikan untukmu Nak" doa Pak Dayat untuk Zelina.
"Iya Om, terimakasih do'anya" ucap Zelina sambil mencium punggung tangan dan telapak tangan Pak Dayat bolak balik.
setelah mengangkat kepalanya Zelina menangkap sosok tinggi, putih dan tampan dengan senyum manis yang ia tampilkan berdiri didepan pintu masuk rumahnya.
Laki-laki itu adalah Fatih, laki-laki yang selalu dihindarinya. Disampingnya juga berdiri Danu sambil merangkul bahu Fatih, terlihat seperti ada kelegaan di raut wajah mereka.
"Bu Khadijah sudah datang, Alhamdulillah" ucap seorang Ibu-ibu dengan kerudung warna merahnya.
"Alhamdulillah iya Bu Almira" jawab bu Khadijah.
Bu Almira adalah Ibu dari Fatih.
"Ayo-ayo masuk Bu, Zelina" ajak Bu Almira.
Zelina pun mencium tangan Bu Almira dan dibalas dengan pelukan dan ciuman di kening Zelina.
Tampak senyum mengembang di wajah Fatih saat tak sengaja tatapan mereka bertemu ketika Fatih dan Danu mendekat untuk menyalami Ayah dan Ibu Zelina.
Acara pun terus berlangsung dan saat ketika semua orang sudah mulai menyantap makan malam ataupun hanya sekedar ngobrol dan mendengar lantunan Nasyid, tiba-tiba dua orang laki-laki mendekati Zelina.
"Assalamu'alaikum Akhwat tangguh" sapa Danu pada Zelina.
"Wa'alaikumusssalam" jawab Zelina dan mendongakkan kepalanya.
"Assalamu'alaikum Zelina" sapa Fatih.
suara itu terdengar sendu ditelinga Zelina.
"Wa'alaikumussalam" jawab Zelina tanpa menatap Fatih, Zelina tahu saat ini Fatih sedang menatapnya.
"Waduuuhh kenapa suasananya jadi horor begini ya...." pecah Danu melihat suasana canggung antara Zelina dan Fatih.
"Zelina, Fatih, kita ngobrol sambil duduk duduk di taman itu saja yook. Jangan khawatir kita nggak mojok kok, kita cuma mau sikat abis tekwan beserta pempek adaan dan pempek kulit disana,,(adaan dan kulit merupakan beberapa jenis pempek khas Palembang), jangan lupo pake cuko yo, olehnyo cuko dak becuko gratis galo, hehehehehe" celoteh Danu dengan guyonan menggunakan bahasa Palembang.
"Zelina disini saja Dan" jawab Zelina.
"Aduuhh bener-bener udah nggak tahan melihat kecanggungan ini, sudah ya dua sohib kental manisku sebelum kita berpisah karena kedepannya kita akan sibuk dengan aktivitas masing masing, lebih baik semua yang mengganjal di hati, kita selesaikan malam ini agar tidak membawa beban hati ketika besok hendak melangkahkan kaki dengan aktivifas baru, terutama selesaikan masalah yang mengganjal dihati kalian berdua" tegas Danu.
"Kita duduk dikursi meja bundar sana saja, tak enak jika disini, akan banyak yang mendengar terutama Ibu kalian berdua. Disana juga ramai, hanya saja kita coba untuk mencari suasana yang sedikit privasi karena disana orang-orang juga tak akan terlalu menghiraukan obrolan kita." Ucap Danu.
"Kita akan bertiga, aku tak akan meninggalkan kalian dua-dua an. Aku akan pasang earphone ini dikedua telingaku agar apa yang kalian bicarakan biarlah menjadi privasi kalian berdua jika tak ingin aku mendengarnya" titah Danu.
Zelina dan Fatih masih terdiam.
"Tapi tolong, karena kita bertiga jangan anggap aku orang ketiga atau ada pepatah bilang, jika ada dua orang maka yang ketiga adalah syaiton, tolong kalimat itu tak berlaku untuk kita, karena kalau hanya ada kalian berdua mungkin syaiton memang akan menggoda kalian, tapi kalau ada aku maka aku yang akan menjadi penjitak tu kepala syaiton nya biar nggak deket deket, hahahaahhaa" selosor Danu berusaha membuat suasana mencair.
Zelina dan Fatih pun sontak tiba-tiba tertawa mendengar celotehan Danu.
Merekapun menuju meja yang dituju setelah berpamitan dengan Ibu mereka yang sedari tadi duduk didekat mereka.
"Diam-diaman lagi" celoteh Danu.
"mulai dari mana ini ya,,, kalau tidak ku mulai percakapan ini, sampai kucing bertanduk juga akan tetap diam begini,, hhuuuhhh" bathin Danu sambil menghela nafas.
"Fatih,,, Zelina,,, tak terasa ya tiga tahun sudah kita berteman, kalau dengan Fatih mah udah dari bocah, temen main manjat rambutan pak Haji deket sekolah SD dulu ya Bro" Danu mengawali.
"Oiya kalian ingat nggak kapan kita mulai kenal dan berteman?". pancing Danu.
"Seingatku pada saat kita ikut ekskul Rohis (Kerohanian Islam) di SMA, saat itu pemilihan ketua putra dan putri, dan Zelina terpilih menjadi Ketua Rohis Putri, kita ikut memilih Zelina karena Visi dan Misi nya yang membangun" lajut Fatih mendengar pertanyaan Danu.
"Iya benar, karena kita satu ekskul jadi sering bertemu kalau ada kegiatan-kegiatan". lanjut Danu.
"Awal-awal kita memang nggak terlalu akrab ya, tapi makin akrab saat kita lanjut organisasi pelajar diluar sekolah, ternyata kita satu organisasi, hehehehe" tawa Danu.
"Iya, kalau ada kegiatan kita sering turun lapangan mengajukan proposal dan meminta sumbangan dari para donatur". ucap Fatih sambil tersenyum.
"Iya-iya bener itu,, ingat nggak kita pernah jalan kaki hampir 3 km buat kerumah pak Muslim. Karena nggak ada kendaraan yang bisa masuk, karena jalanan masih tertutup terpal abis di cor dan parahnya tengah perjalan hujan, jalananpun becek, hahaahahahahah" kenang Danu.
"Ya Allah,, kalau ingat itu, serasa baru kemarin ya kejadiannya" ucap Fatih sambil tertawa.
"Dan karena kejadian itu, kita jadi sahabatan dan dapat panggilan untuk si eneng yang dari tadi masih diem aja sambil senyum-senyum ini" sindir Danu.
"Iya bener-bener, kita jadi punya sebutan panggilan khas untuk Zelina yaitu..." ucap semangat Fatih.
"Akhwat tangguh" serentak Fatih dan Danu mengucapkannya.
"Terus Fatih kamu inget nggak waktu kita kerumah Zelina musim rambutan, sambil Bik Ira katanya mau manggil Zelina yang dikira ada dikamar. Karena lagi musim rambutan dan kita suka makan rambutan, kita coba ke belakang rumah Zelina rencana nungguin Zelina di Gazebo belakang sambil mencoba petik buah rambutan, eeehhhhh ternyata si Akhwat tangguh ini ada diatas rambutan itu." Goda Danu mengingat kelakuan Zelina.
"Masyaa Allah,,, kaget diriku pas lihat keatas ternyata sudah ada perempuan bergamis dan berjilbab lebar lagi duduk sembunyi sambil menutup mukanya diatas dahan rambutan, hahahahaahha" tawa Danu dengan lepasnya membuat wajah Zelina memerah karena malu.
"Hahaaaaahah,,, Masyaa Allah, ternyata Zelina yang anggun itu bisa manjat pohon juga ya, dan lebih kaget lagi ketika dia melontarkan kata-kata tajamnya..." lanjut Fatih yang membuat Zelina makin merah pipinya karena menahan malu.
"Heeeiiiiii jangan mesum, jangan lihat keatas lagi , jangan ngintiiiiip, ku banting nanti kalian" kompak Fatih dan Danu menirukan logat Zelina.
Fatih dan Danu kemudian tertawa puaaaas melihat Zelina yang sekarang mencoba menutup wajahnya menahan rasa malunya. Iya mereka tahu Zelina bisa taekwondo.
"Tapi kini kita akan berpisah ya, mungkin masa-masa ini akan selalu menjadi kenangan indah bagi kita, mungkin sampai tua nanti. Besok Fatih akan berangkat ke Bandung mulai mengejar impiannya, aku juga mungkin nanti akan segera menyusul karena akan ikut tes lanjut ke Semarang." Ucap Danu.
"Mungkin kita akan sangat jarang atau bahkan mungkin akan sulit bertemu lagi" lagi Danu berucap sambil melihat kelangit dan menyandarkan tubuhnya ke kursi.
Sejenak mereka bertiga terdiam dan ikut bersandar dikursi, melihat ke langit yang sama seperti sedang menikmati cahaya rembulan dan kerlipnya bintang-bintang.
"Zelina, Fatih, aku tak tahu apa masalah kalian, yang akhir-akhir ini sepertinya ada yg menghindar. Kini selesaikanlah agar tak lagi menjadi beban hati kalian, Bismillah dan ikhlaskan semua yang terjadi" nasihat Danu.
"Jangan khawatir walau aku tetap disini aku takkan mendengar percakapan kalian, aku akan besarkan volume earphone ku untuk mendengarkan murotal ini" ucap Danu sambil menunjukkan handphone nya.
Zelina dan Fatihpun sekilas bertemu pandang namun secepat kilat mereka saling memalingkan wajah mereka.
"Assalamu'aalikum Zelina" sapa Fatih.
"Wa'alaikumsalam Fatih" jawab Zelina yang merasa deg deg kan, entah apa karena takut atau cemas karena berhadapan dengan Fatih.
"Zelina maafkan aku jika punya banyak salah dan selalu mengganggumu" ucap Fatih lirih.
"Maafkan Zelina juga Fatih jika banyak ucapan dan perbuatan Zelina yang menyakitkan hatimu Fatih" sambung Zelina yang kini sudah mulai menghangat dihatinya.
"Zelina,,, terimakasih sudah datang, jujur aku sangat mengharapkan kehadiranmu, ingin melihatmu terakhir kalinya, yang mungkin aku tak tahu kapan bisa bertemu denganmu lagi" lirih Fatih sambil tertunduk.
Zelina hanya diam.
"Zelina, apakah kamu terganggu dengan sikapku ?" tanya Fatih.
Zelina mengangguk tanpa bicara dan tetap tertunduk.
"Astaghfirullah,,, maafkan aku Zelina, maaf" terdengar suara Fatih yang seperti menahan tangis.
"Apakah kamu menghindariku karena membenciku Zel,,,, ?" lajut tanya Fatih yang sudah ada bulir bening muncul disudut matanya namun Zelina tak tahu akan hal itu karena ia hanya menunduk.
Tetap terdiam namun Zelina menggeleng gelengkan kepalanya dan kini airmata nya mulai turun megalir dipipi putihnya dan membasahi jilbabnya. Zelina langsung menyeka airmatanya dengan jari namun tetap tertunduk.
"Ya Allah,,, Zelina jangan menangis,,, maafkan aku, maafkan aku Zel" pinta Fatih yang kini air matanya pun ikut jatuh membasahi pipinya.
Segera Fatih menyodorkan kotak tissu yang ada dihadapannya pada Zelina setelah ia mengambil beberapa helai tissu untuk dirinya sendiri.
Danu tak tahu apa yang dibicarakan dua sahabatnya itu sampai keduanya mengeluarkan air mata, yang Danu kira mungkin keduanya memiliki perasaan yang sama namun takut dengan perasaan masing masing.
Seperti itulah tebak Danu. Zelina tak seperti itu saat dirinya dulu mengakui perasaannya, tapi kini yang ia lihat dua sahabatnya menangis dihadapannya.
Danu memang masih menyimpan rasa pada Zelina, terselip harapan kelak jika sudah saatnya bisa bersama Zelina, namun ia tak ingin menampakkannya seperti Fatih, Danu masih bisa mengontrol perasaanya.
"Ya Allah aku ikhlas jika memang dua sahabatku kelak berjodoh, doa trbaik bagi keduanya, aku hanya berserah diri kepada-Mu Ya Allah, jika Zelina baik untukku, sejauh apapun Zelina pergi, maka Zelina akan kembali untukku, ataupun sebaliknya, sekeras apapun Zelina menolak perasaan Fatih, jika mereka berjodoh maka suatu saat Zelina akan luluh hatinya. Allahua'lam.. Lillahita'ala." Bathin Danu.
"Fatih,,,,," panggil Zelina yang mulai membuka mulutnya.
"ii-iya" jawab Fatih yang sedikit tersedu.
"Maafkan Zelina ya Fatih,, maaf karena Zelina, hatimu menjadi terombang ambing, maaf karena Zelina, kamu pernah mengalami kemunduran prestasi, maaf karena Zelina, hatimu menjadi tak nyaman, Maaaafff...." ucapan Zelina terhenti, tak lagi kuat berucap karena menangis.
"Tidak Zelina, kamu tidak salah, akulah yang tak pandai memenejemen hati ini, tak bisa mengontrol perasaan ini, aku yang minta maaf padamu Zel" Fatih mencoba membujuk Zelina agar tak menyalahkan dirinya.
"Zelina, maafkan perasaanku yang menyukaimu, bahkan, maaaf,,,, ku akui aku mencintaimu dan ada keinginan untuk memilikimu, maaf Zel,, maaf..." aku Fatih yang kini tertunduk menangis dihadapan Zelina
Hati Zelina terasa teriris mendengarnya,, Zelina merasa sangat bersalah karena telah membuat Fatih sampai menangis karena virus merah jambu ini.
"Istighfar Fatih,,, jangan menangis lagi, hatiku sakit melihatmu menangis" lirih Zelina pada Fatih.
"Kamu juga jangan menangis Zel, hatikupun sakit melihat airmatamu keluar karena sikapku ini" pinta Fatih.
Sesaat mereka berdua terdiam.
"Fatih,,, Zelina tak sedikitpun membencimu, tidak sama sekali, mungkin Zelina memang kecewa karena lelaki yang Zelina kagumi, pandai menjaga hati dan padangannya ternyata bisa juga selemah ini ketika disapa cinta," ungkap Zelina dan terhenti sejenak, Zelina menarik nafas lalu melanjutkan isi hatinya.
"Namun yang lebih membuat kecewa lagi ternyata diri inilah yang membuat Fatih menjadi seperti ini, Zelina lah penyebabnya, Zelina menghindari Fatih karena Zelina tak ingin Fatih lagi-lagi Futur, Fatih kehilangan konsentrasi belajar, Fatih jadi lemah karena cinta" Zelina terdiam dan menghapus airmatanya kemudian melanjutkan lagi isi kegundahan hatinya selama ini.
"Zelina tidak mau itu, Zelina ingin Fatih yang tangguh tetap istiqomah, sukses dan berhasil menggapai cita-citanya, tidak hanya memikirkan perasan tak halal ini, yakinlah Fatih dengan seringnya kita berkomunikasi ataupun bertemu, hal itu akan membuat kita makin tergoda dengan urusan cinta tak halal yang bisa merusak iman kita, Zelina takut kita berdua malah menjadi futur, belum apa-apa saja kita sudah lemah iman dan hati, naudzhubillahimindzalik,,,," ucap Zelina sambil menatap Fatih.
"Zelina berharap kelak jika memang sudah saatnya barulah Fatih tambatkan hati Fatih untuk wanita yang dipilihkan Allah untuk Fatih, mendapatkan pasangan yang halal agar tidak banyak menuai dosa fitnah" ucap Zelina yang akhirnya mampu mengungkapkan seluruh isi hatinya.
"Ya Allah,,, Zelina maafkan aku jika selama ini aku juga menjadi beban hatimu" Fatih menatap wanita yang ada dihadapannya.
"Aku akan berusaha untuk tidak lemah lagi Zel, tapi maukah kamu mendengar pinta terakhirku ini?" tanya Fatih.
"Selanjutnya aku akan berusaha untuk memperbaiki sikap, prilaku dan akan fokus mengejar study dan impianku" lanjut pinta Fatih pada Zelina.
Zelina mengangkat kepalanya melihat laki-laki yang duduk dikursi dihadapannya yang berjarak sekitar 1 meter lebih.
"Maksudnya apa Fatih ?" tanya Zelina dengan penasaran sedikit kebingungan dengan kalimat yang disampaikan Fatih.
"Setelah kupertimbangkan dengan mantap beberapa hari ini dan mendengar alasanmu aku berpikir mungkin memang tak baik jika kita terus berkomunikasi dan bertemu dalam kondisi tak halal ini, maka aku akan berusaha memperbaiki keadaan kita, aku berharap semoga ini menjadi jalan yang baik bagi kita" tegas Fatih.
"Apa maksudmu Fatih ???" tanya Zelina.
"Zelina,,, tolong dengarkan aku baik-baik, tolong dengar harapanku yang dalam beberapa bulan ini menjadi doaku dan sejak kemarin malam hatiku sudah benar-benar yakin untuk mengatakannya padamu" ucap Fatih.
"Malam ini aku benar-benar ingin menyampaikannya langsung kepadamu sebelum keberangkatanku besom" Fatih duduk dengan sigap dan menatap kearah Zelina dengan serius untuk mengungkapkan keinginan hatinya.
#tbc...
...Dukung terus karya author dengan like, vote, komen dan favoritkan karya ini ya agar readers tidak ketinggalan update kisahnya. 💖💖💖 readers....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-06-01
1
susi 2020
🥰🙄😍
2023-06-01
0
Hasanah Amrullah
sejauh ini msih suka dengan ketulusan persahabatan dan cinta mereka bertiga.....semoga semakin seru kebelakangnya ya thor
2021-06-13
3