MASAL Menanti Buah Hati
Brak
Suara pintu rumah Sabila dibuka dengan kencang, membuat Sabila yang sedang memasak di dapur langsung terkejut, kemudian dirinya langsung menuju pintu rumahnya yang dibuka dengan kencang.
Sudah satu tahun Sabila dan juga Malik menempati rumah yang dihuninya sekarang, setelah keduanya memutuskan untuk tidak tinggal di komplek sederhana bersama kedua orang tua Malik.
Lebih tepatnya keduanya memilih tinggal di rumahnya yang sekarang, karena Malik tidak ingin istrinya selalu dihina oleh ibunya saat Sabila belum juga mengandung.
"Ibu selamat datang," ujar Sabila saat tahu yang datang adalah ibu mertuanya, dengan segera Sabila langsung bersalaman dengan ibu mertuanya, dan diakhiri dengan mencium punggung tangan dari Rosa. "Ibu kesini dengan siapa?" tanya Sabila tanpa mendapat jawaban dari Rosa ibu mertuanya, dan Rosa langsung duduk di ruang tamu.
"Malik mana?" tanya Rosa tanpa menghiraukan pertanyaan dari Sabila.
"Mas Malik belum pulang bu, mungkin sebentar lagi," ucap Sabila dan Sabila langsung pergi menuju dapur untuk mengambil minuman untuk ibu mertuanya.
"Silahkan bu diminum," ujar Sabila sambil menaruh gelas yang berisi minuman di meja tamu tepat dihadapan Rosa.
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," ucap Rosa dengan ketus.
"Silahkan bu, apa yang ingin ibu bicarakan denganku?"
"Ini?" ujar Rosa sambil menyodorkan selembar kertas kehadapan Sabila, dan Sabila langsung mengambil selembaran kertas tersebut, dan Sabila langsung membacanya.
"Surat cerai, surat cerai siapa bu?" tanya Sabila penasaran setelah dirinya membaca selembaran kertas tersebut.
"Surat cerai kamu dan juga Malik, memang siapa lagi? Kamu tinggal tanda tangani, gampang bukan?"
"Bu ini tidak benar, apa yang ibu lakukan ini salah, rumah tangga aku dan juga mas Malik baik-baik saja, kenapa ibu tiba-tiba menyuruh kita untuk bercerai?"
"Kamu bilang baik-baik saja, kapan kamu akan memberi Malik keturunan? Kapan? Kalian sudah menikah hampir dua tahun tapi kalian belum juga diberi keturunan, mau sampai kapan Malik harus berumah tangga dengan perempuan mandul seperti dirimu,"
"Kenapa ibu selalu berkata seperti itu? Banyak diluar sana yang sudah menikah puluhan tahun mereka belum diberi keturunan," bela Sabila tidak tahu lagi apa yang harus dia katakan kepada ibu mertuanya.
"Aku tidak mau tahu, kalau kamu tidak ingin berpisah dengan Malik, biarkan Malik untuk menikah lagi," ujar Rosa yang langsung beranjak dari duduknya. "Ingat pilihan kamu hanya dua ceraikan Malik, atau ijinkan Malik untuk menikah lagi," ujar Rosa lagi dan dirinya langsung keluar dari rumah Sabila dan juga Malik.
Sabila langsung menghembuskan nafasnya kasar setelah ibu mertuanya pergi dari rumahnya.
"Ya Allah kapan ibu mertuaku sadar dengan perbuatannya," ujar Sabila karena Rosa sudah sering kali untuk memisahkan dirinya dengan Malik.
"Assalamualaikum," ucap seseorang sambil membuka pintu membuat Sabila mengurungkan niatnya untuk kembali ke dapur.
"Waalaikumussalam, mas Malik," ujar Sabila sambil menjawab salam dan langsung menghampiri Malik untuk bersalaman diakhiri dengan mencium punggung tangan Malik, membuat Malik langsung mencium singkat kening Sabila.
"Tumben sekali jam segini sudah pulang mas?" tanya Sabila sambil melapas jas yang Malik kenakan.
"Kamu lupa ini hari apa?"
"Hari sabtu mas,"
"Itu tahu, dan seperti biasa ini adalah waktu yang panjang untuk menghabiskan akhir pekan kita seperti biasa, akhir pekan ini apa yang harus kita lakukan?" tanya Malik sambil memeluk pinggang Sabila.
"Terserah mas Malik saja,"
"Ok kalau terserah padaku, kita akan menghabiskan akhir pekan kita hanya di dalam kamar seperti biasa ok," ujar Malik sambil mencium pucuk kepala Sabila. Dan keduanya berjalan menuju kamar, tapi langkah Malik langsung terhenti saat melihat ada selembar kertas diatas meja tamu, membuat Sabila langsung mengambilnya, tidak ingin Malik tahu apa yang sudah terjadi.
"Sabila, berikan kepadaku apa kertas itu,"
"Ini hanya rekening koran mas, tidak penting," ujar Sabila membuat Malik langsung merebut kertas tersebut yang disembunyikan di belakang punggung Sabila.
"Surat cerai apa maksudnya? Apa kamu?"
*
*
*
Bersambung...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Puji Rahayu
ktnya bu nyai...istri pak ustadz kok ngunu...😗😝😝😝
2023-07-29
0
susi 2020
😭😭😭😭
2023-03-03
0
susi 2020
🤔🤔🤔
2023-03-03
0