Can You Marry Me? (A.K.A, T.O.T)

Can You Marry Me? (A.K.A, T.O.T)

Syahna Waladhipa.

Syahna Waladipha (Nana), 24 tahun.

Pagi ini, matahari bersinar cukup terik. Cahayanya sangat menyilaukan mata. Apalagi cahaya itu menembus kaca jendela dan langsung memantul tepat di wajah kusam milik Syahna. Hingga membuat sungai nil yang mengalir di salah satu ujung bibirnya langsung mengering.

“Na.! Buruan bangun.! Udah siang. Masak anak gadis bangunnya keduluan sama matahari sih.”

“Hhmmhh... Bentar lagi ya Nda. Masih ngantuk.” Rengek gadis itu dengan suara beratnya. Ia malah mengubah posisi tidurnya jadi membelakangi ibunya. Ia masih ingin menikmati hari liburnya dengan bermalas-malasan dirumah. Syahna bekerja sebagai tenaga hororer di kantor walikota setempat.

PLAK.!!!

“Au.!” Pekik Syahna sambi mengusap-usap bokongnya yang terasa sangat pedas karna pukulan dari ibunya barusan.

“Bunda.! Sakit. Ih.!” Teriak Syahna langsung duduk seketika dengan memasang wajah yang cemberut.

“Dibilang udah siang juga. Nanti gimana kalau kamu udah nikah, hah? Malu sama Mertua. Bisa-bisa seminggu jadi menantu kamu udah langsung dipecat.” Seloroh Bu Ayu.

“Ya kalau dipecat tinggal pulang lagi kesini. Segampang itu kok.” Lawan Syahna sambil tetap memasang wajah cemberut. Kemudian kembali membaringkan tubuhnya dan menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya.

“Astaga. Ini anak. Bangun.!” Teriak Bu Ayu sambil menarik selimut yang ternyata di pegangi oleh Syahna dengan sangat kuat. Tapi tenaganya masih kalah kuat oleh hentakan dari ibunya. Sehingga selimut itupun tersingkap dari tubuhnya.

“Bunda.! Ini tu hari minggu. Biarkan anakmu ini menikmati hari liburnya, Ibu.” Kata Syahna sambil memasang wajah memohon.

“Cepetan turun.! Ada tamu itu lagi nungguin kamu.” Jelas Bu Ayu sambil berjalan keluar dari kamar putri satu-satunya itu.

“Siapa Nda?” Tanya Syahna penasaran. Membuat rasa kantuknya menguap seketika.

“Kalau mau tau, makanya buruan turun.” jawab Bu Ayu sambil menutup kembali pintu kamar Syahna.

Ih...! Tinggal kasih tau aja apa susahnya sih?

Dengan rasa malas Syahna menyeret kedua kakinya dengan masih memakai piyama berwarna biru langit favoritnya. Rambutnya juga masih berantakan luar biasa. Tubuh mungilnya terasa berat saat menuruni satu-persatu anak tangga di rumahnya.

Siap sih? Pagi-pagi gini udah nyariin? Kurang kerjaan banget. Gak bisa apa biarin gue tenang di alam mimpi hari ini? Huh.!

Syahna terus menggerutu didalam hati sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Tapi aktifitas menjijikkannya itu langsung berhenti tepat saat dia menatap sosok seorang pria yang sedang duduk di sofa ruang tamu dan sedang berbincang bersama dengan ayahnya.

“Hai Na.” Sapa pria itu.

Syahna membeku. Rasa terkejut bercampur rasa malu langsung menyergap. Sampai membuat jari-jemarinya tersangkut di rambut kusamnya yang seperti baru tersambar petir. Matanya terbelalak dan dibarengi dengan mulut yang ternganga. Itu Syahna belum sadar dengan sungai nil miliknya yang mengering.

Dengan wajah yang memerah menahan rasa malu, Syahna langsung mengambil langkah seribu berlari menaiki tangga. Bahkan dua anak tangga sekaligus ia langkahi demi segera sampai dan masuk kedalam kamarnya. Tempat teraman untuk bersembunyi dari rasa malu.

Tapi ternyata tidak. Rasa malu itu tetap mengikutinya masuk kedalam kamarnya. Bahkan setelah ia menutup pintu kamarnya dengan keras, wajahnya malah semakin memerah.

“Sial.! Kenapa Erdo ada disini sih?” Teriaknya didalam kamar dengan suara yang hampir tidak terdengar.

Ia segera berlari menghampiri si cermin ajaib yang tingginya hampir sama dengan dirinya itu di dekat pintu balkon kamarnya yang hampir seluruhnya berdinding kaca.

“Astaga. Nana.! Penampilan macam apa ini? Lo pasti udah gila.!” Pekiknya dengan suara rendah. Hanya ekspresi wajahnya saja yang mengekrat-mengkerut sedemikian rupa. Ia berusaha merapikan rambutnya yang seperti habis tersambar petir.

“Gila.! Gila.! Gila.! Apa ini?” Tanya Syahna terkejut mendapati sungai nilnya yang mengering dengan warna putih khasnya.

“Iihh... Menjijikkan.!” Dengusnya. Seketika merasa jijik dengan dirinya sendiri. Membuat Syahna frustasi melihat penampilannya saat ini. Dan yang lebih membuat ia frustasi adalah Erdo, kekasihnya itu melihat keadaan paling buruk dari dirinya yang selama ini berusaha dia sembunyikan.

Astaga.!

Memang, sepandai-pandainya dia menyimpan durian, harumnya pasti akan tercium juga oleh orang lain. Syahna sudah berusaha keras menyembunyikan sikap cerobohnya dan hanya menampakkan sikap anggunnya dihadapan Erdo. Tapi apa? Kali ini benar-benar membuatnya malu setengah mati.

“Dia gak akan mutusin gue gara-gara ini kan?” Ucapnya lagi sambil berusaha mengeruk sungai nil yang sudah mengkristal itu dengan kuku jari telunjuknya.

Asli, memalukan, sekaligus menjijikkan.

Diseberang balkon kamarnya, seorang pria menatap heran dengan ekspresi jijik kepada Syahna. Pria itu bahkan mematung dengan memegang gelas kopi yang tidak jadi dia minum dan membiarkannya terhenti tepat di bawah dagunya.

“Apa luo liat-liat?!!” Dengus Syahna kepada tetangganya itu sambil melotot. Dinding balkon kamarnya memang hampir seluruhnya terbuat dari kaca transparan, sehingga tetangganya itu bisa melihat tingkahnya dengan jelas. Karna rumah mereka memiliki tipe yang hampir sama. Apalagi kamarnya dan kamar tetangganya itu juga saling berhadapan.

“Iiyyuhhhh.... Jorok banget sih lo.! Buruan cuci muka kek. Bukan malah dikeruk-keruk gitu.! Kan malah masuk mulut!” Teriak tetangganya itu. Menahan rasa jijik. Rasanya seperti mau muntah saja.

“Eh.! Gak ada urusannya ya sama Lo.! Masuk ke mulut juga ini kan mulut gue.! Bukan mulut lo!”

“Ya tapi kan gue liat.!”

“Yaudah jangan di liat. Siapa juga yang nyuruh lo liatin gue.!” Teriak Syahna sambil mencibirkan mulutnya kemudian berlalu menghilang dibalik tirai.

“Iiihh,, dasar jorok.!” Teriak tetangganya itu.

Syahna kembali membanting pintu kamar mandi dengan keras. Dia menggerutu sepanjang dia mandi. Bahkan ia menyalurkan kekesalannya kepada peralatan mandinya. Dengan meremas kasa yang sudah dipenuhi busa itu dengan gemas.

Belum hilang rasa malunya karna Erdo memergoki penampakan terburuknya, ditambah lagi dengan ejekan Natta, tetangganya itu selalu membuat suasana hatinya memburuk.

“Iiihh..!! Dasar nata de coco.! Nyebelin banget sih.!” Geramnya sambil meremas busa mandinya. “Ah.! Erdo.!” Pekiknya.

Syahna baru menyadari kalau dia sudah lumayan lama berada didalam kamarnya. Sambil mengingat tentang janji kencannya hari ini bersama Erdo. Kenapa dia bisa melupakan janji sepenting ini sih? Kalau saja dia tidak lupa kalau hari ini ia akan pergi bersama Erdo, tentu saja ia akan cepat bangun pagi sebelum matahari mendahuluinya.

Gadis dengan kulit seputih kapas itu langsung mengenakan pakaian terbaiknya. Dres selutut dengan motif bunga yang cerah. Menampakkan kaki mungilnya yang sebenarnya tidak sependek itu.

Sekali lagi dia mematut dirinya didepan cermin. Memastikan tidak ada hal yang memalukan yang masih menempel di tubuhnya.

“Sempurna.” Ucapnya sambil menyematkan sebuah jepit rambut berwarna biru langit dengan ornamen mutiara yang berderet yang juga berwarna biru langit.

Syahna tersenyum kepada bayangan dirinya sendiri. Menoleh kekanan dan kekiri berusaha melihat kalau-kalau masih ada rambutnya yang tegak berdiri. Kemudian dia mengusap rambutnya dengan tangannya.

Penampilan yang sangat sempurna untuk kencan mereka hari ini.

Sekilas, Syahna masih sempat menangkap sosok Natta yang sedang membaca koran di balkon kamarnya. Pria itu juga sedang menatapnya. Tapi dibalas dengan cibiran oleh Syahna yang kemudian berlalu keluar dari kamarnya.

Terpopuler

Comments

Maminya Nathania Bortum

Maminya Nathania Bortum

hadir lagi y thor

2022-04-16

0

fieth92

fieth92

cantik nya ilang....yg k bayang iler nya🤣🤣🤣🤣🤣

2021-10-23

0

fieth92

fieth92

udah tau jijik masih d perjelas ya othorrr....

2021-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 Syahna Waladhipa.
2 Apa Dia Orang Yang Tepat?
3 Mungkinkah Dia Takdirku?
4 Madyan Natta.
5 Will You Marry Me?
6 Apa Tidak Terlalu Cepat?
7 Tom and Jerry.
8 Pajak.
9 Ya Terserah.!
10 Melewati Batas.
11 Terpaksa.
12 Syal.
13 Kebaikan Tetangga.
14 Hari Bahagia.
15 Janji Erdo.
16 Apa Kesalahan Juga Bagian Dari Takdir?
17 Masih Tidak Rela
18 Gersang.
19 Menghilang.
20 Salah Sendiri.
21 Salah Mangsa.
22 Rela.
23 Simpati Natta.
24 Mendung.
25 Menikah Adalah Tanggung Jawab.
26 Apa Bisa Sembuh?
27 Demi Nama Baik Keluarga.
28 Senyuman Topeng.
29 Akhirnya Tumpah Juga.
30 Berkorban Itu Sakit.
31 Sakit, Malu.
32 Masalah Nafkah.
33 Pamit Lian.
34 Sebuah Rasa Cinta Monyet.
35 Kopi Rasa Kolak.
36 Yang Terlihat Baik, Belum Tentu Baik-Baik saja.
37 Pulang.
38 Selimut Kurang Ajar.
39 Resign.
40 Pria Yang Paling Tidak Ingin Kutemui.
41 Khawatir.
42 Kalimat Sihir.
43 Yang Lebih Indah Dari Sunrise.
44 Obat Dosis Tinggi.
45 Rindu.
46 Dari Dulu, Sampai Sekarang, Dan Sampai Selamanya.
47 Peringatan.
48 Dua Menit Yang Mendebarkan.
49 Bujukan Sonya.
50 Melepaskan Masalalu.
51 Gagal Romantis.
52 Kejam!
53 Ikhlas Melepas Masa Lalu.
54 Semuanya Berharga.
55 Marah.
56 Kamulah Satu-satunya.
57 Calon Kakak Ipar.
58 Kutukan Natta.
59 Ramah Apa Cerewet?
60 Semoga...
61 Bahagia Yang Sudah Menunggu
62 TERIMAKASIH.
63 Bonchap 1.
64 Bonchap 2.
65 Cuman Pengumuman Kok.
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Syahna Waladhipa.
2
Apa Dia Orang Yang Tepat?
3
Mungkinkah Dia Takdirku?
4
Madyan Natta.
5
Will You Marry Me?
6
Apa Tidak Terlalu Cepat?
7
Tom and Jerry.
8
Pajak.
9
Ya Terserah.!
10
Melewati Batas.
11
Terpaksa.
12
Syal.
13
Kebaikan Tetangga.
14
Hari Bahagia.
15
Janji Erdo.
16
Apa Kesalahan Juga Bagian Dari Takdir?
17
Masih Tidak Rela
18
Gersang.
19
Menghilang.
20
Salah Sendiri.
21
Salah Mangsa.
22
Rela.
23
Simpati Natta.
24
Mendung.
25
Menikah Adalah Tanggung Jawab.
26
Apa Bisa Sembuh?
27
Demi Nama Baik Keluarga.
28
Senyuman Topeng.
29
Akhirnya Tumpah Juga.
30
Berkorban Itu Sakit.
31
Sakit, Malu.
32
Masalah Nafkah.
33
Pamit Lian.
34
Sebuah Rasa Cinta Monyet.
35
Kopi Rasa Kolak.
36
Yang Terlihat Baik, Belum Tentu Baik-Baik saja.
37
Pulang.
38
Selimut Kurang Ajar.
39
Resign.
40
Pria Yang Paling Tidak Ingin Kutemui.
41
Khawatir.
42
Kalimat Sihir.
43
Yang Lebih Indah Dari Sunrise.
44
Obat Dosis Tinggi.
45
Rindu.
46
Dari Dulu, Sampai Sekarang, Dan Sampai Selamanya.
47
Peringatan.
48
Dua Menit Yang Mendebarkan.
49
Bujukan Sonya.
50
Melepaskan Masalalu.
51
Gagal Romantis.
52
Kejam!
53
Ikhlas Melepas Masa Lalu.
54
Semuanya Berharga.
55
Marah.
56
Kamulah Satu-satunya.
57
Calon Kakak Ipar.
58
Kutukan Natta.
59
Ramah Apa Cerewet?
60
Semoga...
61
Bahagia Yang Sudah Menunggu
62
TERIMAKASIH.
63
Bonchap 1.
64
Bonchap 2.
65
Cuman Pengumuman Kok.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!