Madyan Natta.

Madyan Natta, 28 tahun.

Setelah selesai menjalankan sholat subuh di masjid komplek yang tidak jauh dari rumahnya, Natta memilih untuk berolahraga di kamarnya. Kakinya sibuk berlari diatas treadmil dengan kecepatan sedang.

Tubuh atletisnya terekspos dengan mengenakan kaus yang sudah lengket oleh keringat. Lengannya yang berotot nampak sangat kekar sekaligus seksi dengan tonjolan otot bisep yang menyembul disana.

Tok,, tok,, tok,,

Terdengar suara pintu kamarnya diketuk dari luar.

“Masuk.” Perintah Natta.

Dan muncullah seorang wanita paruh baya dengan membawa sebuah nampan berisi segelas kopi dan sepiring biskuit.

“Minum dulu.” Ujar wanita itu sambil meletakkan nampan keatas meja.

“Makasih Ma,” jawab Natta kemudian memencet sebuah tombol untuk menghentikan laju treadmil.

Tubuh Natta sudah dipenuhi oleh keringat, ia melirik jam di dinding dengan bola mata coklatnya. Jam 07:56. Ternyata sudah lama juga dia berolahraga.

Natta merebahkan diri di sofa sambil mengelap keringatnya dengan sebuah handuk kecil.

“Hari ini gak ada kegiatan?” Tanya Bu Indah sambil ikut duduk di sofa tepat dihadapan putranya itu.

“Mau ke sirkuit ma,”

“Kamu itu. Mbok ya berhenti aja. Mama itu takut banget lho kalau kamu kenapa-napa. Kamu itu wakil rakyat. Emangnya boleh balapan begitu?” Ujar Bu Indah mengutarakan kekhawatirannya.

“Ya boleh lah ma, ini kan gak ilegal. Yang gak boleh itu ngerjain yang ilegal ma. Lagian ini tu udah hobiku. Biar bisa fokus ngurusin rakyat ma, biar otak bisa refresh” seloroh Natta. Sambil menyeruput tegukan pertama dari gelas kopi yang masih mengepulkan asap.

“Kamu itu ya. Kalau dibilangin orang tua selalu aja jawab.” Dengus Bu Indah.

“Hehehe... Bu Indah, tenang aja. Anak ibu ini gak bakalan kenapa-napa kok. Janji.” Kata Natta kemudian dengan mengangkat dua jarinya.

“Awas aja kalau ingkar.” Ancam Bu Indah sebelum keluar dari kamar Natta.

Sepeninggal mamanya, Natta kemudian masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dan setelah selesai, dia memilih untuk duduk-duduk di balkon sambil membaca koran.

Tengah asyik membaca, ponselnya berdering, pertanda ada telfon masuk.

Lian memanggil.

“Hm?” Sapa Natta.

“Udah siap belom?” Tanya Lian diseberang.

“Yaelah Ian, Ian, jarak udah sedeket ini juga masih nelfon lu. Kebanyakan pulsa apa gimana?” Seloroh Natta yang melihat Lian sedang membersihkan motor di teras samping rumahnya. Sahabatnya itu melambaikan tangannya kearah Natta. “gaya lu.!” Hardik Natta lagi.

“Hehe,, maklum lah, paketan nelfon gue masih banyak. Gak tau mau nelfon siapa.” Jawab Lian dengan cengiran khasnya.

“Makanya kalo punya cewek tu dijagain bener-bener. Biar gak diembat sama yang lain. Elu sih, kelamaan.” Natta belum puas mengejek Lian.

“Halahhh,,, gaya lu. Jomblo aja sok nasehatin gue segala. Jadi pergi jam 9 kan kita?” Tanya Lian mengalihkan pembicaraan kepada rencana mereka kemarin.

“Ya jadi lah. Gue malah udah siap ini.”

“Oke. Gue mau mandi dulu.” Kata Lian kemudian menutup telfon secara sepihak.

Natta hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah sahabatnya itu. Padahal mereka bisa bicara langsung, toh Lian juga sedang berada di teras samping yang jaraknya hanya beberapa meter dari kamarnya.

Natta berniat menghabiskan seruputan terakhirnya saat matanya tak sengaja menangkap pemandangan aneh sekaligus menjijikkan dari seberang kamarnya.

Syahna, tetangganya itu sedang membersihkan area di sekitar bibir dengan jari telunjuknya. Natta sudah bisa menebak apa yang sedang di keruk oleh gadis mungil itu. Membuatnya bergidik dan tidak jadi meminum kopinya.

“Iiyyuhhhh.... Jorok banget sih lu.! Buruan cuci muka kek. Bukan malah dikeruk-keruk gitu.! Kan malah masuk mulut!” Teriaknya tidak sanggup melihat pemandangan yang langsung menghilangkan seleranya untuk menikmati sesapan kopi terakhir.

“Eh.! Gak ada urusannya ya sama elu.! Masuk ke mulut juga ini kan mulut gue.! Bukan mulut elu.!” Jawab Syahna.

Mendengar jawaban itu langsung membuat ekspresi jijik di wajahnya.

“Ya tapi kan gue liat.!”

“Yaudah jangan di liat. Siapa juga yang nyuruh elu liatin gue.!” Gadis itu balas teriak kemudian menghilang.

“Iiihh,, dasar jorok.!” Teriak Natta kemudian. “bener-bener deh tu bocah. Udah jorok, gak ada sopan-sopannya lagi sama gue.” Dengus Natta kemudian meletakkan gelas kopinya di atas meja begitu saja.

Natta memilih untuk segera mengganti pakaiannya, demi mengalihkan fikiannya dari kristal-kristal sungai nil di sudut bibir Syahna. Membayangkannya benar-benar membuatnya bergidik. Entah, apa dia masih punya nafsu untuk menelan sarapannya pagi ini.

“lho? Udah mau pergi? Gak sarapan dulu?” Lanya Bu Indah yang sedang menata mangkuk dan piring di atas meja makan.

“Emmmm,,,,” Natta berfikir sejenak. Kepalanya masih dipenuhi oleh kristal sungai nil milik Syahna. Tapi saat melihat makanan kesukaannya tersaji di atas meja makan, dengan masih mengebulkan asap yang menyebarkan aroma lezat keseluruh ruangan, tiba-tiba nafsu makan Natta muncul kembali. Mengusir perasaan menjijikkan yang sebelumnya sempat menyerangnya.

“Sup buntut?!” Tanya Natta dengan mata berbinar. Tanpa ia sadari, kakinya mulai berjalan menekati meja makan dan langsung menarik slah satu kursinya.

“Spesial den...” Seloroh Bi Sri. Asisten rumah tangga dirumah itu.

“Wahhh,,, Bi Sri tau aja kalau aku lagi gak nafsu makan.” Kata Natta dengan tersenyum senang.

“Kan Bibi punya indera ke 10 Den, jadi bisa tau kalau aden gak nafsu makan, jadi langsung bibi buatkan sup buntut kesukaan Aden.” Seloroh Bi Sri yang langsung disambut dengan gelak tawa orang-orang yang mendengarnya.

“Banyak amat Bi? Setauku kan cuma ada 6 doang.”

“Yeee, si Aden, Bibi kan istimewa. Jadi punya indera banyak.”

Bu Indah hanya terkekeh saja dengan candaan wanita paruh baya dengan tubuh yang lumayan gempal itu.

“Papa mana Ma?” Tanya Natta saat tidak mendapati Pak Basuki yang biasanya sedang duduk di ruang tamu.

“Sedang jalan-jalan keliling komplek. Ini kan hari minggu. Waktunya papa ngegosip sama temen-temennya di pos keamanan.

Sambil terkekeh mendengar jawaban Bu Indah, Natta menikmati santapannya. Sup buntut buatan Bi Sri memang terbaik. Rasanya gurih dan segar.

Tin.. Tin..

Terdengar suara klakson motor di depan rumah mereka. Yang membuat Natta mempercepat menyelesaikan makanannya. Dia tau itu adalah Lian yang sedang menunggunya.

“Aku pergi dulu Ma,,” katanya sambil berdiri, kemudian menyambar jas kulit berwarna hitam dari sandaran kursi disebelahnya. Sambil mendaratkan sebuah kecupan dipipi wanita yang paling dicintainya itu.

Natta buru-buru keluar dari rumah, sambil mengenakan helm full face miliknya.

“Jiaahh,,, rupanya Bang Lian kencan sama Natta De Coco.” Seloroh Syahna saat melihatnya keluar dari rumah. Benar-benar menyeblkan.

“Berisik, lu bocah.!” Lian yang menjawabnya. Sedangkan Natta sama sekali tidak berniat meladeni ocehan Syahna. Dia hanya melirik kearah gadis itu yang sedang duduk di boncengan bersama dengan kekasihnya.

Natta segera menstarter motornya dan pergi bersama dengan Lian yang juga mengendarai sepeda motornya sendiri. Pandangan Natta masih sempat mengikuti punggung Syahna sampai gadis itu menghilang di ujung jalan.

Terpopuler

Comments

Maya Sari Niken

Maya Sari Niken

berasa diulang2 kalo gini

2023-02-13

0

Maminya Nathania Bortum

Maminya Nathania Bortum

nyimak thor

2022-04-16

0

U_Line

U_Line

next dulu deh..

2021-05-05

0

lihat semua
Episodes
1 Syahna Waladhipa.
2 Apa Dia Orang Yang Tepat?
3 Mungkinkah Dia Takdirku?
4 Madyan Natta.
5 Will You Marry Me?
6 Apa Tidak Terlalu Cepat?
7 Tom and Jerry.
8 Pajak.
9 Ya Terserah.!
10 Melewati Batas.
11 Terpaksa.
12 Syal.
13 Kebaikan Tetangga.
14 Hari Bahagia.
15 Janji Erdo.
16 Apa Kesalahan Juga Bagian Dari Takdir?
17 Masih Tidak Rela
18 Gersang.
19 Menghilang.
20 Salah Sendiri.
21 Salah Mangsa.
22 Rela.
23 Simpati Natta.
24 Mendung.
25 Menikah Adalah Tanggung Jawab.
26 Apa Bisa Sembuh?
27 Demi Nama Baik Keluarga.
28 Senyuman Topeng.
29 Akhirnya Tumpah Juga.
30 Berkorban Itu Sakit.
31 Sakit, Malu.
32 Masalah Nafkah.
33 Pamit Lian.
34 Sebuah Rasa Cinta Monyet.
35 Kopi Rasa Kolak.
36 Yang Terlihat Baik, Belum Tentu Baik-Baik saja.
37 Pulang.
38 Selimut Kurang Ajar.
39 Resign.
40 Pria Yang Paling Tidak Ingin Kutemui.
41 Khawatir.
42 Kalimat Sihir.
43 Yang Lebih Indah Dari Sunrise.
44 Obat Dosis Tinggi.
45 Rindu.
46 Dari Dulu, Sampai Sekarang, Dan Sampai Selamanya.
47 Peringatan.
48 Dua Menit Yang Mendebarkan.
49 Bujukan Sonya.
50 Melepaskan Masalalu.
51 Gagal Romantis.
52 Kejam!
53 Ikhlas Melepas Masa Lalu.
54 Semuanya Berharga.
55 Marah.
56 Kamulah Satu-satunya.
57 Calon Kakak Ipar.
58 Kutukan Natta.
59 Ramah Apa Cerewet?
60 Semoga...
61 Bahagia Yang Sudah Menunggu
62 TERIMAKASIH.
63 Bonchap 1.
64 Bonchap 2.
65 Cuman Pengumuman Kok.
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Syahna Waladhipa.
2
Apa Dia Orang Yang Tepat?
3
Mungkinkah Dia Takdirku?
4
Madyan Natta.
5
Will You Marry Me?
6
Apa Tidak Terlalu Cepat?
7
Tom and Jerry.
8
Pajak.
9
Ya Terserah.!
10
Melewati Batas.
11
Terpaksa.
12
Syal.
13
Kebaikan Tetangga.
14
Hari Bahagia.
15
Janji Erdo.
16
Apa Kesalahan Juga Bagian Dari Takdir?
17
Masih Tidak Rela
18
Gersang.
19
Menghilang.
20
Salah Sendiri.
21
Salah Mangsa.
22
Rela.
23
Simpati Natta.
24
Mendung.
25
Menikah Adalah Tanggung Jawab.
26
Apa Bisa Sembuh?
27
Demi Nama Baik Keluarga.
28
Senyuman Topeng.
29
Akhirnya Tumpah Juga.
30
Berkorban Itu Sakit.
31
Sakit, Malu.
32
Masalah Nafkah.
33
Pamit Lian.
34
Sebuah Rasa Cinta Monyet.
35
Kopi Rasa Kolak.
36
Yang Terlihat Baik, Belum Tentu Baik-Baik saja.
37
Pulang.
38
Selimut Kurang Ajar.
39
Resign.
40
Pria Yang Paling Tidak Ingin Kutemui.
41
Khawatir.
42
Kalimat Sihir.
43
Yang Lebih Indah Dari Sunrise.
44
Obat Dosis Tinggi.
45
Rindu.
46
Dari Dulu, Sampai Sekarang, Dan Sampai Selamanya.
47
Peringatan.
48
Dua Menit Yang Mendebarkan.
49
Bujukan Sonya.
50
Melepaskan Masalalu.
51
Gagal Romantis.
52
Kejam!
53
Ikhlas Melepas Masa Lalu.
54
Semuanya Berharga.
55
Marah.
56
Kamulah Satu-satunya.
57
Calon Kakak Ipar.
58
Kutukan Natta.
59
Ramah Apa Cerewet?
60
Semoga...
61
Bahagia Yang Sudah Menunggu
62
TERIMAKASIH.
63
Bonchap 1.
64
Bonchap 2.
65
Cuman Pengumuman Kok.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!