Erdo memacu sepeda motornya menuju ke arah Bogor. Tepatnya ke arah Sentul.
Dan setelah sampai di daerah Sentul, Erdo segera membelokkan motornya masuk kedalam area Sirkuit. Ya, Erdo adalah seorang pembalap. Dan hari ini, dia sedang ada lomba bersama dengan beberapa club rider motor sport yang lain.
“Beb, hati-hati lho ya. Jangan sampai jatuh. Bisa-bisa jantungku copot nanti.” Kata Syahna mewanti-wanti kekasihnya.
“Tenang aja, aku bakalan hati-hati kok. Tunggu aku ya. Setelah race selesai, ada yang pengen aku omongin ke kamu.” Ujar Erdo sambil memakai perlengkapan balapnya
Apa? Dia pasti mau ngelamar gue. Batin Syahna. Seketika dia jadi salah tingkah. Jantungnya berdegup tak menentu.
“Aku bakalan menangin race kali ini, buat kamu.” Ujar Erdo kemudian. Yang semakin membuat Syahna kelimpungan.
Setelah itu Syahna langsung menuju ke tribun penonton, mencari tempat duduk yang sudah di siapkan oleh Erdo sebelumnya. Dia sempat menjadi pusat perhatian dengan gaun berbunga cerahnya saat melewati beberapa penonton yang sudah duduk dideretan kursi-kursi itu.
Wajahnya yang manis dengan kulit seputih kapas, berbanding dengan tubuhnya yang mungil, dengan lincahnya melewati sela-sela sempit diantara penonton. Kemudian ia mendudukkan diri di kursi yang tertera di tiket. Di sebelahnya, sudah ada dua orang gadis yang mungkin seumuran dengannya.
Sambil melemparkan seutas senyum ramah kepada kedua gadis yang sudah duduk lebih dulu, Syahna kemudian juga duduk di kursinya.
Karna cuacanya sangat terik, Syahna mengeluarkan sebuah topi dari dalam tasnya, setelah sebelumnya meletakkan camilan yang ia beli tadi di bawah kursi yang ia duduki.
Sebelum perlombaan dimulai, Erdo sempat melambaikan tangan kearahnya sambil tersenyum, tapi bukannya Syahna yang histeris, malah kedua gadis yang duduk disebelahnyalah yang berteriak histeris.
“Erdooo...!!!!!” Teriak kedua gadis itu. Syahna hanya menatap aneh kepada keduanya. Sehingga ia tidak jadi mengangkat tangannya untuk membalas lambaian dari Erdo. Padahal tangannya sudah setengah terangkat.
“Ya ampunn.... Senyumnya itu lho,,, buat meleleh tau gak sih,,” celetuk gadis yang berambut ikal
“Pengen banget deh jadi pacarnya...” Jawab temannya.
Itu tuh cowok gue.!!! Ingin sekali rasanya Syahna berteriak begitu. Tapi tentu saja tidak dia utarakan.
Setelah lima belas menit kemudian, perlombaan pun dimulai. Syahna sangat antusias melihat kekasihnya yang sedang memacu motornya di atas aspal sirkuit. Jantungnya juga tak kalah berdegup, apalagi saat ada orang yang menyalip Erdo.
“Yaahhh,,,,” ujarnya dengan nada kecewa. Dibarengi dengan dua gadis disebelahnya.
“Mbak penggemar Erdo juga ya?” Tanya gadis berambut ikal.
“Hmm,,” jawab Syahna dengan senyuman.
“Emang sih ya, pesonanya Erdo itu luar biasa banget. Yang paling bikin gak tahan itu senyumnya. Aduuuhhhh,,, meleleh...”
Syahna tidak tau harus menjawab apa. Karna semua yang dikatakan oleh gadis berambut ikal itu adalah benar.
“Eh, eh, tapi liat deh, itu kayaknya ada pembalap baru, nomor 95. Diliat dari luarnya kayaknya cakep juga.”
“Mana sih?”
“Itu, yang baru aja nyalip Erdo.” Jelas gadis berambut ikal sambil menunjuk kearah balapan.
Spontan, Syahna juga ikut melihat kearah yang ditunjuk. Ia memicingkan matanya untuk dapat melihat jelas di kejauhan. Memang benar, Syahna baru melihat pembalap dengan nomor punggung 95 itu. Tapi, ia seperti mngenali motornya.
Ah,, gak mungkin lah, emang dia doang yang punya motor begitu. Batin Syahna.
Balapan berlangsung dengan sangat sengit. Dengan Erdo dan si nomor 95 yang saling menyusul dan menyalip. Hingga di lap terakhir, Erdo kembali di salip oleh si nomor 95, membuat Syahna dan kedua gadis di sampingnya berteriak kecewa karna harus menerima kenyataan bahwa Erdo hanya finish di posisi kedua.
“Ih. Siapa sih itu? Reseh banget deh pake nyalip Erdo segala.!” Maki kedua gadis itu. Syahna hanya menyetujuinya dalam hati.
Kekasihnya itu pasti sangat kecewa. Apalagi tadi Erdo sempat berjanji kepadanya bahwa ia akan memenangkan race kali ini. Ia menatap khawatir kepada Erdo yang belum juga membuka helmnya dan masih duduk di atas motor sportnya sambil menundukkan kepalanya.
“Wahhh,,, gantengnyaaa...!!!” Terak dua gadis itu secara bersamaan.
Syahna menoleh kepada mereka sebentar, kemudian mengikuti arah pandangan mereka kedepan.
Apa itu? Beneran Natta de coco? Kok dia bisa ada disini sih? Ikut balapan lagi. Sejak kapan itu sari kelapa jago balap?
“Wahh,, rupanya ganteng banget. Aku bakalan oleng nih dari Erdo.” Ucap teman gadis berambut ikal.
“Ih. Dasar, penghianat lu.!”
Syahna yang menggerutu didalam hati tidak bisa lagi mendengar keriuhan dua gadis disampingnya itu. Ia terus mengutuki Natta di dalam hatinya sambil menggeretakkan gigi-giginya. Netranya lurus menatap kepada Erdo yang nampak sedang memukul stang motornya.
Erdo turun dari atas motornya dengan wajah lesu. Pria itu memandang pias kepada Syahna. Alisnya nampak berkerut. Dia pasti sangat kecewa.
“Gak apa-apa.” Ujar Syahna tanpa suara sambil menggelengkan kepalanya. Karna ia sadar, kalaupun ia mengeluarkan suaranya, Erdo pasti tidak akan mendengarnya, karna suasana disekitarnya riuh sekali.
Kemudian Syahna menarik kedua ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman dengan kedua ujung jari telunjuknya. Ia ingin menyampaikan pesan kepada Erdo, bahwa tidak apa-apa walau finish diposisi kedua
Erdo yang mengerti maksud dari Syahna berusaha mengembangkan senyumannya. Walaupun terpaksa, tapi Erdo berhasil.
Netra Syahna bertemu dengan Natta saat Natta tidak sengaja melihat kerahnya. Begitu juga dengan Lian. Ternyata Lian juga ikut race kali ini. Menambah rasa kesal Syahna saja.
“Oi. Bocah.!” Panggil Lian sambil merangkul pundak Natta.
Syahna yang malas meladeni abangnya itu, langsung membuang muka kembali kearah Erdo.
Erdo membuat sebuah sinyal dengan bahasa isyarat, yang artinya, ‘tunggu disana sebentar. Aku akan segera menghampirimu.’
Syahna segera menganggukkan kepalanya dengan tersenyum senang.
Disudut lain, Natta terus saja memperhatikan Syahna yang sedang menatap dalam Erdo. Dia melihat kedua orang itu secara bergantian. Natta bahkan tidak peduli dengan ucapan selamat dari teman-temannya. Dia hanya membalas ucapan mereka dengan senyum yang nampak dipaksakan.
Para pemenang di minta untuk naik keatas podium kemenangan yang sudah bernomor. Natta naik ke podium nomor satu, Erdo naik ke podium nomor dua, sementara podium nomor tiga ada pembalap yang berasal dari kota tangerang.
Ketiganya melakukan selebrasi dengan mengangkat trofi tinggi-tinggi. Yang langsung disambut oleh tepukan yang sangat meriah dari semua penonton yang hadir.
Erdo nampak berbisik kepada si pembawa acara, dan pembawa acara itu mengangguk kemudian menyerahkan microphone kepada Erdo.
Erdo meletakkan trofinya diatas podium begitu saja. Kemudian melangkahkan kakinya dan berhenti tepat didepan Syahna. Padahal Syahna duduk di kursi yang ada di deretan tengah.
Hufh....
Erdo menarik nafas kemudian membuangnya perlahan. Berusaha menenangkan jantungnya yang serasa ingin melompat keluar. Setelah menenangkan diri tapi tidak berhasil, Erdo tetap pada rencananya. Ia berlutut di dekat pagar pelindung dan menatap lurus kearah Syahna. Kemudian dengan menyodorkan sebuah cincin di tangan kanannya, ia berteriak,
“SYAHNA WALADHIPA.! WILL YOU MARRY ME?!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Lina ciello
natta de coco kui sek nyalip
2023-01-03
0
Jojo Qasyih Azlan
yachhh..ketahuann nata de coco diam2 suka sama si marjan(syahna)🤣🤣🤣🤣🤣
2021-05-09
2
U_Line
syahna yg dilamar ,kok aku yg meleleh ya ..
so sweet banget...🥰🥰🥰
2021-05-05
2